PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL P R O B L E M B A S E D LEARNING DENGAN K O O P E R A T I F T I P E STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
P R O B L E M B A S E D LEARNING DENGAN K O O P E R A T I F
T I P E STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Oleh :
Khaidir Wijaya
NIM 4121131010
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
P R O B L E M B A S E D LEARNING DENGAN K O O P E R A T I F

T I P E STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Khaidir Wijaya (NIM 4121131010)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based
learning dan kooperatif tipe student teams achivement division pada pokok
bahasan hidrolisis garam. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 dan
XI IPA 2 dengan jumlah total siswa setiap kelasnya sebanyak 72 orang. Dua kelas
ini dibagi menjadi kelas I dan kelas II. Kelas pertama dijadikan sebagai kelas
eksperimen I yang dibelajarkan menggunakan model problem based learning dan
kelas kedua dijadikan sebagai kelas eksperimen II yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif tipe STAD. Masing - masing kelas terdiri atas 36
orang siswa Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental. Instrumen tes
yang valid sebanyak 22 soal dan dinyatakan reliabel w 0,694. Hasil penelitian
menunjukkan, untuk kelas eksperimen I diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar
28,89; dan rata-rata nilai postest adalah 83,61 sedangkan untuk kelas eksperimen
II diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 35,56 dan rata-rata nilai postest adalah
80,42. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil belajar siswa kedua kelompok
sampel diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok
sampel yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji t-test uji dua pihak. Hasil uji t data hasil belajar siswa diperoleh
thitung w 2,019 sedangkan ttabel w 1,668 untuk α w 0.05 dan db w 70 sehingga rhitung
> rtabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada
perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pada materi
hidrolisis garam.
Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Student Teams Achievement
Division (STAD), Hasil Belajar, Hidrolisis Garam

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala berkah dan ridho-Nya yang memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Problem Based Learning dan Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Hidrolisis
Garam”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak
Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si, Bapak Dr. Simson
Tarigan, M.Pd dan Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph. D selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA

UNIMED yang juga berperan dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang Kuis, Drs. Ramlan. M.Pd,
wakil-wakil kepala sekolah, dan guru kimia (Ibu Asnidar Koto) serta siswa/i kelas

XI IPA-1 dan XI IPA-2 SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah banyak membantu
penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya sekaligus
sebagai motivator dan inspirasi dalam hidup saya, yang berjuang keras dalam

v

mendidik dan menyekolahkan saya dengan segala jerih payah kucuran keringat
yang tak pernah kalian perlihatkan di mata penulis, hanya bisa penulis balas
dengan senyuman kecil indah ketika anak kalian ini bisa menyandang gelar
sarjana. Semua ini adalah persembahan abadi penulis untuk kedua orang tua ayah
dan ibu penulis tercinta.
Teristimewa juga kepada sahabat-sahabat saya yang terikat dalam tali
kisah persahabatan Ilahi : Dedi Irwanto, Dimas Nuari Surya, Risky Kurniawan,
Najamuddin, Muhammad Adil, Asmianur, Erra Fazira, Salsabila Firdausyah, Suri
Hartati, Nurhalimah Sitorus, dan Irma Sariani yang selalu memberikan motivasi,
memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam
penyusunan skripsi.

Terima kasih kepada rekan-rekan PPLT SMA Negeri 1


Batang Kuis dan keluarga besar Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan
sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,

