Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Kota Tebing Tinggi

(1)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA TERHADAP RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

OLEH

YUNANDA KESUMA PUTRA LUBIS 100406079


(2)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA TERHADAP RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

YUNANDA KESUMA PUTRA LUBIS 100406079


(3)

PERNYATAAN

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA TERHADAP RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015


(4)

Judul Skripsi : Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Kota Tebing Tinggi

Nama Mahasiswa : Yunanda Kesuma Putra Lubis Nomor Pokok : 100406079

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Wahyuni Zahrah, S.T, M.S.

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT


(5)

Telah diuji pada Tanggal :

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D Anggota Komisi Penguji : 1. Wahyuni Zahrah, S.T., M.S.,

2. Benny O.Y. Marpaung S.T., M.T., Ph.D., 3. Hilma Tamiami Fachrudin, S.T., M.Sc.,


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Shalawat beriring salam juga senantiasa penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bustaman Lubis (Ayah), Lely Hartani (Mama), Kak Uli, Bang Fadhlan, Bang Adri, selaku keluarga yang tercinta, yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan untuk menyelesaikan studi dan skripsi saya di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

2. Ibu Wahyuni Zahrah, S.T., M.S., selaku pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D selaku Dosen Penguji I, Ibu Benny O.Y. Marpaung S.T., M.T., Ph.D., selaku Dosen Penguji II dan Ibu Hilma Tamiami Fachrudin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama masa perkuliahan.

6. Dinas Pertamanan Kota Tebing Tinggi, Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara, Petugas Keamanan Taman Kota Tebing Tinggi dan


(7)

warga atau pengunjung Taman Kota Tebing Tinggi yang telah meluangkan waktunya kepada saya dalam melakukan penelitian dan memberikan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk sahabat-sahabat angkatan 2010, Fanny Khairunnisa, Wahyu Ardhinigntika, Herdian Rizki Hadi, Putri Amanda, Dara, Dwi, Aisyah, Putri Dwi Astuti, Eki, Gema, Rudi, yang telah menemani saya survey ke lapangan dan mendukung saya selama skripsi ini.

8. Untuk rekan seperjuangan kelompok kbk kota, Doni, Aldo, Fikar, Agung, Arif dan rekan seperjuangan lainnya yang telah sama- sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi bersama-sama.

9. Untuk sahabat-sahabat Papiloma Smansa Medan, Tengku Sofi, Tommy Syahdi, Samir Yasif, M. Akbar dan seluruh keluarga besar Papiloma Smansa yang telah mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman angkatan 2010 yang membuat suasana kelas selalu riang

sehingga saya mendapatkan penyegaran untuk melakukan aktivitas di kampus.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(8)

ABSTRAK

Ruang terbuka publik merupakan satu ruang yang tidak terbangun di dalam kota yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan dan juga kesejahteraan warga kota. Ruang terbuka publik termasuk elemen dalam perencanaan kota dan setiap masyarakat juga memiliki persepsi yang berbeda. Maka penting untuk mengetahui persepsi masyarakat. Di Kota Tebing Tinggi, dapat ditemukan keberadaan ruang terbuka publik yaitu Taman Kota Tebing Tinggi. Taman ini sering dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan oleh masyarakat. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi bagaimana tingkat keberhasilan Taman Kota Tebing Tinggi dan persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka publik dianggap penting untuk memperoleh informasi apakah ruang terbuka publik tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Setelah analisa data fisik lapangan dilakukan, kemudian hasil data persepsi masyarakat yang diperoleh melalui kuisioner dan selanjutnya dianalisis dengan analisis skala likert. Dari hasil analisis likert, peneliti mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai ruang terbuka publik yang dikaitkan dengan kondisi fisik di lapangan. Hasil analisa data fisik maupun data persepsi, Taman Kota Tebing Tinggi merupakan ruang terbuka publik yang tingkat keberhasilannya sudah memenuhi kriteria-kriteria kunci keberhasilan ruang terbuka publik. Persepsi masyarakat terhadap Taman Kota Tebing Tinggi juga puas / baik, seperti yang mencakup kualitas kenyamanan dan kesan, akses yang mudah, fungsi dan aktivitas yang aktif, serta kemampuan sosial untuk bekerja sama di taman tersebut. Oleh sebab itu, peneliti merekomendasikan adanya peningkatan kualitas dari segi kebijakan, manajemen dan sarana prasarana. Hal ini dapat berupa kebersihan taman yang harus senantiasa dijaga, perawatan rutin terhadap fasilitas-fasilitas yang telah tersedia.

Kata kunci: Ruang terbuka publik, Persepsi, Taman Kota Tebing Tinggi.

ABSTRACT

Public open space is a space that is not awakened in the city which has the function to improve the aesthetic quality, environmental and welfare of citizens. Public open space including elements in urban planning and each community also has a different perception. It is important to know the public perception. In the city of Tebing Tinggi, can be found where public open space is Taman Kota Tebing Tinggi. Taman Kota is often used as a place to perform various activities by the community. Therefore, this research is done by identifying how the level of success of Taman Kota Tebing Tinggi and the public perception of public open space is important to obtain information on whether the public open space to meet the needs of society or not. The type of this research is a qualitative descriptive study. After the field of physical data analysis is done, then the results of the public perception of the data obtained through a questionnaire and then analyzed by analysis of Likert scale. From the analysis of Likert, researchers describe the perceptions of public open space which is associated with the physical conditions in the field. The results of the physical data analysis and perceptual data, Taman Kota Tebing Tinggi is a public open space that level of success already meets the key criteria for the success of public open space. Public perceptions of Taman Kota Tebing Tinggi also satisfied / good, as it includes comfort and image quality, easy access, functions and activities are active, as well as social skills to work together in the park. Therefore, the author recommend an increase in quality in terms of policy, management and infrastructure. This may be the cleanliness of the park must constantly be maintained, regular maintenance of the facilities was already available.


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR DIAGRAM... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Berpikir... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Ruang Terbuka Publik... 6

2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Publik ... 6

2.1.2 Tujuan Ruang Tebuka Publik ... 7

2.1.3 Fungsi Ruang Terbuka Publik ... 8

2.1.4 Manfaat Ruang Terbuka Publik ... 9

2.1.5 Ruang Terbuka Publik yang Berhasil ... 10

2.1.6 Aktivitas Ruang Terbuka Publik... 15

2.2 Persepsi ... 16

2.2.1 Pengertian Persepsi ... 16

2.2.2 Proses Persepsi... 16

2.2.3 Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18


(10)

3.2 Variabel Penelitian ... 18

3.3 Populasi/Sampel... 20

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4.1 Data Primer ... 21

3.4.2 Data Sekunder ... 22

3.5 Kawasan Penelitian ... 23

3.5.1 Kriteria Kawasan Penelitian... 24

3.6 Metode Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Taman Kota Tebing Tinggi ... 26

4.2 Analisa Latar Belakang Pengunjung Taman Kota Tebing Tinggi ... 28

4.3 Analisa Kenyamanan dan Kesan Taman Kota Tebing Tinggi... 32

4.3.1 Keamanan ... 32

4.3.2 Kebersihan ... 34

4.3.3 Vegetasi... 36

4.3.4 Tempat Duduk ... 38

4.3.5 Lampu ... 41

4.3.6 KM / WC... 43

4.3.7 Mushallah... 43

4.4 Analisa Akses dan Hubungan Taman Kota Tebing Tinggi ... 44

4.4.1 Kemudahan Masuk ... 45

4.4.2 Parkir... 48

4.4.3 Jalur Pejalan Kaki ... 50

4.4.4 Papan Penanda (signage) ... 52

4.4.5 Jarak Tempuh... 54

4.5 Analisa Fungsi dan Aktivitas Taman Kota Tebing Tinggi ... 56

4.5.1 Kesenangan ... 63

4.5.2 Keaktifan ... 64

4.5.3 Kegunaan ... 67


(11)

4.6 Analisa Kemampuan Sosial Taman Kota Tebing Tinggi ... 69

4.6.1 Keramahan ... 70

4.6.2 Bersahabat... 71

4.6.3 Kepengurusan ... 72

4.6.4 Kebanggaan... 73

4.6.5 Kerja Sama... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran... 76

5.2.1 Kebijakan ... 76

5.2.2 Manajemen... 76

5.2.3 Sarana dan Prasarana ... 76


(12)

DAFTAR TABEL


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 5

Gambar 2.1 Kunci Utama Ruang Terbuka Publik yang Berhasil ... 10

Gambar 2.2 Foto Kenyamanan... 11

Gambar 2.3 Foto Akses dan Hubungan... 13

Gambar 2.4 Foto Aktivitas ... 14

Gambar 2.5 Foto Interaksi Sosial ... 15

Gambar 2.6 Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan ... 17

Gambar 3.1 Peta Kota Medan dan Peta Kota Tebing Tinggi ... 23

Gambar 3.2 Peta Kota Tebing Tinggi ... 23

Gambar 3.3 SitePlan Taman Kota Tebing Tinggi ... 24

Gambar 4.1 Peta Kota Tebing Tinggi ... 26

Gambar 4.2 Lokasi Penelitian ... 27

Gambar 4.3 SitePlan Taman Kota Tebing Tinggi ... 27

Gambar 4.4 Area Rekreatif ... 28

Gambar 4.5 Mushallah dan KM / WC ... 28

Gambar 4.6 A - B Keamanan Taman Kota ... 33

Gambar 4.7 A - F Kebersihan Taman Kota... 35

Gambar 4.8 A - G Vegetasi Taman Kota ... 37

Gambar 4.9 A - C Tempat Duduk Taman Kota ... 39

Gambar 4.10 A - F Lampu Taman Kota ... 42

Gambar 4.11 KM / WC Taman Kota ... 43

Gambar 4.12 Mushallah Taman Kota ... 44

Gambar 4.13 A - B. Kemudahan Akses Masuk / Mencapai Taman Kota ... 46

Gambar 4.14 A - D Parkir Taman Kota ... 49

Gambar 4.15 Jalur Pejalan Kaki Taman Kota ... 51

Gambar 4.16 A - F Papan Penanda / Informasi (signage) Taman Kota... 53

Gambar 4.17 A - J Aktivitas pengunjung pada pagi hari (06.00 - 09.00) ... 57

Gambar 4.18 A - J Aktivitas pengunjung pada siang hari (11.00 - 14.00) ... 59


(14)

