KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK KALANG

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
“KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK KALANGAN DIFFERENT
ABILITY(DIFABEL)DENGAN PENDEKATAN PERILAKU DI KOTA
BANDUNG”
STUDI KASUS TAMAN ALUN-ALUN BANDUNG

BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Rositha Mujica

(NIM 1400287 / 2014)

Sukma Fatmawati

(NIM 1405004 / 2014)

PutyPrakacita


(NIM 1405968 / 2014)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-P
DAFTAR ISI
JUDUL
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
LUARAN YANG DIHARAPKAN
KEGUNAAN
TINJAUAN PUSTAKA

00 230175 07


METODE PELAKSANAAN
JADWAL KEGIATAN
ANGGARAN BIAYA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA

HALAMAN JUDUL..................................................
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-P.................Error!

Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.........................................................
JUDUL.......................................................Error! Bookmark not defined.
LATAR BELAKANG.............Error!

Bookmark not

defined.
00 230175 07
PERUMUSAN MASALAH.......Error! Bookmark not
defined.


TUJUAN.........Error!

Bookmark not defined.
LUARAN YANG DIHARAPKAN. Error! Bookmark not
defined.
KEGUNAAN.....Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA....Error! Bookmark not
defined.
METODE PELAKSANAAN......Error! Bookmark not
defined.
JADWAL KEGIATAN............Error! Bookmark not
defined.
RENCANA BIAYAError! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.............Error! Bookmark not
defined.
LAMPIRAN......Error! Bookmark not defined.

JUDUL
Kajian ruang terbuka hijau untuk kalangan different ability (difabel) dengan

pendekatan perilaku di kota bandung

LATAR BELAKANG MASALAH:
Di dalam sebuah kota atau kawasan, keberadaan Taman merupakan suatu
keharusan, karena selain sebagai tempat resapan air tanah, penghijauan, juga
sebagai tempat sarana berkumpul keluarga atau tempat rekreasi publik. Taman
sebagai salah satu ruang terbuka hijau yang sangat penting untuk kawasan di
daerah perkotaan seperti kota Bandung. Taman adalah fasilitas publik yang
disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah Kota Bandung. Taman
tersebut dimaksudkan sebagai sarana pembangunan sosial budaya seperti,
pendidikan masyarakat, katup pengaman dan pengkayaan budaya kota, tempat
berbagai aktivitas sosial masyarakat, pembentuk citra dan gambaran kota, tempat
utilitas dan fasilitas pendukung kegiatan masyarakat. Selain dapat berfungsi
sebagai sarana pendidikan dan sosial,menurut si itu, vegetasi taman kota juga
memberikan fungsi estetika,filter(penyaring) berbagai gas pencemar dan debu,
pengikat karbon, pengatur iklim mikro dan konservasi sumber daya genetis secara
eksitus yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat kota itu sendiri. Sementara
itu, taman perkotaan yang juga merupakan lahan terbuka, turut berperan dalam
membantu fungsi hidrorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi

banjir.
Keberadaan taman yaitu untuk menfasilitasi masyarakat dalam berbagai
golongan. Masyarakat dengan kondisi fisik yang sempurna tentu mudah untuk
mengakses segala yang disediakan dan ada di taman, namun tidak semua
masyarakat memiliki kondisi fisik yang sempurna.
Difabel atau Different Abbility atau disabilitas adalah keterbatasan fisik
seseorang dalam melakukan aktivitas. Difabel adalah istilah yang meliputi
gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah
sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan
adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau
tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami
oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah
sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh
seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.
Taman sebagai tempat ruang terbuka hijau untuk masyarakat juga seharusnya
ramah terhadap difabel, karena difabel merupakan bagian dari masyarakat.
Namun pada kenyataannya tidak semua ruang public ramah bagi kaum difabel.

