BERBAGAI DAMPAK BURUK AKIBAT KURANGNYA R

PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156

TUGAS 2

BERBAGAI DAMPAK BURUK AKIBAT KURANGNYA RUANG
TERBUKA HIJAU
Abstrak
Ruang terbuka hijau merupakan salah satu pendukung terbesar terjadinya keseimbangan
pada suatu kota atau wilayah. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau perlu untuk dibahas
dalam tulisan ini karena jika ruang terbuka hijau ini tidak dikelola dengan baik, tentu dapat
mengancam keseimbangan suatu kota. Kebanyakan kota di Indonesia saat ini belum memiliki
ruang terbuka hijau yang cukup dan sesuai standar yang telah ditetapkan, seperti Kota
Bandung yang hanya memiliki sekitar 12% ruang tebuka hijau dari luas wilayahnya.
Padahal, seharusnya ruang terbuka hijau pada setiap kota atau kabupaten memiliki luas
minimal 30% dari luas kota atau kabupaten tersebut. Hal ini dapat menimbulkan berbagai
masalah pada wilayah yang tidak memiliki ruang terbuka hijau yang cukup, oleh karena itu
akan dijabarkan beberapa masalah yang timbul akibat kurangnya ruang terbuka hijau agar
kesadaran pemerintah dan masyarakat meningkat tentang pentingnya ruang terbuka hijau.
Dampak negatif dari kurangnya ruang terbuka hijau dibagi menjadi 3 hal yaitu, terjadinya
masalah lingkungan, terganggunya kesehatan masyarakat, juga tersendatnya perekonomian

daerah. Dalam tulisan ini, berbagai argumen, data dan fakta yang ada diperoleh dari
beberapa buku referensi, beberapa peraturan perundang-undangan juga hasil pengamatan
langsung dan berdasarkan pengalaman penulis, selain itu esai ini bersifat argumentatif, dan
untuk setiap argumen yang ada dijelaskan secara deskriptif melalui data dan fakta yang ada.
Keywords : ruang terbuka hijau, masalah lingkungan, kesehatan masyarakat, perekonomian

PENDAHULUAN
Tata guna lahan adalah salah satu aspek yang berkaitan erat dengan perencanaan wilayah dan
kota. Tata guna lahan sendiri memiliki pengertian, yaitu suatu cara untuk mengatur penggunaan suatu
lahan agar bermanfaat bagi masyarakat di wilayah tersebut. Aspek ini biasanya diatur oleh instansi
tertentu dan diikat oleh peraturan tertentu, di Indonesia sendiri umumnya tata guna lahan diatur oleh
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum. Salah satu aspek yang diatur
dalam tata guna lahan adalah peraturan mengenai ruang terbuka hijau yang harus ada di setiap
wilayah dengan luas minimal tertentu.

1

PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156
Luas area ruang terbuka hijau sendiri idealnya mencapai 30% dari wilayah luas suatu kota

seperti yang dimuat pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Namun, kenyataan yang
terjadi di Indonesia saat ini, tidak semua kota di Indonesia memiliki ruang terbuka hijau yang
mencapai 30% dari luas wilayahnya. Salah satunya adalah Kota Bandung, yang pada tahun 2014, luas
area ini hanya 12,14% atau sekitar 2030,47 hektar. Hal ini tentu perlu diperhatikan baik untuk
pemerintah atau masyarakat kota Bandung sendiri, karena kurangnya area ruang terbuka hijau di kota
tersebut akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kota itu. Ruang terbuka hijau yang ada di
bandung terdiri dari beberapa bentuk seperti yang ditunjukkan gambar 1.
Gambar 1. Jenis dan Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung Tahun 2013

Legenda
Taman Kota dan Kebun Bibit

11%

RTH Pemakaman

7%
9%

47%


Jalur Hijau Jalan
Penangan Lahan Kritis
RTH dari Bag. Aset

21%
2%

4%

Tegangan Tinggi, Sempadan Sungai
dan Kereta Api, dan Hutan Konservasi
RTH Lainnya

