Analisis Sistem ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

48

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis adalah penguraian dari suatu masalah atau objek yang akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan, hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

3.1.1 Analisis Masalah

Pengelolaan pengajuan jabatan fungsional peneliti di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung masih dilakukan secara manual. Manual disini dalam artian bahwa pengelolaan jabatan fungsional peneliti sepenuhnya mangandalkan peneliti dan pihak kepegawaian dengan menggunakan program aplikasi excel dan word untuk mencatat data-data peneliti, sehingga pengelolaan pengajuan jabatan fungsional belum terkomputerisasi menggunakan database sebagai media penyimpanannya.

3.1.2 Analisis Prosedur

Analisis prosedur atau proses sistem yang memberikan gambaran tentang sistem yang saat ini sedang berjalan. Analisis prosedur bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut sehingga kelebihan dan kekurangan sistem dapat diketahui dan diidentifikasikan sehingga dalam membangun perangkat lunak menjadi lebih mudah dari hasil analisis sistem lama, maka akan ditemukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisa menuju pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan. Prosedur merupakan urutan dari langkah-langkah yang terjadi atau yang dilakukan dalam sistem yang sedang berjalan. Adapun beberapa prosedur yang terlibat dalam sistem ini adalah sebagai berikut:

3.1.2.1 Prosedur Pengajuan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit

DUPAK Prosedur pengajuan daftar usulan penetapan angka kredit DUPAK melibatkan dua entitas yaitu Peneliti dan Subbagian Kepegawaian. Dalam prosedur pengajuan DUPAK terdapat beberapa proses yaitu: 1. Peneliti menyerahkan karya tulis ilmiah KTI dan daftar usulan penetapan angka kredit DUPAK kepada Subbagian Kepegawaian. 2. Subbagian Kepegawaian memeriksa KTI dan DUPAK dan menyimpannya sebagai arsip. Alur prosedur pengajuan DUPAK dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini : Memeriksa KTI dan DUPAK Peneliti Sub Bagian Kepegawaian 2 1 Berkas KTI Dupak 2 1 Berkas KTI Dupak Dupak Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa A1 A2 Gambar 3. 1 Flowmap Prosedur Pengajuan DUPAK Keterangan : A1 : Berkas KTI yang sudah diperiksa yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI A2 : Dupak yang sudah diperiksa yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI 3.1.2.2 Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit melibatkan tiga entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian dan Tim Verifikasi Puslit. Dalam prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit terdapat beberapa proses yaitu: 1. Subbagian Kepegawaian memberikan KTI dan DUPAK kepada Tim Verifikasi Puslit untuk diverifikasi. 2. Tim Verifikasi Puslit menilai KTI. jika memenuhi sarat, maka Tim Verifikasi Puslit menyerahkan kembali berkas DUPAK dan KTI kepada Subbagian Kepegawaian. Jika tidak, tim verifikasi memberikan surat penolakan AK kepada Subbagian Kepegawaian yang selanjutnya diserahkan kepada Peneliti. Alur prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini : Surat Penolakan AK Peneliti Sub Bagian Kepegawaian Tim Verifikasi PUSLIT Nilai Cukup? Surat Penolakan AK Penilaian kti Dupak Yang sudah diperiksa Dupak Yang sudah diperiksa Surat Penolakan AK A1 A4 2 1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa ya 2 1 Berkas KTI Yang nilainya cukup Dupak Yang nilainya cukup 2 1 Berkas KTI Yang nilainya cukup Dupak Yang nilainya cukup A2 A3 Dupak Yang nilainya tidak cukup 2 1 Berkas KTI Yang nialinya tidak cukup tidak Gambar 3. 2 Flowmap Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit Keterangan : A3: Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian A4: Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian

