Sistem Informasi Pengelolaan Pengujian Jabatan Fungsional Penelitian Berbasis Web (studi kasus di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung)
(CASE STUDY IN GEOTECHNOLOGY LIPI BANDUNG
CENTER)
by
SOPYAN 10106170
Functional position of researcher is career position of Civil Servant. Career path of researchers begin from minor researcher (first researcher) to the major researcher is determined by the number of credits owned by a researcher. The credit figures are obtained from the researcher activities. In the process of calculating and searching of required data for the researcher functional management often find the difficulties, because the required data is still stored in archive. In addition, the calculation of credit number is still done manually so the
calculation of researcher’s credit number takes in a long time.
Base on the problems above, so the suggested solution is making
management information system filling functional web-base researcher in
Geoteknologi Lipi centre. Web-based are selected to facilitate the researcher in accessing the applications wherever he is.
Based on the result of alpha and beta researching and testing toward management information system filling functional web-base researcher in Geoteknologi LIPI centre, can be concluded that management information system
filling functional web-base researcher in Geoteknologi LIPI Centre can simplify
to find required data of Jabatan fungtional peneliti and also to calculate credit number so there no more mistake in calculating credit numbers.
(2)
JABATAN FUNGSIONAL PENELITI BERBASIS WEB
(STUDI KASUS DI PUSAT GEOTEKNOLOGI LIPI BANDUNG)
Oleh
SOPYAN 10106170
Jabatan Fungsional Peneliti merupakan jabatan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jenjang karir peneliti mulai dari Peneliti Pertama sampai Peneliti Utama
ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka kredit tersebut diperoleh dari kegiatan peneliti. Dalam proses perhitungan dan
pencarian data-data yang dibutuhkan untuk pengelolaan jabatan fungsional peneliti sering mengalami kesulitan, karena data-data yang dibutuhkan masih tersimpan dalam bentuk arsip. Selain itu perhitungan angka kredit masih dilakukan secara manual, akibatnya perhitungan angka kredit seorang peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka solusi yang diusulkan adalah dengan membangun Sistem Informasi Pengelolaan Pengajuan Jabatan Fungsional Peneliti Berbasis Web di Pusat Geoteknologi LIPI. Dipilih berbasis web untuk memudahkan Peneliti dalam mengakses aplikasi yang dibuat dimanapun Peneliti berada.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian alpha dan betha terhadap Sistem Informasi Pengelolaan Pengajuan Jabatan Fungsional Peneliti Berbasis
Web di Pusat Geoteknologi LIPI, kesimpulan yang dapat diambil yaitu diketahui bahwa Sistem Informasi Pengelolaan Pengajuan Jabatan Fungsional Peneliti Berbasis Web di Pusat Geoteknologi LIPI dapat mempermudah dalam pencarian data-data yang dibutuhkan dalam pengelolaan jabatan fungsional peneliti dan dapat mempermudah dalam perhitungan angka kredit, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan angka kredit.
(3)
1.1 Latar Belakang
Jabatan Fungsional Peneliti merupakan jabatan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jenjang karir peneliti mulai dari Peneliti Pertama sampai Peneliti Utama ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka kredit tersebut diperoleh dari kegiatan peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah, kegiatan ilmiah, pembinaan kader peneliti dan non peneliti, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, pemasyarakatan ilmu pengetahuan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Subbagian Kepegawaian LIPI dan perwakilan dari peneliti, bahwa dalam pencarian data-data yang dibutuhkan dalam pengelolaan pengajuan jabatan fungsional peneliti sering mengalami kesulitan, karena data-data yang dibutuhkan masih tersimpan dalam bentuk arsip. Selain itu perhitungan angka kredit masih dilakukan secara manual, akibatnya perhitungan angka kredit seorang peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka solusi yang diusulkan adalah dengan membangun aplikasi yang dapat membantu dalam mengelola data pengajuan jabatan fungsional peneliti dengan berbasis web. Hal ini dilakukan untuk mempermudah Peneliti dalam mengakses aplikasi yang dibuat dimanapun Peneliti berada.
(4)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa pokok permasalahan, diantaranya adalah :
1. Subbagian Kepegawaian kesulitan dalam proses pencarian data-data yang dibutuhkan dalam pengelolaan pengajuan jabatan fungsional peneliti.
2. Perhitungan angka kredit sering terjadi kesalahan karena masih dilakukan secara manual.
1.3 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi Pengelolaan Pengajuan Jabatan Fungsional Peneliti Berbasis Web di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung.
Adapun tujuan dari pembangunan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Pengajuan Jabatan Fungsional Peneliti Berbasis Web di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung adalah:
1. Mempermudah dalam pencarian data-data yang dibutuhkan dalam pengelolaan pengajuan angka kredit peneliti
2. Mempermudah dalam menghitung angka kredit jabatan fungsional peneliti.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibangun adalah sebagai berikut :
1. Data yang diolah dalam aplikasi ini yaitu data admin, data perhitungan angka kredit, data peneliti, data aturan, data pengajuan angka kredit, dan data pengumuman.
(5)
3. Aplikasi pembangun yang digunakan adalah Macromedia Dreamweaver 8. 4. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemograman PHP
sebagai bahasa pemrograman di sisi server dan bahasa pemrograman Java Script sebagai bahasa pemrograman di sisi client. Sedangkan untuk DBMS menggunakan MySQL sebagai Server Database Management System.
5. Software pendukung aplikasi ini adalah web browser (Mozilla Firefox, Opera,
Google Chrome) untuk menjalankan aplikasi ini dan Apache 2.2.8 sebagai
web servernya.
6. Pendekatan pemodelan analisis perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan analisis terstruktur. Alat yang digunakan adalah flowmap untuk menggambarkan proses dalam prosedur yang terlibat, dan Entity Relationship
Diagram (ERD) untuk menggambarkan struktur objek data dan untuk
menggambarkan proses yang digunakan adalah Data Flow Diagram (DFD).
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan untuk membangun aplikasi pengelolaan jabatan fungsional peneliti yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :
(6)
Studi literatur digunakan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dengan mengambil sumber dari buku-buku serta bacaan lain yang dapat menyelesaikan pembangunan aplikasi ini.
b. Wawancara
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara komunikasi langsung dengan Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan staf atau pembimbing terkait selaku peneliti yang mengetahui tentang data peneliti di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung.
2. Tahap Pembangunan Perangkat Lunak
Pembangunan aplikasi ini menggunakan metode Waterfall dengan gambaran sebagai berikut :
a. Analisis Kebutuhan
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi yang akan dibangun. Tahap ini harus dikerjakan secara lengkap agar dapat menghasilkan desain yang lengkap.
b. Desain Sistem
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user atau pemakai. Perancangan perangkat lunak sebenarnya merupakan kumpulan proses yang difokuskan pada 4 (empat) atribut yang berbeda-beda pada program, yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak, rincian prosedur, dan karakteristik
(7)
sebelum pengkodean dimulai. c. Implementasi dan Pengujian Unit
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah ke dalam kode-kode yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman komputer yang ditentukan.
d. Pengujian Sistem
Tahap penyatuan unit-unit program yang dibangun kemudian diuji secara keseluruhan.
e. Maintenance/Perawatan
Tahap terakhir dari suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan-perubahan atau penambahan seperti penyesuaian karena adaptasi dengan situasi yang sebenarnya.
Gambar model proses waterfall dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut: Analisis
Kebutuhan
Desain Sistem
Implementasi & Pengujian Unit
Pengujian Sistem
Maintenance/ Perawatan
(8)
Dalam penelitian ini pembahasan terbagi dalam 5 (lima) bab yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tinjauan umum perusahaan dan landasan teori. Tinjauan umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, serta struktur organisasi, sedangkan landasan teori membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisis kebutuhan dalam membengun aplikasi ini, analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan. selain itu terdapat juga perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi tentang hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat disertai juga dengan hasil pengujian dari aplikasi ini yang dilakukan di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung, sehingga dapat diketahui
(9)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian proses pembangunan aplikasi dan saran-saran tentang aplikasi ini untuk masa yang akan datang.