Sumber: Hasil Analisis 2017

Seharusnya ruang terbuka hijau yang ada di suatu kota memiliki luas paling sedikit 30% dari
luas kota tersebut, namun nyatanya aturan ini tidak terpenuhi di seluruh kota di Indonesia sehingga
dapat menimbulkan masalah, yaitu menimbulkan masalah lingkungan, menimbulkan penyakit di
masyarakat, juga menyebebkan terganggunya ekonomi suatu wilayah. Dari segi masalah lingkungan,

kurangnya ruang terbuka hijau dapat menyebabkan pencemaran udara, meningkatnya suhu suatu
wilayah, serta kutang tersedianya cadangan air tanah. Sedangkan dari segi kesehatan masyarakat,
kurangnya area ini dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat baik secara fisik dan psikis.
Terakhir, akibat lain, yaitu terganggunya ekonomi dapat didukung oleh 3 alasan yaitu: kurangnya
tempat berjualan para pedagang, kurangnya daya tarik wisata pada kota tersebut, dan terkurasnya
anggaran daerah untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat ruangnya ruang terbuka hijau.
Esai ini akan menitikberatkan mengenai penjelasan dampak negatif dari kurangnya ruang
terbuka hijau di suatu wilayah. Susunan pada esai ini terdiri dari empat paragraf pembuka, isi esai
sembilan paragraf dan penutup dua paragraf. Sebagai pembuka akan dijelaskan dulu apa itu ruang
terbuka hijau secara umum. Selanjutnya akan dijelaskan dampak negatif kurangnya ruang terbuka
hijau yang pertama yaitu akan menimbulkan masalah lingkungan seperti meningkatnya pencemaran
2

PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156
udara, meningkatnya suhu, dan kurangnya ketersediaan air tanah. Lalu, akan diuraikan pula dampak
negatif yang kedua yaitu terganggunya kesehatan masyarakat yang meliputi kesehatan secara fisik
dan psikis atau psikologis. Yang terakhir adalah penjelasan dampak negatif yang berkaitan dengan
berkurangnya perekonomian wilayah yang kekurangan ruang terbuka hijau.


ISI
Ruang terbuka hijau memiliki fungsi khusus demi tercapainya keseimbangan suatu kota atau
wilayah, yang fungsinya ini dapat tercermin dari pengertian ruang terbuka hijau itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, dijelaskan bahwa ruang
terbuka hijau adalah suatu area terbuka baik memanjang ataupun mengelompok yang menjadi tempat
tumbuh dan hidupnya berbagai tanaman. Berdasarkan definisi tersebut tujuan utama dari adanya
ruang terbuka hijau adalah tersedianya tempat terbuka untuk ditanami tanaman. Sehingga, jika ruang
terbuka hijau yang ada sedikit dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan, dapat menimbulkan
berbagai masalah yang akan menimpa kota tersebut akibat kurangnya tanaman.
Kurangnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah akan menimbulkan permasalahan
lingkungan di wilayah tersebut. Salah satu masalah yang terjadi adalah pencemaran udara yang
meningkat karena tidak tercapainya keseimbangan lingkungan pada kota tersebut. Salah satu contoh
pencemaran udara yang terjadi adalah sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu karbon
dioksida yang akan menyebar ke udara karena tidak adanya pohon/tanaman yang dapat menyerapnya.
Selain itu, efek dari banyaknya karbon dioksida di udara, adalah terjadinya peningkatan suhu di kota
tersebut.
Masalah lingkungan lain yang terjadi akibat kurangnya ruang terbuka hijau pada suatu kota
adalah menurunnya ketersediaan air tanah. Pada umumnya, air tanah akan tersedia jika ada area tanah
terbuka, sehingga air hujan dapat menembus hingga lapisan tanah yang lebih dalam yang dapat
menampung air. Selain itu, air tanah juga dapat ada akibat adanya pohon atau tanaman pada suatu

wilayah, karena mereka membutuhkan air untuk hidup sehingga mereka akan mengikat air pada
akarnya. Namun, jika ruang terbuka hijau yang ada sedikit, kedua kondisi tersebut tidak dapat
tercapai, sehingga air tanahnya tidak cukup tersedia untuk dimanfaatkan demi kehidupan masyarakat
di kota tersebut.
Dampak buruk lain dari area ruang terbuka hijau yang sedikit adalah terganggunya kesehatan
masyarakat di wilayah tersebut. Pencemaran udara yang ditimbulkan akibat kurangnya ruang terbuka
hijau adalah salah satu sumber penyakit bagi wilayah tersebut. Salah satu penyakit yang paling umum
adalah penyakit ringan seperti flu yang dapat timbul karena lingkungan yang kotor seperti terlalu
banyaknya debu berterbangan akibat tidak adanya pohon untuk membuat wilayah tersebut lebih sejuk.