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi J. Kelamin . 29

Diagram 4.2 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi Usia ... 29

Diagram 4.3 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi Pekerjaan ... 30

Diagram 4.4 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi Asal ... 30

Diagram 4.5 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi Suku ... 31

Diagram 4.6 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung dari Segi Pernikahan. 31 Diagram 4.7 Persepsi Masyarakat Terhadap Kenyamanan dan Kesan Taman Kota ... 32

Diagram 4.8 Persepsi Masyarakat Terhadap Keamanan Taman Kota ... 33

Diagram 4.9 Persepsi Masyarakat Terhadap Kebersihan Taman Kota... 36

Diagram 4.10 Persepsi Masyarakat Terhadap Vegetasi Taman Kota ... 38

Diagram 4.11 Persepsi Masyarakat Terhadap Tempat Duduk Taman Kota ... 40

Diagram 4.12 Persepsi Masyarakat Terhadap Lampu Taman Kota... 41

Diagram 4.13 Persepsi Masyarakat Terhadap Akses dan Hubungan Taman Kota Tebing Tinggi ... 45

Diagram 4.14 Persepsi Masyarakat Terhadap Kemudahan Masuk Taman... 47

Diagram 4.15 Persepsi Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Kendaraan Yang Digunakan ... 47

Diagram 4.16 Persepsi Masyarakat Terhadap Parkir Taman Kota ... 50

Diagram 4.17 Persepsi Masyarakat Terhadap Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) Taman Kota ... 52

Diagram 4.18 Persepsi Masyarakat Terhadap Papan Penanda / Informasi (signage) Taman Kota Tebing Tinggi ... 54

Diagram 4.19 Persepsi Masyarakat Terhadap Jarak Tempuh Taman Kota Tebing Tinggi ... 55

Diagram 4.20 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Jarak Tempuh ... 55

Diagram 4.21 Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi dan Aktivitas Taman Kota ... 63


(16)

Diagram 4.22 Persepsi Masyarakat Terhadap Kesenangan Taman Kota

Tebing Tinggi ... 63 Diagram 4.23 Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Motivasi ... 64 Diagram 4.24 Persepsi Masyarakat Terhadap Keaktifan Tamn Kota

Tebing Tinggi ... 64 Diagram 4.25 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Keseringan Waktu Berkunjung ... 65 Diagram 4.26 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat Dari Segi Waktu Berkunjung ... 65 Diagram 4.27 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Lama Waktu Berkunjung ... 66 Diagram 4.28 Persepsi Masyarakat terhadap Kegunaan Taman Kota

Tebing Tinggi ... 67 Diagram 4.29 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Tujuan Berkunjung ... 68 Diagram 4.30 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Kenyaman Berkunjung ... 68 Diagram 4.31 Persepsi Masyarakat terhadap Kepentingan Taman Kota

Tebing Tinggi ... 69 Diagram 4.32 Persepsi Masyarakat terhadap Kemampuan Sosial

Taman Kota ... 70 Diagram 4.33 Persepsi Masyarakat terhadap Keramahan Taman Kota

Tebing Tinggi ... 70 Diagram 4.34 Persepsi Masyarakat terhadap Bersahabat Taman Kota

Tebing Tinggi ... 71 Diagram 4.35 Presentase Masyarakat yang berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Rekan Berkunjung... 72 Diagram 4.36 Persepsi Masyarakat terhadap Kepengurusan Taman Kota


(17)

Diagram 4.37 Persepsi Masyarakat terhadap Kebanggaan Taman Kota

Tebing Tinggi ... 73 Diagram 4.38 Presentase Masyarakat yang Berkunjung ke Taman Kota

Dilihat dari Segi Kebanggaan... 73 Diagram 4.39 Persepsi Masyarakat terhadap Kerja Sama Taman Kota


(18)

ABSTRAK

Ruang terbuka publik merupakan satu ruang yang tidak terbangun di dalam kota yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan dan juga kesejahteraan warga kota. Ruang terbuka publik termasuk elemen dalam perencanaan kota dan setiap masyarakat juga memiliki persepsi yang berbeda. Maka penting untuk mengetahui persepsi masyarakat. Di Kota Tebing Tinggi, dapat ditemukan keberadaan ruang terbuka publik yaitu Taman Kota Tebing Tinggi. Taman ini sering dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan oleh masyarakat. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi bagaimana tingkat keberhasilan Taman Kota Tebing Tinggi dan persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka publik dianggap penting untuk memperoleh informasi apakah ruang terbuka publik tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Setelah analisa data fisik lapangan dilakukan, kemudian hasil data persepsi masyarakat yang diperoleh melalui kuisioner dan selanjutnya dianalisis dengan analisis skala likert. Dari hasil analisis likert, peneliti mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai ruang terbuka publik yang dikaitkan dengan kondisi fisik di lapangan. Hasil analisa data fisik maupun data persepsi, Taman Kota Tebing Tinggi merupakan ruang terbuka publik yang tingkat keberhasilannya sudah memenuhi kriteria-kriteria kunci keberhasilan ruang terbuka publik. Persepsi masyarakat terhadap Taman Kota Tebing Tinggi juga puas / baik, seperti yang mencakup kualitas kenyamanan dan kesan, akses yang mudah, fungsi dan aktivitas yang aktif, serta kemampuan sosial untuk bekerja sama di taman tersebut. Oleh sebab itu, peneliti merekomendasikan adanya peningkatan kualitas dari segi kebijakan, manajemen dan sarana prasarana. Hal ini dapat berupa kebersihan taman yang harus senantiasa dijaga, perawatan rutin terhadap fasilitas-fasilitas yang telah tersedia.

Kata kunci: Ruang terbuka publik, Persepsi, Taman Kota Tebing Tinggi.

ABSTRACT

Public open space is a space that is not awakened in the city which has the function to improve the aesthetic quality, environmental and welfare of citizens. Public open space including elements in urban planning and each community also has a different perception. It is important to know the public perception. In the city of Tebing Tinggi, can be found where public open space is Taman Kota Tebing Tinggi. Taman Kota is often used as a place to perform various activities by the community. Therefore, this research is done by identifying how the level of success of Taman Kota Tebing Tinggi and the public perception of public open space is important to obtain information on whether the public open space to meet the needs of society or not. The type of this research is a qualitative descriptive study. After the field of physical data analysis is done, then the results of the public perception of the data obtained through a questionnaire and then analyzed by analysis of Likert scale. From the analysis of Likert, researchers describe the perceptions of public open space which is associated with the physical conditions in the field. The results of the physical data analysis and perceptual data, Taman Kota Tebing Tinggi is a public open space that level of success already meets the key criteria for the success of public open space. Public perceptions of Taman Kota Tebing Tinggi also satisfied / good, as it includes comfort and image quality, easy access, functions and activities are active, as well as social skills to work together in the park. Therefore, the author recommend an increase in quality in terms of policy, management and infrastructure. This may be the cleanliness of the park must constantly be maintained, regular maintenance of the facilities was already available.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ruang terbuka publik adalah satu ruang yang tidak terbangun dalam kota yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan juga kesejahteraan warga dari kota tersebut. Carr, (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka pubik tersebut harus responsif, demokratis dan juga bermakna. Responsif berarti ruang terbuka publik yang harus dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan dan kepentingan yang luas. Demokratis berarti ruang terbuka publik dapat dipergunakan oleh masyarakat umum dari berbagai macam latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Sedangkan bermakna juga berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial.

Aktivitas yang ada pada ruang terbuka publik ini bisa digunakan untuk rekreasi dan mencari hiburan. Akan tetapi, pada prinsipnya ruang terbuka publik merupakan tempat di mana masyarakat dapat melakukan aktivitas yang mengarah ke jenis kegiataan hubungan sosial lainnya contohnya untuk berjalan-jalan atau juga untuk melepas lelah. Selain itu, juga bisa untuk pertemuan akbar pada waktu-waktu tertentu, dan untuk upacara-upacara resmi. Fungsi atau keegiatan lainnya adalah perdagangan. Dari bahasan yang di atas jelas bahwa ruang terbuka publik berhubungan dengan masyarakat/ pengunjung sebagai pemakai fasilitas itu tersebut.

Ruang terbuka publik yang baik adalah yang dapat mengakomodasi kebutuhan dari penggunanya. Suatu ruang terbuka publik dapat dikategorikan sukses apabaila memenuhi kriteria-kriterianya. Project for Public Space (2004) mengidentifikasi adanya 4 atribut utama mengenai keberhasilan ruang terbuka publik yaitu kenyamanan dan kesan, akses dan hubungan, fungsi dan aktivitas, dan yang terakhir kemampuan sosial. Upaya untuk menetapkan kesuksesan sebuah ruang terbuka publik bergantung terhadap berbagai kondisi, seperti nilai-nilai yang dianut oleh seseorang yang mendefinisikannya dan norma-norma yang ada didalam masyarakat. Ruang terbuka publik dapat melayani berbagai kegiatan


(20)

dan fungsi secara praktis seperti untuk olahraga, bermain, berjualan, beristirahat, makan dan lainnya. Namun ada dimensi tambahan untuk ruang terbuka publik yaitu dapat memenuhi kebutuhan psikologis tertentu sebaik pemenuhan secara

fisik. Dengan “psikologi” dalam konteks ini, yang berarti segala hal yang mempengaruhi perilaku atau perasaan pengguna (Shaftoe, 2008). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa faktor psikologis sangat mempengaruhi persepsi pengguna terhadap sebuah ruang terbuka publik. Persepsi adalah proses dimana sebagaimana manusia yang menyeleksi dan mengatur masukan-masukan informasi agar menciptakannya gambaran secara menyeluruh yang berarti (Kotler, 2000).