Juli 2016

Khaidir Wijaya

vi


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi


vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

TAT I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah


6

1.3 Rumusan Masalah

6

1.4 Batasan Masalah

7

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian

7

1.7 Definisi Operasional


8

TAT II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Belajar

9

2.1.1. Pengertian Belajar

9

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

10

2.2 Hakikat Belajar Kimia

11


2.3 Hasil Belajar

12

2.4 Model Pembelajaran

14

2.5 Model Problem Based Learning

15

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning

15

2.5.2 Ciri-Diri Model Pembelajaran Problem Based Learning

16


vii

2.5.3 Fase Dalam Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning

17

2.5.4 Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning

18

2.5.5 Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning

18

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

19

2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

19

2.6.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

20

2.6.3 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

21

2.6.4 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

22

2.6.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

23

2.7 Media Pembelajaran

25

2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran

25

2.7.2 Media Pembelajaran Power Point

27

2.8 Hidrolisis Garam

28

2.8.1 Konsep Hidrolisis Garam

28

2.8.2 Sifat Larutan Garam

28

2.9 Kerangka Berfikir

34

2.10 Hipotesis Penelitian

35

TAT III TINJAUAN PUSTAKA
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

36

3.1.1 Lokasi Penelitian

36

3.1.2 Waktu Penelitian

36

3.2

36

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

36

3.2.2 Sampel Penelitian

36

3.3 Variabel Penelitian

36

3.3.1 Variabel Bebas

36

3.3.2 Variabel Terikat

36

3.3.3 Variabel Kontrol

37

3.4 Instrumen Penelitian

37

3.4.1 Instrumes Tes

37

viii

3.4.2 Validitas Tes

38

3.4.3 Reabilitas Tes

39

3.4.4 Tingkat Kesukaran

39

3.4.5 Daya Pembeda Soal

40

3.5 RanDangan Penelitian

41

3.6 Prosedur Penelitian

42

3.7 Teknik Pengolahan Data

45

3.7.1 Uji Normalitas

45

3.7.2 Uji Homogenitas

46

3.7.3 Uji Hipotesis

46

TAT IV HASIL DAN PEMTAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

48

4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian

48

4.1.1.1. Analisis Instrumen Tes

48

4.1.2. Data Hasil Penelitian

49

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

50

4.2.1.Uji Normalitas Postest

51

4.2.2. Uji Homogenitas Postest

52

4.3. Pengujian Hipotesis

53

4.4 Pembahasan

53

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

58

5.2. Saran

58

DAFTAR PUSTAKA

59

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

TAT I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

6

1.3 Rumusan Masalah

6

1.4 Batasan Masalah

7

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian

7

1.7 Definisi Operasional

8

TAT II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Belajar

9

2.1.1. Pengertian Belajar

9

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

10

2.2 Hakikat Belajar Kimia

11

2.3 Hasil Belajar

12

2.4 Model Pembelajaran

14

2.5 Model Problem Based Learning

15

2.5.1 Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning

15

2.5.2 Ciri-Diri Model Pembelajaran Problem Based Learning

16

vii

2.5.3 Fase Dalam Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning

17

2.5.4 Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning

18

2.5.5 Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning

18

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

19

2.6.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

19

2.6.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

20

2.6.3 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

21

2.6.4 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

22

2.6.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

23

2.7 Media Pembelajaran

25

2.7.1 Pengertian Media Pembelajaran

25

2.7.2 Media Pembelajaran Power Point

27

2.8 Hidrolisis Garam

28

2.8.1 Konsep Hidrolisis Garam

28

2.8.2 Sifat Larutan Garam

28

2.9 Kerangka Berfikir

34

2.10 Hipotesis Penelitian

35

TAT III TINJAUAN PUSTAKA
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

36

3.1.1 Lokasi Penelitian

36

3.1.2 Waktu Penelitian

36

3.2

36

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

36

3.2.2 Sampel Penelitian

36

3.3 Variabel Penelitian

36

3.3.1 Variabel Bebas

36

3.3.2 Variabel Terikat

36

3.3.3 Variabel Kontrol

37

3.4 Instrumen Penelitian

37

3.4.1 Instrumes Tes

37

viii

3.4.2 Validitas Tes

38

3.4.3 Reabilitas Tes

39

3.4.4 Tingkat Kesukaran

39

3.4.5 Daya Pembeda Soal

40

3.5 RanDangan Penelitian

41

3.6 Prosedur Penelitian

42

3.7 Teknik Pengolahan Data

45

3.7.1 Uji Normalitas

45

3.7.2 Uji Homogenitas

46

3.7.3 Uji Hipotesis

46

TAT IV HASIL DAN PEMTAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

48

4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian

48

4.1.1.1. Analisis Instrumen Tes

48

4.1.2. Data Hasil Penelitian

49

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

50

4.2.1.Uji Normalitas Postest

51

4.2.2. Uji Homogenitas Postest