(10)
2. 1 Gambaran Umum Organisasi
2.1.1 Sejarah Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI [GEOTEK LIPI] yang semula bernama Lembaga Geologi Pertambangan Nasional [LGPN] ini dilahirkan pada tanggal 1 Agustus 1963 dan berada di bawah naungan Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia [MIPI] dan Dewan Urusan Riset Nasional [DURENAS]. Pada awal kelahirannya lembaga ini didirikan untuk mengorganisir dan menyediakan laboratorium modern dimana akan dilakukan Basic dan Applied Research dalam bidang-bidang Geologi, Pertambangan, dan Teknik Perminyakan.
Pada tahun tujuhpuluhan, tidak lama setelah lahirnya teori tektonik lempeng, hingar-bingar penelitian geologi melanda seluruh dunia. Penelitian yang terutama untuk mencari bukti-bukti geologi baru yang terkait dengan teori baru tektonik lempeng. LGPN ketika itu, bersama Direktorat Geologi [sebelum terbagi menjadi beberapa lembaga], aktif dalam penelitian geologi-geofisika baik di darat maupun di lautan. Pada tahun tujuhpuluhan ini ditandai dengan kerjasama riset internasional antara lain dengan partisipasi aktif dalam SEATAR [South East Asia Tectonic Regional]. Sejumlah institusi luar negeri yang terlibat di antaranya adalah Scripp Institution of Oceanography [USA], Kyoto University, dan BGR [Jerman]. Di bidang teknologi remote sensing LGPN merupakan institusi pertama
(11)
geologi.
Tahun delapan puluhan, penjelajahan geologi terus berjalan. Pada tahun ini ditandai dengan Ekspedisi Snellius II yang merupakan kerjasama Indonesia dengan Belanda. Pada tahun ini pula kerjasama dengan Indonesia dengan Perancis dimulai dan BPPT lembaga riset baru bertindak sebagai koordinator. Patut dicatat pada bulan Januari 1981 tercatat lembaran hitam dalam sejarah pelayaran Indonesia dengan tenggelamnya Kapal Tampomas II di perairan Masalembo. K/R Sonne [Jerman] yang sedang berada di Selat Makassar untuk penelitian geologi dan membawa sejumlah peneliti BGR-Jerman, Direktorat Geologi dan LGPN ikut berperan dalam upaya penyelamatan penumpang. Tim ini menemukan jenasah Kapten Tampomas Rivai. Kegiatan riset LGPN pada dekade ini ditandai dengan penelitian pertambangan secara intensif di Jampang Kulon, Sukabumi. Selain itu untuk pertama kalinya pemanfaatan citra Landsat untuk pengembangan wilayah dilakukan. Terumbu karang pun mulai masuk dalam agenda riset. Sedangkan dari sisi pembinaan sumberdaya manusia, maka tahun ini ditandai dengan pengiriman sejumlah peneliti LGPN ke berbagai negara antara lain Belanda, Jepang, Jerman, New Zealand, Perancis, dan USA. Pada tahun 1986 LGPN berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi.
Dekade sembilan-puluhan, Indonesia khususnya di bidang kebumian ditandai dengan datangnya kapal-kapal riset K/R Baruna Jaya I-IV yang dikelola oleh BPPT. Geoteknologi untuk pertamakalinya membawa K/R Baruna Jaya III dan memimpin Ekspedisi Mentawai bersama peneliti Perancis. Ekspedisi
(12)
Mentawai yang membawa sejumlah peneliti Indonesia dari BPPT, Geotek-LIPI, Lemigas dan PPGL ini menemukan struktur baru yang kemudian di sebut Zona Sesar Mentawai [Geology, vol.20, 1992]. Pada masa ini penelitian keikliman purba dengan mempelajari terumbu karang dimulai. Selain itu kerjasama dengan Caltech [California Institute of Technology] yang semula mempelajari Sesar Sumatera bergeser ke pemahaman gempa-gempa yang berasosiasi dengan zona subduksi di perairan Mentawai dengan mempelajari terumbu karang. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pengembangan wilayah semakin intens dilakukan yang ditandai dengan partisipasi aktif Geotek LIPI di Lembah Baliem, Wamena, dan Bengkulu. Perannya dalam kelahiran Coremap, Brantas River Watch, bahkan RUT juga cukup signifikans. Pada masa ini pembinaan sumberdaya manusia berjalan cukup intens baik melalui pendidikan di dalam negeri maupun pengirim ke luar negeri.
Milenium baru ditandai dengan berubahnya nama, sejalan dengan reorganisasi LIPI. Kini menjadi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dan bernaung di bawah Kedeputian Ilmu Pengetahuan Kebumian [IPK]. Pada abad baru ini Indonesia ditandai dengan bencana besar yakni Gempa Aceh 26 Desember 2004. Gempa yang menyebabkan gelombang tsunami ini menelan korban lebih dari 200 ribu jiwa. Penelitan Geotek LIPI bersama Caltech di Kepulauan Mentawai merupakan landmark bahwa peran basic sciences begitu nyata dalam kehidupan manusia. LIPI mendapat peran sentral dalam penyiapan Tsunami Early Warning System [TEWS]. Selain itu penemuan aktivitas hidrothermal bawah laut di perairan Sulawesi yang bekerjasama dengan CSIRO, Indian Ocean Dipole Mode
(13)
perubahan lahan, pemodelan gerakan tanah maupun kegiatannya yang terkait dengan industri migas yang oleh aplikasi pertama MT di Indonesia untuk eksplorasi migas adalah merupakan susunan batu-batu yang menjadi dasar Landmark Geotek LIPI 2000-2010.
2.1.2 Struktur Organisasi
Pusat Penelitian Geoteknologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan penyiapan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang geoteknologi, serta evaluasi dan penyusunan laporan.
Struktur organisasi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
(14)
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Bagian Tata Usaha
a. Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.
b. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan. c. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,
(15)
d. Subbagian Jasa dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan jasa dan informasi.
2. Bidang Sistem Informasi Kebumian dan Tata Ruang
Bidang Sistem Informasi Kebumian dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang sistem informasi kebumian dan tata ruang.
3. Bidang Sumberdaya Bumi dan Rekayasa Mineral
Bidang Sumberdaya Bumi dan Rekayasa Mineral mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang sumberdaya bumi dan rekayasa mineral.
4. Bidang Geologi Teknik dan Konservasi Kebumian
Bidang Geologi Teknik dan Konserxasi Kebumian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang geologi teknik dan konservasi kebumian.
5. Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi
Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Geologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian
(16)
bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang dinamika bumi dan bencana geologi.
6. Bidang Sarana Penelitian
a. Subbagian Sarana Sistem informasi Kebumian dan Tata Ruang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang sistem informasi kebumian dan tata ruang.
b. Subbagian Sarana Sumberdaya Bumi dan Rekayasa Mineral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang sumberdaya bumi dan rekayasa mineral.
c. Subbagian Sarana Geologi Teknik dan Konservasi Kebumian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang geologi teknik dan konservasi kebumian.
d. Subbagian Sarana Dinamika Bumi dan Bencana Geologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang dinamika bumi dan bencana geologi.
Jumlah pegawai keseluruhan:
1. Puslit Geoteknologi : 159 PNS, 13 CPNS = 172 orang 2. UPT Karangsambung : 33 PNS, 3 CPNS = 36 orang 3. UPT Liwa : 14 orang
(17)
Landasan teori membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya.
2.2.1 Konsep Dasar Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2.1.1Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik yang tertentu (gambar 2.2), yaitu : 1. Komponen Sistem (Components)
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian sistem, yang mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem keseluruhan.
(18)
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar (environments) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan susbsistem lainnya sehingga memungkinkan sumber-sumber daya mengalir antara subsistem yang satu dengan yang lain.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input).
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan jadi keluaran.
(19)
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Input Pengolah Output
Sub Sistem
Sub Sistem Sub
Sistem
Sub Sistem
Boundary Boundary
Boundary
Interface Lingkungan Luar
Gambar 2. 2 Karakteristik Sistem
2.2.1.2Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia dan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer.
(20)
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia, misalnya sistem perputaran bumi dan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. 3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi dan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya dan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
2.2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut :
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
(21)
betul-betul ada dan terjadi.
2.2.2.1Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.
Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles). Siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini :
(22)
Gambar 2. 3 Siklus Informasi
2.2.2.2Kegunaan Informasi
Ada 4 faktor utama yang berhubungan dengan kegunaan informasi : 1. Kualitas informasi (information quality)
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 hal, yaitu informasi harus : a. Akurat (accurate) dan presisi (precision)
Akurat dalam menampilkan informasi dan presisi dalam detail informasi yang diberikan.
b. Kelengkapan (completeness)
Informasi yang tersedia cukup lengkap untuk setiap user dan situasi. c. Umur (age) dan ketepatan waktu (timeliness)
Umur berarti lamanya waktu dalam meng-update informasi dan ketepatan waktu berarti menyediakan informasi secepat mungkin pada saat dibutuhkan sehingga berguna.
(23)
Orang atau organisasi yang menghasilkan informasi. 2. Aksesibilitas informasi (information accessibility)
a. Ketersediaan (availability)
Memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi dapat diakses oleh yang membutuhkan. b. Keabsahan (admissibility)
Keabsahan (boleh atau tidak boleh dipakai) informasi tergantung pada hukum, peraturan atau budaya pada saat tertentu.
3. Presentasi informasi (information presentation) a. Tingkatan (level of summarization)
Perbandingan antara data asli dengan yang ditampilkan.
Manipulasi data hingga tingkatan yang sesuai, semakin sederhana semakin baik.
b. Format
Bentuk dimana informasi ditampilkan ke user. Manipulasi data ke dalam bentuk yang sesuai. 4. Keamanan informasi (information security)
a. Batasan akses (access restriction)
Prosedur dan teknik mengontrol user yang boleh atau tidak mengakses data pada situasi tertentu.
Penggunaan password atau teknik lain untuk mencegah user yang tidak berhak.
(24)
b. Enkripsi (encryption)
Konversi data ke bentuk tertentu sehingga tidak dapat dibaca oleh user
yang tidak berhak.
2.2.2.3Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
2.2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing
systems atau information processing systems atau information-generating systems.
Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut :
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
(25)
2.2.3.1Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),
blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data
(database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam
blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran
Produk dari sisteminformasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
(26)
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Pengelompokan komponen-komponen sistem informasi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
1. Perangkat keras (hardware)
Hardware ini merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.
2. Perangkat lunak (software)
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
(27)
3. Manusia (brainware)
Brainware dalam sistem informasi berperan sebagai pemberi dan pengguna
informasi.
4. Prosedur (procedure)
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
5. Basis data (database)
Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam media
penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit).
6. Jaringan komunikasi (communication network)
Jaringan telekomunikasi saat ini menghubungkan beberapa daratan dan lautan untuk memindahkan data dalam jumlah besar.
2.2.3.2Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip harus tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
(28)
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut 6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara. Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya.
Pengembangan sistem yang digunakan yaitu classsic life style atau yang lebih dikenal dengan istilah waterfall. Pengembangan sistem menurut A. Ziya Aktas (1987) adalah sebagai berikut :
1. Rekayasa sistem (system engineering), merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem yaitu dengan menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan sistem dan menentukan apakah sistem benar-benar dibutuhkan atau tidak. Tahap-tahap yang digunakan yaitu dengan diadakannnya wawancara, observasi, dan studi literatur.
2. Analisis (analysis), merupakan tahap menganalisis kebutuhan sistem seperti mendefinisikan kembali masalah, memahami kebutuhan-kebutuhan pemakai dan hambatan-hambatan pada sustu sistem baru, dan membuat model logika dari pemecahan yang direkomendasi. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis terstruktur.
(29)
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 4. Penulisan Program (Coding), adalah tahap menterjemahkan hasil analisis ke
dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
5. Pengujian (Testing), tahap dimana melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun.
6. Pemeliharaan (Maintenance), tahap ini merupakan tahap akhir dimana sistem yang sudah selesai dapat mengalami perubahan atau penambahan sesuai dengan keinginan konsumen.
2. 3 Basis Data (Database)
Basis data terdiri atas dua kata, yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Basis data (database) sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut :
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Prinsip utama dalam basis data adalah pengaturan data/arsip dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali
(30)
data/arsip yang menggunakan media penyimpanan elektronis seperti disk (disket atau harddisk). Basis data dikelola/ditangani melalui perantaraan alat/mesin pintar elektronis yang kita kenal sebagai komputer.
Basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis dengan bantuan komputer. Artinya, tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa disebut basis data. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan/pemilahan/pengelompokkan/pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi/jenisnya. Pemilahan/pengelompokkan/pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah file/tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom/field-field data dalam setiap file/tabel.
Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi pembuatan basis data baru (create database), penghapusan basis data (drop database), pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table), penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table), penambahan/pengisian data baru ke sebuah file/tabel di sebuah basis data (insert), pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search), pengubahan data dari sebuah file/tabel
(update), dan penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete).
2.3.1 Database Management System (DBMS)
Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah Perangkat Lunak (Sistem) yang khusus/spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga
(31)
pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya.
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, Rbase, MS-Access dan Borland-Paradox (untuk kelas sederhana) atau Borland-Interbase, MS-SQLServer, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase (untuk kelas kompleks/berat).
2.3.2 Tujuan Basis Data
Tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data dalam sebuah basis data adalah agar dapat memperoleh menemukan kembali data (yang dicari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan data, juga memiliki tujuan-tujuan lain.
Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini:
a. Kecepatan dan kemudahan (speed) b. Efisiensi ruang penyimpanan (space) c. Keakuratan (accuracy)
d. Ketersediaan (availability) e. Kelengkapan (completeness) f. Keamanan (security)
(32)
2.3.3 Pemakai (user) Basis Data
Ada beberapa jenis/tipe pemakai suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem:
1. Programmer Aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation
Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis
dalam bahasa pemrograman induk (seperti C, Pascal, Cobol, dan lain-lain). 2. User Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh suatu DBMS.
3. User Umum (End User Naive User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis/disediakan sebelumnya.
4. User Khusus (Specialized User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus, seperti untuk aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lain-lain, yang bisa saja mengakses basis data dengan/tanpa DBMS yang bersangkutan.
Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu saat hanya ada satu pemakai yang dapat bekerja. Sedang untuk sistem basis data dalam
(33)
(menggunakan) basis data yang sama.
2. 4 Alat Pemodelan Sistem
Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses analisis dan perancangan sistem. Alat-alat pemodelan sistem informasi terdiri dari:
1. Bagan Alir Dokumen (Document Flowmap)
Bagan alir dokumen (document flowmap) atau disebut juga bagan alir formulir
(form flowmap) atau paperwork flowmap merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
2. Entity-Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relation) antar entitas. Komponen-komponen pembentuk model ERD yaitu:
a. Entitas (entity)
Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Entitas dapat berupa orang, tempat, benda, peristiwa atau konsep yang bisa memberikan atau mengandung informasi.
b. Atribut (attributes/properties)
Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik
(34)
c. Relasi (relationship)
Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
d. Kardinalitas/derajat
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa:
a. Satu ke satu (one to one), seperti gambar 2.4 berikut ini : A
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
B
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
Gambar 2. 4 Kardinalitas Relasi Satu ke Satu
b. Satu ke banyak (one to many), seperti gambar 2.5 berikut ini : A
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5
(35)
B
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3 A
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5
Gambar 2. 6 Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu
d. Banyak ke banyak (many to many), seperti gambar 2.7 berikut ini : A
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4
Gambar 2. 7 Kardinalitas Relasi Banyak ke Banyak
e. Kunci (key)
Sebuah atribut atau set atribut yang nilainya mengidentifikasikan entitas secara unik dalam set entitas.
3. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan diagram aliran data pada tingkat paling atas yang merupakanpenggambaranyangberfungsiuntukmemperlihatkan
(36)
interaksi/hubungan langsung antara sistem dengan lingkungannya. Diagram konteks menggambarkan sebuah sistem berupa sebuah proses yang berhubungan dengan satu atau beberapa entitas/entity.
4. Data Flow Diagram (DFD)
DFD/DAD adalah suatu alat pemodelan yang digunakan untuk memodelkan fungsi dari sistem, menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan ke mana data mengalir serta penyimpanannya. Beberapa simbol digunakan di DFD:
a. Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.
b. Arus data (data flow) ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
c. Proses (process) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
d. Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer, suatu arsip atau
(37)
acuan manual, dan suatu agenda atau buku. 5. Spesifikasi Proses (Process Specification (PSPEC))
Spesifikasi proses (PSPEC) digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran yang nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif, gambaran bahasa desain program (Programme Design Language (PDL)) dari algoritma proses, persamaan matematika, tabel, diagram, atau bagan.
6. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data (data dictionary) atau disebut juga dengan istilah systems data
dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data harus memuat hal-hal berikut ini:
a. Nama arus data
b. Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.
c. Bentuk data, dapat berupa dokumen dasar atau formluir, dokumen hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan di layar monitor, variabel, parameter, dan field.
d. Arus data, menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan menuju.
(38)
e. Penjelasan, dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
f. Periode, menunjukkan kapan terjadinya arus data.
g. Volume, digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.
h. Struktur data, menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja.
7. Skema Relasi
Skema relasi adalah untuk presentasi atribut-atribut dari entity yang terdapat dalam sistem dan hubungan antar entity pada model ERD. Skema relasi merupakan turunan dari ERD.
2. 5 Software Pendukung
2.5.1 Pengenalan PHP
PHP pertama kali dibuat pada musim gugur tahun1994 oleh Rasmus Lerdoff. Awalnya digunakan pada website untuk mencatat siapa saja yang berkunjung dan melihat biodatanya. Tahun 1995 diangap sebagai kelahiran PHP/FI yang kemudian membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat dan banyak orang kemudian berkontribusi mengembangkan PHP. PHP adalah
singkatan dari “PHP:Hypertext Preprocessor” yang merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk Scripting, sistem kerja dari program ini adalah sebagai Interpreter bukan sebagai Compiler.
(39)
bahasa yang akan mengubah script-script program ke dalam source code, selanjutnya dari bentuk source code akan diubah menjadi bentuk object code, bentuk dari object code akan menghasilkan file yang lebih kecil dari file mentah sebelumnya. Selanjutnya bentuk object code akan berubah menjadi sebuah program yang siap dijalankan tanpa adanya program bantu pembuatnya, sehungga hasil hasil dari bahasa pemrograman yang berbentuk compiler akan membentuk sebuah program yang berstatus sebagai program EXE yang dapat langsung dijalankan. Contohnya seperti Pascal, C, ataupun pemrograman yang berbentuk Visual seperti Delphi maupun Visual Basic.
Pada bahasa Interpreter, script mentahnya tidak harus diubah ke dalam bentuk source code. Sehingga pada saat menjalankan bentuk program, kode dasar secara langsung akan dijalankan tanpa harus melalui proses pengubahan ke dalam bentuk source code. Sehingga apabila program memiliki sedikit kesalahan, maka program akan tetap dijalankan tanpa harus menghiraukan kesalahan yang ada.
Dengan menggunakan PHP, maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP. Kemampuan PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.
(40)
2.5.2 MySQL
MySQL adalah sebuah database server yang dibuat oleh Tcx Data KonsultAB. Saat ini MySQL telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di seluruh dunia, diantaranya Silicon Graphics (http://www.sgi.com), Siemens Nixdorf (http://www.siemens.com), Alesis Digital Studio Electronics (http://www.alesis.com) dan masih banyak perusahaan-perusahaan terkemuka lainnya yang menggunakan MySQL.
Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilihat pada MySQL user’s list di http://www.mysql.com/information/userlist.htm. MySQL adalah sebuah text
based database server, artinya MySQL tidak dibuat dalam bentuk aplikasi yang
memiliki Graphical User Interface.
2. 6 Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti
Berdasarkan buku Petunjuk Teknis jabatan Fungsional Peneliti tahun 2009 penilaian angka kredit terditi dari dua unsur yaitu unsur utama dan unsur penunjang:
2.6.1 Unsur Utama
Unsur utama dari penilaian angka kredit jabatan fungsional peneliti sebagai berikut:
1. Pendidikan
(41)
Tabel 2. 1 Unsur Pendidikan Bergelar
No Unsur/Subunsur Penjelasan Keterangan
I.A.1.a S3 Jelas Nilai 200
I.A.1.b S2 Jelas Nilai 150
I.A.1.c Sarjana (S1) Jelas Nilai 100
b. Kursus atau Diklat dapat dilihat pada tabel 2.2 :
Tabel 2. 2 Penjelasan Kursus/Diklat
No Unsur/Subunsur Penjelasan
Keterangan Nilai I.B.1 Lamanya Lebih dari 960 JP 6 bulan/24 minggu/144 hari kerja 15 I.B.2 Lamanya 641 - 960 JP 4 bulan / 16 minggu/ 95 hari kerja 9 I.B.3 Lamanya 481 - 640 JP 3 bulan / 12 minggu/ / 72 hari kerja 6 I.B.4 Lamanya 161 – 480 JP 1 bulan / 4 minggu/ / 24 hari kerja 3 I.B.5 Lamanya 81 – 160 JP ½ bulan / 2 minggu/ / 12 hari kerja 2 I.B.6 Lamanya 30 – 80 JP 1 minggu/ / 5 hr kerja 1
I.C Diklat Prajabatan Fotocopy STTPP/sertifikat
Nilai 2, bagi jenjang
kandidat peneliti 2. Penelitian
Pembagian Angka Kredit KTI adalah sebagai berikut: a. Penulis 2 orang (60% , 40%)
b. Penulis 3 orang (50%, 25% , 25%) c. Penulis 4 orang (40%, 20%, 20%, 20%)
(42)
d. Penulis > 4 orang (40%, 60% dibagi sisanya) Penjelasan tentang KTI dapat dilihat pada tabel 2.3 :
Tabel 2. 3 Penjelasan KTI yang Telah Diterbitkan
No Unsur/Subunsur Keterangan
II.A.1 KTI terbitan internasional dalam
bentuk buku Nilai 40, semua jenjang
II.A.2 KTI terbitan nasional dalam bentuk
buku Nilai 30, semua jenjang
II.A.3 KTI terbitan internasional dalam
bentuk bagian dari buku Nilai 20, semua jenjang II.A.4 KTI terbitan nasional dalam bentuk
bagian dari buku Nilai 15, semua jenjang II.A.5 KTI terbitan jurnal internasional Nilai 40, semua jenjang II.A.6 KTI terbitan jurnal nasional Nilai 25, semua jenjang II.A.7 KTI diterbitkan dalam prosiding
ilmiah internasional Nilai 15, semua jenjang II.A.8 KTI diterbitkan dalam prosiding
ilmiah nasional Nilai 10, semua jenjang II.A.9 KTI dalam majalah ilmiah nasional
tidak terakreditasi Nilai 5, semua jenjang
II.A.10
KTI dalam bentuk komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil pemikiran ilmiah, terbit dalam majalah ilmiah terakreditasi
Nilai 3, semua jenjang
II.A.11
KTI dalam bentuk komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil pemikiran ilmiah, terbit dalam majalah ilmiah tidak terakreditasi
Nilai 1, semua jenjang
II.B
KTI hasil litbang atau tinjauan/ulasan, tidak/ belum diterbitkan, yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah
(43)
Tabel 2. 4 Penjelasan Pengembangan Iptek
No Unsur/Subunsur Keterangan
III.A.1.a
Menyusun dan menghasilkan suatu teori, konsep, proses/ prosedur yang memiliki dampak sosial ekonomi secara internasional dan memperoleh pengakuan dari lembaga yang berwenang
Nilai 150, bagi jenjang peneliti Madya dan Peneliti Utama
III.A.1.b
Menyusun dan menghasilkan suatu teori, konsep, proses/ prosedur yang memiliki dampak sosial ekonomi secara internasional dan memperoleh pengakuan dari lembaga yang berwenang
Nilai 50, bagi jenjang peneliti Madya dan Peneliti Utama
III.A.2.a
Menciptakan pilot project yang menghasilkan produk yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat dan memperoleh pengakuan dari LIPI
Nilai 30, bagi jenjang peneliti Mauda s.d. Peneliti Utama
III.A.2.b
Menciptakan produk berbentuk peta, bibit unggul, dan lain-lain yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat dan mem peroleh pengakuan dari LIPI
Nilai 20, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
III.A.2.c
Menciptakan prototipe/desain, konsep sosial ekonomi yang sudah dimanfaatkan masyarakat dan memperoleh pengakukan dari LIPI
Nilai 15, bagi semua jenjang
III.B Membuat/ menghasilkan paten yang sudah termasuk dalam daftar paten yang disetujui
Nilai 5, jika penemu lebih dari satu orang, nilai 5 untuk setiap penemu yang terlibat
4. Diseminasi Pemanfaatan Iptek dapat dilihat pada tabel 2.5 :
Tabel 2. 5 Penjelasan Diseminasi Pemanfaatan Iptek
No Unsur/Subunsur Keterangan
IV.A.1 Menyusun buku pelajaran untuk perguruan tinggi, diterbitkan, diedarkan dan dipakai secara nasional
Nilai 20, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
(44)
No Unsur/Subunsur Keterangan IV.A.2 Menyusun buku pegangan/tulisan teknis,
diterbitkan dan diedarkan secara nasional
Nilai 20, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama IV.B.1 Menyusun buku pelajaran sekolah yang
diterbitkan dan dimanfaatkan Nilai 10, bagi semua jenjang
