Water Sharing di Eropa

40 Pada konteks keadilan internasional dalam akses sumber air transboundary seperti Zambezi River, ini bisa lebih aman apabila membuang jauh-jauh batasan politik. Alokasi cadangan untuk kebutuhan masa depan digunakan sebagai suplemen dan penyangga dalam fluktuasi permintaan air dalam kelompok pengguna. Selain itu, tenaga air, menjadi satu singa yang bisa berbagi air, karena bukan merupakan pengguna yang konsumtif. Oleh karena itu, air masih tersedia dalam lingkungan dan untuk pengguna konsumtif yang lain.

4. Water Sharing di Eropa

Eropa menghadapi berbagai macam tantangan yang berhubungan dengan air, perubahan iklim, peningkatan populasi dan peningkatan penggunaan air. Eropa, sebagai benua, terdiri dari 46 negara, dan banyak perbedaan ekstrim muncul diantaranya adalah kaya versus miskin, maju versus sedang berkembang, daerah yang menderita kekeringan versus daerah yang menghadapi banjir, air bersih versus air minum yang tidak aman dikonsumsi, dan optimal versus ketiadaan sanitasi. Kondisi umum terlihat bahwa barat laut Eropa memiliki kelebihan air, Eropa selatan memiliki sangat sedikit air, dan Eropa timur tidak memiliki cukup sanitasi dan air minum. Kesemuanya ini berarti bahwa, dalam kenyataannya, Eropa menghadapi sekumpulan besar tantangan-tantangan. Penggunaan air berkelanjutan adalah sebuah contoh yang baik, karena hal ini adalah masalah yang dihadapi oleh hampir semua negara dan daerah. Selain itu, kita juga harus menyadari bahwa tekanan yang dibebankan oleh tingginya kepadatan populasi Eropa, dan pertumbuhan penduduk di beberapa negara, sebagaimana pertumbuhan irigasi pertanian, sering memperburuk tantangan air. Di Eropa, 41 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dikonsumsi dan 85 juta kekurangan akses untuk sanitasi dasar. Namun, akses terhadap air adalah hak dasar manusia. Jadi, beban pokok ini harus dibagi secara merata diantara masyarakat, daerah-daerah dan bahkan negara, melalui prinsip ”solidaritas” yaitu suatu aksi berdasarkan kepercayaan orang bahwa mereka mempunyai tugas untuk membantu sesama manusia. Mekanisme solidaritas melibatkan semua komponen dalam masyarakat termasuk pemerintah, otoritas 41 lokal, kelompok-kelompok masyarakat sipil, perusahaan swasta, dan lembaga- lembaga multilateral. Banyak mekanisme solidaritas yang sukses telah ada di Eropa. Dalam negeri di Eropa, distribusi pelayanan dan biaya yang adil dilakukan melalui pajak umum, tarif air yang lebih tinggi untuk daerah-daerah yang lebih kaya atau urban dan bisnis, dan rencana ’keuntungan-bersih’ untuk menyediakan subsidi biaya air bagi rakyat miskin. Diantara negara-negara, mekanisme solidaritas telah ada termasuk investasi finansial Uni Eropa di Anggota Negara Bagian yang Baru dan dana pengembangan luar negeri yang disediakan oleh EuropeAid dan European Water Inisiative. Contoh lain termasuk penggalangan dana yang difokuskan untuk air, dana sumbangan dan keahlian melalui adanya kota-kota kembar, dan sumbangan waktu, uang dan keahlian oleh perusahaan air Eropa dan para pegawainya. Meskipun pemerintah nasional dan lokal bertanggung jawab untuk pengembangan air dan sistem sanitasi, aksi-aksi solidaritas internasional harus mendukung dan menambah inisiatif ini. Beberapa hal yang dapat dipelajari dari kasus implementasi water sharing di Eropa adalah:  Terdapat ketidaksamaan akses masyarakat terhadap hak dasar atas air yang aman. Hal ini tidak hanya terdapat di negara-negara di luar Eropa. Di dalam Eropa, negara-negara dengan cakupan air yang sangat baik mempunyai hak atas negara-negara lain yang jutaan penduduknya meniadakan hak dasar ini.  Tentang ketidaksamarataan akses terhadap air dan sanitasi pada masyarakat menunjukkan solidaritas dengan sesama makhluk hidup, baik yang berada dalam wilayah satu negara atau di luar negeri.  Banyak mekanisme solidaritas yang telah ada di Eropa pada tingkat multilateral, nasional dan lokal. Contoh-contoh sukses solidaritas antara pengguna air dan otoritas masyarakat dapat dicontoh dan dikembangkan lebih jauh untuk membantu mengurangi ketidaksamarataan ini.  Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk memastikan ketersediaan air dan sanitasi untuk semua masyarakat harus diperkenalkan melalui: - legitimasi otoritas lokal misal kotamadya, pedesaan, kelompok otoritas lokal, dan daerah-daerah 42 - kapasitas dalam mengelola pelayanan sanitasi dan air - kemampuan mereka berkolaborasi dengan stakeholder yang berbeda-beda misal pemerintah, LSM, masyarakat sipil, dan sektor swasta, baik di Eropa dan negara-negara berkembang lainnya.  Aksi-aksi solidaritas yang dilakukan dapat: - diprakarsai otoritas nasional dan lokal melalui ketetapan kerangka peraturan dan sistem tarif yang memastikan keadilan dalam distribusi layanan dan biaya - menyediakan jaringan keamanan untuk mereka yang terperangkap dalam rantai hutang - menyediakan, secara langsung pada tingkat lokal, pendanaan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan proyek-proyek sanitasi dan air - memajukan keahlian lokal dan pengetahuan dan membangun kapasitas lokal melalui berbagi pengalaman  Harus dipahami dengan jelas bahwa tidak ada satupun mekanisme solidaritas yang menyediakan sebuah solusi yang berdiri sendiri, tetapi menggunakan kombinasi semua mekanisme solidaritas sehingga diharapkan peningkatan keberlanjutan akses terhadap air dan sanitasi untuk semua bisa terwujud.  Tanggung jawab utama untuk meletakkan sistem sanitasi dan air dalam wadah yang ada dalam pemerintahan lokal dan nasional. Peranan aksi-aksi solidaritas internasional adalah untuk mendukung dan menambah inisiatif ini, baik dalam hal pendanaan dan pembangunan kapasitas.

5. Water Sharing di Amerika