3.1.2.3 Prosedur Laporan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit DUPAK

Kepada Kepala Puslit Prosedur Laporan daftar usulan penetapan angka kredit DUPAK melibatkan dua entitas yaitu Subbagian Kepegawaian dan Kepala Puslit. Dalam prosedur laporan DUPAK kepada Kepala Puslit terdapat beberapa proses yaitu: 1. Subbagian Kepegawaian memeriksa kembali berkas DUPAK dan KTI dan membuat surat pengantar proses lebih lanjut sebanyak 3 rangkap. Lalu memberikannya kepada Kepala Puslit untuk dilegalisir. 2. Kepala Puslit melegalisir KTI, DUPAK dan surat pengantar proses lebih lanjut, kemudian memberikannya kembali ke Subbagian Kepegawaian. 3. Subbagian Kepegawaian memenrima KTI, DUPAK dan surat pengantar proses lebih lanjut dari Kepala Puslit lalu menyimpannya. Alur prosedur Laporan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit DUPAK Kepada Kepala Puslit dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini : Sub Bagian Kepegawaian Kepala Puslit Pengesahan Dokumen Melengkapi persyaratan Daftar KTI 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai 3 2 1 SP Proses lebih lanjut Dupak Yang sudah disahkan Daftar KTI 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai Daftar KTI 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai 3 2 1 SP Proses lebih lanjut Dupak Yang sudah disahkan Daftar KTI 3 2 1 SP Proses lebih lanjut yang sudah disahkan 3 2 1 SP Proses lebih lanjut yang sudah disahkan 2 1 Berkas KTI Yang sudah disahkan 2 1 Berkas KTI Yang sudah disahkan A4 A3 A5 A6 A7 A8 Gambar 3. 3 Flowmap Prosedur Pelaporan Kepada Kepala Puslit Keterangan : A6 : Daftar KTI yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian A7 : SP proses lebih lanjut yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI A8 : Berkas KTI yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian A9 : Berkas KTI yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian

3.1.2.4 Prosedur Penilaian di BOK LIPI TP2 I LIPI

Prosedur Penilaian DUPAK di BOK LIPI TP2 I LIPI melibatkan tiga entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian dan BOK LIPI TP2 I LIPI. Dalam prosedur penilaian DUPAK di BOK LIPI terdapat beberapa proses yaitu: 1. Subbagian Kepegawaian mengirimkan berkas KTI, DUPAK dan surat pengantar proses lebih lanjut sebanyak 1 rangkap kepada BOK LIPI. Sedangkan surat pengantar proses lebih lanjut sisanya disimpan sebagai arsip. 2. KTI dan DUPAK yang masuk ke BOK LIPI TP2 I LIPI diperiksa dan dinilai. 3. Jika nilai Angka Kredit KTI yang diajukan memenuhi sarat untuk naik jabatan fungsional ke jenjang yang lebih tinggi maka berkas KTI dan DUPAK diserahkan kepada TP 3 Nasional. Jika tidak memenuhi yang dipersaratkan akan diberikan surat penolakan AK kepada BOK LIPI sebanyak 2 rangkap, 1 rangkap di simpan sebagai arsip dan sisanya dikirimkan ke Subbagian Kepegawaian. 4. Subbagian Kepegawaian LIPI menerima surat penolakan AK sebanyak satu rangkap, kemudian mengcopy menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada peneliti. Alur prosedur penilaian di BOK LIPI TP2 I LIPI dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini : Sub Bagian Kepegawaian BOK LIPITP2 I LIPI Nilai Cukup? ya Surat Penolakan AK Surat Penolakan AK Menggandakan Penilaian Dupak 2 1 Surat Penolakan AK A11 2 1 Berkas KTI yang nilainya cukup Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup Dupak 2 1 Berkas KTI 2 1 Berkas KTI 1 SP Proses lebih lanjut Daftar KTI 1 SP Proses lebih lanjut Daftar KTI 2 1 Surat Penolakan AK Peneliti A9 A5 A6 A7 A8 A12 A14 A13 Dupak yang nilainya tudak cukup 2 1 Berkas KTI Yang nilainya tidak cukup Daftar KTI Yang nilainya tidak cukup A10 tidak Gambar 3. 4 Flowmap Prosedur Penilai di BOK LIPI TP2 I LIPI Keterangan : A9 : SP proses lebih lanjut yang diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI A10 : Surat penolakan AK yang diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI A11 : Surat penolakan AK yang diarsipkan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian A12 : Daftar KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI A13 : Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI A14 : Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI

