IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN ( Studi Pada Pembuatan Jalan Raya Di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN

( Studi Pada Pembuatan Jalan Raya Di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

Oleh :

HENDY GUNAWAN 09230072

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada:

Hari : Sabtu.

Tanggal : 1 Februari 2014

Jam : 11.00-12.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan.

Dewan Penguji 1. Dr. Asep Nurjaman, M. Si

2. Salahudin, M. Si

3. Drs. Jainuri Msi

4. Prof. Dr. Ishomuddin, MSi

Tanda Tangan

1. ...

2. ...

3. ...

4. ...

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji kami haturkan kepada Rabb semesta alam, dengan kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul : ”Implementasi Kebijakan Bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek Dalam Pembangunan Infrastruktur Pedesaan”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Akhir zaman dengan segala ketulusan, dan perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya Dinul Islam.

Penulisan Skripsi ini disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah wajib pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Dalam penyusunan penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Yang Maha Kuasa dan segalanya bagi hamba.

2. Kedua orangtua saya tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun spirituil, dan luapan cinta kasih sayang serta untaian do’a yang tulus, yang telah memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta keluarga-keluargaku tercinta (Mbahkung, Mbahuti, Pakpuh Heri, Bude Sri, Om Joko, Bulek Har, Mbahuti Maryam, Bude Eni, Mas Hendra, Mbak Dewiq). Ucapan terimah kasih yang tak terhingga atas segala motifasinya dan dukungannya dalam bentuk apapun, semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi insan yang beriman. Amiin

3. Bapak Kades Suparni dan Sekertaris Desa Pakpuh Mujiono, telah banyak yang anda berikan sehingga saya bisa penelitian.

4. Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Bapak Drs. Jainuri Msi selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ishomuddin, MSi selaku

pembimbing II yang senantiasa sabar dan teliti dalam membimbing kami. Terima kasih sudah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya. Dan penulis mohon maaf apabila selama bimbingan ada yang tidak berkenan dalam hati.

6. Saudara-saudara sepupuku tersayang (Mas Puguh, Lis, Indah, Tino, Yustika, Yoga, Byan, Henry) dan seluruh kerabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.Trima kasih


(4)

banyak atas segenap doa dan bantuannya selama ini yang penulis belum bisa membalas kebaikan kalian.

7. Keluarga besar kontrakan FIAT 46 di Jl. Tirto Utomo Gg. 4 No. 46 (Bang Akhsan, Shesa, Jufri, Bagus, Mas Saprin, Alip, Mat, dll). Kontrakan yang penuh kisah suka dan duka yang akan mennjadi kenangan indah. Maaf bila ada salah terutama dari kejailan, tak ada maksud lain itu semua semata-mata untuk mebuat hari-hari tetap bahagia.

8. Teman-teman satu angkatan “Ilmu Pemerintahan 2009”, Hasbi, Salim, Wahyu, Supardi, Pipit dan seluruh sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas segala kebersamaan yang selama ini kita lalui bersama, mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan kondisi yang lebih menyenangkan.

Semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya. Apapun yang dilakukan dengan ketulusan, akan selalu terkenang dalam hati dan tak akan lupa selamanya. Semoga karya sederhana ini mampu menggugah serta memberi inspirasi untuk pembacanya. Dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan karena apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini, masih amat jauh dari sempurna.

Malang, 30 Januari 2014

Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN PENULISAN HUKUM ... iv

MOTTO ... ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAKSI ... viii

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR ISI ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F. Metodelogi Penelitian ... ... 12

1. Jenis Penelitian ... 12


(6)

