PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU OLEH MASYARAKAT DI KOTA TEBING TINGGI.
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU OLEH
MASYARAKAT DI KOTA TEBING TINGGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
FARANS DINA SUSANTI
NIM. 3113131023
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
ii ABSTRAK
Farans Dina Susanti. NIM. 3113131023. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Oleh Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penyediaan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 (2) Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Oleh Masyarakat Kota Tebing Tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tebing Tinggi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ruang Terbuka Hijau di Kota Tebing Tinggi. Sampel yang digunakan yaitu ruang terbuka hijau yang tersedia di Kota Tebing Tinggi yakni Taman Kota, Jalur Hijau Jalan, TPU, Lapangan Olahraga, dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, observasi, dan Komunikasi langsung kepada responden kemudian dianalisis secara sistematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi seluas 440,2 Ha, Seharusnya 768,7 Ha, dari luas wilayah Kota Tebing Tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan PerMen PU, No. 05 PRT/M/2008. (2) Pada umumnya, 85% masyarakat di Kota Tebing Tinggi telah memanfaatkan ruang terbuka hijau untuk melakukan rekreasi pasif atau aktivitas relaksasi yang
bermanfaat untuk kesehatan mental seperti piknik, jalan-jalan, duduk–duduk
berkumpul dengan keluarga atau bertemu teman, juga apresiasi terhadap alam. Kata Kunci : Kebutuhan, Pemanfaatan, Ruang Terbuka Hijau.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Berkat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Oleh Masyarakat di Kota Tebing Tinggi”.
Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam
memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Di dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai kelemahan, namun
berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi,
sehubungan dengan itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Bapak Dr. Restu, M.S. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing selama di perkuliahan.
7. Bapak Darwin P. Lubis, M.Si selaku dosen penguji sekaligus membantu
(7)
iv
8. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si dan Ibu Anik Juli Dwi Astuti, S.Si. M.Sc.
selaku dosen penguji, serta Bapak/Ibu dosen khususnya di Jurusan
Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu di
bangku perkuliahan.
9. Bapak Hayat Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang
telah membantu dan memberikan informasi selama ini kepada penulis.
10.Bapak Amas Muda, S.H selaku kepala Dinas Bakesbang yang memberikan
informasi yang dibutuhkan penulis dalam pembuatan skripsi.
11.Ibu Rusmiaty Harahap, S.T selaku kepala Dinas Pertamanan beserta stafnya
Pak Edi, dan Pak Arzi yang memberikan informasi yang dibutuhkan penulis
dalam pembuatan skripsi.
12.Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua, untuk Ayahanda Mardi
Piliang dan Ibunda tercinta Jamiatul Wasliyah yang telah memberikan kasih
sayang, mendoakan, mendidik, membimbing, motivasi dan dukungannya baik
dari segi moril maupun materi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13.Terima kasih untuk kakak ku Yanti Mawardi, Mariaty, Lia Kemala Sari, dan
abangda Aulia Rahman, Budi Harja, Hendra, dan Zul Firman juga adik – adik
sepupu ku Gita Liana dan Wanda Yunita yang telah memberikan semangat
dan dukungannya kepada penulis.
14.Kepada teman-teman Mahasiswa Pendidikan Geografi Unimed terkhusus buat
sahabat B Reguler 2011 Pendidikan Geografi, terimakasih untuk motivasi dan
(8)
v
15.Kepada teman suka duka Putri Maulidya Masya S.Pd, Nurhayun S.Pd,
Hamimi Aryani Pohan S.Pd, Wahyuni Adha S.Pd, Handini Putri Rizky S.Pd,
Verdila Striani S.Pd, Siti Anisah, dan Luat Katrini Restu Purba S.Pd. Lestari
S.Pd. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya.
16.Teman Kost jalan M. Yakub No. 14 Sentosa Baru dan juga teman - teman
PPLT SMA Negeri 1 Pantai Cermin. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
sudah membantu dan memotivasi penulis yang namanya tidak disebutkan satu
persatu dalam tulisan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembaca
khususnya Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.