3.1.2.5 Prosedur Penilaian di TP3 Nasional

Prosedur Penilaian di TP3 Nasional melibatkan empat entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian LIPI, BOK LIPITP2 I LIPI dan TP 3 Nasional. Dalam prosedur penilaian di TP3 Nasional terdapat beberapa proses yaitu: 1. BOK LIPI menyerahkan berkas KTI dan DUPAK kepada TP 3 Nasional. 2. TP 3 Nasional menerima berkas KTI dan DUPAK lalu menilainya. 3. Jika nilai Angka Kredit KTI yang diajukan memenuhi sarat untuk naik jabatan fungsional ke jenjang yang lebih tinggi maka TP 3 Nasional akan membuat PAK Penetapan Angka Kredit sebanyak 4 rangkap, lalu menyerahkannya kepada BOK LIPI sebanyak 3 rangkap, sedangkan berkas KTI, DUPAK dan 1 rangkap PAK disimpan sebagai arsip. Jika tidak memenuhi yang dipersaratkan akan diberikan surat penolakan AK kepada BOK LIPI sebanyak 2 rangkap, 1 rangkap di simpan sebagai arsip dan sisanya dikirimkan ke Subbagian Kepegawaian. 4. Subbagian Kepegawaian LIPI menerima surat penolakan AK sebanyak satu rangkap, kemudian mengcopy menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada peneliti. 5. BOK LIPI menerima Penetapan Angka Kredit PAK yang telah disetujui oleh TP 3 Nasional sebanyak 3 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada Subbagian Kepegawaian LIPI. 6. Subbagian Kepegawaian menerima Penetapan Angka Kredit PAK dari BOK LIPI sebanyak 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepda peneliti. Alur prosedur penilaian di TP 3 Nasional dapat dilihat pada gambar 3.5 sebagai berikut : Sub Bagian Kepegawaian LIPI Nilai Cukup? ya BOK LIPITP2 I LIPI TP3 Nasional Membuat PAK Surat Penolakan AK Surat Penolakan AK Mencopy surat penolakan ak PAK Penilaian Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang sudah diperiksa Daftar KTI Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang sudah diperiksa Daftar KTI Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang nilainya cukup 2 1 Surat Penolakan AK 2 1 Surat Penolakan AK 2 1 Surat Penolakan AK Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup 2 1 Berkas KTI Yang nilainya cukup A10 A11 A19 Peneliti A12 A14 A13 A16 A17 A18 A15 4 3 2 1 PAK 3 2 1 PAK A20 2 1 PAK A21 Dupak Yang nilainya tidak cukup Daftar KTI Yang nilainya tidak cukup 2 1 Berkas KTI Yang nilainya tidak cukup tidak Gambar 3. 5 Flowmap Prosedur Penilaian di TP3 Nasional Keterangan: A15 : Daftar KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A16 : Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A17 : Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A18: Penetapan Angka Kredit PAK yang diarsipkan oleh TP 3 Nasional A19 : Penetapan Angka Kredit PAK yang diarsipkan oleh BOK LIPI TP 2 I LIPI A20 : Penetapan Angka Kredit PAK yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI A21 : Penetapan Angka Kredit PAK yang diarsipkan oleh Peneliti