IV.B.2
Menyusun buku penyuluhan/ tulisan populer yang
diterbitkan dan dimanfaatkan Nilai 10, bagi semua jenjang
IV.C
Menulis makalah iptek dalam rangka pemasyarakatan hasil penelitian dalam buku/ majalah ilmiah yang tidak terakreditasi/ majalah semi populer
Nilai 5, bagi semua jenjang
5. Pembinaan kader peneliti dapat dilihat pada tabel 2.6 :
Tabel 2. 6 Penjelasan Pembinaan Kader Peneliti
No Unsur/Subunsur Keterangan
V.A. Memberikan bimbingan kepada Peneliti
Per orang:
Nilai 2 untuk Peneliti Utama
Nilai 1,5 untuk Peneliti Madya
Nilai 1 untuk Peneliti Muda
V.B
Melaksanakan tugas mengajar pada kursus/penataran jabatan fungsional peneliti
Per 2 jam pelajaran:
Nilai 0.08 untuk Peneliti Utama
Nilai 0.06 untuk Peneliti Madya
Nilai 0.04 untuk Peneliti Muda
(45)
No
V.C Memimpin kelompok peneliti dan terlibat langsung dalam penelitian
Per orang:
Nilai 4 untuk Peneliti Utama
Nilai 3 untuk Peneliti Madya
Nilai 2 untuk Peneliti Muda
Nilai 1 untuk Peneliti Pertama
6. Penghargaan ilmiah dan mendapat penugasan untuk memimpin unit kerja litbang dapat dilihat pada tabel 2.7 :
Tabel 2. 7 Penjelasan Penghargaan Ilmiah dan Penugasan untuk Memimpin Unit Kerja Litbang
No Unsur/Subunsur Keterangan
VI.A.1
Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat internasional
Nilai 5, bagi semua jenjang
VI.A.2 Memperoleh gelar kehormatan akademis pada tingkat internasional
Nilai 5, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama VI.B.1
Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat nasional
Nilai 3, bagi semua jenjang
VI.B.2 Memperoleh gelar kehormatan akademis pada tingkat nasional
Nilai 3, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama VI.C.1 Meminpin unit litbang setara dengan
eselon I
Nilai 11, bagi jenjang Peneliti Utama
VI.C.2 Meminpin unit litbang setara dengan eselon II
Nilai 8, bagi jenjang Peneliti Madya
VI.C.3 Meminpin unit litbang setara dengan eselon III
Nilai 5, bagi jenjang Peneliti Muda
(46)
No Unsur/Subunsur Keterangan VI.C.4 Meminpin unit litbang setara dengan
eselon IV
Nilai 3, bagi jenjang Peneliti Pertama
2.2.9. 1 Unsur Penunjang
Unsure penunjanag tugas peneliti adalah angka kredit komulatif yang dikumpulkan paling banyak 20% untuk melengkapi unsure utama. Unsur penunjang tugas peneliti diperoleh melalui kegiatan:
1. Pemasyarakatan Iptek dapat dilihat pada tabel 2.8 :
Tabel 2. 8 Penjelasan Pemasyarakatan Iptek
No Unsur/Subunsur Keterangan
VII.A.1.a.1 Menuliskan Makalah iptek dalam
majalah populer atau surat kabar Nilai 2, bagi semua jenjang VII.A.1.a.2 Menuliskan makalah iptek di TV/radio atau di tempat tertentu di luar
lingkungan kerjanya
Nilai 2, bagi semua jenjang VII.A.1.a.3 Menuliskan karya tulis ilmiah yang
tidak diterbitkan
Nilai 2, bagi jenjang Peneliti Pertama dan Peneliti Muda
VII.A.1.b.1
Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan berdasarkan bidang keahlian
Nilai 1, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.A.1.b.2
Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan berdasarkan bidang penugasan
Nilai 1, bagi jenjang Peneliti Pertama dan Peneliti Muda
VII.A.2.a Terjemahan /saduran buku pelajaran perguruan tinggi atau buku ilmiah
Nilai 15, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.A.2.b Terjemahan/saduran buku pelajaran
(47)
Tabel 2. 9 Penjelasan Keikutsertaan dalam Kegiatan Ilmiah
No Unsur/Subunsur Keterangan
VII.B.1.a.1
Duduk sebagai anggota "Science Referee" suatu publikasi ilmiah, diterbitkan dan diedarkan secara nasional
Nilai 5 per majalah/naskah, bagi jenjang Peneliti Madya dan Peneliti Utama
VII.B.1.a.2 Duduk dalam keanggotan redaksi majalah ilmiah terakreditasi
Nilai 3 per majalah, bagi jenjang Peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.B.1.a.3 Duduk dalam keanggotaan redaksi majalah ilmiah tidak terakreditasi
Nilai 1 per majalah, bagi jenjang Peneliti Pertama s.d. Peneliti Madya
VII.B.1.b.1
Duduk dalam keanggotan panitia pengarah pertemuan ilmiah, konsultasi ahli dalam penelitian
Nilai 1, bagi jenjang peneliti Madya dan Peneliti Utama VII.B.1.b.2 Sebagai ketua delegasi ke pertemuan
ilmiah internasional
Nilai 3, bagi jenjang Peneliti Utama
VII.B.1.b.3 Sebagai anggota delegasi ke pertemuan ilmiah internasional
Nilai 2, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama VII.B.1.c.1
Berperan serta aktif sebagai ketua dalam pertemuan ilmiah tingkat internasional/nasional/regional
Nilai I per tahun, bagi jenjang Peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.B.1.c.2
Berperan serta aktif sebagai anggota dalam pertemuan ilmiah tingkat internasional/nasional/regional
Nilai 0.5 per tahun, bagi jenjang Peneliti Pertama dan Peneliti Muda
VII.B.1.c.3
Duduk dalam keanggotaan sebagai pengurus organisasi profesi internasional/nasional
Nilai 2 per tahun, bagi jenjang Peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.B.1.c.4
Duduk dalam keanggotaan sebagai anggota organisasi profesi internasional/nasional
Nilai I per tahun, bagi jenjang Peneliti Pertama s.d. Peneliti Madya
VII.B.2.1 Mengikuti kursus lebih dari 960 jam Nilai 7, bagi semua jenjang VII.B.2.2 Mengikuti kursus antara 841 - 960 jam Nilai 5, bagi semua jenjang
(48)
No Unsur/Subunsur Keterangan VII.B.2.3 Mengikuti kursus antara 481 - 840 jam Nilai 4, bagi semua jenjang VII.B.2.4 Mengikuti kursus antara 161 - 480 jam Nilai 3, bagi semua jenjang VII.B.2.5 Mengikuti kursus antara 81 - 160 jam
Nilai 2, bagi semua jenjang
VII.B.2.6 Mengikuti kursus kurang dari 80 jam Nilai 1, bagi semua jenjang
3. Pembinaan Kader Non Peneliti dapat dilihat pada tabel 2.10 :
Tabel 2. 10 Penjelasan Pembinaan Kader Non Peneliti
No Unsur/Subunsur Keterangan
VII.C.1.a.1 Pembimbing utama Nilai 8 per orang, bagi jenjang Peneliti Utama
VII.C.1.a.2 Pembimbing pendamping Nilai 3, bagi jenjang Peneliti Madya dan Peneliti Utama VII.C.1.a.3 Penguji Doktor Nilai 1.5, bagi jenjang Peneliti
Utama
VII.C.1.b.1 Pembimbing utama Nilai 3, bagi jenjang peneliti Madya dan Peneliti Utama
VII.C.1.b.2 Pembimbing pendamping Nilai 2, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.C.1.b.3 Penguji Pasca Sarjana Nilai 1, bagi jenjang peneliti Muda s.d. Peneliti Utama
VII.C.1.c.1 Pembimbing utama Nilai 1 per tahun, bagi jenjang Peneliti Muda s.d. Peneliti Utama VII.C.1.c.2 Pembimbing pendamping Nilai 1, bagi semua jenjang
VII.C.2.a.1 Strata 1
Nilai 0.5 per SKS, bagi semua jenjang
(49)
No
VII.C.2.a.2 Strata 2 atau Strata 3 Nilai 1 per SKS, bagi jenjang Peneliti Muda s.d. Peneliti Utama VII.C.2.b
Melaksanakan tugas mengajar pada kursus/penataran ilmiah, per tahun (dihitung satu)
Nilai 1, bagi semua jenjang
4. Perolehan penghargaan/tanda jasa dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya dapat dilihat pada tabel 2.11 :
Tabel 2. 11 Penjelasan Penghargaan/tanda jasa dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya
No Unsur/Subunsur Keterangan
VII.D.a. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya
Lancana Karya Satya 30 (tiga puluh tahun) Nilai 3, bagi semua jenjang VII.D.b Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya
Lancana Karya Satya 20 (tiga puluh tahun) Nilai 2, bagi semua jenjang VII.D.c Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya
Lancana Karya Satya 10 (tiga puluh tahun) Nilai 1, bagi semua jenjang
VII.E.a Doktor Nilai 15/gelar, bagi semua
jenjang
VII.E.b Pasca Sarjana Nilai 10/gelar, bagi semua
jenjang
VII.E.c Sarjana/ D.IV Nilai 5/gelar, bagi semua
(50)
3.1 Analisis Sistem
Analisis adalah penguraian dari suatu masalah atau objek yang akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan, hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
3.1.1 Analisis Masalah
Pengelolaan pengajuan jabatan fungsional peneliti di Pusat Geoteknologi LIPI Bandung masih dilakukan secara manual. Manual disini dalam artian bahwa pengelolaan jabatan fungsional peneliti sepenuhnya mangandalkan peneliti dan pihak kepegawaian dengan menggunakan program aplikasi excel dan word untuk mencatat data-data peneliti, sehingga pengelolaan pengajuan jabatan fungsional belum terkomputerisasi menggunakan database sebagai media penyimpanannya.
