Program Jamsostek, Hambatan Dan Upaya Mengejar Kepesertaan

PROGRAM JAMSOSTEK, HAMBATAN DAN UPAYA MENGEJAR KEPESERTAAN
GERRY SILABAN
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional meningkat dengan
disertai berbagai tantangan risiko yang dihadapi. Oleh karena itu kepada tenaga
kerja
perlu
diberikan
perlindungan,
pemeliharaan
dan
peningkatan
kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas
nasional.
Bentuk perlingdungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan
dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek) yang bersifat dasar, dengan berazaskan usaha bersama, kekeluargaan
dan gotong royong. Pada dasarnya program ini menekan pada perlingdungan bagi

tenaga kerja yang relatif mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Oleh karena itu
pengusaha memikul tanggung jawab utama dan secara moral pengusaha
mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlingdungan dan kesejahteraan tenaga
kerjanya. Disamping itu, sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif
dan ikut bertanggungjawab atas pelaksanaan program jamsostek.
Penyelenggaraan program jamsostek merupakan sebagian dari tugas pokok
pemerintah di bidang ketenaga kerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14 tahun
1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya pasal
10 dan pasal 15.
Untuk menjamin pelaksanaan program jamsostek, PT. JAMSOSTEK sebagai
Badan Usaha Millk Negara secara prinsip telah di tunjuk oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program jamsostek yang merupakan penjabaran pasal 25 UU No
.3 tahun 1992 dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya mengutamakan pelayanan
kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga
kerja beserta keluarganya.
Dalam pelaksanaan program jamsostek tidak sedikit hambatan yang
dihadapi, sehingga dalam upaya peningkatan kepesertaannya PT. JAMSOSTEK perlu
membenahi diri baik secara intern organiaasi, sumber daya manusia, pemberdayaan,
peraturan dan perundang-undangan maupun esktern (peningkatan profesionalisme
pelayanan).

Key word :
- Program jamsostek
- UU No. 3 tahun 1992

- Hambatan program jamsostek
- Upaya peningkatan kepesertaan

Program Jamsostek
Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan berupa uang sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia.

© 2004 Digitized by USU digital library

1

Jamsostek dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian dan menjaga
harkat dan martabat serta harga diri tenaga kerja dalam menghadapi risiko sosial

ekonomi. Sedangkan tujuan jamsostek adalah mengurangi ketidakpastian masa
depan tenaga kerja yang akan menunjukan ketenangan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Dasar hukum jamsostek adalah :
1. UU No.3 tahun 1992 tentang Jamsostek.
2. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelengaraan Jamsostek.
3. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja.
4. Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaraan,
Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan.
Jenis – jenis (ruang lingkup) program jamsostek terdiri dari :
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan pengantian biaya perawatan
dan upah, santunan cacad dan santunan kematian akibat kecelakaan dan
sakit akibat kerja.
2. Jaminan Hari Tua (JHT) berupa tabungan selama masa kerja yang dibayarkan
kembali pada umur 55 tahun atau sebelum itu jika mengalami cacad tetap
total atau meninggal dunia
3. Jamina Kematian (JKM) memberikan pembayaran tunai kepada ahli waris dari
tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum umur 55 tahun.
4. Jaminan Pemeliharaan Keaehatan (JPK) memberikan pelayanan media berupa

rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan,
penunjang diagnostik, pelayanan khusus dan gawat darurat bagi tenaga kerja
dan keluarganya yang menderita sakit.
Besarnya iuran program jamsostek adalah sebagai berikut :
1. JKK yang perincian besarnya luran berdasarkan kelompok jenis usaha, yaitu :
Kelompok I, II. III, IV dan V masing -masing sebesar 0.23%,. 0.54%. 0.89%.
1.27% dan 1.74% dari upah sebulan.
2. JHt sebesar 5.70% dari upah sebulan.
3. JKM sebesar 0.30% dari upah sebulan.
4. JPK sebesar 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga
dan 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga.
Iuran JKK. JKM dan JPK ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha. sedangkan
luran JHT 3.70% ditanggung oleh pengusaha dan 2% ditanggung oleh tenaga kerja.
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih.
atau membayar upah paling sedikit 1 juta rupiah wajib mengikutsertakan tenaga
kerjanya dalam program jamsostek. Khusus untuk tenaga kerja harian lepas tenaga
kerja borongan dan tenaga kerja kontrak (kepesertaan, besarta iuran dan besarnya
jaminan) dalam program ,jamsostek diatur didalam Permenaker No. 3/MEN/1994.
Target Kepesertaan Program Jamsostek dan Hambatannya
Data dari Depnaker RI tercatat sekitar 30 juta tenaga kerja tersebar di