Yang menjadi perhatian kami adalah Taman Alun-alun kota Bandung merupakan
kawasan yang banyak dikunjungi masyarakat kota Bandung, karena design taman

yang unik dan akses yang mudah bagi masyarakat umum juga sebagai icon karya
walikota Bandung. Oleh karena itu kajian design Taman Alun-alun kota Bandung
untuk masyarakat difabel dengan pendekatan perilaku ini menjadi menarik untuk
diteliti. Taman sebagai fasilitas public juga harus memfasilitasi semua golongan..

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran kondisi alun-alun bandung?
2. Sudahkah taman alun-alun ramah terhadap difabel?
TUJUAN PROGRAM
1. Mengetahui gambaran kondisi alun-alun bandung
2. Mengetahui apakah taman alun-alun sudah ramah terhadap difabel
LUARAN YANG DIHARAPKAN
1.
2.
3.
4.

Mengetahui denah alun-alaun kota bandung
Dapat membantu masyarakat
Memenuhi kebutuhan fasilitas untuk difabel

Membantu program kerja wali kota bandung

KEGUNAAN
1. Kami berharap proposal kreativitas mahasiswa ini dapat menjadi referensi
design ruang publik untuk difabel
2. Penulis mengharapkan bahwa proposal ini menjadi referensi bagi
pemerintah untuk memperbaiki fasilitas publik bagi semua golongan
termasuk difabel
3. Menciptakan ruang terbuka untuk difabel beraktivitas seperti masyarakat
umum
4. Menjadi suatu karya tulis ilmiah untuk kritik pemerintah

6

TINJAUAN PUSTAKA
Taman
Taman tersebut dimaksudkan sebagai sarana pembangunan sosial budaya
seperti, pendidikan masyarakat, katup pengaman dan pengkayaan budaya kota,
tempat berbagai aktivitas sosial masyarakat, pembentuk citra dan gambaran kota,
tempat utilitas dan fasilitas pendukung kegiatan masyarakat. Selain dapat

berfungsi sebagai sarana pendidikan dan sosial, vegetasi taman kota juga
memberikan fungsi estetika, filter (penyaring) berbagai gas pencemar dan debu,
pengikat karbon, pengatur iklim mikro dan konservasi sumber daya genetis secara
eksitus yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat kota itu sendiri. Sementara
itu, taman perkotaan yang juga merupakan lahan terbuka, turut berperan dalam
membantu fungsi hidrorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi
banjir. Kenyataannya sebagian taman kurang terawat dalam hal kebersihan,
penyediaan sarana & prasarana taman, hal ini masih banyaknya warga kota
Bandung yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar termasuk taman-taman,
kurang kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat kebersihan taman.
Mereka tidak menghiraukan peraturan yang berlaku, seperti membuang sampah di
saluran air di bawah jembatan, para pengguna motor masuk ke taman yang
seharusnya sebagai tempat pejalan kaki, padahal ini dapat mengganggu orangorang disekitar taman. Selain itu kehadiran pedagang kaki lima yang juga
merupakan bagian dari struktur ekonomi kota yang timbul karena didorong oleh
suatu kebutuhan sekelompok atau golongan ekonomi tertentu. Gejala ini disatu
sisi menguntungkan, tetapi disisi lain merugikan. Dikatakan menguntungkan
karena keberadaan mereka cukup memberikan fasilitas untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat (konsumen) karena pedagang kaki lima bila dipandang dari
sisi ini merupakan komponen pasar yang mudah untuk diakses dan digunakan
sebagai sarana pedagang dengan konsumen. Tetapi disisi lain merugikan karena

menghambat kelancaran arus lalu lintas, kendaraan bermotor dan pejalan kaki.
Gelandangan banyak sekali ditemui di kota-kota besar seperti halnya dengan Kota
Bandung, mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Keberadaan tamantaman dijadikan oleh mereka sebagai tempat tinggal. Sehingga taman-taman yang
berada di Kota Bandung sulit untuk dioptimalkannya oleh Pemerintah Kota
Bandung. Peraturan yang menegaskan bahwa masyarakat harus menjaga
kebersihan taman untuk keindahan dan ketertiban tercantum dalam Peraturan
Daerah Nomor 11 tahun 2005 tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan
Keindahan). Tetapi pada kenyataannya masyarakat kurang reaktif terhadap
peraturan-peraturan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh Pemerintah
Kota setempat dan kurangnya kesadaran dari masyarakat. Penyediaan taman yang
merupakan infrastruktur ini didasarkan atas keperluan masyarakat dan untuk
kepentingan wilayah sebagai paru-paru kota.