52

4.3. Pengujian Hipotesis

53

4.4 Pembahasan

53

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

58

5.2. Saran

58

DAFTAR PUSTAKA

59

ix

DAFTAR GAMTAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian

44

Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Postest Sampel

51

x

DAFTAR TATEL
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning

17

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

21

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes

40

Tabel 3.2 RanDangan Penelitian

41

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Rata-Rata Postest

50

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postest

51

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postest

52

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis

53

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran

62

Lampiran 2 RenDana Pelaksanaan Pembelajaran

64

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes

99

Lampiran 4a Instrumen Penelitian Sebelum Validasi

113

Lampiran 4b Instrumen Penelitian Setelah Validasi

122

Lampiran 5a KunDi Jawaban Instumen Tes (Sebelum Validasi)

126

Lampiran 5b KunDi Jawaban Instumen Tes (Setelah Validasi)

127

Lampiran 6a Media PowerPoint Hidrolisis Garam Sebelum Validasi

128

Lampiran 6b Media PowerPoint Hidrolisis Garam Setelah Validasi

137

Lampiran 7a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan I

143

Lampiran 7b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan I

148

Lampiran 8a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan II

153

Lampiran 8b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan II

156

Lampiran 9a Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 Pertemuan III

159

Lampiran 9b Lembar Analisis Masalah Eksperimen 2 Pertemuan III

162

Lampiran 10 KunDi Jawaban Lembar Jawaban Analisis Masalah

165

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes

170

Lampiran 12 Tabel Validisi

172

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Tes

173

Lampiran 14 Tabel Reliabilitas

174

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran

175

Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran

176

Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda

177

Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda

179

Lampiran 19 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

180

Lampiran 20 Tabulasi Data Nilai Siswa

181

Lampiran 21 Standar Deviasi

183

Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas

185

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas

189

Lampiran 24 Perhitungan Uji Hipotesis

191

xii

Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-ProduDt Moment

193
2

Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X )

194

Lampiran 27 Niali Kritis Distribusi F (Tabel F)

195

Lampiran 28 Nilai-Nilai Dalamm Distribusi t (Tabel t)

196

Lampiran 29 Jadwal Penelitian

197

Lampiran 30 Dokumentasi

198

x

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Base Learning

17

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

21

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes

40

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

41

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Rata-Rata Postest

50

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postest

51

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postest

52

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis

53

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran

62

Lampiran 2 RenSana Pelaksanaan Pembelajaran

6l

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes

99

Lampiran la Instrumen Penelitian Sebelum Validasi

113

Lampiran lb Instrumen Penelitian Setelae Validasi

122

Lampiran 5a KunSi Jawaban Instumen Tes (Sebelum Validasi)

126

Lampiran 5b KunSi Jawaban Instumen Tes (Setelae Validasi)

127

Lampiran 6a Media PowerPoint Hidrolisis Garam Sebelum Validasi

128

Lampiran 6b Media PowerPoint Hidrolisis Garam Setelae Validasi

137

Lampiran 7a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan I

1l3

Lampiran 7b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan I

1l8

Lampiran 8a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan II

153

Lampiran 8b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan II

156

Lampiran 9a Lembar Analisis Masalae Eksperimen 1 Pertemuan III

159

Lampiran 9b Lembar Analisis Masalae Eksperimen 2 Pertemuan III

162

Lampiran 10 KunSi Jawaban Lembar Jawaban Analisis Masalae

165

Lampiran 11 Pereitungan Validitas Tes

170

Lampiran 12 Tabel Validisi

172

Lampiran 13 Pereitungan Reliabilitas Tes

173

Lampiran 1l Tabel Reliabilitas

17l

Lampiran 15 Pereitungan Tingkat Kesukaran

175

Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran

176

Lampiran 17 Pereitungan Daya Pembeda

177

Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda

179

Lampiran 19 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

180

Lampiran 20 Tabulasi Data Nilai Siswa

181

Lampiran 21 Standar Deviasi

183

Lampiran 22 Pereitungan Uji Normalitas

185

Lampiran 23 Pereitungan Uji Homogenitas

189

Lampiran 2l Pereitungan Uji Hipotesis

191

xii

Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-ProduSt Moment

193
2

Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Cei Kuadrat (X )