Ruang terbuka publik termasuk elemen dalam perencanaan kota dan setiap warga kota memiliki persepsi-persepsi masyarakat yang berbeda-beda. Maka penting untuk mengetahui persepsi masyarakat. Tujuannya untuk memperoleh informasi apakah ruang terbuka publik memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kota Tebing Tinggi salah satu kota yang berada di Sumatera Utara. Kota Tebing Tinggi merupakan kota yang sangat berperan penting dalam menghubungkan kota-kota di Sumatera Utara, dikarenakan merupakan kota persimpangan. Kota ini menjadi jalur segitiga yang menuju kota Medan, menuju kota Siantar, dan menuju kota Kisaran. Adapun visi pembangunan kota Tebing Tinggi tahun 2011-2016 adalah “mewujudkan masyarakat kota Tebing Tinggi

yang beriman, bertaqwa, maju, sejahtera, mandiri, dan berkeadilan dalam

kebhinekaan” (www.tebingtinggikota.go.id). Salah satunya dengan perencanaan tata ruang. Ditengah perkembangan kawasan bisnis perdagangan di Tebing Tinggi, maka penelitian ini bermaksud mengidentifikasi bagaimana ruang terbuka publik digunakan oleh masyarakat, sebagai salah satu sarana kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Isu ruang terbuka publik di Tebing Tinggi adalah terletak di kota kecil yang mensejahterakan masyarakatnya. Salah satu media untuk mensejahterakan masyarakat adalah ruang terbuka publik. Eksistensi keberadaan ruang terbuka publik yang semakin berkurang secara signifikan, dikarenakan meningkatnya pembangunan bangunan - bangunan seperti ruko atau bangunan komersil. Di pihak lain keberadaan ruang terbuka publik di perkotaan sangat diperlukan untuk


(21)

membentuk kota yang ramah lingkungan, nyaman dan sehat. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik yang ada diperkotaan, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti terjadi banjir diperkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial seperti kriminalitas dan krisis sosial. Menurunnya produktivitas masyarakat diakibatkan karena munculnya persaingan ruang terbuka publik dengan ruang terbuka publik privat seperti mall, theme park dan lainnya, maka dari itu terbatasnya ruang untuk masyarakat berinteraksi sosial diruang terbuka.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan teliti dan dijawab dalam penelitian ini adalah:

• Bagaimana tingkat keberhasilan ruang terbuka publik di kota Tebing Tinggi.

• Bagaimana persepsi masyarakat terhadap peran ruang terbuka publik (Taman Kota Tebing Tinggi) bagi pemenuhan kebutuhan mereka.

1.3. Tujuan Penelitian

Penilitian ini mengambil sampel ruang terbuka publik yang berada di Tebing Tinggi yaitu Taman Kota. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu;

• Mengidentifikasi bagaimana tingkat keberhasilan ruang terbuka publik di kota Tebing Tinggi.

• Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap peran ruang terbuka publik (Taman Kota Tebing Tinggi) bagi pemenuhan kebutuhan mereka.


(22)

1.4. Manfaat Penelitian

Ada pun manfat dari penilitian ini, antara lain: 1. Manfaat Akademis

Bagi peneliti dan mahasiswa dapat dijadikan sebagai refrensi tambahan dalam konteks peran ruang terbuka publik bagi masyarakat. 2. Manfaat Praktis

• Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai kebijakan perencanaan kota.

• Bagi arsitek/ Urban Designer/ Planner dapat dijadikan sebagai refrensi perencanaan ruang terbuka publik.


(23)

1.5. Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

Ruang terbuka publik adalah satu ruang yang tidak terbangun dalam kota yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan juga kesejahteraan warga kota tersebut (Carr, 1992). Ruang terbuka publik termasuk elemen dalam perencanaan kota dan setiap warga kota memiliki persepsi masyarakat yang berbeda. Isu ruang terbuka publik di Tebing Tinggi adalah terletak di kota kecil yang mensejahterahkan masyarakatnya. salah satu media untuk itu adalah ruang terbuka publik.

JUDUL PENELITIAN

Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Kota TebingTinggi

PERUMUSAN MASALAH -Bagaimana tingkat keberhasilan ruang terbuka publik di kota Tebing Tinggi. -Bagaimana persepsi masyarakat terhadap peran ruang terbuka publik bagi pemenuhan kebutuhan mereka. TUJUAN PENELITIAN -Mengidentikasi bagaimana tingkat keberhasilan ruang terbuka publik di kota Tebing Tinggi.

-Mengidentifikasi

persepsi masyarakat terhadap peran RTP bagi pemenuhan kebutuhan mereka.

MANFAAT PENELITIAN

Akademis Menjadi refrensi peran RTP bagi masyarakat. • Praktis - pemerintah: menjadi kebijakan perencanaan kota. - arsitek/perencana kota menjadi acuan perencanaan kota. STUDI

LITERATUR Ruang Terbuka Publik

Persepsi -JENIS PENELITIAN Deskriptif Kualitatif -METODE PENGUMPULAN DATA Kualitatif (survey lapangan, wawancara, dan menyebar kuisioner) -METODE ANALISIS

DATA

Deskriptif & Analisa Pola Perilaku HASIL & PEMBAHASAN Data mengenai persepsi masyarakat di Ruang Terbuka Publik (Taman Kota, Tebing Tinggi). METODOLOGI PENELITIAN


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Terbuka Publik

2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka publik menurut Stephen Carr, dkk (1992) sebagai ruang milik bersama, juga sebagai tempat masyarakat melakukan aktivitas yang fungsional dan juga ritual dalam suatu komunitas, baik juga kehidupan sehari-hari maupun dalam perayaan. Dan juga tempat masyarakat melakukan aktivitas pribadi maupun kelompok. Adapun pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli perencanaan kota mengenai ruang terbuka publik yang sangat beragam, berikut beberapa pengertian ruang terbuka publik tersebut, yaitu:

a. Ruang terbuka publik merupakan elemen vital dalam sebuah ruang kota dikarenakan keberadaan yang teletak dikawasan yang berintensitas kegiatan yang tinggi, sebagai lahan yang tidak terbangun dan ruang terbuka biasanya terletak tepat dilokasi yang strategis dan banyak dilalui masyarakat (Nazarudin, 1994).

b. Ruang terbuka publik yang merupakan wadah ruang aktivitas sosial yang melayani dan juga mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Selain wadah aktivitas sosial ruang terbuka juga menjadi wadah dari kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang mempertemukan suatu kelompok masyarakat dalam rutinitas normal dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan periodik (Carr, 1992).

c. Ruang terbuka publik sebagai civic centre yaitu suatu ruang luar yang terjadi dengan membatasi alam dan komponen-komponen (bangunan) menggunakan elemen keras dan elemen lunak (Sugi, 2013).

d. Ruang terbuka publik adalah lahan tidak terbangun didalam kota dengan penggunaan tertantu. Pertama, ruang terbuka kota didefinikan sebagai bagian dari lahan kota yang tidak ditempati oleh bangunan dan hanya dapat dirasakan keberadaannya jika sebagian atau seluruh lahannya dikelilingi pagar. Selanjutnya ruang terbuka didefinisikan sebagai lahan


(25)

dengan penggunaan spesifik yang fungsi atau kualitas terlihat dari komposisinya (Rapuano dalam Asmullany, 2014).

e. Ruang terbuka publik adalah bagian dari ruang yang memiliki definisi sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo, 1998).

Jadi dari penjelasan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ruang terbuka publik adalah ruang di bagian luar bangunan yang dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktivitas.

2.1.2. Tujuan Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka publik merupakan suatu wadah umum yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan terbuka atau tidak memiliki penutup yang memiliki tujuan, menurut Carr (1992) secara umum tujuan ruang terbuka publik dibagi menjadi 5 tujuan, yaitu:

a. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat menjadikan motivasi dasar dalam bentuk penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa santai dan bebas.

b. Peningkatan Visual

Keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkannya kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.

c. Peningkatan Lingkungan

Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi.

d. Pengembangan Ekonomi

Pengembangan ekonomi menjadi tujuan umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik.

e. Peningkatan Kesan

Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuka publik namun selalu ingin dicapai.


(26)

2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Publik

Keberadaan ruang terbuka publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang didalamnya.

Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang memiliki berbagai macam fungsi bila dipandang dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:

a. Aspek Sosial

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk menampung wadah aktivitas dalam bersosialisasi satu sama lain baik sama kerabat bahkan orang yang tidak dikenal.

b. Aspek Ekonomi

Ruang terbuka publik dapat berfungsi sebagai lahan berjualan bagi pedagang-pedagang dikarenakan ramainya aktivitas yang ada di ruang terbuka publik yang mampu menampung aktivitas aktivitas dagang yang banyak disekitarnya.

c. Aspek Budaya

Ruang terbuka publik yang dapat menampung acara-acara yang menonjolkan kebudayaan.

d. Aspek Politik

Ruang terbuka publik sebagai tempat pagelaran acara-acara Negara serta menyampaikan aspirasi masyarakat seperti pemilu dan demonstrasi.

e. Aspek Ekologis

Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, maupun keindahan lingkungan. Selain itu berfungsi juga tempat untuk mendapatkan udara segar dan menyerap air hujan.

f. Aspek Arsitektural

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana penghubung satu tempat dengan tempat yang lainnya dan berfungsi sebagai pembatas diantara massa bangunan, pelembut arsitektur bangunan.


(27)

Banyak fungsi-fungsi lain dari ruang terbuka publik bila dikaji menurut pandangan orang-orang. Dalam buku Public Space, Stephen Carr (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis, dan bermakna.

a. Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas.

b. Demokratis berarti ruang terbuka publik yang harus dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya serta aksesibel yang bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia, dan berbagai macam kondisi fisik manusia.

c. Bermakna berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial.

Apabila ditinjau dari salah satu elemen perancangan kota, ruang terbuka publik mempunyai fungsi-fungsi:

a. Melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan memberikan pengetahuan ke pengunjungnya (Nazarudin, 1994).

b. Merupakan simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk menciptakan interaksi antarkelompok masyarakat (Carr, 1992).