6

Penyediaan taman sampai penghijauan, pemeliharaan sarana dan prasarana taman
merupakan salah satu tugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.
Visi dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung yaitu terciptanya Kota
Bandung yang indah, nyaman, terang dan menarik. Sebagai implementasi dari visi,
maka misi diwujudkan dalam program kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota

Bandung yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan Belanja Aparatur setiap tahun
yang meliputi:
a. Melaksanakan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) secara optimal sesuai dengan
peruntukan
b. Melaksanakan program penghijauan kota
c. Melaksanakan pemeliharaaan taman-taman kota dan taman lingkungan
d. Penataan dan pemeliharaan dekorasi kota, PJU, dan reklame
e. Penataan dan pengelolaan pemakaman umum
Keberadaan taman-taman di Kota Bandung berjumlah 252 taman. Taman-taman
tersebut dibagi berdasarkan wilayah kerja sektor yang berjumlah tujuh sektor. Tamantaman ini terdiri dari taman umum, taman samping jalan, taman olahraga dan taman
pulau jalan. Peneliti mengambil obyek penelitian pada Taman Lansia yang berada di
Jalan Cilaki Kota Bandung. Terlihat taman ini kurang terawat dalam hal pemeliharaan
sarana dan prasarana, pohon-pohon dan daun kekeringan, aliran sungai yang berada
di bawah jembatan banyak sekali sampah sehingga aliran air tidak mengalir
semestinya.

2. Difabel
Difabel
atau
kata

yang
memiliki
definisi
“Different
Abled
People” ini adalah sebutan bagi orang cacat. Kata ini sengaja dibuat oleh lembaga
yang mengurus orang – orang cacat dengan tujuan untuk memperhalus kata – kata
atau sebutan bagi seluruh penyandang cacat yang kemudian mulai ditetapkan pada
masyarakat luas pada tahun 1999 untuk menggunakan kata ini sebagai pengganti
dari kata cacat. (sumber : www.google/difabel.com) Ada beberapa definisi dari
kata difabel ini. Berikut merupakan beberapa tanggapan dan pengertian tentang
definisi difabel:
3. Pada Wikipedia, difabel adalah sesuatu keterbatasan yang dimiliki seseorang
dikarenakan suatu kecelakaan atau bawaan dari lahir, yang mengakibatkan orang
ini memiliki keterbatasan dalam hal fisik maupun mental.
.Penyebab cacat (difabel) Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang
menjadi cacat (difabel), berikut merupakan penyebab dari hal ini :
1. Penyebab lahir atau bawaan dari lahir
2. Akibat menyalami kecelakaan
3.
Akibat
suatu
kejadian
yang
menyebabkan
trauma
(sumber:http://thaliettha.blogspot.com/2009/10/penyebab-cacat-bawaan.html)