3. Teknik Pengumpulan Data... 13

4. Subjek Penelitian ... 14

5. Lokasi Penelitian ... 15

6. Teknik Analisa ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kebijakan ... 18

1. Pengertian Implementasi Kebijakan ... 18

2. Model–model Implementasi Kebijakan ... 21

3. Pendekatan-pendekatan Implementasi Kebijakan ... 25

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Kebijakan... 27

5. Landasan Dan Mutu Implementasi ... 29

6. Evaluasi Implementasi Kebijakan ... 30

B. Pemerintah Daerah ... 32

1. Pengertian Pemerintah Daerah ... 32

2. Prinsip Otonomi Daerah ... 34

C. Pembangunan ... 37

1. Konsep Pembangunan ... 37

2. Teori Pembangunan ... 38

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Kabupaten Trenggalek ... 41

B. Gambaran Desa Dan Pemerintahan Pogalan ... 59

C. Perkembangan Pembangunan Jalan Raya di Desa Pogalan ... 65

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Implementasi Kebijakan Bantuan Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur Pedesaan ... 69


(7)

1. Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Desa dalam Permohonan Bantuan

tentang Pembuatan Makadam Jalan ... 69

2. Model Dan Tujuan Kebijakan Bantuan Pembangunan Makadam Jalan di Desa Pogalan Dusun Oro-oro Ombo RT 16,17,19 RW 8,9,10 ... 76

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Bantuan Pembangunan Makadam Jalan Di Desa Pogalan Dusun Oro-oro Ombo RT 16,17,19 RW 8,9,10 ... 82

a. Anggaran Pembangunan Makadam Jalan ... 82

b. Lokasi Pembangunan Makadam Jalan ... 87

c. Hubungan Pemerintah Desa Dengan Pemerintah Kabupaten Dalam Pembangunan Makadam Jalan ... 88

4. Dampak Pembangunan Makadam Jalan Bagi Masyarakat Dusun Oro-oro Ombo RT 16,17,19 RW 8,9,10 ... 93

a. Dampak Sosial Budaya ... 90

b. Dampak Ekonomi ... 95

BAB V PENUTUP ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(8)

Daftar Lampiran

A. Proposal Permohonan Bantuan Untuk Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Kabupaten Trenggalek Tahun 2011.

B. Berita Acara Rapat Forum Musyawarah Desa.

C. Usulan kegiatan bantuan untuk pembangunan infrastruktur.

D. Surat keputusan kepala desa pogalan tentang pembentukan panitia pelaksana pembangunan untuk pembangunan infrastruktur pedesaan tahun 2011.

E. Surat keputusan kepala desa pogalan tentang penunujukan dan pengangkatan pejabat pengadaan barang/jasa, panitia penerima hasil pekerjaan dan penyimpan barang. F. Naskah perjanjian antara pemerintah kabupaten trenggalek dengan pemerintah desa

pogalan.

G. Surat pertanggung jawaban tahap I.

H. Surat Sekretariat daerah tentang himbauan pencairan dan penyampaian SPJ. I. Surat laporan penyelesaiaan pembangunan tahap I dari pemerintah desa pogalan. J. Buku kas umum tahap I.

K. Buku kas umum tahap II. L. Buku kas umum tahap III.


(9)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Armein Z. R. Langi. 2006. Pengembangan dan manajemen infrastruktur Indonesia yang berkeadilan. Lembaga Penelitian UGM. Jogjakarta.

Asep. 2011. Jurnal Implementasi Kebijakan. MIP-UMY. Yogyakarta

Charles O Jones, 1970,An Introduction to the Study of Public Policy, Belmont, CA: Wadswort.

Djam'an, Djonet. 2011. Sistim Pelaksanaan Pembangunan Desa. Balai Penelitian dan Pembangunan, Pembangunan Desa. Yogyakarta.

Didik Fatkhur Rohman, 2010, Implementasi KebijakanPelayanan Administrasi Kependudukan Terpadu, Malang

Ginandjar, Kartasasmita. 2006. Perencanaan Pembangunan Nasional. Malang.

Haedar Akib & Antonius Tarigan. 2006. jurnal ARTIKULASI KONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN:Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya.

Marwan, Ja'far. 2013. Infrastruktur pro rakyat: strategi investasi infrastruktur Indonesia Abad 21. LKiS Pelangi Aksara.

Marzuky,M.Ag. 2007.jurnal. Model birokrasi pemerintah era otonomi daerah. yogyakarta. Muhamad. Implementasi Kebijakan Dalam Pelayanan Publik. Unikom press. Bandung Muhamad Abdurohman. 2012. Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Penataan Dan Pemberdayaan PKL. UNY Press. Yogyakarta.