3

PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156
Selain itu, masyarakat juga dapat terjangkit penyakit berat akibat kurangnya ruang terbuka hijau
seperti asma, bronkhitis bahkan kanker paru-paru karena meningkatnya polusi di wilayah tersebut.
Ruang terbuka hijau yang sedikit juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat secara psikis
atau psikologis. Kesehatan psikologis yang baik dapat tercapai jika kebutuhan sosial manusia
terpenuhi. Salah satu kebutuhan sosial manusia adalah berinteraksi satu sama lain, dimana kebutuhan
ini dapat tercapai jika terdapat ruang yang cukup untuk berinteraksi satu sama lain, salah satunya

ruang terbuka hijau. Sehingga, jika ruang terbuka hijau yang ada sedikit, ruang untuk berinteraksinya
pun akan terbatas sehingga tidak akan tercapai kebutuhan sosial manusia yang optimal, sehingga tidak
tercapainya juga kesehatan psikologis yang baik pada lingkungan masyarakat tersebut.
Salah satu gangguan kesehatan psikologis yang lain adalah timbulnya stres, pada umumnya
stres dapat timbul, jika seseorang mengalami kepenatan atau kejenuhan terhadap hal tertentu,
misalnya karena pekerjaan mereka yang membosankan ditambah keadaan kota yang terlalu padat
seperti terjadinya kemacetan. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah kurangnya ruang terbuka
hijau pada suatu kota atau wilayah. Hal itu dapat dijelaskan dari fungsi lain adanya ruang terbuka
hijau di suatu kota, yaitu dapat menjadi tempat yang mudah diakses masyarakat karena jaraknya yang
dekat untuk sekedar melepas kepenatan setelah bekerja terlalu lama. Karena, secara psikologis
tanaman atau pohon yang berwarna hijau pada ruang terbuka hijau dapat memberikan efek tenang dan
nyaman bagi seseorang yang melihatnya. Namun, bila ruang terbuka hijau yang ada sedikit, tidak
dapat membantu menurunkan stres di masyarakat.
Perekonomian suatu wilayah juga dapat tergangu akibat kurangnya ruang terbuka hijau di
wilayah tersebut. Hal ini dapat tercermin dari banyak sedikitnya warga pada kota atau wilayah
tersebut bekerja dan seberapa besar penghasilan yang mereka dapatkan. Biasanya, ruang terbuka hijau
juga disediakan untuk tempat mencari penghasilan, misalnya jika para pedagang kaki lima ingin
berjualan, mereka bisa berjualan di taman taman kota sehingga mereka dapat berjualan dengan
nyaman, dan tentu saja akan menambah penghasilan mereka. Namun, jika ruang terbuka hijau di
wilayah tersebut sedikit, mereka pun kesulitan untuk mencari tempat untuk berjualan yang layak

sehingga penghasilan mereka pun tidak maksimal.
Sedikitnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah berarti sedikit pula taman kota yang ada di
wilayah tersebut, sehingga daya tarik wisata wilayah tidak maksimal. Umumnya, seperti yang terlihat
di negara-negara Eropa, taman-taman kota yang indah disana menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk mengunjunginya demi menikmati keindahannya. Taman
kota di Eropa umumnya cukup banyak dan tertata dengan rapi dan hampir ada di setiap penjuru kota,
ditambah desain dari tamannya pun indah dan menarik, sehingga banyak orang penasaran dan ingin
mendatangi kota tersebut. Namun, di Indonesia sendiri sebagian besar kotanya belum memiliki taman
kota yang cukup banyak dan cukup indah, sehingga para wisatawan pun enggan untuk mengunjungi
4

PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156
wilayah tersebut. Sebagai contoh, pada gambar 2 terdapat foto ruang terbuka hijau yang berupa taman
di Jerman.
Gambar 2. Contoh Ruang Terbuka Hijau di Eropa, yaitu Taman di Jerman