3.1.2.6 Prosedur Pemberhentian Jabatan Fungsional Peneliti

Dalam prosedur pemberhentian jabatan fungsionalpeneliti melibatkan 5 entitas yaitu BOK LIPI, Kepala Puslit, Subbagian Kepegawaian, Peneliti dan Subbagian Keuangan.dalam prosedur ini terdapat beberapa proses yaitu: 1. BOK LIPI menerima surat penolakan AK dari TP 3 Nasional sebanyak 2 rangkap, lalu memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti apakah sudah habis atau belum. 2. Jika TMT Jabatan Fungsional Peneliti belum habis, maka BOK LIPI Menyerahkan surat penolakan AK sebanyak 1 rangkap kepada Kepala Puslit dan sisanya disimpan sebagai arsip. 3. Kepala Puslit menerima surat penolakan AK dari BOK LIPI, kemudian menyerahkan surat penolakan AK kepada Subbagian Kepegawaian. 4. Surat penolakan AK yang diterima Subbagian Kepegawaian dijadikan 2 rangkap, untuk diarsipkan dan untuk diberikan kepada Peneliti. 5. Jika TMT Jabatan Fungsional Peneliti sudah habis, maka BOK LIPI akan memeriksa apakah TMT Jabatan Fungsional Peneliti yang sudah habis tersebut sudah lebih dari 1 tahun atau 1 tahun setelah berhenti sementara. Jika ya maka BOK LIPI akan memberhentikan peneliti dari jabatan fungsional peneliti. Jika tidak maka BOK LIPI akan merubah status peneliti menjadi berhenti sementara. 6. Jika status peneliti berubah menjadi berhenti sementara, BOK LIPI akan membuat surat berhenti sementara sebanyak 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diberikan kepada Kepala Puslit. 7. Kepala Puslit menerima surat berhenti sementara fungsional peneliti dari BOK LIPI, kemudian memberikannya kepada Subbagian Kepegawaian. 8. Subbagian Kepegawaian mengcopy surat berhenti sementara menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diberikan kepada Subbagian Keuangan. 9. Subbagian Keuangan menerima surat berhenti sementara dari Subbagian Kepegawaian dan melakukan KPPN Berhenti sementara tunjangan. 10. Jika berhenti selamanya, BOK LIPI akan membuat SK Berhenti Selamanya sebanyak 4 rangkap untuk disimpan dan untuk diserahkan kepada Kepala Puslit . 11. Kepala Puslit mendisposisikan atau menyerahkan SK Berhenti Selamanya kepada Subbagian Kepegawaian. 12. Subbagian Kepegawaian menyimpan SK Berhenti Selamanya dan mendistribusikan kepada peneliti dan Subbagian Keuangan. 13. Subbagian Keuangan menerima surat berhenti selamanya dari Subbagian Kepegawaian dan melakukan KPPN. BOK LIPI Kepala PUSLIT Sub Bagian Kepegawaian Peneliti Sub Bag Keuangan Lebih dari 1 tahun? Surat Berhenti sementara tidak Surat Berhenti Sementara ya SK Berhenti Selamanya Surat Berhenti Sementara 2 1 Surat Berhenti Sementara A27 SK Berhenti Selamanya A23 A26 Mencopy surat Berhenti Sementara 2 1 Surat Berhenti Sementara A22 Memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti TMT Jabatan Fungsional Peneliti telah habis? tidak ya Mencopy surat penolakan ak 2 A11 2 1 Surat Penolakan AK A10 Surat Penolakan AK yang TMTnya belum habis 1 Surat Penolakan AK yang sudah diperiksa Surat Penolakan AK yang TMTnya belum habis Surat Penolakan AK yang TMTnya habis A25 Memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti yang sudah habis Surat Penolakan AK yang TMTnya habis kurang dari 1 tahun Surat Penolakan AK yang TMTnya habisdan lebih dari 1 tahun Membuat surat berhenti sementar Membuat SK Berhenti Selamanya 4 3 2 SK Berhenti 1 Selamanya 3 2 SK Berhenti 1 Selamanya 3 2 SK Berhenti 1 Selamanya Proses KPPN Berhenti Sementara Tunjangan Surat Berhenti Sementara yang sudah melalui proses KPPN Berhenti Sementara Tunjangan A24 A28 Surat Berhenti Sementara yang sudah melalui proses KPPN Proses KPPN Surat Penolakan AK yang TMTnya belum habis 1 Surat Penolakan AK yang sudah diperiksa Gambar 3. 6 Flowmap Prosedur Pemberhentian Jabatan Fungsional Peneliti Keterangan: A22 : Arsip Surat Berhenti Sementara di BOK LIPI A23 : Arsip Surat Berhenti Sementara di Subbagian Kepegawaian A24 : Arsip Surat Berhenti Sementara di Subbagian Keuangan A25 : Arsip SK Berhenti Selamanya di BOK LIPI A26 : Arsip SK Berhenti Selamanya di Subbagian Kepegawaian A27 : Arsip SK Berhenti Selamanya di Subbagian Keuangan A28 : Arsip SK Berhenti Selamanya di Peneliti