Puji Meilita, 2012, Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Jakarta, UI Press.


(10)

Rizky, Argama. 2005.jurnal. Pemberlakuan ekonomi daerah dan fenomena pemekaran wilayah di Indonesia. jakarta.

Spencer, Lyle M. dan Spencer Signe M., 1993, Kompetensi Di Tempat Kerja, Jhon Wiley & Sons Inc, New York.

Subarsono, AG. 2008. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Solichin Abdul Wahab, 2004, Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.

Syarif Moeis, 2009, Pembangunan Masyarakat Indonesia Menurut Pendekatan Teori Modernisasi Dan Teori Dependensi, UPI Press, Bandung.

Rein, Martin, Francine Rabinovitz. 1978. Implementation: A Theoritical Perspective. Cambridge. MIT press.

Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. AIPI Bandung - Puslit KP2W Lemlit Unpad. Bandung.

Wahyu Nurharjadmo. Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan Publik. UNS Press. Semarang. 2009, Jurnal Pembangunan Infrastruktur Jalan Dan Jembatan, Jakarta, Sie Infokum – Ditama Binbangkum

Wan Naziharuddin. 2010. Kerja sama Pemerintahan Desa dan Pemerintah Daerah dalam Rangka Pengelolaan Aset Alam desa yang memiliki potensi sebagai lokasi wisata bertaraf

Nasional. Jambi

B. Sumber Lain :

m.antaranews.com/legislator-pembangunan-infrastruktur-desa-harus-bersinergi.html diakses pada 2-7-2013 19.23

Academia.edu/infrastruktur_berkeadilan_Desy-Kusumawardani_academia.edu.html diakses pada 3-7-2013 18-36


(11)

m.rri.co.id/Kerusakan-Infrastruktur-di-Kab.Trenggalek-Cukup-Tinggi.html diakses pada 4-7-2013 10.44

Antaranews.com/157_desa_di_Trenggalek_terima_bantuan.html pada 4-7-2013 11-32

http://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-teoritis-implementasi-kebijakan-publik/ diakses pada 26-9-2013 09.34

http://www.dodifaedlulloh.com/2013/07/antara-top-down-dan-bottom-up-diskursus.html diakses pada27-9-2013 10.04

http://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-teoritis-implementasi-kebijakan-publik/ diakses pada 27-09-2013 12.43

http://www.dodifaedlulloh.com/2013/07/antara-top-down-dan-bottom-up-diskursus.html diakses pada 27 -09-2013 14.32

Kemendagri.go.id

http://www.beritatrenggalek.com/2013/04/jalan-jembatan-trenggalek.html diakses pada 28-09-2013 20.45

C. Sumber Data :

Proposal Pengajuan Bantuan Pemerintah Desa Pogalan.

Laporan Pertanggung Jawaban Bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek Dalam Pembangunan Infrastruktur.

D. Wawancara

Subyek Pemerintahan : Kepala Desa Pogalan Bapak Suparni. Sekertaris Desa Bapak Mujiono. Subyek Masyarakat :

Bapak Syaiful Penduduk Dusun Oro-oro Ombo Ibu Yuli Penduduk Dusun Oro-oro Ombo


(12)

1 BAB I

A. Latar Belakang

Persoalan infrastruktur menjadi fokus perhatian kita semua dalam beberapa tahun ini untuk merespon geliat ekonomi nasional. Kebutuhan infrastruktur ini tidak hanya sebagai pendukung aktivitas ekonomi nasional dan keterhubungan domestik (dalam dan antar-pulau) tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan dengan dunia internasional. Pemerintah berupaya memfokuskan pembangunan infrastruktur dalam beberapa waktu ke depan setelah banyaknya negara asing yang akan berinvestasi di Indonesia.