19l

Lampiran 27 Niali Kritis Distribusi F (Tabel F)

195

Lampiran 28 Nilai-Nilai Dalamm Distribusi t (Tabel t)

196

Lampiran 29 Jadwal Penelitian

197

Lampiran 30 Dokumentasi

198

1

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1. LatarBBelakangBMasalahB
Pembelajaran berbasis masalah merupakan kegiatan belajar yang menuntut
aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui
situasi masalah yang disajikan dengan tujuan untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah
(Hosnan, 2014). Model PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa yang
mengharuskan mereka untuk secara aktif mengartikulasikan, memahami, dan
memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, menganalisis,
sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah (Ardana,
dkk, 2013). Model Problem Based leareieg adalah model pembelajaran yang
menuntut

siswa

mengembangkan

keterampilan

berpikir,

memusatkan

pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan
siswa dan keterampilan intelektual, menumbuhkan kemampuan kerja sama, dan
mengembangkan sikap sosial, sehingga

siswa tertantang dan tidak bosan

(Wahyudi, dkk, 2014).
Kelebihan pembelajaran berbasis masalah di antaranya yaitu peserta didik
tertantang terhadap pemecahan masalah yang diberikan dan membangkitkan
kemampuan berpikir kritis siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
suatu pengetahuan baru, lebih menyenangkan bagi siswa , dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat memberikan kesempatan
siswa untuk menerapkan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam dunia nyata
untuk memecahkan masalah serta siswa tidak cenderung bosan (Wasonowati, dkk,
2014).
Selanjutnya, belajar secara kooperatif juga dapat menekankan aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Salah
satu model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achevment
Division) yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin (Gusbandono, dkk, 2013).

2

Dalam STAD, peserta didik dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat
orang yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya. Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan pelajaran
dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim
telah menguasai materi yang diajarkan. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan
kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri diamana siswa tidak dperbolehkan
untuk saling membantu (Slavin, 2005). Pembelajaran kooperatif tipe STAD
membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa
lebih menguasai materi (Hidayati, dkk, 2013).
Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (Perdana, dkk,
2014). Selain itu, belajar dengan model pembelajaran kooperatif STAD
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu setiap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk menerima reward setelah menyelesaikan suatu materi
pembelajaran, reward yang diberikan mampu memotivasi siswa untuk dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber dan belajar dengan kelompoknya serta setiap siswa memiliki
kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Slavin, 2005).
Model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan
masalah dari suatu peristiwa nyata, mengumpulkan informasi melalui strategi
yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil suatu keputusan pemecahan
masalahnya yang kemudian akan didiskusikan dengan kelompoknya dan
dipresentasikan dalam bentuk unjuk kerja. Pembelajaran berbasis masalah dan
kooperatif memberikan tantangan kepada siswa sehingga siswa aktif mencari
penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya
(Ardana, dkk, 2013). Kerja sama dalam kelompok memungkinkan siswa lebih
memahami materi pembelajaran, karena siswa dapat berbagi pengetahuan dengan
teman dan memungkinkan untuk pembelajaran dengan tentor sebaya. Hal ini akan