Sumber: Dokumentasi Pribadi,2017

Seperti dijelaskan sebelumnya, kurangnya ruang terbuka hijau dapat menimbulkan masalah

lingkungan yang perlu diatasi, tentunya biaya yang digunakan adalah anggaran daerah, sehingga
anggaran daerah akan banyak terkuras seiring bertambahnya masalah. Sebagai contoh, ruang terbuka
hijau yang sedikit akan membuat air hujan tidak dapat terserap ke tanah sehingga akan menggenang
di jalan raya, jika hal ini terus terjadi akan terjadi banjir seperti yang ada di daerah Gedebage, Kota
Bandung. Banjir yang terjadi bisa saja merusak beberapa infrastruktur di wilayah tersebut, sehingga
diperlukan perbaikan untuk infrastruktur yang rusak tersebut yang tentu saja akan menggunakan
anggaran daerah. Selain masalah lingkungan, pencemaran udara akibat kurangnya ruan terbuka hijau
dapat menyebabkan penyakit pada masyarakat, jika suatu saat penyakit ini menyerang banyak
masyarakat, tentunya pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut,
sehingga mereka perlu menggunakan anggaran daerah untuk mengatasi masalah tersebut.

KESIMPULAN
Ruang terbuka hijau memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi keberjalanan suatu kota atau
wilayah, maka jika fungsi ini tidak ada maka kota tersebut akan mengalami berbagai masalah. Dari
penjabaran sebelumnya jelaslah bahwa kurangnya ruang terbuka hijau dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif terhadap wilayah tersebut. Mulai dari masalah lingkungan, masalah kesehatan
masyarakat bahkan masalah perekonomian wilayah dapat terjadi jika ruang terbuka hijau yang ada
tidak memenuhi standar yang ada, yaitu minimal 30% dari luas suatu kota. Inilah yang menjadi alasan

5


PL 1202 TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
RADEN AKMAL FAUZI K. - 19916156
utama, kenapa setiap kota harus memiliki ruang terbuka hijau yang cukup agar terjadi keseimbangan
di dalam kota tersebut.
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah-masalah tersebut,
salah satunya dengan meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau agar luasnya mencapai 30% dari luas
wilayah kota tersebut. Hal ini dapat tercapai jika pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki
kesadaran akan pentingnya ruang terbuka hijau bagi suatu kota. Salah satu bentuk solusi nyatanya
yaitu dengan menggiatkan program urban farming seperti membangun rooftop garden di setiap
gedung atau bangunan juga membangun vertical garden di trotoar jalan yang tentunya dapat
menambahkan nilai estetika kota tersebut. Selain itu, dapat juga dengan mengembangkan jalur hijau
pada sempadan sungai, rel kereta api, dan tentu saja dengan menegaskan peraturan yang ada agar
tidak tejadinya alih fungsi lahan dari ruang terbuka hijau menjadi fungsi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.
Peraturan Daerah Kota Bandung No. 7 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. 2014. Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 20132018.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2014. Data Basis Pembangunan Kota Bandung 2014. Bandung:
Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
Panel on Land Use Planning. 1975. Land Use Planning. Washington: National Academic.
Imelda Akmal, dkk. 2007. SRI: Small Garden. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ismaun, Iwan. 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

6

LAMPIRA
N

Lampiran 1
Kerangka Tulisan

TEMA

: Ruang Terbuka Hijau

TOPIK

: Dampak Negatif Kurangnya Ruang Terbuka Hijau

JUDUL

: Berbagai Dampak Buruk Akibat Kurangnya Ruang Terbuka Hijau

THESIS STATEMENT : Seharusnya ruang terbuka hijau yang ada di suatu kota memiliki luas paling
sedikit 30% dari luas kota tersebut, namun nyatanya aturan ini tidak
terpenuhi di seluruh kota di Indonesia sehingga dapat menimbulkan masalah,
yaitu menimbulkan masalah lingkungan, menimbulkan penyakit di
masyarakat, juga menyebebkan terganggunya ekonomi suatu wilayah.
ISI
Paragraf 1

: Tata guna lahan adalah salah satu aspek yang berkaitan erat dengan perencanaan
wilayah dan kota.