Dalam RAPBN tahun 2013, komitmen membenahi kualitas infrastruktur direfleksikan melalui alokasi belanja modal yang mencapai Rp.193.8 triliun atau 11,76% dari anggaran belanja negara sebesar Rp.1.657,9 triliun. Angka ini meningkat 14,9% dari alokasi belanja modal dalam APBN-P tahun 2012. Alokasi belanja infrastruktur sebesar Rp. 188,4 triliun. Alokasi ini belum memperhitungkan Rp. 24 triliun dari SAL (Saldo Anggaran Lebih) tahun 2012, dan rencana target Rp.12 triliun dari pengalihan subsidi listrik untuk belanja modal. Besaran alokasi belanja negara ini ekuivalen dengan 13,8 % (Rp.229,8 triliun) dari total anggaran belanja negara 2013. 1

Sumber pendanaan terus digali dan diidentifikasi untuk menopang keterbatasan keuangan antara lain meningkatkan pembiayaan infrastruktur lembaga keuangan bank dan non-bank serta berbagai ajang promosi. Penyusunan RAPBN tahun 2013 menekankan pada peningkatan efektivitas penyerapan anggaran dan kualitas belanja

1


(13)

2

negara. Alokasi belanja negara untuk pembangunan infrastruktur dimaksudkan untuk mendukung akselerasi dan perluasan pembangunan serta pertumbuhan. Pembangunan infrastruktur diharapkan mampu menekan ekonomi biaya tinggi yang menghambat daya saing nasional selama ini. Persoalan sistim distribusi barang, infrastruktur kelautan, tidak ekonomisnya produksi nasional dan akses wilayah-wilayah potensial yang rendah merupakan bagian dari sasaran pembangunan infrastruktur dalam RAPBN-2013. 2

Upaya untuk mendukung keterhubungan antar-wilayah dalam RAPBN 2013 juga menargetkan sejumlah pembangunan bandar udara baru serta rehabilitasi sekitar 120 bandar udara lama. Selain itu, sebagai pendukung pembangunan infrastruktur, alokasi belanja, modal juga digunakan untuk peningkatan kapasitas 188 megawatt, pembangunan transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms); Gardu Induk 4.740 Mega Volt Ampere (MVA); Jaringan Distribusi 9.319 kms; dan Gardu Distribusi 213 MVA. Sementara pembangunan jalur distribusi untuk meningkatkan daya saing logistik nasional, Pemerintah pada RAPBN merencanakan peningkatan kapasitas jalan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua sepanjang 4.431 km. 3

Pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan desa harus berjalan secara bersamaan demi mempercepat terciptanya perekonomian masyarakat di pedesaan yang lebih sejahtera. Infrastruktur masih menjadi persoalan serius di negeri ini, terutama di tingkat pedesaan. Tidak sedikit infrastruktur desa yang saat ini kondisinya tidak

2

Marwan, Ja'far. 2013. Infrastruktur pro rakyat: strategi investasi infrastruktur Indonesia Abad 21. LKiS

Pelangi Aksara

3


(14)

3

terurus, bahkan masih banyak desa yang belum memiliki infrastruktur semisal minimnya proses pembangunan jalan. Buruknya kondisi infrastruktur desa tersebut masih diperparah lagi dengan tidak adanya pemberdayaan masyarakat desa sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan Indonesia berjalan lambat. Sudah tidak terhitung program pemerintah yang dikucurkan ke desa-desa dan umumnya program yang digulirkan itu mengarah pada pemberian bantuan fisik kepada masyarakat. Namun, sayangnya ketika program berakhir, berakhir pula fungsi dari bantuan itu. 4

Pembangunan infrastruktur desa harus diarahkan pula untuk membangkitkan roda ekonomi dan kehidupan masyarakat setempat. Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur desa ini harus mampu mendorong terciptanya lapangan kerja pada sektor manufaktur yang sanggup menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sementara pemberdayaan desa difokuskan pada seluruh aspek yang menyangkut peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan manajerialnya, sehingga masyarakat bisa terlibat langsung dalam upaya membangun desanya. Jika infrastruktur desa dan pemberdayaan desa bisa bersinergi, maka desa menjadi hidup dan pendapatan masyarakat pun akan meningkat.