3

lebih memudahkan siswa belajar dan berinteraksi lebih positif, sehingga mampu
meningkatkan hasil belajarnya (Tamara dan Munoto, 2015).
Berbagai penelitian tentang manfaat media pembelajaran menunjukkan
bahwa bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media powerpoint dapat
meningkatkan kualitas pengajaran (Setyawan, 2014). Namun demikian, media
pembelajaran menggunakan powerpoint masih belum banyak diterapkan guru
secara maksimal dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kesadaran untuk lebih
memberikan perhatian pada peningkatan kualitas media pembelajaran powerpoint
perlu ditumbuhkembangkan.
Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang
populer paling banyak digunakan untuk kepentingn presentasi, baik pembelajaran,
presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya karena powerpoint
memiliki fasilitas dan kelebiahan yang memberikan kemudahan dalam membuat
suatu presentasi yang efektif, profesional dan menarik (Susilana, dkk, 2009).
Media powerpoint dapat menarik perhatian siswa karena dapat menyajikan teks
dan gambar disertai dengan animasi. Penyajian media powerpoint yang menarik
dapat menjadikan anak lebih terangsang untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentang bahan ajar yang tersaji (Muharoma dan Wulandari 2014). Media
powerpoint mampu menyajikan konsep konsep teori secara ringkas dan jelas yang
dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep dari materi
yang diajarkan (Listyorini dan Sudarisman 2010).
Pemberian pembelajaran dengan media power point memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan cara masing-masing sehingga
dapat mengatasi kesulitan belajar dan permasalahan prestasi siswa (Ghufroni, dkk,
2013). Media powerpoint merupakan media yang dapat menarik keinginan siswa
untuk lebih fokus terhadap materi yang diajarkan dan tepat digunakan untuk
menghemat durasi dalam pemberian materi awal serta mampu menyajikan teori
secara ringkas dan jelas yang dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan
memahami konsep (Sirait, 2015).
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kesulitan siswa dalam mempelajari

4

ilmu kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami konsep, istilah dalam
kimia, dan perhitungan (Kurnianto, dkk, 2016). Selanjutnya pemahaman konsep
kimia melibatkan kajian aspek makroskopis, submikroskopis, dan simbolis yang
merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran kimia. Kesulitan
mengintegrasikan ketiga aspek tersebut dalam pembelajaran mengakibatkan
pembelajaran kimia terkesan sulit, tidak kontekstual, dan sangat abstrak (Pratiwi,
dkk, 2014).
Hidrolisis garam merupakan materi pelajaran kelas XI semester II SMA
yang banyak mengkaji konsep-konsep tentang sifat larutan garam yang
membutuhkan pemahaman lebih matang sehingga mempengaruhi penerapannya
ke dalam rumus-rumus tentang sifat larutan garam dalam penyelesaiannya
(Ditama, dkk, 2015). Materi yang berisi konsep dan rumus ini Materi yang berisi
konsep dan rumus-rumus mencari mol, konsentrasi, pH, serta tetapan hidrolisis
garam dan melibatkan keterampilan berhitung siswa untuk menyelesaikan
masalah dianggap siswa masih sulit untuk dipahami sehingga perlu diberikan
suatu model/metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi
tersebut (Selvianti, dkk, 2013).
Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning
diteliti oleh Rosita, dkk (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah
efektif diterapkan pada materi hidrolisis garam kelas XI SMA yang dilihat dari
ketercapaian pembelajaran melalui peningkatan rata-rata hasil belajar dari saat
pretest ke posttest yaitu 13,05% menjadi 86,96%. Berarti terjadi kenaikan sebesar
73,91% peserta didik mencapai keberhasilan peningkatan hasil belajar pada materi
hidrolisis garam dan terjadi peningkatan soft skill konservasi siswa yang
berkriteria tinggi sebanyak 35,48% sedangkan yang berkriteria sedang 64,52%.
Hasil ini menunjukkan bahwa model PBL memberikan kesempatan pada siswa
bereksplorasi untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir
kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan
masalah.
Penelitian Kalim (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar

5

siswa dari rata-rata 66,3 pada siklus I menjadi 73,1 pada siklus II dan 79,5 pada
siklus III. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktifitas siswa dimana pada siklus I
yang tergolong aktif dari 38 siswa adalah 71,1%, meningkat menjadi 76% pada
siklus II dan 81% pada siklus III. Sehingga berdampak pada keberhasilan
ketuntasan dimana ketuntasan minimal meningkat dari 45% menjadi 89%.,
sedangkan indikator keberhasilan ketuntasan kelas pada penelitian ini minimal
sebesar 85%. Hal ini sejalan dengan penelitan Hidayati, dkk, (2013) yang
menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia melalui hasil tes kognitif siklus 1
dan siklus 2. Pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa sebesar 40 % yang kemudian
meningkat menjadi 70 % pada siklus 2. Dilihat dari aspek afektif siswa, pada
siklus 1 afektif siswa sebesar 15 %, kemudian meningkat pada siklus 2 sebesar
25%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ghufroni, dkk (2013) menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode problem posieg dilengkapi media power poiet dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif. Untuk
penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14% menjadi
71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian indikator
yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%. Hasil ini menunjukkan bahwa
dengan penggunaan media powerpoiet pelajaran yang disampaikan menjadi lebih
menarik dengan adanya objek yang ditampilkan sehingga siswa lebih tertarik dan
senang dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar.
Penelitian yang dilakukan Ardana, dkk, (2013), menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis dan kinerja ilmiah siswa yang
belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dimana keterampilan
berpikir kritis model pembelajaran berbasis masalah rata-rata 76,25 termasuk
dalam kategori tinggi sedangkan keterampilan berpikir kritis untuk model
pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata 67,13 termasuk kategori cukup.
Selain itu, nilai kinerja ilmiah untuk model pembelajaran berbasis masalah
memiliki rata-rata 76,18 berada pada kriteria 70-84, termasuk kategori Tinggi.

6

Sedangkan nilai kinerja ilmiah untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD
68,97 berada pada kriteria 55 - 69, termasuk kategori cukup. Hasil ini
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan kinerja ilmiah siswa, sehingga siswa mampu
berekplorasi untuk memecahkan masalah masalah-masalah yang nyata, aktual
dan bersifat ill-structure.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama pelaksanaan
program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) 2015 di SMAN 1 Batang Kuis,
guru masih mengajar dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah.
Pada metode ini kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Metode ceramah
menghasilkan prestasi belajar siswa yang belum memuaskan dengan alasan
metode ceramah adalah metode teacher-ceetered yang tidak menarik sehingga
siswa tidak bersemangat dalam mempelajari materi dan mengakibatkan hasil
belajar belum sesuai yang diharapkan (Pratiwi, dkk, 2014).
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan penelitian dengan judul “
PerbedaanB HasilB BelajarB SiswaB MenggunakanB ModelB Problem Based
eearning DenganBKooperatifBTipeBSTADBPadaBMateriBHidrolisisBGaram”.
1.2. IdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.

Hasil belajar kimia siswa masih rendah.

2.

Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru saja.

3.

Model

pembelajaran

yang

digunakan

masih

menggunakan

model

konvensional.
4.

Siswa mudah merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

1.3. RumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:B

7

1.

Adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Leareieg dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi hidrolisis garam?

1.4. BatasanBMasalahB
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini ialah:
1.

Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P
2015/2016 pada semester genap.

2.

Perbandingan model PBL dan STAD menggunakan media Power Poiet

3.

Pokok bahasan yang diajarkan adalah Hidrolisis Garam.

1.5. TujuanBPenelitianB
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Leareieg
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi hidrolisis
garam.

1.6. ManfaatBPenelitianB
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum
dijabarkan sebagai berikut:
1.

Bagi guru kimia, sebagai model dan media pembelajaran alternatif pada
proses pembelajaran

2.

Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.

3.

Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Batang Kuis.

4.

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

8

1.7.DefenisiBOperasionalB
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefenisikan
secara operasional sebagai berikut:
1.

Menurut Abdurrahman, (2012), hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar. mengklarifikasi hasil belajar dalam tiga ranah
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.

Menurut Wahyudi, dkk, (2014), model Problem Based leareieg adalah model
pembelajaran yang menuntut siswa mengembangkan keterampilan berpikir,
memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang
harus diselesaikan siswa dan keterampilan intelektual, menumbuhkan
kemampuan kerja sama, dan mengembangkan sikap sosial, sehingga siswa
tertantang dan tidak bosan.

3.

Menurut Trianto, (2011), model pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Tujuan pembelajaran kooperatif
tipe studeet teams achivemeet divisioe adalah untuk memotivasi siswa supaya
aktif dan saling bekerjasama yaitu membantu satu sama lain dalam menguasai
materi yang diajarkan oleh guru.

4.