149.130 perusahaan yang ada di Indonesia. Dari jumlah itu ternyata hingga
Desember 1994 baru sekitar 65.451 perusahaan dengan jumlah pekerja sebanyak
9.427.761 orang (perbandingan antara peserta ,jamsostek dengan jumlah tenaga
kerja = 9 : 30). padahal jumlah tersebut terjaring
Pada Pelita VI PT. JAMSOSTEK mulai berdiri tahun 1977 (sudah berjalan 18
tahun). Besarnya iuran yang telah dikumpulkan PT. JAMSOSTEK pada tahun 1995
tercatat jumlahnya Rp. 755 milyar.
Pada Pelita VI diperkirakan bahwa pertumbuhan jumlah tenaga kerja
mencapai sekitar 12 juta orang. Dengan kata lain setiap tahun bertambah 2.5 juta
tenaga kerja. Kalau pertambahan jumlah peserta program jamsostek di bawah

© 2004 Digitized by USU digital library

2

angka pertumbuhan tenaga kerja maka PT. JAMSOSTEK akan mengalami
kemunduran, tidak mampu menyeimbangkan jumlah peserta dengan jumlah
pertumbuhan tenaga kerja. Untuk itu pihak PT. JAMSOSTEK pada awal Pelita VI
menargetkan kepesertaan tenaga kerja rata-rata 25% (2 juta orang setahun),
sehingga diharapkan akhir Pelita VI terdapat 20 juta tenaga kerja yang ikut dalam

program jamsostek.
Pemenuhan target yang di tetapkan tersebut di atas bukan hal yang mudah
dan tentunya akan mengalami hambatan-hambatan yang lebih kompleks lagi dalam
pelaksanaannya. Beberapa hambatan dalam menjaring kepesertaan program
jamsostek yang dihadapi saat ini, antara lain:
1. Kurangnya
kesadaran
dan
tanggung
jawab
pihak
pengusaha/kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan tenaga kerjanya
dalam program jamsostek.
2. Masih banyak tenaga kerja yang belum mengetahui bahwa program
jamsostek merupakan haknya untuk mendapatkan perlindungan. Hal ini
disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan mereka dan sekitar 78% tenaga
kerja di Indonesia masih berpendidikan rendah (SLTP dan SD).
3. Kepesertaan program , jamsostek selama ini ada 3 macam yang dikenal
dengan istilah Peserta Daftar Sebagian (PDS), yaitu :
a. hanya sebagian tenaga kerja diikut sertakan.

b. tidak semua dari program jamsostek diikut sertakan.
c. kepesertaan yang tidak membayar penuh iuran (iuran tidak dibayar
berdasarkan upah yang diterima sebulan melainkan berdasarkan upah
pokok saja).
4. Beratnya beban yang ditanggung pengusaha untuk membayar iuran JKK, JHT
JKM dan JPK yang besarnya masing - masing sekitar 0.24 - 1.74%, 3.70%,
0.30% dan 3-6% dari upah sebulan, sehingga secara langsung menambah
biaya produksi (varible cost). Tidak mengherankan pada bulan Juli 1994
tercatat 20.326 perusahaan yang menunggak dengan total iuran yang belum
dibayar sebesar Rp. 73 milyar.
5. Kesulitan
keuangan (financial) perusahaan akibat pemenuhan kebijakan
pemerintah yaitu adanya kenaikan Upah Minimum Reginal (UMR) tenaga
kerja terhitung mulai 1 April, 1995 dan di tambah lagi adanya kenaikan UMR
sekitar 10.63 persen mulai 1 April 1996.
6. Meningkatnya ,jumlah perusahaan asuransi swasta yang menawarkan
berbagai macam perlindungan yang sasarannya pada seluruh lapisan
masyarakat, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini sudah ada perusahaan
asuransi swasta asing yang mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Tindakan Tegas Terhadap Pelanggar Program Jamsostek

Sudah saatnya pemerintah tidak lagi bersikap toleransi terhadap pelaksanaan
UU No.3 tahun 1992. Ini berkaitan dengan tekad pemerintah meningkatkan
perlindungan hukum dan kesejahteraan pekerja. Sikap tegas perlu diambil
mengingat masih banyaknya perusahaan yang belum ikut serta dalam program
jamsostek dan bukan hanya dilihat dari macam kepesertaannya. Jadi pelaksanaan
UU tersebut harus secara utuh.
Ketentuan dalam UU No.3 tahun 1992 dan PP No. 14 tahun 1993 serta
peraturan pelaksananya merupakan landasan hukum bagi perlindundan pekerja di
bidang jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pelayanan kesehatan
pekerja dan keluarganya dalam satu paket. Pelanggar terhadap ketentuan ini
diancam sanksi hukum berupa denda sebesar Rp50 juta atau 6 bulan kurungan.
Penegakan
peraturan
dan
perundang-undangan
(law
enforcement)
merupakan jalan terakhir terhadap pelanggar program jamsostek dan ini pekerjaan