Kerusakan infrastruktur di Kabupaten Trenggalek saat ini cukup parah, mencapai 75-90 persen. Salah satu penyebabnya adalah bencana alam seperti banjir yang datang setiap musim penghujan. Untuk mengatasi seluruh kerusakan memerlukan dan cukup besar, sementara anggaran yang ada sangat terbatas. Karena keterbatasan anggaran pembangunan dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan

4 Djam'an, Djonet. 2011. Sistim Pelaksanaan Pembangunan Desa. Balai Penelitian dan Pembangunan,


(15)

4

daerah dan perlu ada pembagian tugas. Untuk kerusakan infrastruktur yang tidak berada di ruas-ruas jalan Kabupaten, ditangani oleh pemerintah desa, sebab setiap desa telah diberikan bantuan infrastruktur pedesaan selain Alokasi Dana Desa (ADD) dan juga bantuan stimulan maupun program PNPM.

Kerusakan infrastruktur yang termasuk dalam ruas-ruas jalan kabupaten akan diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek secara bertahap. Pemkab telah mengalokasikan dana bantuan langsung ke desa, khusus untuk infrastruktur sebesar Rp60 juta. Jadi yang dari desa itu di Trenggalek ada namanya dana BL (bantuan langsung) untuk kegiatan-kegiatan infrastruktur istilahnya, dananya itu 60 juta, yang bantuan langsung ke masyarakat yang langsung ditangani, pelaksanaan itu ditangani oleh desa, yang dimaksud ditangani diharapkan nanti desa untuk membenahi Sarpras yang ada di desa, jadi yang stimulan dapat berupa semen dapat juga berupa aspal. 5

Tanggung jawab pemerintah Kabupaten dalam urusan jalan cukup besar. Panjang jalan yang harus diurusi pemerintah kabupaten Trenggalek sesuai peraturan Bupati tentang penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya mencapai sekitar 950 KM. Pada tahun 2012 untuk pemerintah kabupaten trenggalek telah mengalokasikan dana

sebesar Rp14,13 milyar dalam APBD.6

Secara administratif, Kecamatan Pogalan dibagi menjadi 10 (sepuluh) Desa, yang terdiri dari 36 Dusun, 121 RW dan 319 RT. Adapun nama desanya antara lain : Desa Ngadirejo, Kedunglurah, Bendorejo, Wonocoyo, Ngetal, Ngadirenggo, Gembleb, Ngulanwetan, Ngulankulon dan Pogalan. Berdasarkan topografinya, desa-desa yang

5

m.rri.co.id/Kerusakan-Infrastruktur-di-Kab.Trenggalek-Cukup-Tinggi.html


(16)

5

berada di Kecamatan Pogalan merupakan daerah dataran dan pegunungan. Desa Pogalan merupakan desa yang namanya dijadikan nama Kecamatan, karena adanya faktor historis. Desa ini sejak dahulu dijadikan pusat memerintah dan merupakan desa yang pertama kali terbentuk di wilayah tersebut, meskipun di era reformasi ini kantor pemerintah atau kantor Kecamatan berada di wilayah desa Bendorejo.

Cukup banyak potensi yang dimiliki oleh desa Pogalan seperti hutan, paguyuban seni, home industri dll, namun masih terdapat beberapa wilayah yang mengalami kerusakan infrastruktur, dan sebagian pembangunan infrastrukturnya masih kurang seperti contohnya jalan. Oleh karena itu saat ini diperlukan perhatian lebih dari pemerintah untuk pembangunan jalan di desa ini, itu sudah terlihat dari bantuan yang telah diberikan sebelumnya seperti program PNPM dari pemerintah pusat, bantuan pemerintah kabupaten, maupun bantuan asing. Dalam pembangunan diperlukan kordinasi, komunikasi, akuntabilitas, dan kinerja komprehensif antar pemerintah Kabupaten dengan Desa sehingga implementasi kebijakan bantuan pemerintah dapat dijalankan dengan baik. Mulai dari pengajuan proposal bantuan, persetujuan pemerintah, hingga sampai kepada laporan pertanggung-jawaban. Ini juga terkait dengan transparansi di era demokrasi sehingga dapat mengurangi penyimpangan yang bisa terjadi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang sekaligus juga melatar belakangi

penulisan untuk menuangkan dalam sebuah penelitian dengan judul: “

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PEMERINTAH KABUPATEN


(17)

6

Studi pada PEMBUATAN JALAN RAYA di DESA POGALAN KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi kebijakan bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan di Desa Pogalan?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan di Desa Pogalan ?

