Di Semarang
P h o t o g r a p h y c e n t r e
Tinjauan pust aka Arum Srimahayati_
I 0299021
22
2.9.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan struktur yang digunakan harus sudah memenuhi semua persyaratan kemanan, termasuk keselamatan terhadap lingkungan
dan pengguna bangunan, serta sesuai standar teknis SNI yang terkait.
b. Dalam hal bilaman bahan struktur bangunan belum mempunyai SNI maka bahan struktur bangunan tersebut harus memenuhi
ketentuan teknis yang sepadan dari negaraprodusen yang bersangkutan.
c. Bahan yang dibuat atau dicampurkan dilapangan, harus diproses sesuai dengan standar tata cara baku untuk keperluan yang
dimaksud. d. Bahan bangunan prefebrikasi harus dirancang sehingga memiliki
system hubungan yang baik dan mampu mengembangkan kekuatan bahan-bahan yang dihubungkan, serta mampu bertahan
terhadap gaya angkat pada saat pemasanganpelaksanaan.Kep
Men Pu No.441Kpts1998: Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2.9.3. Klasifikasi struktur
Menurut Curt Siegel, dalam bukunya Structur and Form in Modern Architecture, membagi jenis struktur yang ada sekarang ke dalam
tiga golongan besar: a. Struktur Rangka
Susunan batang-batang yang tergabung membentuk suatu
kesatuan. 1 wide grid dan narrow grid
Gb. 2.2. Struktur Rangka
Di Semarang
P h o t o g r a p h y c e n t r e
Tinjauan pust aka Arum Srimahayati_
I 0299021
23
2 Pengakuan pada bangunan rangka Konstruksi rangak baik untuk menahan gaya vertical. Dengan
demikian konstruksi rangka baik sekali untuk bangunan bertingkat banyak, tetapi rangka ini tidak kaku, jadi kurang
baik untuk menahan gaya horizontal. Lima cara mengakukan bangunan rangka:
• Kekakuan didapat dari bentuk massa yang stabil.
• Kekakuan dengan shear wall.
Shear wall adalah dinding samping sebagai pengaku yang menerus sampai ke fondasi.
• Pengakuan dengan core.
Core adalah pusat sirkulasi pada bangunan bertingkat banyak. Dalam bangunan rangka,letaknya biasanya pada pusat hati
denahnya. Core ini biasanya berupa corong lift atau tangga serta instalasi, dibuat dari beton yang licin kaku sehingga kuat
menahan gaya horizontal. Core inilah yang membantu bangunan menahan gaya angin dan gempa.
Gb. 2.3. Shear Wall
Gb. 2.4. Core
Di Semarang
P h o t o g r a p h y c e n t r e
Tinjauan pust aka Arum Srimahayati_
I 0299021
24
• Pengakuan dengan batang-batang diagonal.
Batang diagonal dapat diperlihatkan atau disembunyikan. Batang yang diperlihatkan dianggap bahwa bangunan tersebut
terkesan sederhana, jujur, terus terang, lugu. •
Pengakuan dengan open frame. Pengakuan diperoleh dengan membuat amat kaku sambungan-
sambungan tiang balok. Ini penyelesaian yang mahal. Kekakuan dibuat pada hubungan rangka-rangkanya sendiri,
kacanya ray-bound absorbing glass sehingga tidak perlu sunwearing atau overstek.
b. Struktur Penopang Struktur penopang terdiri penopang-penopang berbentuk V atau
V terbalik. Struktur V terbalik biasanya dipakai karena anggapan bahwa makin ke bawah momen akibat gaya horizontal makin
besar.
Gb. 2.5. Pengaku Batang Diagonal
Gb. 2.6. Open Frame
Di Semarang
P h o t o g r a p h y c e n t r e
Tinjauan pust aka Arum Srimahayati_
I 0299021
25
Gb. 2.7. Struktur Penopang
Struktur V terbalik memang logis untuk kaki yang tertanam kokoh di tanah, tetapi ini membuat kaki bangunan menahan gaya
momen yangbesar karena tidak bisa bergerak fleksibel terhadap gaya horizontal seperti gaya angin dan gempa. Bentuk V yang
meruncing ke bawah memungkinkan fleksibel itu asalkan sambungan tiang dan balok palangnya kaku dan kuat dengan kaki
bawah diberi engsel. Rangka dua sendi ini termasuk jenis rangka kaku.
2.10. BentukBangunan
2.10.1. Ketentuan umum
a. Bentuk bangunan
gedung harus
dirancang dengan
memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur lingkungan yang ada di sekitarnya, atau yang mampu sebagai pedoman
arsitektur atau teladan bagi lingkungannya. b. Setiap bangunan gedung yang didirikan berdampingan dengan
bangunan yang dilestarikan, harus serasi dengan bangunan yang dilestarikan tersebut.
Gb. 2.8. Struktur Penopang
Di Semarang
P h o t o g r a p h y c e n t r e
Tinjauan pust aka Arum Srimahayati_
I 0299021
26
Gb.2.9. Temporary Theatre for Photography
Sumber: Tadao Ando, Complete Works, 1995
c. Bangunan yang didirikan sampai pada batas samping persil, tampak bangunannya harus bersambungan secara serasi dengan
tampak bangunan atau dinding yang telah ada. d. Bentuk
bangunan gedung
harus dirancang
dengan mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang
nyaman dan serasi terhadap lingkungannya. e. Bentuk, tampak, profil, detail, material maupun warna bangunan
harus dirancang memenuhi syarat keindahan dan keserasian lingkungan yang telah ada dan atau yang direncanakan
kemudian, dengan tidak menyimpang dari persyaratan fungsinya. f. Bentuk bangunan gedung sesuai kondisi daerahnya harus
dirancang dengan mempertimbangkan kestabilan struktur dan ketahanannya terhadap gempa.
2.10.2. Perancangan Bangunan