ab 6.56 Pengaruh Perlakuan pada Benih Padi (Oryza sativa Linn.) yang Terinfeksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Padi di Rumah Kaca.

Tabel 5. Pengaruh Interaksi Varietas dan Perlakuan Benih terhadap Tinggi Tanaman pada 2 MST Perlakuan IR64 Ciherang - - - cm - - - P0: kontrol tanpa perlakuan 23.6 d 27.2 abc P1: Agrept 0,2 28.5 abc 27.2 abc P2: minyak serai wangi 1 27.0 abc 26.2 c P3: P. diminuta 27.9 abc 26.0 c P4: matriconditioning + Agrept 0,2 28.7 abc 28.9 ab P5: matriconditioning + minyak serai wangi 1 27.6 abc 26.8 abc P6: matriconditioning + P. diminuta 29.4 a 26.6 bc Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . Jumlah Anakan Pada umur 5 MST, perlakuan matriconditioning + Agrept 0,2 memiliki jumlah anakan 6,78 yang berbeda secara nyata dengan kontrol 4,86, P. diminuta 4,94, dan minyak serai wangi 1 5,01, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan matriconditioning + minyak serai wangi 1 6,08, Agrept 0,2 saja 6,11, dan matriconditioning + P. diminuta 5,88. Pada 6 MST sampai panen perlakuan tidak berbeda nyata dengan kontrol Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Benih terhadap Jumlah Anakan Perlakuan Minggu ke- 5 6 7 17 P0