3. Apa dampak bagi masyarakat dari pembangunan jalan di desa Pogalan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui implementasi kebijakan bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan raya desa Pogalan.

2. Mengetahui dampak dari bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan raya desa Pogalan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah karya tulis mengenai implementasi kebijakan bantuan Pemerintah Daerah dalam pembangunan infrastruktur pedesaan.


(18)

7

b. Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan tentang kebijakan bantuan Pemerintah Daerah dalam membangun infrastruktur pedesaan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam membangun infrastruktur pedesaan.

b. Sebagai bahan rekomendasi bagi Pemerintah Daerah dalam membangun infrastruktur pedesaan.

E. Definisi Konsep

Untuk memperjelas variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan definisi konsep untuk menghindari kesalah pahaman dan perluasan materi penelitian. Sesuai dengan judul penelitian, maka definisi konsep yang dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Implementasi Kebijakan

Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan publik adalah implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri.


(19)

8

Terdapat beberapa konsep mengenai implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Secara Etimologis, implementasi menurut kamus Webster adalah konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu.

Pengertian implementasi dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn

bahwa Implementasi adalah “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Berdasarkan beberapa definisi yang disampaikan para ahli di atas, disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari suatu kebijakan itu sendiri.7

2. Bantuan Pemerintah

Pemerintah berkewajiban untuk membantu rakyatnya demi terwujudnya kemandirian rakyat tersebut. Bantuan pemerintah selalu direncanakan melalui anggaran belanja pembangunan daerah (APBD) melalui satuan kerja di lingkungan pemerintah. Jenis Bantuan yang direncanakan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari SKPD. Contoh satuan kerja dilingkungan pemerintah seperti Dinas Perikanan merencanakan akan meningkatkan perikanan di setiap wilayah pemerintah

7

Haedar Akib & Antonius Tarigan. 2006. jurnal ARTIKULASI KONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya


(20)

9

daerah melalui bantuan alat-alat dan bibit ikan. Dinas Pertanian juga merencanakan untuk membantu rakyatnya melalui bantuan alat-alat pertanian dan bibit-bibit pertanian.

Badan Pemberdayaan Masyarakat juga merencanakan untuk membantu rakyatnya dibidang pemberdayaan ekonomi di seluruh kabupaten yang ada di Provinsi. Melihat tujuan dari setiap SKPD adalah untuk memakmurkan rakyatnya, karena jika rakyat makmur sudah pasti daerah akan menjadi lebih maju. Kebenaran sebuah data

dan informasi akan membantu pemerintah daerah didalam membantu

mendistribusikan bantuan kepada rakyatnya yang membutuhkan bantuan.

Dalam pendistribusian bantuan diawali dengan data dan informasi yang benar. Cara yang dapat dilakukan adalah jika ada program bantuan yang akan didistribusikan kepada rakyat maka harus ada data yang lengkap kepada siapa saja yang akan menerima bantuan. Ini dapat dilakukan dengan mengeluarkan data yang ada pada database kependudukan. Dari hasil data tersebut dapat dilihat kepada kelompok siapa saja jenis bantuan akan diberikan.

Pengeluaran data pendataan yang baru bisa dilakukan apabila didalam database kependudukan tersebut mempunyai item data yang lengkap. Upaya yang lain yang dapat dilakukan adalah membangun sebuah koordinasi lintas instansi yang terlibat didalam pemberian bantuan kepada rakyat. Ini perlu dilakukan supaya tidak tumpah tindihnya penerima bantuan dengan pengertian bahwa jika penerima bantuan sudah menerima bantuan dari Instansi A jangan sampai lagi menerima bantuan dari Instansi B. Tentu dengan cara begini bantuan yang disalurkan akan menjadi tepat sasaran dan tidak terjadinya tumpah tindih penerima bantuan.