Medan, Maret 2016
Farans Dina Susanti NIM : 3113131023
(9)
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Identifikasi Masalah ………... 4
C. Pembatasan Masalah ……….. 5
D. Rumusan Masalah ……….. 5
E. Tujuan Penelitian ……….... 5
F. Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teori ……….. 7
B. Penelitian yang Relevan ……… 25
C. Kerangka Berfikir ………. 28
BAB III. METODE PENELITIAN ... 31
A. Lokasi Penelitian ……… 31
B. Populasi dan Sampel ……….. 31
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ………... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ………. 32
(10)
vii
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 34
A. Kondisi Fisik ……… 34
B. Kondisi Non Fisik ……… 39
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ……… 45
B. Pembahasan ………. 68
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
A. Kesimpulan ……….. 80
B. Saran ……… 81
DAFTAR PUSTAKA ………. 82
(11)
viii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk... ... 14
2. Kelengkapan fasilitas Taman Kelurahan ... 19
3. Kelengkapan Fasilitas Taman Kecamatan ... 21
4. Kelengkapan Fasilitas Taman Kota ... 22
5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Jumlah Lingkungan di Kota Tebing Tinggi Menururt Kecamatan Tahun 2015 ... 36
6. Penggunaan Lahan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 39
7. Kepadatan Penduduk di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 39
8. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Umur di Kota Tebing Tinggi ... 40
9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 41
10.Sarana Pendidikan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 42
11.Jenis Fasilitas Kesehatan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 43
12.Jenis Alat Transportasi di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 44
13.Ketersediaan RTH Setiap Kecamatan di Kota Tebing Tinggi ... 47
14.Kebutuhan Ideal RTH Setiap Kecamatan di Kota Tebing Tinggi ... 51
15.Rata – rata Kebutuhan Jenis RTH di Kota Tebing Tinggi ... 52
16.Selisih Kebutuhan RTH Berdasarkan Permendagri No. 1 Tahun 2007 dengan Ketersediaan RTH Kota Tebing Tinggi Tahun 2012 ... 53
17.Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Kelurahan, dan Jenis Kelamin di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 ... 54
18.Penyediaan Kebutuhan RTH Taman RT/RW Berdasarkan Jumlah Penduduk Tahun 2015 ... 57
19.Penyediaan Kebutuhan RTH Taman Kelurahan Berdasarkan Jumlah Penduduk Tahun 2015 ... 59
20.Penyediaan Kebutuhan RTH Taman Kecamatan Berdasarkan Jumlah Penduduk Tahun 2015 ... 60
(12)
ix
21.Penyediaan Kebutuhan RTH Pemakaman Umum Berdasarkan
Jumlah Penduduk Tahun 2015 ... 61
22.Penyediaan Kebutuhan RTH Hutan Kota Berdasarkan Jumlah
Penduduk Tahun 2015 ... 62
23.Penyediaan Kebutuhan RTH Fungsi-fungsi Lainnya Berdasarkan
Jumlah Penduduk Tahun 2015 ... 62
24.Ketersediaan RTH Taman Kelurahan dan Taman Kecamatan ... 63
25.Pemanfaatan RTH Taman Kota di Kota Tebing Tinggi ... 64
26.Alasan Masyarakat Tidak Pernah Memanfaatkan RTH Taman Kota ... 65
27.Frekuensi Kunjungan Masyarakat ke Taman Kota ... 66
28.Alasan Masyarakat Berkunjung ke Taman Kota ... 66
29.Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi RTH Taman Kota di Kota
Tebing Tinggi ... 67
30.Jenis RTH yang Dibutuhkan Masyarakat Kota Tebing Tinggi ... 67
(13)
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Proporsi Ruang Terbuka Hijau ... 9
2. Contoh Taman Keluruhan (Rekreasi aktif) ... 19
3. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif) ... 20
4. Contoh Taman Kecamatan ... 20
5. Contoh Taman Kota ... 22
6. Skema Kerangka Berfikir ... 30
7. Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi ... 35
8. Peta Penggunaan Lahan Kota Tebing Tinggi ... 38
9. RTH Taman Srimersing (Tanah Lapang Merdeka) ... 45
10.RTH Taman Pinkra ... 46
11.Peta Ketersediaan RTH di Kota Tebing Tinggi... 48
12.Diagram Ketersediaan RTH di Kota Tebing Tinggi... 49
13.Peta Sebaran RTH di Kota Tebing Tinggi... 50
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Lembar Kuesioner ... 85
2. Daftar Nama Responden ... 89
3. Daftar Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 97
4. Option Pilihan Jawaban Responden ... 99
5. Tabulasi Pemanfaatan RTH Taman Kelurahan ... 103
6. Tabulasi Pemanfaatan RTH Taman Kecamatan ... 104
7. Tabulasi Pemanfaatan RTH Taman Kota ... 105
8. Tabulasi Jenis RTH yang Dibutuhkan Masyarakat ... 107
(15)
82
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, M. 2013. Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Kudus. Skripsi. Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Anonimus,2009. Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta : PT. Armas Duta Jaya.