© 2004 Digitized by USU digital library


3

yang tidak ringan mengingat jumlah pegawai pengawas Depnaker yang tersedia saat
ini terbatas hanya 1.194 orang, kemudian kemungkinan terjadinya "main mata"
(kolusi) antara oknum pengawas dengan pengusaha dan adanya perusahaan yang
dibacking (dilindungi) oleh pejabat sehingga kebal hukum. Walaupun demikian
hingga 31 Maret 1995 sebanyak 30.963 perusahaan telah diperiksa, 119 diantaranya
sudah masuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP), sedangkan yang sudah dijatuhi
hukuman oleh pengadilan sebanyak 16 perusahaan.
Upaya Peningkatan Kepesertaan Program Jamsostek
Mengejar target kepesertaan program jamsostek ternyata tidak semudah
yang diharapkan PT. JAMSOSTEK, meski secara normatif (UU No.3 tahun 1992)
setiap pekerja dijamin haknya untuk mendapatkan jamsostek, kenyataannya baru
sekitar 31% jumlah tenaga kerja yang tercatat sebagai peserta program jamsostek.
Untuk ini PT. JAMSOSTEK perlu kerja keras disamping membenahi diri
dengan langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut:
1.
Meningkatkan prasarana dan fasilitas pelayanan program jamsostek.
2.

Meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kinerja sumber daya manusia
yang dimiliki.
3.
Menyempurnakan mekanisme keikutsertaan program jamsostek.
4.
Mampu menciptakan pasar (market created) program jamsostek, jadi tidak
hanya sekedar menunggu iuran saja.
5.
Pelayanan yang dilaksanakan bersifat costumer service oriented.
6.
Perbaikan atas pelaksanaan program jamsostek dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan pembayaran santunan (klaim) tenaga kerja terutama
kecelakaan kerja baru dibayarkan setelah selesai penyelidikan kejadian
kecelakaan kerja dan ini membutuhkan waktu. Diharapkan dengan kecakapan
petugas PT. JAMSOSTEK. maka pelayanan dapat diupayakan satu hari selesai
(one day services). sehingga tidak ada lagi kesan dari peserta (pengusaha)
bahwa prosedur pembayaran yang dilakukan PT. JAMSOSTEK cukup
merepotkan sementara pembayaran iuran peserta tidak boleh terlambat
7.
Peningkatan kerja sama dengan instansi terkait dalam penegakan

(pemberdayaan) peraturan dan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Penutup
Keberadaan PT. JAMSOSTEK patut untuk disambut dengan baik karena
tujuannya untuk meringankan beban para pekerja dari bahaya risiko pekerjaan yang
dihadapi terutama kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk kelangsungan
operasionalnya PT. JAMSOSTEK tentunya tidak terlepas dalam hal mencari
keuntungan dari usaha yang dijalankan disamping menghimpun dana (rising fund)
dari para peserta program jamsostek untuk kepentingan pembiayaan pembayaran
santunan (klaim) tenaga kerja. Diharapkan dalam menghimpun dana tersebut pihak
PT. JAMSOSTEK tidak hanya berdiam diri Baja, sebaiknya diupayakan bagaimana
agar jumlah peserta program jamsostek meningkat dan kualitas pelayanannnyapun
ditingkatkan pula.
Suatu hal yang tidak kalah penting bahwa jamsostek harus mampu
menimbulkan etas kerja dan semangat kerja sebagai upaya untuk menimbulkan
kondisi lingkungan kerja yang aman.

© 2004 Digitized by USU digital library

4

Bahan Pustaka
Manulang S. 190. Pokok-Pokok Hukum Ketenaga kerjaan Indonesia. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.
PT.ASTEK. Jakarta.
Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
Pembayaran iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek
Depnaker RI. Jakarta. Purba, R. 1992. Memahami Asuransi Di Indonesia. PT.
Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Suriaatmadja, S. 1995. Perkembangan PT. ASTEK dalam Jaminan Kesehatan.
Makalah Pada Kongres IAKMI VIII tanggal 8 -11 Oktober 1995. Yogyakarta.
Undang-Undang No. Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. PT. ASTEK.
Jakarta.

© 2004 Digitized by USU digital library

5