2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Publik

Menurut penelitian Amelia, dkk (2012) yang menyatakan manfaat ruang terbuka publik bagi masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Memberikan suatu kelegaan dari jadwal yang padat dan bisa juga meredakan tingkatstressseseorang. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Dilihat dari aspek ekonomi pun juga mempunyai manfaat bagi kehidupan perekonomian penduduk sekitar lokasi ruang terbuka publik dimana mereka bisa memanfaatkan lahan ruang terbuka publik sebagai suatu kesempatan untuk bekerja. Apabila dilihat dari aspek arsitektural, ruang terbuka publik bermanfaat membuat suatu daerah


(28)

menjadi lebih indah estetikanya apalagi suatu ruang terbuka publik didesain secara indah dan fungsional.

2.1.5. Ruang Terbuka Publik yang Berhasil

Project for Public Space, (2004) menyatakan 4 kunci utama mengenai keberhasilan ruang terbuka publik, yaitu:

a. Kenyamanan dan kesan (comfort and image)

Ruang terbuka publik yang nyaman dan menampilkan dirinya dengan baik, memiliki kesan yang baik untuk menjadi kunci keberhasilannya. Kenyamanan mencakup persepsi tentang keselematan, kebersihan, dan juga ketersediaan tempat duduk. Pentingnya memberikan orang piihan untuk duduk di mana mereka inginkan umumnya diremehkan. Perempuan khususnya hakim yang baik pada kenyamanan dan kesan, karena mereka

Gambar 2.1. Kunci utama ruang terbuka publik yang berhasil Sumber : www.pps.org


(29)

cenderung lebih diskriminatif tentang ruang terbuka publik yang mereka gunakan.

• Keamanan.

Keamanan di ruang terbuka publik akan tercapai dengan adanya ketersediaan fasilitas penjagaan seperti pos jaga yang mampu mengawasi yang terjadi di suatu ruang terbuka publik dengan jarak penglihatan yang jelas. Ruang terbuka publik yang memiliki fasilitas - fasilitas yang rusak akan menurunkan rasa aman di ruang terbuka publik tersebut.

• Kebersihan.

Ruang terbuka publik yang bersih akan memberikan rasa nyaman bagi remaja untuk beraktivitas di ruang terbuka publik, dimana para remaja umumnya menghindari kunjungan ke ruang terbuka publik yang kotor (Gearin dan Kahle, 2006).

• Vegetasi

Vegetasi yang disediakan berupa pepohonan dan tanaman untuk menciptakan keindahan, sebagai peneduh, serta untuk mengurangi polusi. Suasana rindang / sejuk dalam beraktivitas dapat diciptakan dengan menyediakan fasilitas vegetasi berupa pepohonan dan tanaman hijau.

• Tempat duduk.

Umumnya tempat duduk harus diletakkan pada tempat - tempat yang tepat berupa tempat dimana orang - orang senang untuk

Gambar 2.2. Foto kenyamanan Sumber : www.pps.org


(30)

duduk sambil mengamati aktivitas orang lain. Selain itu, tempat duduk tidak boleh diletakkan di tempat - tempat yang minim aktivitas. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meletakkan posisi tempat duduk di ruang terbuka publik, yaitu :

a. Tempat duduk diletakkan dekat dengan tempat sampah.

b. Tempat duduk tidak boleh diletakkan berhadapan secara langsung kecuali untuk keperluan bermain. Hal ini dikarenakan orang akan merasa kurang nyaman untuk duduk berhadapan dengan orang asing.

c. Tempat duduk harus dibuat dari material yang awet dan tahan terhadap segala kondisi cuaca, bahaya karat dsb. Adapun jenis material yang dapat dipakai sebagai material untuk permukaan tempat duduk berupa material beton, kayu, besi, baja dan fiberglass. Namun, material yang paling baik untuk digunakan sebagai material tempat duduk adalah materila kayu dikarenakan lebih awet dan tidak mudah mengkonduksi panas dan dingin sehingga lebih nyaman untuk digunakan.

• Lampu.

Lampu penerangan ditempatkan secara merata di ruang terbuka publik. Area - area tertentu yang agak terutup dan rawan akan tindakan kriminal, harus memiliki penerangan yang memadai terutama pada saat malam hari.

b. Akses dan hubungan (access and linkage)

Menilai aksesibilitas tempat dari hubungannya dengan lingkungannya, baik visual dan fisik. Sebuah ruang terbuka publik yang berhasil adalah mudah untuk mendapatkan dan melewati itu baik dari kejauhan maupun dari dekat.


(31)

• Kemudahan Akses Masuk / Mencapai

Pencapaian ke ruang terbuka publik tersebut juga harus dapat dilakukan dengan beragam moda transportasi mulai dari berjalan kaki, kenderaan umum hingga kenderaan pribadi. Selain itu, ruang terbuka publik ini tidak boleh terhalang dan harus mudah terlihat dari area - area di sekitarnya.

• Jalur pejalan kaki

Penempatan pepohonan dan tanaman di sepanjang jalur pejalan kaki dapat memberikan rasa sejuk, perlindungan dan menciptakan kualitas visual yang membuat para pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan kaki. Jalur pejalan kaki sebaiknya dibuat dari materila yang kasar dan tidak licin berupa beton, bata, atau batu.

• Papan Penanda / Informasi (signage).

Tanda penunjuk diletakkan berada di tempat terbuka, tidak terhalang oleh pepohonan, mudah dilihat, tidak merusak arsitektur bangunan disekitarnya dan memberikan informasi jelas mengenai lokasi - lokasi serta berfungsi sebagai penunjuk arah.

c. Fungsi dan aktivitas (uses and activity)

Aktivitas adalah blok bangunan dasar dari suatu tempat. Memiliki sesuatu untuk dilakukan dan memberikan kesan untuk pengguna agar ada alasan untuk datang ke suatu tempat dan kembali. Prinsip yang penting diingat dalam mengevaluasi fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik salah

Gambar 2.3. Foto akses dan hubungan Sumber : www.pps.org


(32)

satunya adalah semakin banyak kegiatan yang terjadi maka memiliki kesan yang baik dan adanya keseimbangan yang baik laki-laik dan perempuan.

• Keaktifan

a. Waktu berkunjung.

Apabila dilihat dari segi waktu berkunjung, ruang terbuka publik yang selama waktu operasionalnya selalu dikunjungi oleh orang - orang untuk melakukan aktivitas tertentu dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.

b. Lama berkunjung.

Semakin lama seseorang berkunjung ke suatu ruang terbuka publik, maka menunjukkan bahwa seseorang tersebut semakin merasa nyaman untuk beraktivitas di ruang terbuka publik tersebut.

• Kegunaan

Apabila dilihat dari segi jenis - jenis aktivitas, keberagaman jenis aktivitas yang berlangsung di suatu ruang terbuka publik dan besarnya peluang orang - orang untuk turut terlibat di dalam aktvitas tersebut dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.

Gambar 2.4. Foto aktivitas Sumber : www.pps.org


(33)

d. Kemampuan sosial (sociability)

Ini adalah kunci yang sulit untuk ruang terbuka publik mencapainya, akan tetapi setelah mencapainya dan menjadi fitur yang jelas di mana pengguna bertemu dan saling berinteraksi baik yang sudah dikenal maupun dengan orang asing.

2.1.6. Aktivitas Ruang Terbuka Publik

Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang terbuka publik berdasarkan fungsi yang dapat dilihat dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:

a. Aspek sosial yang menampung aktivitas dalam bersosialisasi antar pengunjung.

b. Aspek ekonomi menimbulkan aktivitas jual beli seperti adanya pedagang kaki lima.

c. Aspek politik menimbulkan aktivitas masyarakat yang menyampaikan aspirasinya seperti kampanye, demonstrasi, dan pemilu.

Sedangkan menurut Jahn Gehl dan Lars Gemzoe dalam bukunya Public SpacePublic Life(1996) kegiataan terbagi atas 2 bagian:

a. Kegiatan yang berskala kecil

Contohnya seperti kegiataan musisi jalanan (pengamen) dan berbagai macam komunitas yang membagikan informasi-informasi.

b. Kegiatan yang berskala besar

Aktivitas yang terencanakan seperti festival musik maupun festival tari kebudayaan. Yang menggunakan ruang terbuka publik sebagai panggungnya.

Gambar 2.5. Foto interaksi sosial Sumber : www.pps.org


(34)

2.2. Persepsi

2.2.1. Pengertian Persepsi

Persepsi menurut Kurniawan dkk, 2004 dapat diartikan sebagai proses yang memiliki oleh seseorang yang menilai dan menginterpretasikan obyek, peristiwa maupun hubungan-hubungan yang diperoleh yang hasil akhirnya menyimpulkan tentang adanya informasi dan menafsirkan pesan secara keseluruhan. Adapun pengertian-pengertian persepsi menurut beberapa ahli:

• Proses dimana seseorang bagaimana menyeleksi atau mengatur masukan-masukan informasi agar menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti (Kotler, 2000).

• Persepsi merupakan pandangan seseorang dan penangkapan seseorang tentang sesuatu yang terpengaruhi oleh informasi yang diterima terhadap informasi yang ada (Murphy, 1985).

• Persepsi bisa disebut suatu proses tentang petunjuk-petunjuk (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk menghasilkan gambaran seseorang agar terstruktur dan bermakna pada situasi tertentu (Ruch, 1967).

Dari penjelasan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang meninterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam usaha yang memberikan suatu makna tertentu didalam lingkungannya.

2.2.2. Proses Persepsi

Proses persepsi yang telah dikemukan beberapa ahli yang dicantumkan dalam jurnal ilmiah Kurniawan, dkk (2004), yaitu:

1. Tahap penerimaan stimulus, proses ini mencakup adanya pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang tersedia, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia.

2. Tahap pengelolahan, terdapat stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.


(35)

3. Tahap perubahan stimulus yang dicerna individu dalam menanggapi lingkungan melalui suatu proses kognisi yang dipengaruhi adanya pengalaman, cakrawala, serta adanya pengetahuan individu.