Departemen Dalam Negeri.1988. Intruksi Kementerian Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Wilayah Perkotaan. Jakarta. Departemen Dalam Negeri.
Dinas Pertaman Kota Tebing Tinggi. 2014. Profil Pertamanan Kota Tebing Tinggi 2007. Tebing Tinggi : Dinas Pertaman Kota Tebing Tinggi. Direktorat Jenderal Penataan Ruang,2012. Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum.
Djamal, Zoer`aini I. 2005. Tantangan Lingkungan & Lansekap Hutan Kota. Jakarta: Bumi Aksara
Erdawati, 2005. Analisis Tentang Fungsi Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Taman Ahmad Yani Di Medan). Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Fadilah, Imran. Identifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Strategis Kota (KSK) Pusat Kota Sukabumi. (online). (http://www.ejournal.unpak.ac.id, diakses 11 juni 2015.
Fandeli, Chafid, kaharudin,dan mukhlison.2004. Perhutanan Kota. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Gulo, Berkat Fangatulo, 2008. Analisis Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Kota Medan. Skripsi, Medan : Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU.
http://Fitoridesu.Multiply.Com/Journal/Item/55/Melestarikan_Ruang
_Terbuka_Hijau_Kota?&Show_Interstitial=1&u=%2fjournal%2fitem.diakses senin21maret2015.
Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan
Pengembangan Wilayah. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada.
(16)
83
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1. Tahun 2007 Penataan Runag Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor.05/PRT/M/ 2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan. Jakarta.
Renita, S.2004. Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan Ruang Publik di Kota Pesisir (Kasus : Kota Surabaya dan Bengkulu). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota BSAPPK V2n1.(online), (http://www.ITB.ac.id, diakses 21 maret 2015).
Risyanto.2014. Kajian Ketersedian Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta Tahun 2009, (online), (http://www.ugm.ac.id, diakses 14 maret 2015.
Samosir,Theresia,2011. Karakteristik Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Permukiman Kecamatan Medan Johor. Skripsi. Medan. : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Syahpin,Rosita.2013. Persepsi Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka Hijau Di
Kecamatan Medan Maimun. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Sembiring, Erdawati,2005.Analisis Tentang Fungsi Ruang Terbuka Hijau, Studi Kasus Taman Ahmad Yani Medan Johor. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Sumarmi, 2012. Pengembangan Wilayah Berkelanjutan. Malang : Aditya Media
Publishing.
Wahyudi,2009. Ketersediaan Alokasi Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ordo Kota I Kabupaten Kudus. Tesis. Semarang: Program Megister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro.
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kota merupakan sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya yang materialistis (Andrahan, 2013). Salah satu
kebutuhan fisik masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik
(public space) yang merupakan bagian ruang terbuka hijau. Setiap kota
diharapkan melakukan penataan terhadap kawasan ruang publik, dan disusun
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota. Meningkatnya pertumbuhan
penduduk akan berdampak pada pengalihfungsian lahan menjadi lahan terbangun
maupun tidak terbangun, akibatnya proporsi ruang terbuka hijau menjadi
berkurang dan tidak dapat berfungis secara optimal. Selain itu juga akan
berdampak pada kualitas lingkungan yang cenderung kurang optimal karena
berkurangnya ruang terbuka hijau.
Ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik, merupakan
salah satu ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi sosial dan dikelola
pemerintah. Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan
berkelanjutan, maka sudah saatnya memberikan perhatian yang cukup terhadap
keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.
Jumlah penduduk kota Tebing Tinggi dari waktu ke waktu yang terus
meningkat akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan pemanfaatan ruang
kota, sehingga memerlukan penataan ruang perkotaan yang harus diperhatikan
secara khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas
(18)
2
perkotaan. Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari
luas wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20% dari
wilayah kota (Undang-Undang Republik Indonesia No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang).
Peran ruang terbuka hijau publik bagi masyarakat kota sangat penting
selain menyangkut tata ruang fisik lingkungan, ruang terbuka hijau publik juga
mengemban fungsi dan makna sosial dan kultural yang sangat tinggi seperti yang
dikemukakan oleh (Budiharjo, 1999), ruang terbuka hijau publik merupakan
tempat dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas sehubungan dengan
kegiatan rekreasi, olahraga dan hiburan, bahkan dapat pula mengarah pada jenis
kegiatan hubungan sosial lainnya seperti jalan – jalan, melepas lelah, duduk
bersantai – santai, pertemuan akbar pada saat tertentu atau juga digunakan untuk
perdagangan.