3.1.3 Contoh Kasus Penghitungan Angka Kredit Peneliti Berdasarkan

Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti Tahun 2009 Misalkan ada seorang Peneliti A dengan jabatan Peneliti Pertama, golongan IIIa akan mengajukan daftar usulan angka kredit dengan unsursubunsur sebagai berikut: 1. KTI terbitan internasional dalam bentuk, Dalam membuat karya tulis ilmiah tersebut dibantu oleh 3 orang peneliti lain. 1. KTI terbitan nasional dalam bentuk bagian dari buku. 2. Pendidikan Pasca Sarjana S2 yang sesuai bidang kepakarannya. 3. Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat internasional. Maka langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung angka kredit yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Unsur Pendidikan Pasca Sarjana S2 dan sesuai dengan bidang kepakarannya bernilai 150. Karena pada waktu pengangkatan sebagai pejabat fungsional lulusanSarjana sudah mendapat angka kredit 100, maka setelah lulus S2 mendapat angka kredit 150 – 100 = 50. 2. Unsur KTI terbitan internasional dalam bentuk buku bernilai 40. Karena pada waktu pembuatan KTI dibantu oleh 3 orang dan dia bertindak sebagai peneliti pertama maka nilai yang didapat adalah 40 x 40 = 16. 3. Unsur KTI terbitan nasional dalam bentuk bagian dari buku bernilai 15. Karena pada waktu pembuatan KTI dikerjakan sendiri maka nilai yang didapat tetap 15. 4. Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat internasional bernilai 5. Maka total angka kredit yang dikumpulkan oleh Peneliti A adalah: 50 + 16 + 15 + 5 = 76 Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai yang diajukan memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat ke jenjang berikutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: 76 + 100 = 176 Nilai 100 yaitu nilai angka kredit yang sudang dikumpulkan sebelumnya. Karena angka kredit yang dikumpulkan lebih dari 150, maka angka kredit yang diajukan Peneliti A memenuhi syarat. Selanjutnya Peneliti A dapat mengajukan naik pangkat atau golongan menjadi golongan III b sesuai dengan peraturan yang terdapat pada buku petunjuk teknis jabatan fungsional peneliti sebagai berikut: Tabel 3. 1 Jenjang Jabatan dan Pangkat Jenjang Jabatan Pangkat Golongan Angka Kredit Peneliti Pertama Penata Muda Gol. IIIa 100 Penata Muda Tk. I Gol. IIIb 150 Peneliti Muda Penata Gol. IIIc 200 Penata TK. I Gol. IIId 300 Peneliti Madya Pembina Gol. IVa 400 Pembina TK. I Gol. IVb 550 Pembina Utama Muda Gol. IVc 700 Peneliti Utama Pembina Utama Muda Gol. IVd 850 Pembina Utama Gol. IVe 1050