Menurut Ghufroni, dkk (2013), media Power Point adalah media elektronik
digunakan untuk merancang dan mempresentasikan suatu media dalam
bentuk slide yang didalamnya terdapat gambar, grafik, animasi, suara dan
objek lain yang dapat dibuat guru relevan dengan tujuan, materi dan
karakteristik siswa.

5.

Menurut Sutresna, (2013), hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ionion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah suatu garam. Hidrolisis
garam merupakan reaksi kesetimbangan larutan yang homogen.

58

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
B
B
5.1.B

KesimpulanB
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1.

Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa dimana siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning menunjukkan
hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
hidrolisis garam.

5.2.B

SaranB
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :
1.

Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran
problem based learning sebagai model alternatif dalam upaya meningkatkan
hasil belajar kimia siswa, terkhusus pada materi pokok hidrolisis garam.

2.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang
dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan
khususnya dalam bidang studi kimia.

3.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel
afektif lainnya, seperti motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah,
maupun variabel-variabel afektif lainnya.

4.

Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi
kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan
memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

59

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Adesoji, F.A., dan Ibraheem, T.L., (2009), Effects of Student Teams-Achievement
Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes
in Chemical Kinetics, The Journal Of International Social Research
2(6):16-25.
Ardana, I.K., Arnyana, I.B.P., dan Setiawan, I.G.A.N., (2013), Studi Komparatif
penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis dan Kinerja Ilmiah Biologi SMA, E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 3:113.
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara,
Jakarta.
Daryanto dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media,
Yogyakarta.
Ditama, V., Saputro, S., dan S, A.N.C., (2015), Pengembangan Multimedia
Interaktif Dengan Menggunakan Program Adobe Flash Untuk
Pembelajaran Kimia Materi Hidrolisis Garam SMA Kelas XI, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) 4 (2):23-31.
Fakhriyah, F., (2014, Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia (JPII) 3 (1):95-101.
Hidayati, I.N.A., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2013), Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada
Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI MAN Klaten Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2 (2): 92-99.
Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, S., dan Widodo, T.A., Penerapan Model
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Ketercapaian Kompetensi Siswa, Chemistry in Education(CiE) 4(2): 4249.
Hosnan, M., (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21, Ghalia Indonesia, Bogor.
Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti, B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode
Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada
Materi Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3):114- 121.
Gusbandono, T., Sukardjo, J.S., dan Utomo, S.B., (2013), Pengaruh Metode
Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievment Division (STAD)
Dilengkapi Media Animasi Macromedia Flash Dan Plastisi Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Kelas X
Semester 1 SMA Negeri 1 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4): 102-109.

60

Kalim, N., Sukardi, dan W, S.A., (2013), Model Pembelajaran Kooperatif Stad
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan
Matematika 1(1):75-82.
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015) Pengembangan Modul
Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in
Education (CiE) 4(2): 64-69.
Listyorini, S., dan Sudarisman, S., (2010), Perbedaan Pengaruh Penggunaan
Media Power Point dan Media Animasi Pada Pembelajaran Remedial
Biologi Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa, Seminar Nasional VIII
Pendidikan Biologi UNS Solo: 238-246.
Muharoma, Y,P., dan Wulandari, (2014), Penerapan Model Problem Based
Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA, Joyful Learning Journal 3(2):33-40.
Perdana, D.D., Utomo, S.B, dan Yamtinah, S., (2014), Upaya Peningkatan Minat
Dan Prestasi Belajar Materi Hidrokarbon Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) Berbantuan Kartu Soal Pada Siswa Kelas X Semester Genap
SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) 3(1):74-79.
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks
Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3):40-48.
Rosita, A., Sudarmin, Marwoto, P., (2014), Perangkat Pembelajaran Problem
Based Learning Berorientasi Green Chemistry Materi Hidrolisis Garam
Untuk Mengembangkan Soft Skill Konservasi Siswa, Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 3(2): 134-139.
Rusman, (2011), Model–Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali, Jakarta.
Sadiman, S.A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito, (2010), Media
Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sawitri, R.N., S, W.A.E., dan Mulyani, B., (2015), Upaya Peningkatan
Kemampuan Analisis Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Strategi
Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Laboratorium Pada
Materi Pokok Stoikiometri Kelas X-MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(4):103108.
Selvianti, Ramdani, dan Jusniar, (2013), Efektivitas Metode Pemecahan Masalah
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains
Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 8 Makassar (Studi Pada Materi Pokok
Hidrolisis Garam), Jurnal Chemica 14(1):55-65.
Setyawan, B., (2014), Pengaruh Media Power Point Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IX-G SMP Negeri 39 Surabaya, EJurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya 4: 1-12