Paragraf 2

: Luas area ruang terbuka hijau sendiri idealnya mencapai 30% dari wilayah luas
suatu kota seperti yang dimuat pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang.

Paragraf 3

: Seharusnya ruang terbuka hijau yang ada di suatu kota memiliki luas paling sedikit
30% dari luas kota tersebut, namun nyatanya aturan ini tidak terpenuhi di seluruh
kota di Indonesia sehingga dapat menimbulkan masalah, yaitu menimbulkan masalah
lingkungan, menimbulkan penyakit di masyarakat, juga menyebebkan terganggunya
ekonomi suatu wilayah.

Paragraf 4

: Esai ini akan menitikberatkan mengenai penjelasan dampak negatif dari kurangnya
ruang terbuka hijau di suatu wilayah.

Paragraf 5

: Ruang terbuka hijau memiliki fungsi khusus demi tercapainya keseimbangan suatu
kota atau wilayah, yang fungsinya ini dapat tercermin dari pengertian ruang terbuka
hijau itu sendiri.

Paragraf 6

: Kurangnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah akan menimbulkan
permasalahan lingkungan di wilayah tersebut.
1

Paragraf 7

: Masalah lingkungan lain yang terjadi akibat kurangnya ruang terbuka hijau pada
suatu kota adalah menurunnya ketersediaan air tanah.

Paragraf 8

: Dampak buruk lain dari area ruang terbuka hijau yang sedikit adalah terganggunya
kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Paragraf 9

: Ruang terbuka hijau yang sedikit juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat
secara psikis atau psikologis.

Paragraf 10

: Salah satu gangguan kesehatan psikologis yang lain adalah timbulnya stres, pada
umumnya stres dapat timbul, jika seseorang mengalami kepenatan atau kejenuhan
terhadap hal tertentu, misalnya karena pekerjaan mereka yang membosankan
ditambah keadaan kota yang terlalu padat seperti terjadinya kemacetan.

Paragraf 11

: Perekonomian suatu wilayah juga dapat tergangu akibat kurangnya ruang terbuka
hijau di wilayah tersebut.

Paragraf 12

: Sedikitnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah berarti sedikit pula taman kota
yang ada di wilayah tersebut, sehingga daya tarik wisata wilayah tidak maksimal.

Paragraf 13

: Seperti dijelaskan sebelumnya, kurangnya ruang terbuka hijau dapat menimbulkan
masalah lingkungan yang perlu diatasi, tentunya biaya yang digunakan adalah
anggaran daerah, sehingga anggaran daerah akan banyak terkuras seiring
bertambahnya masalah.

Paragraf 14

: Ruang terbuka hijau memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi keberjalanan suatu
kota atau wilayah, maka jika fungsi ini tidak ada maka kota tersebut akan mengalami
berbagai masalah.

Paragraf 15

: Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah-masalah
tersebut, salah satunya dengan meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau agar luasnya
mencapai 30% dari luas wilayah kota tersebut.

Lampiran 2
Tabel

Tabel 1. Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Bandung Tahun 2013 (M2)

Ruang Terbuka Hijau
[1]
Taman Kota dan Kebun
Bibit
RTH Pemakaman
Tegangan Tinggi
Sempadan Sungai
Jalur Hijau Jalan
Sepadan Kereta Api
Hutan Konservasi
Penangan Lahan Kritis
RTH dari Bag. Aset
RTH Lainnya
Jumlah

Proporsi Terhadap Luas Wilayah Kota Bandung
Luas(ha)
%
[2]
218,07

1,30

148,47
10,17
18,31
176,91
6,42
4,12
416,92
72,61
958,47
2030,47

0,89
0,06
0,11
1,06
0,04
0,02
2,49
0,43
5,73
12,14

Sumber: Buku Data Basis Pembangunan Kota Bandung 2014, 2014

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISA PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER PADA STRUKTUR GEDUNG DALAM MEREDUKSI RESPONS DINAMIK AKIBAT BEBAN GEMPA

11 97 14

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

“PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS JUS JERUK MANIS (Citrus sinensis) TERHADAP KADAR GSH (Glutation sulfhidril) HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK”

1 35 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

UJI EFEKTIFITAS BERBAGAI DOSIS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

3 39 1

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

MAKALAH DAMPAK NARKOBA

2 4 11