Stimulus yang diterima seseorang akan diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga seseorang menyadari tentang apa yang diinderanya dan menjadi lebih berarti. Dengan persepsi, seseorang menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan apa yang dialami oleh individu yang bersangkutan. Walaupun stimulusnya sama tetapi pengalamannya tidak sama, kemampuan berpikirnya tidak sama, kerangka acuannya tidak sama. Dengan demikian kemungkinan hasil persepsi setiap individu akan berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi lebih bersifat individual.

2.2.3. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan

Menurut Bell, dkk. (1978), komunikasi antara suatu objek dan manusia akan menimbulkan persepsi manusia terhadap objek tersebut. Jika hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut masih berada dalam batas wajar, maka manusia akan berada dalam keadaan stabil. Namun, bila hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut berada di luar batas kewajaran, maka manusia akan mengalami depresi dan harus berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bila manusia tidak berhasil beradaptasi terhadap lingkungannya, maka manusia akan mengalami depresi berkelanjutan.

Gambar 2.6. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungan Sumber : Bell,dkk. (1978)


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan metode penelitian dibedakan menjadi 5 jenis (Sinulingga, 2011), yaitu penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, penelitian tindakan, dangrounded research.

Dari penjelasan jenis-jenis penelitian di atas, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Dengan melakukan penelitian ini akan mendapatkan tingkat keberhasilan suatu ruang terbuka publik yaitu Taman Kota Tebing Tinggi yang berdasarkan teori yang relevan dan berdasarkan persepsi masyarakat.

Penelitian ini mengunakan metodologi kualitatif, yaitu menghasilkan data deskriptif dari perilaku pengguna / pengunjung di ruang terbuka publik. Data-data yang diperlukan dengan membagikan kuisioner kepada pengguna / pengunjung ruang terbuka publik, serta melakukan observasi awal untuk melihat kecenderungan puncak - puncak aktivitas di lokasi penelitian.

Persepsi masyarakat kota terhadap ruang terbuka publik ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan, menganalisa serta menyimpulkan data dan informasi yang ada dan diperlukan yang terkait dengan persepsi masyarakat kota terhadap ruang terbuka publik di taman kota. Dalam mengumpulkan data menggunakan metode kualitatif dengan cara menyebar kuisioner dan mengobeservasi mengenai tingkat keberhasilan ruang terbuka publik.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian yang akan dibutuhkan sebagai kepentingan analisis nantinya, antara lain sebagai berikut:

1. Kenyamanan dan Kesan (comfort and image)

Ruang terbuka publik yang nyaman dan memiliki pemandangan yang bagus akan mempunyai kesan yang baik untuk menjadi kunci


(37)

keberhasilan. Beberapa indikator kenyamanan dan pemandangan untuk menjadi kunci keberhasilan adalah:

• Keamanan

• Kebersihan • Vegetasi • Tempat duduk • Lampu / Penerangan

• KM / WC

2. Akses dan Hubungan (access and linkage)

Ruang terbuka publik yang berhasil adalah mudah untuk mendapatkan dan melewati itu baik dari dekat maupun dari kejauhan. Indikator akses dan hubungan, yaitu:

• Kemudahan Masuk / Mencapai • Parkir

• Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) • Papan Penanda / informasi (signage) • Jarak Tempuh

3. Fungsi dan Aktivitas (uses and activity)

Ruang terbuka publik yang berhasil memiliki fungsi dan aktivitas untuk menciptakan ruang terbuka publik tersebut agar lebih hidup. Indikator fungsi dan aktivitas, yaitu:

• Kesenangan • Keaktifan

• Kegunaan

• Kepentingan

Fungsi dan aktivitas ruang terbuka publik akan digambarkan dalam penataan perilaku yang menunjukkan titik-titik aktivitas yang dilakukan pada durasi tertentu, yaitu:

a. Durasi I : 06.00–09.00 WIB b. Durasi II : 11.00–14.00 WIB c. Durasi III : 16.00–19.00 WIB


(38)

4. Kemampuan Sosial (sociability)

Kemampuan sosial meliputi berbagai macam interaksi sosial yang dilakukan bagi seluruh pengguna ruang taman maupun penduduk sekitar taman kota Tebing Tinggi. Indikator kemampuan sosial, yaitu:

• Keramahan

• Bersahabat • Kepengurusan • Kebanggaan • Kerja sama

5. Latar Belakang pengguna ruang

Latar Belakang menjelaskan kondisi sosial budaya pengunjung yang memberikan pendapatnya tentang subjek penelitian. Untuk mendapatkan data yang lebih detail menggunakan persepsi dari pengguna dan penduduk sekitar, peneliti bisa menggunakan cara dengan melakukan menyebar kuesioner.

3.3. Populasi/Sampel

Populasi responden adalah semua pengunjung Taman Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian, sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah pengunjung yang dijumpai pada saat survey dihari minggu (9 November 2014) dengan waktu yang berbeda-beda, seperti:

a. 06.00 - 09.00 = 42 orang b. 11.00 - 14.00 = 17 orang c. 16.00 - 19.00 = 62 orang

Pemilihan waktu berdasarkan keaktifan ruang terbuka publik. Untuk jumlah sampelnya sendiri seperti yang sudah dihitung diwaktu yang berbeda-beda dengan total pengunjung 121 orang. Maka dari itu untuk menentukan jumlah sampel mengambil teori Wallen (1993) yang mengatakan bahwa suatu penelitian deskriptif yang jumlah populasinya tidak diketahui maka minimal sampel yang diambil sebanyak 100 sampel.


(39)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara survey langsung ke lapangan (data primer) dan mendapatkan data melalui sumber-sumber instansi yang terkait (data sekunder).

3.4.1. Data Primer

Dalam mendapatkan data primer ini, peneliti akan melakukan beberapa teknik riset yaitu antara lain:

Variabel penelitian Indikator

Data fisik (Survey

Visual)

Persepsi

Kenyamanan dan pemandangan (comfort and image)

- keamanan  

- kebersihan  

- tanaman  

- tempat duduk  

- lampu  

Akses dan hubungan (access and linkage)

- kemudahan masuk  

- parkir  

- pedestrian  

-signage  

- jarak tempuh 

Fungsi dan aktivitas (uses and activity)

- kesenangan 

- keaktifan  

- kegunaan  


(40)

Kemampuan sosial (socialibility)

- keramahan 

- bersahabat 

- kepengurusan 

- kebanggaan 

- kerja sama 

Social background

pengguna ruang 

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah berupa studi literatur yang diperoleh dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan ruang terbuka publik dan teori persepsi masyarakat. Data berbentuk peta yang dibutuhkan untuk menunjukan lokasi kawasan penelitian seperti Tebing Tinggi, site plan taman kota Tebing Tinggi, dan data-data yang diperlukan lainnya.


(41)

3.5. Kawasan Penilitian

Dari kriteria kawasan penelitian maka ruang terbuka publik yang dipilih ada taman kota di Jl. Pangeran Diponegoro, Tebing Tinggi.

Gambar 3.1. Peta Kota Medan dan Peta Kota Tebing Tinggi Sumber: Google Earth (2014)


(42)

Gambar 3.3. SitePlan Taman Kota Tebing Tinggi

Sumber : http://alimedanbisnis.files.wordpress.com/2010/03/picture1.jpg

3.5.1. Kriteria Kawasan Penelitian

Lokasi yang akan diteliti adalam penelitian ini adalah ruang terbuka publik di Kota Tebing Tinggi dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Merupakan kota kecil yang sedang berkembang. 2. Memiliki ruang terbuka publik didalamnya. 3. Merupakan ruang terbuka publik yang aktif.

3.6. Metoda Analisa Data

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif ini dilakukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan ruang terbuka publik dan akan diterapkan kedalam menganalisis data-data fisik lapangan. Selanjutnya data perilaku berdasarkan aktifitas pengunjung akan digambarkan dalam bentuk pemetaan perilaku (behavioral mapping), kemudian dianalisis aktivitas apa saja yang terjadi dilapangan dan apa saja perilaku yang paling banyak atau cenderung dilakukan oleh pengguna taman dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Kemudian hasil data penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka publik yang diperoleh


(43)

melalui kuisioner dan selanjutnya dianalisis dengan analisis skala likert. Jawaban responden untuk setiap pertanyaan pada bagian penilaian responden memiliki gradasi dari sangat negatif hingga sangat positif. Skala Likert yang dipilih adalah berjenjang 1-5 yang mewakili pendapat ‘sangat tidakpuas’ seampai‘sangatpuas’. Data-data yang telah diperoleh dari hasil kuisioner diubah kedalam skala Likert dan selanjutnya dicari nilai rata-rata (mean). Nilai rata-rata (mean) yang telah diperoleh kemudian dirangking dan disimpulkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap peran ruang terbuka publik. Dari hasil analisis likert, peneliti mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai ruang terbuka publik yang dikaitkan dengan kondisi eksisting di lapangan.


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Taman Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan kriteria pemilihan kawasan penelitian maka ruang terbuka publik yang akan diteliti yaitu Taman Kota Tebing Tinggi. Taman Kota ini terletak di persimpangan jalan D.I. Panjaitan dan jalan Diponegoro Tebing Tinggi.

Gambar 4.1 Peta Kota Tebing Tinggi (sumber: Google Map, 2014)


(45)

Gambar 4.2 Lokasi penelitian (sumber: Google Map, 2014)

Gambar 4.3. Siteplan Taman Kota Tebing Tinggi

(sumber: Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara)

Taman kota ini juga cukup terkenal di Kota Tebing Tinggi dan dikunjungi banyak orang karena merupakan satu-satunya taman yang memiliki daya tarik yang berbeda dengan taman lainnya di Kota Tebing Tinggi itu sendiri. Taman

Taman Kota Tebing Tinggi


(46)

kota ini sudah berdiri hampir 4 tahun yang direalisasikan pada tahun 2010. Sebelum taman kota ini berdiri, lahan ini terbangun terminal dan setelah itu dibangun hotel dan akhirnya pada tahun 2010 taman ini dibangun oleh pemprovsu. Seiring dengan berjalannya waktu, taman ini memiliki reputasi yang cukup baik dan dianggap sebagai taman dengan pengelolaan terbaik dan juga terbersih di Kota Tebing Tinggi. Taman ini memiliki fasilitas yang lengkap, seperti area nyantai dan area olahraga yaitu jogging track, lapangan basket, dan juga lapangan voli. Selain fasilitas rekreatif juga terdapat kamar mandi/wc dan juga mushallah.

