2. Pajak Daerah
Dalam menyelenggarakan Otonomi Daerah, dipandang perlu menekankan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan dan
keadilan, serta
akuntabilitas yang
bertujuan meningkatkan potensi daerah. Pajak Daerah merupakan salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan Pemeritahan Daerah dan pembangunan daerah untuk
memantapkan Otonomi Daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang
digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dikenakan Pajak
Daerah. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau
pemotong pajak tertentu Fitriandi, 2007. Untuk lebih jelasnya tentang Pajak Daerah, berikut ini definisi-
definisi Pajak Daerah dari beberapa sumber, antara lain: 1
Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Propinsi dan KabupatenKota yang diatur berdasarkan
Peraturan Daerah masing-masing dan hasil pemungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya Kesit
Bambang Prakosa, 2003. 2
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Mardiasmo, 2003. Lebih lanjut dibahas tentang Pajak Daerah yang dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu: 2
Pajak Propinsi, terdiri dari: a.
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air; b.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan 3
Pajak KabupatenKota, terdiri dari: a.
Pajak Hotel; b.
Pajak Restoran; c.
Pajak Hiburan: d.
Pajak Reklame; e.
Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Lain-lain.
Hasil penerimaan Pajak Propinsi sebagaimana diperuntukkan bagi daerah KabupatenKota di wilayah Propinsi yang bersangkutan dengan
ketentuan sebagai berikut: a.
Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
diserahkan kepada daerah KabupatenKota paling sedikit 30 . b.
Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diserahkan kepada daerah KabupatenKota paling sedikit 70 .
c. Hasil penerimaan Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan diserahkan kepada daerah Kabupaten Kota paling sedikit 70 .
Tata cara pelaksanaan pemungutan pajak ditetapkan oleh Kepala Daerah. Piutang pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan. Penghapusan piutang pajak daerah yang sudah kadaluwarsa dilakukan dengan
keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Tata cara penghapusan piutang pajak yang sudah kadaluwarsa diatur dengan
Peraturan Daerah.
3. Pajak Hotel