4.86 b

5.45 5.62 11.45 P1

6.11 ab 6.51

6.39 11.88 P2 5.01 b 5.41 5.56 10.17 P3

4.94 b 5.27

5.25 10.21 P4

6.78 a

7.11 6.99 12.47 P5

6.08 ab 6.56

6.64 11.90 P6 5.88 ab 6.61 6.61 10.85 Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . P0 = kontrol, P1 = Agrept 0,2 , P2 = minyak serai wangi 1 , P3 = P. diminuta, P4 = matriconditioning + Agrept 0,2 , P5 = matriconditioning + minyak serai wangi 1 , dan P6 = matriconditioning + P. diminuta. Pada saat panen varietas Ciherang hanya menghasilkan 11,7 anakan sedangkan IR64 hanya 10,9 anakan. Jumlah anakan yang dihasilkan sedikit karena jarak tanam yang terlalu rapat, pada ember berdiameter 30 cm ditanam tiga tanaman dalam bentuk segitiga dengan jarak antar tanaman 10 cm. Menurut Purwono dan Purnamawati 2007, jarak tanam yang dianjurkan untuk padi adalah 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 15 cm atau tanam jajar legowo 40 cm x 20 cm x 20 cm. Tabel 7. Pengaruh Varietas terhadap Jumlah Anakan Varietas Minggu ke- 5 6 7 17 IR 64 5.6 6.1 6.1 10.9 Ciherang 5.7 6.2 6.2 11.7 Bobot Kering Brangkasan Walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya ataupun kontrol, matriconditioning + Agrept 0,2 merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan bobot kering brangkasan yang dihasilkan Tabel 8. Pertumbuhan tanaman tinggi tanaman dan jumlah anakan yang lebih baik pada perlakuan matriconditioning + Agrept 0,2 Tabel 5 dan 6 menghasilkan bobot kering brangkasan yang tertinggi. Tabel 8. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Kering Brangkasan Perlakuan Bobot kering brangkasan rumpun g P0: kontrol tanpa perlakuan 39.89 P1: Agrept 0,2 44.08 P2: minyak serai wangi 1 39.18 P3: P. diminuta 40.66 P4: matriconditioning + Agrept 0,2 50.44 P5: matriconditioning + minyak serai wangi 1 42.12 P6: matriconditioning + P. diminuta 45.61 Tabel 9. Pengaruh Varietas terhadap Bobot Kering Brangkasan Varietas Bobot kering brangkasan rumpun g IR 64 39.100 b Ciherang 47.179 a Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering brangkasan yang dihasilkan. Varietas Ciherang dapat menghasilkan bobot kering brangkasan 47,2 g rumpun, sedangkan IR64 hanya 39,1 g rumpun Tabel 9. Hal ini beralasan karena jumlah anakan Tabel 7, dan jumlah malai rumpun varietas Ciherang lebih banyak dibanding varietas IR64 Tabel 12. Fase Generatif Anakan Produktif Walaupun tidak berbeda nyata, perlakuan yang dapat meningkatkan jumlah anakan produktif adalah matriconditioning + Agrept 0,2 , sedangkan perlakuan P. diminuta, minyak serai wangi 1 , dan matriconditioning + P. diminuta menurunkan jumlah anakan produktif dibandingkan kontrol Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan Produktif Perlakuan Jumlah anakan produktif P0: kontrol tanpa perlakuan 10.54 P1: Agrept 0,2 10.53 P2: minyak serai wangi 1 8.97 P3: P. diminuta 8.94 P4: matriconditioning + Agrept 0,2 11.10 P5: matriconditioning + minyak serai wangi 1 10.49 P6: matriconditioning + P. diminuta 9.44 Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan produktif, varietas Ciherang dapat membentuk anakan produktif yang lebih banyak di bandingkan varietas IR64 Tabel 11. Menurut Suprihatno et al. 2007, varietas IR64 berpotensi membentuk anakan produktif 20-35 batang, sedangkan varietas Ciherang 14-17 batang. Pada penelitian ini varietas Ciherang hanya membentuk 11 anakan dan varietas IR64 hanya 9 anakan Tabel 7. Rendahnya jumlah anakan yang dihasilkan menyebabkan rendahnya jumlah anakan produktif yang terbentuk. Hal ini disebabkan varietas Ciherang lebih tahan terhadap serangan HDB sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih baik dibanding varietas IR64 Tabel 15 dan 17. Menurut Semangun 2004, HDB dapat hanya menyerang beberapa daun, tetapi juga dapat terus berkembang sehingga tanaman mati. Tabel 11. Pengaruh Varietas terhadap Jumlah Anakan Produktif Varietas Jumlah anakan produktif IR 64 9 b Ciherang 11 a Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5 . Komponen Hasil Varietas Ciherang memiliki bobot dan persentase gabah bernas rumpun lebih tinggi dengan bobot dan persentase gabah hampa lebih rendah dibanding varietas IR64. Walaupun tidak berbeda nyata, varietas Ciherang juga memiliki jumlah malai rumpun dan jumlah gabah bernas dan hampa malai lebih tinggi dibanding varietas IR64 Tabel 12. Menurut Suprihatno et al. 2007, varietas Ciherang lebih produktif dengan potensi hasil 8 tha dan rata-rata hasil 6 tha, sedangkan varietas IR64 hanya memiliki potensi hasil 6 tha dan rata-rata hasil 5 tha. Tabel 12. Pengaruh Varietas terhadap Jumlah Malai Rumpun, Jumlah Gabah Bernas Malai, Jumlah Gabah Hampa Malai, Bobot Gabah Bernas Rumpun, Bobot Gabah Hampa Rumpun, Persentase Gabah Bernas Rumpun, dan Persentase Gabah Hampa Rumpun Varietas IR64 Ciherang Jumlah malai rumpun 19.14 21.72 Jumlah gabah bernas malai 113.11 122.96 Jumlah gabah hampa malai 4.80 4.93 Bobot gabah bernas rumpun g

12.09 b 13.71 a

Dokumen yang terkait

Uji Antagonisme Jamur Endofit Dari Tanaman Padi Terhadap Cercospora oryzae Miyake dan Curvularia lunata (Wakk) Boed. di Laboratorium

4 59 94

KARAKTERISASI ISOLAT Xanthomonas oryzae pv. oryzae YANG MENYERANG TANAMAN

0 3 4

Keragaman Patotipe Xanthomonas Oryzae Pv Oryzae Pada Tanaman Padi Di Beberapa Kabupaten Di Sulawesi Selatan

0 11 53

Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Bakterisida Sintetis atau Nabati untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Terbawa Benih serta Meningkatkan Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.)

1 17 72

Peningkatan Mutu Benih Padi Melalui Pelleting Menggunakan Bakteri Probiotik Untuk Menekan Xanthomonas Oryzae Pv Oryzae

1 8 39

Perlakuan Benih dan Perendaman Akar Bibit dengan Agens Hayati untuk Mengendalikan Serangan Xanthomonas oryzae pv. oryzae serta Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Padi di Rumah Kaca

0 2 35

Mutagenesis dengan Transposon pada Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Padi

0 2 22

Potensi Bakteri Endofit Sebagai agens Penginduksi Ketahanan Tanaman Padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae

0 8 17

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Filosfer Padi Antagonis Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Bakteri Tanaman Padi (Oryza sativa).

0 1 4

Pengaruh Perlakuan Benih secara Hayati pada Benih Padi Terinfeksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae terhadap Mutu Benih dan Pertumbuhan Bibit The Effects of Biological Seed Treatments Applied on Xanthomonas oryzae pv. oryzae Infected Rice Seeds on Seed Qualit

0 0 7