6

Tipe atau Klasifikasi Cacat Ada beberapa penggolongan pada orang cacat
berikut merupakan jenis atau klasifikasi dari cacat :
1. Cacat Fisik
2. Cacat Mata.
3. Cacat Rungu Wicara
4. Cacat Mental Eks-psilotik
5. Cacat Mental Retardasi
Hambatan terhadap Aksesibilitas
Hambatan arsitektural mempengaruhi tiga kategori, yaitu:
Kecacatan fisik, yang mencakup mereka yang menggunakan kursi roda, semiambulant, dan mereka yang memiliki hambatan manipulatoris yaitu kesulitan
gerak otot;
Kecacatan sensoris (alat indra) yang meliputi orang tunanetra dan tunarungu;
Kecacatan intelektual (tunagrahita).
Hambatan Arsitektural bagi Pengguna Kursi Roda
A. Hambatan yang dihadapi oleh para pengguna kursi roda sebagai akibat dari
desain arsitektural saat ini mencakup:
1. Perubahan tingkat ketinggian permukaan yang mendadak seperti pada tangga
atau parit.
2. Tidak adanya pertautan landai antara jalan dan trotoar.
3. Tidak cukupnya ruang untuk lutut di bawah meja atau wastapel.
4. Tidak cukupnya ruang untuk berbelok, lubang pintu dan koridor yang terlalu
semit
5. Permukaan jalan yang renjul (misalnya karena adanya bebatuan) menghambat
jalannya kursi roda.
6. Pintu yang terlalu berat dan sulit dibuka.
7. Tombol-tombol yang terlalu tinggi letaknya.
B. Hambatan yang dihadapi Penyandang Semi-ambulant

6

Semi-ambulant adalah tunadaksa yang mengalami kesulitan berjalan tetapi tidak
memerlukan kursi roda. Hambatan arsitektural yang mereka hadapi antara lain
mencakup:
1. Tangga yang terlalu tinggi.
2. Lantai yang terlalu licin.
3. Bergerak cepat melalui pintu putar atau pintu yang menutup secara otomatis.
4. Pintu lift yang menutup terlalu cepat.
5. Tangga berjalan tanpa pegangan yang bergerak terlalu cepat.
C. Hambatan Arsitektural bagi Tunanetra
Yang dimaksud dengan tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan
sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan
tetapi tidak cukup baik untuk dapat membaca tulisan biasa meskipun sudah
dibantu dengan kaca mata.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi para tunanetra sebagai akibat dari desain
arsitektural selama ini antara lain:
Tidak adanya petunjuk arah atau ciri-ciri yang dapat didengar atau dilihat dengan
penglihatan terbatas yang menunjukkan nomor lantai pada gedung-gedung
bertingkat.
Rintangan-rintangan kecil seperti jendela yang membuka ke luar atau papan
reklame yang dipasang di tempat pejalan kaki.
Cahaya yang menyilaukan atau terlalu redup.
Lift tanpa petunjuk taktual (dapat diraba) untuk membedakan bermacam-macam
tombol, atau petunjuk suara untuk menunjukkan nomor lantai.
D. Hambatan bagi Tunarungu
Para tunarungu tidak mungkin dapat memahami pengumuman melalui pengeras
suara di bandara atau terminal angkutan umum. Mereka juga mengalami kesulitan
membaca bibir di auditorium dengan pencahayaan yang buruk, dan mereka
mungkin tidak dapat mendengar bunyi tanda bahaya.
E. Hambatan bagi Tunagrahita
Para tunagrahita yang memiliki masalah dengan keintelektualannya akan
mengalami kesulitan mencari jalan di dalam lingkungan baru jika di sana tidak
terdapat petunjuk jalan yang jelas dan baku.

6

Aksesibilitas berikutnya adalah akses terhadap informasi dan komunikasi. Para
difabel harus mendapatkan akses terhadap informasi yang leluasa tentang
diagnosa, hak-hak, dan pelayanan yang mereka terima pada semua tingkatan.
Informasi-informasi tersebut harus dihadirkan dalam format yang dapat diakses
oleh difabel seperti misalnya dalam format huruf braille, pengeras suara, huruf
dicetak besar, penggunaan sinyal dan bahasa tubuh (sign language) ataupun dalam
bentuk lainnya yang ramah terhadap tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, ataupun
difabel bentuk lainnya.
Perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan (Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan
suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Robert Kwick (1974),
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. (dikutip dari Notoatmodjo, 2003).
Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme. Dan kemudian organisme tersebut merespon,
maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respon.
Klasifikasi perilaku
Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a). Perilaku tertutup Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup.
b). Perilaku terbuka Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka
Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku
Menurut Notoatmodjo (1993) faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan
perilaku
dikelompokkan
menjadi
dua
jenis
yaitu:
1. Faktor internal Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa
kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah
pengaruh-pengaruh dari luar.
2. Faktor eksternal Faktor-faktor yang berada diluar individu yang bersangkutan
yang meliputi objek, orang, kelompok dan hasil-hasil kebudayaan yang disajikan
sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya.