3.1.2 Analisis Prosedur
Analisis prosedur atau proses sistem yang memberikan gambaran tentang sistem yang saat ini sedang berjalan. Analisis prosedur bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut sehingga kelebihan dan kekurangan sistem dapat diketahui dan diidentifikasikan sehingga dalam membangun perangkat lunak menjadi lebih mudah dari hasil analisis sistem lama, maka akan ditemukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisa menuju pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan.
(51)
terlibat dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
3.1.2.1Prosedur Pengajuan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK)
Prosedur pengajuan daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) melibatkan dua entitas yaitu Peneliti dan Subbagian Kepegawaian. Dalam prosedur pengajuan DUPAK terdapat beberapa proses yaitu:
1. Peneliti menyerahkan karya tulis ilmiah (KTI) dan daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) kepada Subbagian Kepegawaian.
2. Subbagian Kepegawaian memeriksa KTI dan DUPAK dan menyimpannya sebagai arsip.
Alur prosedur pengajuan DUPAK dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :
Memeriksa KTI dan DUPAK
Peneliti Sub Bagian
Kepegawaian 2
1 Berkas KTI Dupak
2 1 Berkas KTI
Dupak
Dupak Yang sudah
diperiksa 2
1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa
A1 A2
(52)
A1 : Berkas KTI yang sudah diperiksa yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI
A2 : Dupak yang sudah diperiksa yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI
3.1.2.2Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit
Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit melibatkan tiga entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian dan Tim Verifikasi Puslit. Dalam prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit terdapat beberapa proses yaitu:
1. Subbagian Kepegawaian memberikan KTI dan DUPAK kepada Tim Verifikasi Puslit untuk diverifikasi.
2. Tim Verifikasi Puslit menilai KTI. jika memenuhi sarat, maka Tim Verifikasi Puslit menyerahkan kembali berkas DUPAK dan KTI kepada Subbagian Kepegawaian. Jika tidak, tim verifikasi memberikan surat penolakan AK kepada Subbagian Kepegawaian yang selanjutnya diserahkan kepada Peneliti.
Alur prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini :
(53)
Surat Penolakan AK
Nilai Cukup?
Surat Penolakan AK
Penilaian kti Dupak
Yang sudah diperiksa
Dupak Yang sudah
diperiksa
Surat Penolakan AK
A4 2
1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa
2
1 Berkas KTI Yang sudah diperiksa
ya
2
1 Berkas KTI Yang nilainya
cukup
Dupak Yang nilainya
cukup
2
1 Berkas KTI Yang nilainya
cukup
Dupak Yang nilainya
cukup
A3
Dupak Yang nilainya
tidak cukup
2
1 Berkas KTI Yang nialinya
tidak cukup
tidak
Gambar 3. 2 Flowmap Prosedur Penilaian di Tim Verifikasi Puslit
Keterangan :
A3: Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian A4: Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian
3.1.2.3Prosedur Laporan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
Kepada Kepala Puslit
Prosedur Laporan daftar usulan penetapan angka kredit (DUPAK) melibatkan dua entitas yaitu Subbagian Kepegawaian dan Kepala Puslit. Dalam prosedur laporan DUPAK kepada Kepala Puslit terdapat beberapa proses yaitu:
(54)
membuat surat pengantar proses lebih lanjut sebanyak 3 rangkap. Lalu memberikannya kepada Kepala Puslit untuk dilegalisir.
2. Kepala Puslit melegalisir KTI, DUPAK dan surat pengantar proses lebih lanjut, kemudian memberikannya kembali ke Subbagian Kepegawaian. 3. Subbagian Kepegawaian memenrima KTI, DUPAK dan surat pengantar
proses lebih lanjut dari Kepala Puslit lalu menyimpannya.
Alur prosedur Laporan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Kepada Kepala Puslit dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini :
Sub Bagian
Kepegawaian Kepala Puslit
Pengesahan Dokumen Melengkapi
persyaratan
Daftar KTI 2
1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai 3 2
1 SP Proses lebih lanjut Dupak Yang sudah disahkan Daftar KTI 2
1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai Daftar KTI 2
1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang dinilai 3 2
1 SP Proses lebih lanjut Dupak Yang sudah disahkan Daftar KTI 3 2
1 SP Proses lebih lanjut yang sudah
disahkan
3 2
1 SP Proses lebih lanjut yang sudah
disahkan
2 1 Berkas KTI Yang sudah disahkan
2 1 Berkas KTI Yang sudah disahkan A4 A3 A5 A6 A7 A8
(55)
A7 : SP proses lebih lanjut yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI
A8 : Berkas KTI yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian
A9 : Berkas KTI yang sudah disahkan oleh Kepala Puslit dan diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian
3.1.2.4Prosedur Penilaian di BOK LIPI (TP2 I LIPI)
Prosedur Penilaian DUPAK di BOK LIPI (TP2 I LIPI) melibatkan tiga entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian dan BOK LIPI (TP2 I LIPI). Dalam prosedur penilaian DUPAK di BOK LIPI terdapat beberapa proses yaitu: 1. Subbagian Kepegawaian mengirimkan berkas KTI, DUPAK dan surat
pengantar proses lebih lanjut sebanyak 1 rangkap kepada BOK LIPI. Sedangkan surat pengantar proses lebih lanjut sisanya disimpan sebagai arsip.
2. KTI dan DUPAK yang masuk ke BOK LIPI (TP2 I LIPI) diperiksa dan dinilai.
3. Jika nilai Angka Kredit KTI yang diajukan memenuhi sarat untuk naik jabatan fungsional ke jenjang yang lebih tinggi maka berkas KTI dan DUPAK diserahkan kepada TP 3 Nasional. Jika tidak memenuhi yang dipersaratkan akan diberikan surat penolakan AK kepada BOK LIPI sebanyak 2 rangkap, 1 rangkap di simpan sebagai arsip dan sisanya dikirimkan ke Subbagian Kepegawaian.
(56)
rangkap, kemudian mengcopy menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada peneliti.