Salah satu jenis ruang terbuka hijau publik yaitu taman kota. Menurut
pedoman dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan, taman kota
adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetika sebagai sarana kegiatan
rekreatif, edukatif, atau kegiatan lain pada tingkat kota.
Kota yang mempunyai kualitas hidup baik, adalah kota yang dapat
menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) sesuai dengan kebutuhan penduduknya,
atau minimal sesuai dengan standar minimum tertentu, agar setiap penduduk dapat
memanfaatkan fasilitas tersebut dengan mudah (Yusdahniar, 2013). Peningkatan
kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat pada saat
ini mengakibatkan makin meningkatnya permintaan rekreasi. Tempat-tempat
(19)
3
pengunjung terutama pada hari libur guna memenuhi kebutuhan sekunder
(Soemarwoto,1983).
Permasalahan yang mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap ruang
terbuka hijau publik didalam kota disebabkan pula oleh adanya kebutuhan
terhadap penggunaan lahan dalam bentuk permukiman, pusat bisnis dan bangunan
lainnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi penduduk kota yang semakin
memadati ruang terbuka di dalam kota. Taman kota sebagai bagian dari ruang
terbuka hijau publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya
di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang
taman kota cenderung rnenyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di
dalam taman menunjukan kekurang-pahaman masyarakat kota di dalam
memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota
serta adanya kesenjangan sosial yang menyebabkan pemilihan tempat rekreasi
taman kota yang beragam dan fasilitas taman yang dikunjungi menjadi daya tarik
tersendiri serta akses yang dimiliki juga memegang peranan penting dalam
memilih taman sebagai sarana rekreasi masyarakat kota ( Yusdahniar, 2013).
Kota Tebing Tinggi memiliki luasan wilayah 38.438 Km² dengan 5
kecamatan dan mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 149.065.
(Dinas Pertamanan Kota Tebing Tinggi,2013). Kota Tebing Tinggi memiliki tiga
taman kota yaitu; Taman Kota Srimersing (Tanah Lapang Merdeka), dan Taman
Kota Pinkra,. Masalah yang timbul terhadap ketersediaan ruang terbuka hijau
yang dihadapi Kota Tebing Tinggi meliputi adanya dampak negatif dari
suboptimalisai ruang terbuka hijau perkotaan yang tidak memenuhi persyaratan
(20)
4
terbuka hijau sehingga belum optimalnya penegakan aturan main pengelolaan
ruang terbuka hijau. Masyarakat kota Tebing Tinggi tidak semua mengerti dan
memahami pentingnya ruang terbuka hijau, hal ini disebabkan karena lemahnya
peran stakeholders serta informasi akan pentingnya masyarakat untuk mengetahui
manfaat ruang terbuka hijau publik yaitu sebagai penyuplai oksigen bagi
lingkungannya, sarana rekreasi, olahraga, pendidikan dan pelatihan bagi
masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan, sarana untuk mempengaruhi
dan memperbaiki iklim mikro, sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan,
keserasian, dan keindahan lingkungan. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana
persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan ruang terbuka hijau, ketersediaan
ruang terbuka hijau dan penyedian kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan
jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi yaitu Jumlah dan penyebaran ruang terbuka hijau yang ada di Kota
Tebing Tinggi belum sesuai dengan standart yang telah ditetapkan pemerintah
yaitu 20% dari kota Tebing Tinggi. Kurang lengkapnya fasilitas yang dibutuhkan
pengunjung pada ruang terbuka hijau publik. Lemahnya lembaga pengelolaan
ruang terbuka hijau sehingga belum optimalnya penegakan aturan main
pengelolaan ruang terbuka hijau. Masyarakat kota Tebing Tinggi tidak semua
mengerti dan memahami pentingnya ruang terbuka hijau publik, hal ini
disebabkan karena lemahnya peran stakeholders serta informasi akan pentingnya
(21)
5
hijau publik yang ada di Kota Tebing Tinggi tidak semua dapat dimanfaatkan bagi
masyarakat. Maka dalam hal ini pemanfaatan ruang terbuka hijau khususnya
ruang terbuka hijau publik yakni taman kota sebagai sarana rekreasi yang sudah
dirancang pemerintah supaya dimanfaatkan seoptimal mungkin.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah
penduduk di Kota Tebing Tinggi dan pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh
masyarakat di Kota Tebing Tinggi.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi
berdasarkan jumlah penduduk?