6

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, dengan cara
mendeskripsikan (menceritakan) teori-teori tentang taman atau ruang terbuka
hijau, teori atau penjelasan tentang different ability(difabel) dengan pendekatan
perilaku. Menganalisis tentang taman, fungsi taman, keadaan taman. Selanjutnya
diadakan observasi langsung ketempat
1. Observasi
Dalam melaksanakan penelitian ini kami akan melakukan observasi ketempat
penelitian dengan mengamati aspek-aspek yang berhubungan dalam pelayanan
difabel seperti, guiding block, hand ralling, dan sebagainya. Pelayanan itu apakah
ada atau tidak dan jika ada, apakah memenuhi standar atau tidak
2. Lokasi dan objek penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di taman alun-alun kota Bandung, yang
menjadi objek penelitian adalah keberadaan fasilitas difabel yang beradadisana ,di
dokumentasikan melalui media visual dan audio visual.
3. Gambaran Kondisi Lokasi Penelitian
Alun alun Bandung yang berlokasi di pusat kota Bandung ini merupakan
sebuah ruang publik yang luasnya 12000m2 dibuat fungsinya dan tempat
berinteraksi warga Bandung. Dalam beberapa tahun terakhir kondisi Alun-alun
Bandung ini sangat kumuh terdapat banyak pedangang asongan dan pedangang
kaki lima yang berjualan di sekitar halaman Masjid Agung. Jika sebelumnya
ruang tengah Alun-alun tampak sempit dengan hiasan pot-pot tanaman berukuran
besar, setelah pot-pot tersebut disingkirkan dan diganti dengan lapangan rumput
sintetis berwarna hijau, kini ruang tersebut menjadi lebih luas dan bisa dipakai
untuk kegiatan massal yang melibatkan ribuan orang.Namun kini wajah Alun-alun
Bandung telah berubah 180derajat menjadi lebih layak untuk dijadikan sebuah
ruang publik dan diperuntukan untuk berinteraksi.
Setelah selesai direnovasi dan diresmikan pada 31 Desember 2014, Alunalun Bandung kini menjadi primadona wisata warga Kota Bandung.Renovasi
yang memakan waktu 7 bulan dan menghabiskan biaya 10 miliar Rupiah berhasil
menghilangkan kesan kumuh yang melekat pada Alun-alun Bandung dalam satu
dekade terakhir.
Hamparan rumput sintetis di tengah kawasan kini dipenuhi pengunjung
untuk sekedar duduk-duduk atau untuk bermain bersama buah hati. Agar terlihat
santai dan nyaman, para pengunjung diimbau untuk melepas sepatu ketika berada
di area rumput sintetis.
Selain lapangan luas berumput hijau, taman ini nantinya akan dihiasi pula
dengan taman bunga empat warna. Bunga-bunga tersebut saat ini memang belum
berkembang lantaran baru ditanam beberapa hari ke belakang. Ketika nanti mulai
6