Gambar 4.4. area rekreatif (sumber: dokumen pribadi 2014)

Gambar 4.5. mushollah dan KM/WC (Sumber: dokumen pribadi 2014)

4.2. Analisa Latar Belakang Pengunjung Taman Kota Tebing Tinggi

Analisa latar belakang pengunjung Taman Kota dilihat dari segi jenis kelamin, Diagram 4.1. dibawah menunjukkan bahwa dari total pengunjung 100


(47)

orang, lebih banyak pengunjung wanita yang berkunjung ke Taman Kota yaitu sebesar 51% dibandingkan dengan pengunjung pria yang presentasenya tidak jauh beda dengan pengunjung wanita yaitu 49%.

Diagram 4.1. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Apabila dilihat dari segi usia pengunjung Taman Kota menunjukkan bahwa dari 100 pengunjung lebih dominan remaja dan dewasa dengan jenjang usia 21 - 30 tahun sebanyak 41 pengunjung.

Diagram 4.2. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Usia

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Dilihat dari usia pengunjung lebih dominan remaja dan dewasa maka dari itu, pekerjaan pengujung pun lebih dominan mahasiswa dan pelajar dengan besar 35 dan 28 pengunjung.

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin (Total sampel : 100 orang)

Pria 49%

Wanita 51%

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Usia (Total sampel : 100 orang)

< 11 Tahun 1% 12 - 20 Tahun 34% 21 - 30 Tahun 41% 31 - 40 Tahun 13% 41 - 50 Tahun 7% > 50 Tahun 4%


(48)

Diagram 4.3. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Pekerjaan

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Adapun asal tempat tinggal pengunjung yang berkunjung ke Taman Kota Tebing ini dari berbagai macam kota. Dan apabila dilihat dari diagram 4.4. menunjukkan bahwa lebih dominan pengunjung yang berasal dari kota Tebing Tinggi itu sendiri dibandingkan kota-kota lainnya, seperti kota Medan, T.Morawa dan Siantar.

Diagram 4.4. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Asal Pengunjung

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Suku pengunjung yang berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi yang paling dominan yaitu suku jawa dibandingkan suku batak dan melayu. Dilihat dari asal pengunjung kebanyakan dari kota Tebing Tinggi yang kebanyakan besar suku jawa.

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Pekerjaan (Total sampel : 100 orang)

PNS 15% BUMN 1% Pelajar 28% Mahasiswa 35% Pegawai Swasta 16% Lainnya 5%

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Asal Pengunjung(Total sampel : 100 orang)

Tebing Tinggi 56% Medan 35% T.Morawa 7% Siantar 2%


(49)

Diagram 4.5. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Suku

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Diagram 4.6. menunjukkan bahwa masyarakat yang berkunjung ke Taman Kota dari segi status pernikahan yang paling dominan adalah kategori yang belum menikah dengan presentase 69%, karena dilihat dari segi usia pengunjung yang paling dominan adalah remaja. Sedangkan kategori yang sudah menikah dengan presentase hanya 31%.

Diagram 4.6. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Status Pernikahan

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Suku (Total sampel : 100 orang)

Jawa 46%

Batak 37%

Melayu 17%

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Status Pernikahan (Total sampel : 100 orang)

Sudah Menikah 31%

Belum Menikah 69%


(50)

4.3. Analisa Kenyaman dan Kesan Taman Kota Tebing Tinggi

Project for Public Space (2004), menjadikan kenyamanan dan kesan sebuah ruang sebagai kriteria yang penting bagi suatu ruang terbuka publik, ruang yang nyaman dan memiliki kesan ditandai dengan ruang yang aman, bersih, memiliki vegetasi yang sejuk, memiliki tempat duduk yang memadai, memiliki penerangan, dan memiliki KM/WC dan Mushallah.

Diagram 4.7. Persepsi Masyarakat Terhadap Kenyamanan dan Kesan Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Diagram 4.7. menunjukkan bahwa dari 4 indikator kenyamanan dan kesan Taman Kota, pengunjung memberikan persepsi puas untuk semua indikator . Adapun skor tertinggi diberikan pengunjung terhadap indikator tempat duduk yaitu sebesar 3.84. Skor terendah diberikan pengunjung terhadap indikator keamanan dan vegetasi dengan skor 3.73. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi pengunjung terhadap kenyamanan dan kesan di Taman Kota adalah puas / baik dengan total skor sebesar 3,76.

4.3.1. Keamanan

Keamanan Taman Kota ini dengan jam kerja yang dibagi menjadi 2 jam kerja yaitu pada jam 06.00 - 18.00 dan 18.00 - 06.00, dengan petugas keamanan yang sudah cukup memadai (Gambar 4.6.A) dan apabila dilihat dari hasil

Persepsi Masyarakat Terhadap Kenyamanan dan Kesan Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)


(51)

observasi saya dengan luasnya taman kota ini hanya memiliki satu pos kemananan (Gambar 4.6.B) maka dari itu sangat kurangnya pos jaga karena perlunya pos penjagaan kendaraan di setiap parkir mobil dan parkiran sepeda motor, agar pengunjung yang membawa kendaraan merasa aman apabila meninggalkan kendaraannya ditempatnya.

B. Pos Jaga Taman Kota A. Petugas Keamanan Taman Kota

Persepsi Masyarakat Terhadap Keamanan Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40% 50%

0% 6% 35% 39% 20%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas

Gambar 4.6. A - B Keamanan Taman Kota sumber: dokumen pribadi, 2014


(52)

Diagram 4.8. Persepsi Masyarakat Terhadap Keamanan Taman Kota Tebing Tinggi (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Diagram 4.8. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat kota Tebing Tinggi terhadap keamanan Taman Kota tergolong aman. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan cukup puas (39%) terhadap keamanan di Taman Kota ini dibandingkan dengan masyarakat yang tidak puas (6%) terhadap keamanan Taman Kota. Hal ini terlihat dari adanya keberadaan pos jaga yang buka 24 jam, namun setidaknya turut mengawasi kondisi keamanan di Taman Kota dari pagi hari, siang hari maupun malam hari.

Hasil dari observasi di lapangan dan hasil persepsi masyarakat terhadap keamanan Taman Kota ternyata sudah sesuai dengan tingkat keberhasilan suatu ruang terbuka publik, karena menurut Project For Public Spaces (2004) harus adanya keberadaan pos penjagaan di suatu ruang terbuka publik yang mengawasi keadaan yang terdapat didalamnya dan mempunyai jarak penglihatan yang jelas terhadap kemungkinan terjadinya tindakan kriminal.

4.3.2. Kebersihan

Kebersihan taman adalah salah satu faktor yang menentukan kenyamanan dan kesan sebuah taman. Upaya untuk menjaga kebersihan taman dapat dilakukan dengan menyediakan tong sampah (Gambar 4.7.B & D) dan bak sampah pada area parkir taman (Gambar 4.7.A & C). Taman Kota dari segi jumlah tong sampah sudah memiliki banyak tong sampah dan kondisi tong sampah yang ada juga terawat. Akan tetapi, kurangnya penyediaan tong sampah pada area pkl (Gambar 4.7.F) menyebabkan adanya sampah sisa kemasan yang berasal dari penjual makanan dan pembeli, dibanding dengan area pejalan kaki di dalam area taman yang bersih dari sampah maupun sisa kemasan (Gambar 4.7.E).


(53)

Diagram 4.9. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kebersihan Taman Kota tergolong bersih. Hal ini dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan cukup puas (33%) dibandingkan dengan masyarakat yang menyatakan tidak puas (9%) bahwa Taman Kota bersih. Hal ini terlihat dari sudah terdapat keberadaan beberapa petugas kebersihan yang menjaga kebersihan di Taman Kota dan keberadaan tong sampah yang sudah cukup banyak dan gampang untuk mencapainya.

A. Bak Sampah Taman Kota

B. Tong Sampah Taman Kota

C. Bak Sampah Taman Kota

F. Area PKL E. Area Pejalan Kaki bebas

dari sampah

Gambar 4.7.A-F. Kebersihan Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014) D. Tong Sampah


(54)

Diagram 4.9. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebersihan Taman Kota Tebing Tinggi (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Hasil dari observasi lapangan dan hasil persepsi masyarakat terhadap kebersihan Taman Kota ini sudah sesuai dengan tingkat keberhasilan suatu ruang terbuka publik, karena menurut Gearin dan Kahle (2006), suatu terbuka yang bersih akan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung untuk beraktivitas di ruang terbuka publik, dimana para pengunjung umumnya menghindari kunjungan ke ruang terbuka publik yang kotor. Apabila dilihat dari hasil observasi lapangan terdapat area yang kotor seperti area pedagang kaki lima (PKL), hal ini menyebabkan sedikit pengunjung yang berduduk atau berada di area ini dengan waktu yang lama.

4.3.3. Vegetasi

Vegetasi di Taman Kota ini sudah tergolong sejuk dikarenakan banyaknya pepohonan berupa jejeran pohon (Gambar 4.8.B&E) yang mengelilingi Taman Kota ini dan juga adanya tanaman-tanaman seperti bunga (Gambar 4.8.D) dan pohon-pohon kecil (Gambar 4.8.A&G) yang terletak didalam Taman Kota ini, akan tetapi kurangnya pepohonan yang rindang diarea olahraga (Gambar 4.8.C&F) sehingga tidak ada pengunjung yang berolahraga pada siang hari diarea ini.