Alur prosedur penilaian di BOK LIPI (TP2 I LIPI) dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini :
Sub Bagian Kepegawaian
BOK LIPI(TP2 I LIPI) Nilai Cukup? ya Surat Penolakan AK Surat Penolakan AK Menggandakan Penilaian Dupak 2
1 Surat Penolakan AK
A11
2
1 Berkas KTI yang nilainya cukup Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup Dupak 2 1 Berkas KTI 2
1 Berkas KTI
1 SP Proses lebih lanjut
Daftar KTI
1 SP Proses lebih lanjut
Daftar KTI
2
1 Surat Penolakan AK Peneliti A9 A5 A6 A7 A8 A12 A14 A13 Dupak yang nilainya tudak cukup 2
1 Berkas KTI Yang nilainya tidak cukup Daftar KTI Yang nilainya tidak cukup A10 tidak
Gambar 3. 4 Flowmap Prosedur Penilai di BOK LIPI (TP2 I LIPI)
(57)
Kepegawaian
A12 : Daftar KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI (TP 2 I LIPI)
A13 : Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI (TP 2 I LIPI) A14 : Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh BOK LIPI (TP 2 I
LIPI)
3.1.2.5Prosedur Penilaian di TP3 Nasional
Prosedur Penilaian di TP3 Nasional melibatkan empat entitas yaitu Peneliti, Subbagian Kepegawaian LIPI, BOK LIPI(TP2 I LIPI) dan TP 3 Nasional. Dalam prosedur penilaian di TP3 Nasional terdapat beberapa proses yaitu:
1. BOK LIPI menyerahkan berkas KTI dan DUPAK kepada TP 3 Nasional. 2. TP 3 Nasional menerima berkas KTI dan DUPAK lalu menilainya.
3. Jika nilai Angka Kredit KTI yang diajukan memenuhi sarat untuk naik jabatan fungsional ke jenjang yang lebih tinggi maka TP 3 Nasional akan membuat PAK (Penetapan Angka Kredit) sebanyak 4 rangkap, lalu menyerahkannya kepada BOK LIPI sebanyak 3 rangkap, sedangkan berkas KTI, DUPAK dan 1 rangkap PAK disimpan sebagai arsip. Jika tidak memenuhi yang dipersaratkan akan diberikan surat penolakan AK kepada BOK LIPI sebanyak 2 rangkap, 1 rangkap di simpan sebagai arsip dan sisanya dikirimkan ke Subbagian Kepegawaian.
(58)
rangkap, kemudian mengcopy menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada peneliti.
5. BOK LIPI menerima Penetapan Angka Kredit (PAK) yang telah disetujui oleh TP 3 Nasional sebanyak 3 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepada Subbagian Kepegawaian LIPI.
6. Subbagian Kepegawaian menerima Penetapan Angka Kredit (PAK) dari BOK LIPI sebanyak 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kepda peneliti.
Alur prosedur penilaian di TP 3 Nasional dapat dilihat pada gambar 3.5 sebagai berikut :
(59)
Nilai Cukup? ya Membuat PAK Surat Penolakan AK Surat Penolakan AK Mencopy surat penolakan ak PAK Penilaian Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup 2
1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang sudah diperiksa Daftar KTI Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang sudah dinilai Dupak Yang sudah diperiksa Daftar KTI Yang sudah diperiksa 2 1 Berkas KTI Yang nilainya cukup 2
1 Surat Penolakan AK
2 1 Surat Penolakan
AK
2 1 Surat Penolakan
AK Dupak Yang nilainya cukup Daftar KTI Yang nilainya cukup 2
1 Berkas KTI Yang nilainya cukup A10 A11 A19 A16 A17 A18 A15 4 3 2 1 PAK 3 2 1 PAK A20 2 1 PAK A21 Dupak Yang nilainya tidak cukup Daftar KTI Yang nilainya tidak cukup 2 1 Berkas KTI Yang nilainya tidak cukup
tidak
Gambar 3. 5 Flowmap Prosedur Penilaian di TP3 Nasional
Keterangan:
A15 : Daftar KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A16 : Dupak yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A17 : Berkas KTI yang nilainya cukup dan diarsipkan oleh TP 3 Nasional A18: Penetapan Angka Kredit (PAK) yang diarsipkan oleh TP 3 Nasional
A19 : Penetapan Angka Kredit (PAK) yang diarsipkan oleh BOK LIPI (TP 2 I LIPI)
A20 : Penetapan Angka Kredit (PAK) yang diarsipkan oleh Subbagian Kepegawaian LIPI
(60)
Dalam prosedur pemberhentian jabatan fungsionalpeneliti melibatkan 5 entitas yaitu BOK LIPI, Kepala Puslit, Subbagian Kepegawaian, Peneliti dan Subbagian Keuangan.dalam prosedur ini terdapat beberapa proses yaitu:
1. BOK LIPI menerima surat penolakan AK dari TP 3 Nasional sebanyak 2 rangkap, lalu memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti apakah sudah habis atau belum.
2. Jika TMT Jabatan Fungsional Peneliti belum habis, maka BOK LIPI Menyerahkan surat penolakan AK sebanyak 1 rangkap kepada Kepala Puslit dan sisanya disimpan sebagai arsip.
3. Kepala Puslit menerima surat penolakan AK dari BOK LIPI, kemudian menyerahkan surat penolakan AK kepada Subbagian Kepegawaian.
4. Surat penolakan AK yang diterima Subbagian Kepegawaian dijadikan 2 rangkap, untuk diarsipkan dan untuk diberikan kepada Peneliti.
5. Jika TMT Jabatan Fungsional Peneliti sudah habis, maka BOK LIPI akan memeriksa apakah TMT Jabatan Fungsional Peneliti yang sudah habis tersebut sudah lebih dari 1 tahun atau 1 tahun setelah berhenti sementara. Jika ya maka BOK LIPI akan memberhentikan peneliti dari jabatan fungsional peneliti. Jika tidak maka BOK LIPI akan merubah status peneliti menjadi berhenti sementara.
6. Jika status peneliti berubah menjadi berhenti sementara, BOK LIPI akan membuat surat berhenti sementara sebanyak 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diberikan kepada Kepala Puslit.
(61)
8. Subbagian Kepegawaian mengcopy surat berhenti sementara menjadi 2 rangkap. 1 rangkap disimpan sebagai arsip dan sisanya diberikan kepada Subbagian Keuangan.
9. Subbagian Keuangan menerima surat berhenti sementara dari Subbagian Kepegawaian dan melakukan KPPN Berhenti sementara tunjangan.
10. Jika berhenti selamanya, BOK LIPI akan membuat SK Berhenti Selamanya sebanyak 4 rangkap untuk disimpan dan untuk diserahkan kepada Kepala Puslit .