(21)

10 3. Pembangunan Infrastruktur

a. Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma

besar, modernisasi dan ketergantungan. Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma

ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development)

ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain.

Sedangkan Tikson membaginya kedalam tiga klassifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan. Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat

mengartikan kata pembangunan.8

b. Infrastruktur fisik dan sosial adalah dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional,

8


(22)

11

infrastruktur selain fasilitas akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.

Distribusi aliran produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. Dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain termasuk sekolah dan rumah sakit. Bila dalam militer, istilah ini dapat pula merujuk kepada bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemindahan.9

F.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan merujuk alat pengambilan data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.

Dengan demikian definisi operasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisa, sehingga nantinya akan diperoleh gambaran yang jelas, diantaranya sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan raya, studi pada desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trengggalek

2. Model bantuan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Desa Pogalan.

9

Armein Z. R. Langi. 2006. Pengembangan dan manajemen infrastruktur Indonesia yang berkeadilan. Lembaga Penelitian UGM. Jogjakarta


(23)

12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan bantuan pemerintah daerah dalam pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

4. Dampak dari pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti berusaha untuk menggambarkan atau mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejolak yang ada. Yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian yang dilakukan, hal ini di sesuaikan dengan penelitian, dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi mengenai implementasi kebijakan bantuan Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur Pedesaan.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari tulisan-tulisan dan wawancara. Data tulisan-tulisan adalah data yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan orang yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder, adalah sumber data yang mendukung, menjelaskan, serta, memberikan tafsiran terhadap sumber data primer, dalam hal ini yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui jurnal-jurnal dan buku-buku yang


(24)

13

berhubungan dengan implementasi kebijakan bantuan Pemerintah dalam

pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh peneliti dengan menggunakan alat atau instrument, dalam pengumpulan data ada beberapa tekhnik yang akan digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat di lakukan secara terlibat (partispatif) maupun nonpartisipatif.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreatifitas pewancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih tergantung dari pewancara. Berikut ini beberapa etika yang harus dipenuhi oleh seorang peneliti saat melakukan wawancara:

1. Memberi tahu topik peneliti

2. Melindungi identitas subjek (informan)


(25)

14 4. Memahami bahasa dan budaya informan

5. Gunakan penerjemah

6. Informan sebagai pemandu peneliti

7. Memerhatikan penampilan diri

8. Tidak menjelaskan secara detail kepada informan

9. Tidak mengalihkan fokus pembicaraan

10. Harus bersikap netral

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung di tujukan kepada subjek. Dokumen yang di teliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainya.

6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Subjek dapat memberikan informasi, gambaran, dan data-data secara tepat dan benar sekaligus menjadi objek. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Pemerintah Desa Pogalan. Dalam hal ini yang dimaksud yaitu Kepala Desa, Ketua BPD desa, Sekertaris Desa, Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan infrastruktur, serta jajaran yang terkait.


(26)

15

b. Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Dalam hal ini yang dimaksud yaitu Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Trenggalek Ir.Janu Rianto. MT, asisten Perekonomian Dan Pembangunan Drs. I Gede Siama, M.Si,

c. Masyarakat Desa Pogalan khususnya Dusun Oro-oro Ombo RT(16,17,19) RW(8,9,10). Dalam hal ini adalah Ketua RT, Ketua RW, dan Tokoh Masyarakat setempat.

7. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan ruang lingkup penelitian untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan peneliti, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di kantor Pemerintah Desa Pogalan, dan kantor Pemerintah Kabupaten.

8. Tekhnik Analisa Data

Tekhnik analisa data yang dilakukan peneliti mengggunakan analisis kualitatif. Tekhnik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang di dapat dari observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan bagaiman implementasi kebijakan bantuan pemerintah kabupaten dalam pembangunan infrstruktur pedesaan, dan bagaimana hubungan Pemerintah Kabupaten dengan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur di desa Pogalan. Adapun tahapan dalam menganalisa data:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa


(27)

16

sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

b. Display Data

Display data adalah rakitan organisasi informal yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja berkaitan dalam tabel. Dengan demikian maksud peneliti melakukan display data bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan kedalam tabel sesuai dengan data yang diperoleh.

c. Pengambilan keputusan

Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.