berbunga, warna ungu, hijau, merah dan kuning menghiasi taman tersebut. Di
sebelah utara, taman ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak yang cukup
luas. Di sana terdapat berbagai mainan seperti ayunan, perosotan serta jungkatjungkit.
Masih di sebelah utara taman, sebuah halte bus yang cukup panjang
melengkapi fasilitas di taman pusat kota ini. Agar tidak jenuh menunggu bus,
warga bisa duduk-duduk santai di atas tulisan Alun-alun Bandung raksasa sambil
menikmati keindahan taman. Tidak seperti alun-alun lama yang terlihat angker di
malam hari, taman ini dipastikan terang dengan puluhan lampu berdaya listrik dari
panel surya (solar cell) yang terpasang di sekelilingnya. Taman ini memang
belum 100 persen selesai, masih ada beberapa fasilitas lain yang akan
ditambahkan, salah satunya adalah perpustakaan.
Namun jika hal ini belum diperuntukan untuk para penyandang cacat
(difabilitas) yang ingin berwisata di Alun-alun Bandung secara mandiri. Karena
belum lengkapnya fasilitas untuk para difabel ini seperti ramp untuk pengguna
kursi roda, hand railling, guiding block untuk tuna netra.
JADWAL KEGIATAN
N
Kegiatan
o
1
Penyusunan
Proposal
2
Pengumpulan
Proposal
3
Persiapan&adm
4
Pengumpulan
Data
5
Observasi
6
Analisis data
7
Monitoring
danEvaluasi
8
Penyusunanlapora
n

Oktober
November
Desember
Januari
Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x
x
x
X x
x x x x x
x x x
x x x
x x x

RENCANA BIAYA

6

Bahan dan perangkat penunjang

N Uraian
o

Jumlah

Satuan

Nominal

Jumlah

1 Peralatanpenunjang PKM
AlatTulis Kantor
Harddisk 1 Tb

1
1

Set
Buah

Rp. 150.000
Rp. 845.500

Rp. 150.000,Rp. 845.500

2 Peralatanhabispakai
KertasHVSSinarDunia 80 Gr
Tinta printer(refill)
Konsumsirapat

2
5
6

Rim
Buah
kali

Rp. 34.500
Rp. 25.000
Rp. 30.000
x3
Rp. 210.000
Rp.200.000

Rp. 34.500
Rp. 125.000
Rp. 540.000

10.000x 5x2
(PP)
Rp. 100.000
Rp. 100.000

Rp. 100.000

Cartdrigeprinter(HitamdanWarna) 1
Biaya tips baginarasumber di
5
lapangan
3 PerjalanandanAkomodasi
Transportasi
Akomodasi
PulsaHandphone(Komunikasi)

Set
Orang

5

Kali

3
3

Orang
Orang

TotalBiaya

Rp. 210.000
Rp. 1.000.000

Rp. 300.000
Rp. 300.000
Rp.3.600.000

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/7/jbptunpaspp-gdl-ahmad03201-332-1babisk-i.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17142/4/Chapter%20II.pdf
Naskah akademik. Gedung FIP berbasis inklusi
ITS-Undergraduate-Proposal

Lampiran

6

Kondisi alun alun bandung pada malam hari

BIODATA PENELITI
Nama
: Rositha Mujica
Tempat, TanggalLahir : Cirebon, 27 September 1996
JenisKelamin
: Perempuan
NIM
: 1400287
Fakultas
: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK)
Jurusan/Angkatan
: PendidikanTeknikArsitektur/2014
E-mail
: rosithamujica@student.upi.edu
Nama
: Sukma Fatmawati
Tempat, TanggalLahir : Cirebon, 05 oktober 1995
JenisKelamin
: perempuan
NIM
: 1405004
Fakultas
: Fakultas Pendidikan TeknologidanKejuruan (FPTK)
Jurusan/Angkatan
: Pendidikan Teknik Arsitektur/2014
E-mail
: suke_quen35@yahoo.com

6

Nama
: Puty Prakacita
Tempat, TanggalLahir : Bandung, 17 juni 1995
JenisKelamin
: perempuan
NIM
: 1405968
Fakultas
: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK)
Jurusan/Angkatan
: Pendidikan Teknik Arsitektur/2014
E-mail
: puttyprakacita@gmail.com
BiodataDosenPendamping
NamadanGelar
: Adi Ardiansyah, S. T. M. T
NIDN
: 0023017507
JabatanFungsional
: Asisten Ahli
Tempat, TanggalLahir : Bandung, 23 Januari 1975
JenisKelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Jalan CihanjuangGg. H. Hanim no. 28 Bandung Barat 40

6

6