2. Bagaimana pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing
Tinggi?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Tebing
Tinggi berdasarkan jumlah penduduk.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota
(22)
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kota Tebing Tinggi dalam meningkatkan
Ruang Terbuka Hijau.
2. Sebagai pertimbangan bagi pemerintah Kecamatan dan Kelurahan untuk lebih
tanggap terhadap Ruang Terbuka Hijau.
3. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis tentang
(23)
80 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dan pembahasan
yang telah diuraikan, maka dapat dinyatakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi seluas 440,2 Ha, seharusnya
seluas 768,7 Ha dari luas wilayah. Hal ini berarti bahwa ruang terbuka
hijau di Kota Tebing Tinggi belum memenuhi standar sesuai undang –
undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang atau PerMen PU No.
05 PRT/M/2008. Hal ini terlihat dari luas taman yang ada serta jumlah
penduduk yang belum memadai.
2. Pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing Tinggi
pada umumnya 85% masyarakat telah memanfaatkan taman sebagai
sarana rekreasi pasif yakni melakukan aktifitas bebas baik berkumpul
dengan teman, keluarga, bersantai, jalan – jalan, menyuplai oksigen dan
atau melihat – lihat sekitaran ruang terbuka hijau. Umumnya, 41%
masyarakat lebih banyak berkunjung ke Taman Kota 1 x seminggu
(24)
81
B. Saran
Berdasarkan Kesimpulan maka dapat di uraikan beberapa saran yang
dianggap bermanfaat sebagai berikut :
1. Sesuai dengan luas ruang terbuka hijau yang berlum mencukupi untuk itu
disarankan kepada pemerintah untuk menambah luasan ruang terbuka
hijau yakni berupa taman, hutan kota, area penyangga lingkungan, dan
jalur hijau jalan sesuai dengan RTRW Kota Tebing Tinggi.
2. Pemanfaatan ruang terbuka hijau belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk itu Bagi Dinas Tata Kota Tebing Tinggi diharapkan
dapat meningkatkan pengelolaan secara berkala baik kebersihan maupun
fasilitas yang ada sehingga keindahan dan kebersihan terjaga dengan baik.
Sehingga masyarakat tertarik untuk memanfaatkan fasilitas tersebut. Bagi
masyarakat yang memanfaatkan taman kota diharapkan untuk senantiasa
menjaga kebersihan, keindahan, serta ketertiban di taman agar menjadi
tempat tujuan rekreasi masyarakat yang nyaman. Untuk kebutuhan
pemanfaatan kedepannya ruang terbuka hijau yang dibutuhkan yaitu
(1)
pengunjung terutama pada hari libur guna memenuhi kebutuhan sekunder (Soemarwoto,1983).
Permasalahan yang mengakibatkan menurunnya perhatian terhadap ruang terbuka hijau publik didalam kota disebabkan pula oleh adanya kebutuhan terhadap penggunaan lahan dalam bentuk permukiman, pusat bisnis dan bangunan lainnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi penduduk kota yang semakin memadati ruang terbuka di dalam kota. Taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota cenderung rnenyimpang dari fungsinya, adanya perubahan aktifitas di dalam taman menunjukan kekurang-pahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota serta adanya kesenjangan sosial yang menyebabkan pemilihan tempat rekreasi taman kota yang beragam dan fasilitas taman yang dikunjungi menjadi daya tarik tersendiri serta akses yang dimiliki juga memegang peranan penting dalam memilih taman sebagai sarana rekreasi masyarakat kota ( Yusdahniar, 2013).