(1)

infrastruktur selain fasilitas akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.

Distribusi aliran produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. Dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara

lain termasuk sekolah dan rumah sakit. Bila dalam militer, istilah ini dapat pula

merujuk kepada bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung

operasi dan pemindahan.9

F.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan merujuk alat pengambilan data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.

Dengan demikian definisi operasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisa, sehingga nantinya akan diperoleh gambaran yang jelas, diantaranya sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan bantuan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam pembangunan jalan raya, studi pada desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trengggalek

2. Model bantuan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Desa Pogalan.

9

Armein Z. R. Langi. 2006. Pengembangan dan manajemen infrastruktur Indonesia yang berkeadilan.


(2)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan bantuan pemerintah daerah dalam pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

4. Dampak dari pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti berusaha untuk menggambarkan atau mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejolak yang ada. Yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian yang dilakukan, hal ini di sesuaikan dengan penelitian, dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi mengenai implementasi kebijakan bantuan Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur Pedesaan.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari tulisan-tulisan dan wawancara. Data tulisan-tulisan adalah data yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan orang yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder, adalah sumber data yang mendukung, menjelaskan, serta, memberikan tafsiran terhadap sumber data primer, dalam hal ini yaitu data yang


(3)

berhubungan dengan implementasi kebijakan bantuan Pemerintah dalam pembangunan jalan raya di Desa Pogalan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh peneliti dengan menggunakan alat atau instrument, dalam pengumpulan data ada beberapa tekhnik yang akan digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat di lakukan secara terlibat (partispatif) maupun nonpartisipatif.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreatifitas pewancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih tergantung dari pewancara. Berikut ini beberapa etika yang harus dipenuhi oleh seorang peneliti saat melakukan wawancara:

1. Memberi tahu topik peneliti

2. Melindungi identitas subjek (informan)


(4)

4. Memahami bahasa dan budaya informan

5. Gunakan penerjemah

6. Informan sebagai pemandu peneliti

7. Memerhatikan penampilan diri

8. Tidak menjelaskan secara detail kepada informan

9. Tidak mengalihkan fokus pembicaraan

10. Harus bersikap netral

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung di tujukan kepada subjek. Dokumen yang di teliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainya.

6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Subjek dapat memberikan informasi, gambaran, dan data-data secara tepat dan benar sekaligus menjadi objek. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Pemerintah Desa Pogalan. Dalam hal ini yang dimaksud yaitu Kepala Desa, Ketua BPD desa, Sekertaris Desa, Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan infrastruktur, serta jajaran yang terkait.


(5)

b. Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Dalam hal ini yang dimaksud yaitu Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Trenggalek Ir.Janu Rianto. MT, asisten Perekonomian Dan Pembangunan Drs. I Gede Siama, M.Si,

c. Masyarakat Desa Pogalan khususnya Dusun Oro-oro Ombo RT(16,17,19) RW(8,9,10). Dalam hal ini adalah Ketua RT, Ketua RW, dan Tokoh Masyarakat setempat.

7. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan ruang lingkup penelitian untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan peneliti, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di kantor Pemerintah Desa Pogalan, dan kantor Pemerintah Kabupaten.

8. Tekhnik Analisa Data

Tekhnik analisa data yang dilakukan peneliti mengggunakan analisis kualitatif. Tekhnik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang di dapat dari observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan bagaiman implementasi kebijakan bantuan pemerintah kabupaten dalam pembangunan infrstruktur pedesaan, dan bagaimana hubungan Pemerintah Kabupaten dengan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur di desa Pogalan. Adapun tahapan dalam menganalisa data:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa


(6)

sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

b. Display Data

Display data adalah rakitan organisasi informal yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja berkaitan dalam tabel. Dengan demikian maksud peneliti melakukan display data bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan kedalam tabel sesuai dengan data yang diperoleh.

c. Pengambilan keputusan

Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.