Persepsi Masyarakat Terhadap Kebersihan Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40%

0% 9% 31% 33% 27%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas


(55)

Diagram 4.10. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap vegetasi di Taman Kota tergolong memuaskan. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan puas(38%) dan dibandingkan dengan masyarakat yang menyatakan tidak puas(5%) terhadap vegetasi di Taman Kota. Hal ini terlihat dari sudah tersedianya cukup banyak pepohonan dan jenis tanaman -tanaman yang menjadikan Taman Kota sejuk dan memiliki penghijauan yang indah. Diagram 4.10. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap vegetasi

E. Pinggir Taman jl. Diponogoro

A. Area Pujasera

G. Area Taman F. Area Olahraga

B. Pinggir taman jl. D.I. Panjaitan

C. Area Olahraga D. Area Taman

Gambar 4.8. A-G Vegetasi Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)


(56)

di Taman Kota tergolong memuaskan. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan puas(38%) dan dibandingkan dengan masyarakat yang menyatakan tidak puas(5%) terhadap vegetasi di Taman Kota. Hal ini terlihat dari sudah tersedianya cukup banyak pepohonan dan jenis tanaman -tanaman yang menjadikan Taman Kota sejuk dan memiliki penghijauan yang indah.

Diagram 4.10. Persepsi Masyarakat Terhadap Vegetasi Taman Kota Tebing Tinggi (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Hasil dari observasi lapangan dan hasil persepsi masyarakat terhadap vegetasi yang ada di Taman Kota sesuai dengan tingkat keberhasilan menurut Project for Public Space (2004), yang menyatakan vegetasi yang disediakan di suatu ruang terbuka publik berupa pepohonan dan tanaman untuk menciptakan keindahan, sebagai peneduh, serta untuk menciptakan suasana rindang / sejuk dalam beraktivitas.

4.3.4. Tempat Duduk

Fasilitas tempat duduk di Taman Kota ini sudah sangat memenuhi karena banyaknya pilihan untuk pengunjung buat duduk yang mereka inginkan. Fasilitas tempat duduk yang disedikan di Taman Kota ini merupakan jenis tempat duduk yang tidak dapat dipindah-pindah. Permukaan tempat duduk di Taman Kota ini terbuat dari material beton kemudian dilapis dengan keramik. Namun adanya kekurangan desain tempat duduk di Taman Kota ini seperti tidak adanya peneduh,

Persepsi Masyarakat Terhadap Vegetasi Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40%

0% 5% 38% 36% 21%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas


(57)

maka dari itu hanya beberapa pengunjung yang menggunakan tempat duduk di siang hari dan pengunjung lebih memilih duduk di area teduh yang banyak pepohonan.

Gambar 4.9.A-C. Tempat Duduk Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014) C.TIPE III. bangku ini hanya ada 3

di Taman Kota ini. A. TIPE I. bangku yang terletak di

sepanjang garis biru.

B. TIPE II. bangku yang terletak di sepanjang garis coklat.


(58)

Diagram 4.11. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap tempat duduk di Taman Kota tergolong memuaskan. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan cukup puas (38%) dibandingkan dengan yang menyatakan tidak puas (6%). Hal ini terlihat dari kapasitas tempat duduk di Taman Kota sudah memadai sehingga masyarakat yang mengunjungi Taman Kota bebas untuk memilih duduk dimana yang diinginkan dan dapat duduk sambil menikmati pemandangan dan suasana di area Taman Kota ini.

Diagram 4.11. Persepsi Masyarakat Terhadap Tempat Duduk Taman Kota Tebing Tinggi (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Hasil dari observasi lapangan dan hasil persepsi masyarakat terhadap tempat duduk di Taman Kota sudah sesuai dengan tingkat keberhasilan karena menurut Project for Public Space (2004), suatu ruang terbuka publik pentingnya memberikan pengunjung pilihan untuk duduk dimana mereka inginkan. Umumnya tempat duduk harus diletakkan pada tempat - tempat yang tepat berupa dimana pengunjung untuk duduk sambil mengamati aktivitas pengunjung lain. Dari segi posisi tempat duduk di Taman Kota memanjang yang melainkan duduk bersampingan, maka dari itu sudah sesuai dengan PPS yang menyatakan tidak boleh diletakkan berhadapan langsung kecuali untuk keperluan bermain, ini menyebabkan orang akan merasa kurang nyaman untuk duduk dengan posisi berhadapan dengan orang asing. Apabila dilihat dari segi material tempat duduk di Taman Kota menggunakan material beton keramik dan sudah sesuai dengan yang dinyatakan PPS yaitu, harus dibuat dari material yang awet dan tahan terhadap

Persepsi Masyarakat Terhadap Tempat Duduk Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40%

0% 6% 30% 38% 26%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas


(59)

segala kondisi cuaca, bahaya karat dsb. Adapun jenis material yang dapat dipakai sebagai material untuk permukaan tempat duduk berupa material beton, beton keramik, kayu, besi, baja dan fiberglass. Namun, akan lebih baik menggunakan material kayu, dikarenakan lebih awet dan tidak mudah mengkonduksi panas dan dingin sehingga lebih nyaman untuk digunakan.

4.3.5. Lampu

Diagram 4.12. Persepsi Masyarakat Terhadap Lampu Taman Kota Tebing Tinggi (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Diagram 4.12. menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap Lampu / Penerangan di Taman Kota tergolong memuaskan. Hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan cukup puas (35%) dibandingkan dengan yang menyatakan sangat tidak puas (3%) dan tidak puas (4%). Hal ini terlihat dari jumlah lampu / penerangan sudah memadai untuk menerangi Taman Kota ini dan juga masyarakat merasa puas terhadap kondisi lampu - lampu taman yang terawat walaupun ada beberapa yang sudah mati bola lampunya.

Lampu yang terdapat di Taman Kota ini terdiri dari 2 macam lampu yaitu lampi sorot (Gambar 4.10.B) dan lampu taman (Gambar 4.10.A). Banyaknya jumlah lampu taman yang terdapat di taman ini dan lampu sorot yang berjumlah 5 lampu sorot sudah cukup menerangi Taman Kota ini pada malam hari dan pengunjung pun merasa nyaman. Kondisi lampu taman yang ada masih terlihat

Persepsi Masyarakat Terhadap Lampu / Penerangan Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40%

3% 4% 33% 35% 25%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas


(60)

baik, tetapi beberapa lampu taman mengalami kerusakan seperti bola lampu yang mati.

Dari hasil observasi lapangan mengenai lampu / penerangan di Taman Kota ini sudah sesuai dengan tingkat keberhasilan suatu ruang terbuka publik karena menurut Project for Public Space (2004) menyatakan lampu penerangan

A. Lampu Taman B. Lampu Sorot C. Lampu Taman dan Lampu Sorot

Gambar 4.10.A-F. Lampu Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014) D. Penerangan Lampu

Taman

E. Penerangan Lampu Sorot F. Penerangan Lampu Sorot area olahraga


(61)

ditempatkan secara merata dan dengan jumlah yang memadai terutama di area -area tertentu yang agak tertutup dan rawan akan tindak kriminal.

4.3.6. KM/WC

Fasilitas kamar mandi / WC di Taman Kota ini memiliki 7 kamar mandi, tetapi semua kamar mandi di Taman Kota ini tidak adanya pembatas antara kamar mandi laki-laki maupun perempuan. Hal ini menimbulkan rasa ketidaknyamanan pengunjung yang menggunakan kamar mandi ini. Kondisi kamar mandi di Taman Kota ini pun tampak diurus dengan petugas Taman Kota.

4.3.7. Mushallah

Taman Kota ini memiliki satu Mushallah tepatnya di sudut belakang taman ini. Mushallah ini memiliki petugas yang bertanggung jawab atas kebersihan mushallah ini. Akan tetapi, jarang sekali pengunjung yang menggunakan mushallah ini untuk beribadah melainkan pengunjung menggunakan tempat ini untuk melepas lelah atau tidur-tiduran di mushallah ini.

Gambar 4.11.KM/WC Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)


(62)

4.4. Analisa Akses dan Hubungan Taman Kota Tebing Tinggi

Project for Public Space (2004), menyatakan bahwa akses dan hubungan merupakan hal yang penting dalam keberhasilan ruang terbuka publik, yaitu kemudahan ruang terbuka publik untuk diakses dan dilihat secara fisik maupun visual.

Diagram 4.13. dibawah ini menunjukkan bahwa dari 6 indikator akses dan hubungan Taman Kota, pengunjung memberikan persepsi puas untuk semua indikator akses dan hubungan. Adapun skor tertinggi diberikan pengunjung yaitu skor rata-rata indikator jalur pejalan kaki sebesar 3,76 . Skor terendah diberikan pengunjung yaitu skor rata-rata indikator jarak hanya 3,38. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi pengunjung terhadap akses dan hubungan di Taman Kota adalah puas / baik dengan total skor sebesar 3,58.

Gambar 4.12.Mushallah Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)


(63)

Diagram 4.13. Persepsi Masyarakat Terhadap Akses dan Hubungan Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

4.4.1. Kemudahan Akses Masuk

Kemudahan akses masuk / mencapai Taman Kota memiliki 2 akses masuk untuk kendaraan terdapat di sisi jalan Diponogoro khusus kendaraan roda 2 (Gambar 4.12.E) dan di sisi jalan D.I. Panjaitan khusus roda 4 (Gambar 4.12.A). Taman Kota ini juga memiliki 2 akses masuk pejalan kaki (Gambar 4.12.B&D) dan 2 akses masuk untuk penyandang cacat (Gambar 4.12.C). Akses - Akses masuk / mencapai Taman Kota ini mudah untuk mendapatkannya dan dilihat baik dari kejauhan maupun dari dekat. Akan tetapi, kondisi akses masuk kendaraan roda 4 tampak tidak terurus dikarenakan kondisi aspal yang rusak dan kondisi akses masuk kendaraan roda 2 antara jalan dengan parkiran roda 2 sangat ketinggian bagi kendaraan roda 2.