11. Kepala Puslit mendisposisikan atau menyerahkan SK Berhenti Selamanya kepada Subbagian Kepegawaian.
12. Subbagian Kepegawaian menyimpan SK Berhenti Selamanya dan mendistribusikan kepada peneliti dan Subbagian Keuangan.
13. Subbagian Keuangan menerima surat berhenti selamanya dari Subbagian Kepegawaian dan melakukan KPPN.
(62)
Lebih dari 1 tahun? Surat Berhenti sementara tidak Surat Berhenti Sementara ya SK Berhenti Selamanya Surat Berhenti Sementara 2 1 Surat Berhenti
Sementara A27 SK Berhenti Selamanya A23 A26 Mencopy surat Berhenti Sementara 2 1 Surat Berhenti Sementara A22 Memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti TMT Jabatan Fungsional Peneliti telah habis? tidak ya Mencopy surat penolakan ak 2 A11 2 1 Surat Penolakan AK A10 Surat Penolakan AK yang TMTnya belum habis
1 Surat Penolakan AK yang sudah
diperiksa Surat Penolakan
AK yang TMTnya belum habis
Surat Penolakan AK yang TMTnya
habis
A25
Memeriksa TMT Jabatan Fungsional Peneliti yang
sudah habis
Surat Penolakan AK yang TMTnya habis kurang dari 1
tahun Surat Penolakan AK yang TMTnya habisdan lebih dari
1 tahun Membuat surat berhenti sementar Membuat SK Berhenti Selamanya 4 3 2 SK Berhenti 1
Selamanya
3 2 SK Berhenti 1
Selamanya
3 2 SK Berhenti 1
Selamanya Proses KPPN Berhenti Sementara Tunjangan Surat Berhenti Sementara yang sudah melalui proses
KPPN Berhenti Sementara Tunjangan A24 A28 Surat Berhenti Sementara yang sudah melalui proses
KPPN Proses KPPN Surat Penolakan
AK yang TMTnya belum habis
1 Surat Penolakan AK yang sudah
diperiksa
Gambar 3. 6 Flowmap Prosedur Pemberhentian Jabatan Fungsional Peneliti
Keterangan:
A22 : Arsip Surat Berhenti Sementara di BOK LIPI
A23 : Arsip Surat Berhenti Sementara di Subbagian Kepegawaian A24 : Arsip Surat Berhenti Sementara di Subbagian Keuangan A25 : Arsip SK Berhenti Selamanya di BOK LIPI
(63)
3.1.3 Contoh Kasus Penghitungan Angka Kredit Peneliti Berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti Tahun 2009
Misalkan ada seorang Peneliti A dengan jabatan Peneliti Pertama, golongan III/a akan mengajukan daftar usulan angka kredit dengan unsur/subunsur sebagai berikut:
1. KTI terbitan internasional dalam bentuk, Dalam membuat karya tulis ilmiah tersebut dibantu oleh 3 orang peneliti lain.
1. KTI terbitan nasional dalam bentuk bagian dari buku.
2. Pendidikan Pasca Sarjana (S2) yang sesuai bidang kepakarannya.
3. Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat internasional.
Maka langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung angka kredit yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Unsur Pendidikan Pasca Sarjana (S2) dan sesuai dengan bidang kepakarannya bernilai 150. Karena pada waktu pengangkatan sebagai pejabat fungsional (lulusanSarjana) sudah mendapat angka kredit 100, maka setelah lulus S2 mendapat angka kredit 150 – 100 = 50.
2. Unsur KTI terbitan internasional dalam bentuk buku bernilai 40. Karena pada waktu pembuatan KTI dibantu oleh 3 orang dan dia bertindak sebagai peneliti pertama maka nilai yang didapat adalah 40% x 40 = 16.
(64)
Karena pada waktu pembuatan KTI dikerjakan sendiri maka nilai yang didapat tetap 15.
4. Memperoleh tanda jasa atas prestasi dalam kegiatan ilmiah pada tingkat internasional bernilai 5.
Maka total angka kredit yang dikumpulkan oleh Peneliti A adalah: 50 + 16 + 15 + 5 = 76
Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai yang diajukan memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat ke jenjang berikutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: 76 + 100 = 176
Nilai 100 yaitu nilai angka kredit yang sudang dikumpulkan sebelumnya. Karena angka kredit yang dikumpulkan lebih dari 150, maka angka kredit yang diajukan Peneliti A memenuhi syarat. Selanjutnya Peneliti A dapat mengajukan naik pangkat atau golongan menjadi golongan III b sesuai dengan peraturan yang terdapat pada buku petunjuk teknis jabatan fungsional peneliti sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Jenjang Jabatan dan Pangkat
Jenjang Jabatan Pangkat Golongan Angka Kredit
Peneliti Pertama Penata Muda Gol. III/a 100
Penata Muda Tk. I Gol. III/b 150
Peneliti Muda Penata Gol. III/c 200
Penata TK. I Gol. III/d 300
Peneliti Madya
Pembina Gol. IV/a 400
Pembina TK. I Gol. IV/b 550
Pembina Utama Muda Gol. IV/c 700
Peneliti Utama Pembina Utama Muda Gol. IV/d 850
(65)
Analisis kebutuhan non-fungsional meliputi analisis kebutuhan perangkat keras, serta analisis kebutuhan perangkat lunak, dan analisis kebutuhan pengguna.
3.1.4.1 Analisis Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat Keras adalah seluruh komponen atau unsur peralatan yang digunakan untuk menunjang pembangunan suatu sistem. Pusat Geoteknologi LIPI memiliki seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Processor dengan kecepatan 2,8 GHz 2. RAM sebesar 1 GB
3. Kapasitas Hardisk 40 GB
4. Monitor VGA dengan revolusi 1024 x 768 5. CD-Rom 52x
6. Printer
Kebutuhan minimal perangkat keras yang akan dibangun memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Processor dengan kecepatan 1,8 GHz 2. RAM sebesar 256 MB
3. Kapasitas free Hardisk 20 GB
4. Monitor VGA dengan revolusi 1024 x 768 5. CD-Rom 52x
6. Printer
Setelah dilakukan analisis terhadap perangkat keras yang ada di Pusat Geoteknologi LIPI ternyata sudah memenuhi spesifikasi kebutuhan untuk menggunakan perangkat lunak yang akan dibangun.
(66)
Perangkat lunak yang digunakan di Pusat Geoteknologi LIPI adalah sebagai berikut :
1. Sistem Operasi Window XP Professional Service Pack II
2. Microsoft Office 2003 dan 2007
3. Web browser Internet Explorer dan Mozila Firefox 4. Mysql versi 5.0
Tidak hanya kebutuhan perangkat keras saja yang harus diperhatikan tetapi juga perangkat lunak harus diperhatikan. Kebutuhan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem informasi permintaan dan penyediaan stok barang di Pusat Geoteknologi LIPI adalah sebagai berikut :
1. Sistem Operasi Window XP Professional Service Pack II
2. Web browser 3. Mysql versi 5.0
4. Web server WAMP 2.0
Dari hasil perbandingan antara hasil analisis dan kebutuhan non fungsional maka pihak instansi hanya tinggal membutuhkan web browser wamp 2.0 yang aplikasinya dapat diperoleh secara gratis dikarenakan merupakan aplikasi open
source.
3.1.4.3Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis pengguna dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja pengguna yang terlibat dalam proses pengelolaan jabatan fungsional peneliti sehingga dapat diketahui tingkat pengalaman dan pemahaman pengguna terhadap komputer.
(67)
berikut :
Tabel 3. 2 Karakteristik Pengguna di Pusat Geoteknologi LIPI
Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses Tingkat Pendidikan Tingkat Keterampilan Subbagian Kepegawaian Menangani
pengolahan data admin, data peneliti, data aturan, data pengumuman, dan pembuatan laporan peneilti Menjalan- kan aplikasi sesuai dengan tugasnya
S1 Mengerti, serta dapat
menggunakan komputer
peneliti Menangani
pengisian data pengajuan angka kredit.
Menjalanka n aplikasi sesuai dengan tugasnya
S1 Mengerti, serta dapat
menggunakan komputer
Untuk memaksimalkan penggunaan sistem yang akan dibangun maka pengguna perangkat lunak ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu administratoradmin (Subbagian Kepegawaian) dan peneliti. Spesifikasi pengguna dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel 3. 3 Karakteristik pengguna
Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses Tingkat Pendidikan
Tingkat Keterampilan
Pengalaman admin Menangani
pengolahan data admin, data peneliti, data aturan, data pengumuman, dan pembuatan laporan peneilti Menjalan- kan aplikasi sesuai dengan tugasnya
S1 Mengerti, serta dapat
menggunakan komputer
Mengoperasi-kan komputer dan mengikuti pelatihan
peneliti Menangani
pengisian data pengajuan angka kredit.
Menjalanka n aplikasi sesuai dengan tugasnya
S1 Mengerti, serta dapat
menggunakan komputer
Mengoperasi-kan komputer dan mengikuti pelatihan
(68)
Setiap sistem informasi membutuhkan data untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Data yang ada saling terhubung atau berelasi antara satu dengan yang lain untuk menyajikan informasi yang benar. Apabila data yang ada tidak berelasi, maka tidak akan terbentuk suatu pengolahan data menjadi informasi untuk memodelkan relasi data dalam model analisis perangkat lunak terstruktur digunakan sebuah alat bantu berupa sebuah diagram yang disebut diagram E-R
(Entity-Relationship).
3.2.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
Komponen utama pembentukan Entity Relationship Diagram atau biasa disebut diagram E-R yaitu Entity (entitas) dan Relation (relasi) sehingga dalam hal ini diagram ER merupakan komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut-atribut (property) yang menggambarkan seluruh fakta dari sistem yang ditinjau. Adapun diagram E-R dari database peneliti yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar 3.7 sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
C-12
LAMPIRAN
(6)