61

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
(Dengan Suplemen), Universitas Negeri Medan, Medan.
Sirait, T., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Based Learning (PBL) Dengan
Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada
Pokok Bahasan Konsep Redoks , Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Siregar, A.D., (2015), Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Think Pair Share Dengan Media Powerpoint Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol di SMA Negeri 7 Medan,
Skripsi, UNIMED, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Ron
Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media,
Bandung.
Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2
Sudjana., (2002), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Susilana, R., dan Riyana, C., (2009), Media Pembelajaran,CV Wacana Prima,
Bandung.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED
PRESS, Medan.
Sumiati, dan Asra, (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.
Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Penegtahuan Alam, Grafindo,
Bandung.
Tamara, N.A., dan Munoto, (2015), Pengaruh Model Pembelajaran PBL dan MPK
Tipe STAD Serta Kemampuan Metakognitif Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik, Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro 4(3):653-659.
Tosaglu, A.,K., dan Bakac, M., (2014), The Effect of Problem Based Learning
Approach on Conceptual Understanding in Teaching of Magnetism
Topics, Eurasian Journal Phyisics & Chemistry Education 6(2):110-122.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
X SMA Negeri Grujugan Bondowoso, Pancaran 3(3):83-92.
Wasonowati, R.R.T., Redjeki, T., dan Ariani, S.R.D., (2014) Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum
Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3):66-75.

Dokumen yang terkait

K a j i a n F i s i o l o g i s B i j i K o p i R o b u s t a D a n A r a b i k a S e l a m a P r o s e s P r a P e r k e c a m b a h a n

0 5 14

K A R A K T E R I S T I K F I S I K B I J I K O P I R O B U S T A T E R F E R M E N T A S I O L E H M I K R O F L O R A F E S E S L U WA K

0 6 18

P O L A R I W A Y A T K E S E H A T A N R E P R O D U K S I DAN S T A T U S G I Z I WANITA Y A N G M E N G A L A M I O S T E O P O R O S I S DI P O L I K L I N I K P E N Y A K I T D A L A M RSUP DR, M O H A M M A D H O E S I N P A L E M B A N G P E R I O

0 2 97

HUBUNGAN P R O T E I N U R I A DAN H I P E R K O L E S T E R O L E M I A DENGAN HIPOALBUMINEMIA PADA ANAK P E N D E R I T A SINDROM N E F R O T I K DI RSUD P A L E M B A N G BARI P E R I O D E 2009-2012 SKRIPSI

0 1 67

GAMBARAN A N T R O P O M E T R I A T L E T T A E K W O N D O DI P A L E M B A N G SKRIPSI

0 2 61

P E R B E D A A N RASIO K A D A R K O L E S T E R O L T O T A L T E R H A D A P H I G H - D E N S I T Y L I P O P R O T E I N (HDL) PADA PASIEN P E N Y A K I T JANTUNG K O R O N E R DAN P A S I E N NON P E N Y A K I T JANTUNG K O R O N E R DI RSMP TAHUN 2

0 0 100

I S E H T s t n e m e r i u q e R e h t f o t n e m ll if l u F l a it r a P s a d e t n e s e r P o t e h t n i a t b O

0 3 192

S A T I L I B I D E R K U T A P E S N E M U S N O K I L E B T A N I M P A D A H R E T K U D O R P E K I N L A S T U F

0 2 121

P K I N K E T F I T A R E P O K N A R A J A L E B M E P L E D O M I U L A L E M

0 0 242

I S E H T s t n e m e r i u q e R e h t f o t n e m ll if l u F l a it r a P s a d e t n e s e r P e h t n i a t b O o t

0 0 122