Persepsi Masyarakat Terhadap Akses dan Hubungan Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)


(64)

Diagram 4.14. dibawah menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap Kemudahan akses masuk / mencapai Taman Kota tergolong mudah dicapai. Hal ini dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang menyatakan cukup puas (42%) dibandingkan dengan yang menyatakan sangat tidak puas (1%) bahwa Taman Kota mudah diakses dan dicapai. Hal ini terlihat dari lokasi Taman Kota yang

A. akses masuk kendaraan roda 4 sisi jl. D.I.

Panjaitan

B. akses masuk pejalan kaki sisi jl. D.I. Panjaitan

D. akses masuk pejalan kaki dari sisi jl. Diponogoro

E. akses masuk kendaraan roda 2 dari sisi jl. Diponogoro

Gambar 4.13.A-E. Kemudahan Akses Masuk / Mencapai Taman Kota (Sumber: dokumen pribadi, 2014)

C. akses masuk penyandang cacat sisi Jl.


(65)

berada dekat dengan pusat kota, mudah dicapai dan memiliki 2 akses pintu masuk dan keluar. Disamping itu, Diagram 4.15. juga menunjukkan bahwa pencapaian ke Taman Kota juga tergolong mudah, yang dapat dicapai dengan beragam moda transportasi mulai dari becak (8%), berjalan kaki (12%), mobil (36%) ataupun sepeda motor (44%). Dengan demikian, berarti masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan bermotor untuk berkunjung ke Taman Kota ini.

Diagram 4.14. Persepsi Masyarakat Terhadap Kemudahan Masuk / Mencapai Taman Kota Tebing Tinggi

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Diagram 4.15. Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Dilihat Dari Segi Kendaraan Yang Digunakan

(Sumber: dokumen pribadi, 2014)

Persepsi Masyarakat Terhadap Kemudahan Masuk / Mencapai Taman Kota Tebing Tinggi (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40% 50%

1% 4% 34% 42% 19%

1 2 3 4 5

1: Sangat Tidak Puas 3: Puas 5: Sangat Puas 2: Tidak Puas 4: Cukup Puas

Presentase Masyarakat Yang Berkunjung Ke Taman Kota Tebing Tinggi Dilihat Dari Segi Kendaraan Yang Digunakan (Total sampel : 100 orang)

0% 10% 20% 30% 40% 50% Roda 4 36% Roda 2 44% Becak 8% Jalan Kaki 12%

Roda 4 36% Roda 2 44% Becak 8% Jalan Kaki 12%


(66)

Hasil dari observasi lapangan dan hasil persepsi masyarakat terhadap kemudahan masuk / mencapai Taman Kota sesuai dengan tingkat keberhasilan menurut Project for Public Space (2004) yang menyatakan akses masuk / mencapai ruang terbuka publik tidak boleh terhalang dan harus mudah terlihat dari area - area sekitarnya dan juga pencapaian ke ruang terbuka publik tersebut juga harus dapat dilakukan dengan beragam moda transportasi mulai dari berjalan kaki, kendaraan pribadi hingga kendaraan umum.

4.4.2. Parkir

Taman Kota ini memiliki area parkiran yang cukup luas dan cukup memadai. Area parkir di Taman Kota ini memiliki parkir khusus mobil (Gambar 4.14.A) dan parkir khusus motor (Gambar 4.14.D). Pada area parkir mobil terdapat pengunjung yang menggunakan motor memarkirkan kendaraannya di area khusus mobil (Gambar 4.14.B). Hal ini berdampak kepada pengunjung yang menggunakan mobil, akibatnya pengunjung yang menggunakan mobil memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan Diponogoro (Gambar 4.14.C).


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Herdini dkk, (2012). Tingkat Keberhasilan Ruang Terbuka Publik pada Perumahan Taman Setia Budi Indah. Kesuksesan Ruang Terbuka. Medan, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Asmullany, Andi, (2014). Identifikasi Tingkat Penggunaan Ruang Terbuka Publik di Kota Makassar, dilihat dari Aspek Aktivitas, Fasilitas, dan Kriteria Perancangan. Jurnal Teknosains, Vol-8, No.1. Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Bell, P.; Fisher J. & Loomis, R., 1978, Environmental Psychology, London: W.B. Saunders Company

Budihardjo, Eko, (1998). Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, Bandung: Penerbit Alumni.

Carr, Stephen, Mark Francis, Leane G. Rivlin & Andrew M. Store, (1992).Public Space. Australia. Press Syndicate of University of Cambridge.

Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Dinas Tarukim) Gearin, E. dan Kahle, C., 2006, Teen and Adult Perceptions of Urban Green

Spaces Los Angeles, Journal of Children, Youth and Environments, 16 (1):25-48.

Gehl, Jan & Lars Gemzoe, (1996). Public Spaces Public Life, Copenhagen 1996. Denmark, Department of Urban Design School of Architecture Royal Danish Academy of Fine Arts.

Google Earth 2014 Google Map 2014

Kotler, Philip, (2000).Marketing Management. Prentice Hall of India.

Kurniawan, Iwan, Suryono Budi Santoso dan Bambang Munas Dwiyanto. (2004). Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk Serta


(2)

Lie, Shela, (2014). Kajian Penggunaan Ruang Publik dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku. Medan, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Mapata, Devi Ariska (2012). Persepsi Siswa/I SMA di Kota Makassar Terhadap Citraa Universitas Hasanuddin (Studi Kasus Siswa/I SMAn 17 Makassar dan SMA Katolik Rajawali). Makassar. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Murphy, M. P.E., 1985. Tourism: A community Approach. New York and London: Routl ledge.

Nazarudin, (1994). Penghijauan Kota, penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Project For Public Space. (2000). How to Turn a Place Around: a Handbook for Creating Successful Public Space, PPS Inc.: New York.

Project For Public Space, (2004).What Makes a Successful?Diakses pada 17 Oktober 2014.

Ruch, F.L , Psychology and life, 7, ed.Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company, 1967.

Shaftoe, Henry, (2008). Convivial Urban Spaces: Creating Effective Public Places. Earthcan, London.

Sinulingga, Sukaria, (2011). Metodologi Penelitian. Medan. USU Press.

Sugi, M. Sofyan, (2013). Identifikasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di Kawasan Permukiman Padat Kelurahan Sindulang I Kota Manado. Sabua Vol.5, No.1: 35-39. Manado, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas


(3)

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

Saya, Yunanda Kesuma Putra Lubis, adalah mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, stambuk 2010. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Tebing Tinggi”. adapun hasil penelitian ini hanya untuk keperluan akademik dan tidak bersifat komersil. PERSETUJUAN

Responden telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Tebing Tinggi”. Oleh karena itu, responden menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikian persetujuan ini responden sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Tebing Tinggi, November 2014

( )

BAGIAN 1 : IDENTITAS RESPONDEN

Responden cukup mengisi jawaban pada kolom jawaban yang telah disediakan.

NO. PERTANYAAN JAWABAN

I. SOCIAL BACKGROUND 1. Nama

2. Asal

3. Jenis Kelamin 4. Usia

5. Pekerjaan

6. Etnis/Suku 7. Status Pernikahan 8. Penghasilan

P W

< 11 tahun 12–20 tahun

21–30 tahun 31–40 tahun

41-50 tahun

PNS BUMN

Pelajar Mahasiswa

Pegawai Swasta Lainnya …….

Sudah Menikah Belum Menikah

> 51 tahun

< Rp.2,5 juta Rp.2,5 - 5 juta

Rp.5–7,5 juta > Rp.7,5 juta Belum


(4)

disediakan dengan cara memberi tanda bulat ( O ) jawaban yang anda pilih.

1. Motivasi apa yang membuat anda berkunjung ke Taman Kota Tebing ? a. Berolahraga

b. Rekreasi (bermain, piknik, duduk-duduk, makan) c. Menyendiri

d. Berkumpul / bersosialisasi e. Lainnya, …..

2. Berapa sering anda berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi dalam seminggu ?

a. 1 kali dalam seminggu b. 2 kali dalam seminggu c. 3 kali dalam seminggu d. Setiap hari

e. Lainnya, …….

3. Setiap jam berapa anda berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi ? a. 06.00–10.00

b. 11.00–14.00 c. 15.00–18.00 d. 19.00–21.00 e. Lainnya, …….

4. Berapa lama anda berada diTaman Kota ini? a. < 1jam

b. 1–2jam c. 2–4jam d. > 4jam

5. Tujuan anda berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi ? a. Berolahraga

b. Rekreasi c. Melepas lelah d. Berkumpul e. Lainnya, ……


(5)

6. Bersama siapa saja anda berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi ? a. Sendirian

b. Keluarga c. Pacar

d. Teman-teman e. Lainnya, ……

7. Kendaraan yang anda gunakan untuk berkunjung ke Taman Kota Tebing Tinggi?

a. Roda 4 b. Roda 2 c. Becak d. Jalan kaki

8. Jarak yang anda tempuh dari tempat tinggal ke Taman Kota Tebing Tinggi? a. < 500m

b. 500m - 2km c. 2km–5km d. 5km–10km e. > 10km

9. Selain ke Taman Kota ini, pernahkah anda ke taman lainnya dikota Tebing Tinggi?

a. Ya, sebutkan,…… b. Tidak

10. Dari jawaban anda no.5, apakah anda merasa nyaman? a. Ya


(6)

indikator ruang terbuka publik yang berhasil di Taman Kota Tebing Tinggi.

2. Berilah tanda centang ( ) untuk jawaban Anda pada kolom yang telah disediakan berikut.

Keterangan:

STP=Sangat Tidak Puas; TP =Tidak Puas; P =Puas; CP =Cukup Puas; SP =Sangat Puas.

Pertanyaan:

Apakah Anda puas atas indikator-indikator berikut dalam menilai Taman Kota Tebing Tinggi?

N o.

PERNYATAAN ST

P

TP P CP S

P II. KENYAMANAN DAN KESAN

1. Keamanan 2. Kebersihan 3. Vegetasi 4. Tempat duduk 5. Lampu

5. Menarik

III. AKSES DAN HUBUNGAN 5. Kemudahan Masuk / mencapai 6. Parkir

7. Jalur Pejalan Kaki

8. Papan Penanda / Informasi 9. Jarak Tempuh

IV. FUNGSI DAN AKTIVITAS 10. Kesenangan

11. Keaktifan 12. Kegunaan 13. Kepentingan

V. KEMAMPUAN SOSIAL 14. Keramahan

15. Bersahabat 16. Kepengurusan 17. Kebanggaan 18. Kerja Sama