3.1.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsional meliputi analisis kebutuhan perangkat keras, serta analisis kebutuhan perangkat lunak, dan analisis kebutuhan pengguna. 3.1.4.1 Analisis Perangkat Keras Hardware Perangkat Keras adalah seluruh komponen atau unsur peralatan yang digunakan untuk menunjang pembangunan suatu sistem. Pusat Geoteknologi LIPI memiliki seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor dengan kecepatan 2,8 GHz 2. RAM sebesar 1 GB 3. Kapasitas Hardisk 40 GB 4. Monitor VGA dengan revolusi 1024 x 768 5. CD-Rom 52x 6. Printer Kebutuhan minimal perangkat keras yang akan dibangun memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor dengan kecepatan 1,8 GHz 2. RAM sebesar 256 MB 3. Kapasitas free Hardisk 20 GB 4. Monitor VGA dengan revolusi 1024 x 768 5. CD-Rom 52x 6. Printer Setelah dilakukan analisis terhadap perangkat keras yang ada di Pusat Geoteknologi LIPI ternyata sudah memenuhi spesifikasi kebutuhan untuk menggunakan perangkat lunak yang akan dibangun.

3.1.4.2 Analisis Perangkat Lunak Software

Perangkat lunak yang digunakan di Pusat Geoteknologi LIPI adalah sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Window XP Professional Service Pack II 2. Microsoft Office 2003 dan 2007 3. Web browser Internet Explorer dan Mozila Firefox 4. Mysql versi 5.0 Tidak hanya kebutuhan perangkat keras saja yang harus diperhatikan tetapi juga perangkat lunak harus diperhatikan. Kebutuhan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem informasi permintaan dan penyediaan stok barang di Pusat Geoteknologi LIPI adalah sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Window XP Professional Service Pack II 2. Web browser 3. Mysql versi 5.0 4. Web server WAMP 2.0 Dari hasil perbandingan antara hasil analisis dan kebutuhan non fungsional maka pihak instansi hanya tinggal membutuhkan web browser wamp 2.0 yang aplikasinya dapat diperoleh secara gratis dikarenakan merupakan aplikasi open source.

3.1.4.3 Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis pengguna dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja pengguna yang terlibat dalam proses pengelolaan jabatan fungsional peneliti sehingga dapat diketahui tingkat pengalaman dan pemahaman pengguna terhadap komputer. Dari hasil pengumpulan data, diketahui bahwa karakteristik pegawai Subbagian Kepegawaian dan peneliti di Pusat Geoteknologi LIPI adalah sebagai berikut : Tabel 3. 2 Karakteristik Pengguna di Pusat Geoteknologi LIPI Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses Tingkat Pendidikan Tingkat Keterampilan Subbagian Kepegawaian Menangani pengolahan data admin, data peneliti, data aturan, data pengumuman, dan pembuatan laporan peneilti Menjalan- kan aplikasi sesuai dengan tugasnya S1 Mengerti, serta dapat menggunakan komputer peneliti Menangani pengisian data pengajuan angka kredit. Menjalanka n aplikasi sesuai dengan tugasnya S1 Mengerti, serta dapat menggunakan komputer Untuk memaksimalkan penggunaan sistem yang akan dibangun maka pengguna perangkat lunak ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu administratoradmin Subbagian Kepegawaian dan peneliti. Spesifikasi pengguna dapat dideskripsikan sebagai berikut : Tabel 3. 3 Karakteristik pengguna Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses Tingkat Pendidikan Tingkat Keterampilan Pengalaman admin Menangani pengolahan data admin, data peneliti, data aturan, data pengumuman, dan pembuatan laporan peneilti Menjalan- kan aplikasi sesuai dengan tugasnya S1 Mengerti, serta dapat menggunakan komputer Mengoperasi- kan komputer dan mengikuti pelatihan peneliti Menangani pengisian data pengajuan angka kredit. Menjalanka n aplikasi sesuai dengan tugasnya S1 Mengerti, serta dapat menggunakan komputer Mengoperasi- kan komputer dan mengikuti pelatihan

3.2 Analisis Data