Kota Tebing Tinggi memiliki luasan wilayah 38.438 Km² dengan 5 kecamatan dan mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 149.065. (Dinas Pertamanan Kota Tebing Tinggi,2013). Kota Tebing Tinggi memiliki tiga taman kota yaitu; Taman Kota Srimersing (Tanah Lapang Merdeka), dan Taman Kota Pinkra,. Masalah yang timbul terhadap ketersediaan ruang terbuka hijau yang dihadapi Kota Tebing Tinggi meliputi adanya dampak negatif dari suboptimalisai ruang terbuka hijau perkotaan yang tidak memenuhi persyaratan berdasarkan kuantitas dan kualitasnya. Lemahnya lembaga pengelolaan ruang
(2)
4
terbuka hijau sehingga belum optimalnya penegakan aturan main pengelolaan ruang terbuka hijau. Masyarakat kota Tebing Tinggi tidak semua mengerti dan memahami pentingnya ruang terbuka hijau, hal ini disebabkan karena lemahnya peran stakeholders serta informasi akan pentingnya masyarakat untuk mengetahui manfaat ruang terbuka hijau publik yaitu sebagai penyuplai oksigen bagi lingkungannya, sarana rekreasi, olahraga, pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan, sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro, sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan ruang terbuka hijau, ketersediaan ruang terbuka hijau dan penyedian kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi yaitu Jumlah dan penyebaran ruang terbuka hijau yang ada di Kota Tebing Tinggi belum sesuai dengan standart yang telah ditetapkan pemerintah yaitu 20% dari kota Tebing Tinggi. Kurang lengkapnya fasilitas yang dibutuhkan pengunjung pada ruang terbuka hijau publik. Lemahnya lembaga pengelolaan ruang terbuka hijau sehingga belum optimalnya penegakan aturan main pengelolaan ruang terbuka hijau. Masyarakat kota Tebing Tinggi tidak semua mengerti dan memahami pentingnya ruang terbuka hijau publik, hal ini disebabkan karena lemahnya peran stakeholders serta informasi akan pentingnya masyarakat untuk mengetahui manfaat ruang terbuka hijau publik. Ruang terbuka
(3)
hijau publik yang ada di Kota Tebing Tinggi tidak semua dapat dimanfaatkan bagi masyarakat. Maka dalam hal ini pemanfaatan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik yakni taman kota sebagai sarana rekreasi yang sudah dirancang pemerintah supaya dimanfaatkan seoptimal mungkin.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi dan pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing Tinggi.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi berdasarkan jumlah penduduk?
2. Bagaimana pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing Tinggi?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyediaan kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi berdasarkan jumlah penduduk.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing Tinggi.
(4)
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kota Tebing Tinggi dalam meningkatkan Ruang Terbuka Hijau.
2. Sebagai pertimbangan bagi pemerintah Kecamatan dan Kelurahan untuk lebih tanggap terhadap Ruang Terbuka Hijau.
3. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala berfikir bagi penulis tentang Ruang Terbuka Hijau di Kota Tebing Tinggi.
(5)
80 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dinyatakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi seluas 440,2 Ha, seharusnya seluas 768,7 Ha dari luas wilayah. Hal ini berarti bahwa ruang terbuka hijau di Kota Tebing Tinggi belum memenuhi standar sesuai undang – undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang atau PerMen PU No. 05 PRT/M/2008. Hal ini terlihat dari luas taman yang ada serta jumlah penduduk yang belum memadai.
2. Pemanfaatan ruang terbuka hijau oleh masyarakat di Kota Tebing Tinggi pada umumnya 85% masyarakat telah memanfaatkan taman sebagai sarana rekreasi pasif yakni melakukan aktifitas bebas baik berkumpul dengan teman, keluarga, bersantai, jalan – jalan, menyuplai oksigen dan atau melihat – lihat sekitaran ruang terbuka hijau. Umumnya, 41% masyarakat lebih banyak berkunjung ke Taman Kota 1 x seminggu tepatnya di akhir pekan atau hari minggu.
(6)
81
B. Saran
Berdasarkan Kesimpulan maka dapat di uraikan beberapa saran yang dianggap bermanfaat sebagai berikut :
1. Sesuai dengan luas ruang terbuka hijau yang berlum mencukupi untuk itu disarankan kepada pemerintah untuk menambah luasan ruang terbuka hijau yakni berupa taman, hutan kota, area penyangga lingkungan, dan jalur hijau jalan sesuai dengan RTRW Kota Tebing Tinggi.
2. Pemanfaatan ruang terbuka hijau belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk itu Bagi Dinas Tata Kota Tebing Tinggi diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan secara berkala baik kebersihan maupun fasilitas yang ada sehingga keindahan dan kebersihan terjaga dengan baik. Sehingga masyarakat tertarik untuk memanfaatkan fasilitas tersebut. Bagi masyarakat yang memanfaatkan taman kota diharapkan untuk senantiasa menjaga kebersihan, keindahan, serta ketertiban di taman agar menjadi tempat tujuan rekreasi masyarakat yang nyaman. Untuk kebutuhan pemanfaatan kedepannya ruang terbuka hijau yang dibutuhkan yaitu berupa taman.