media massa. Kehadiran media massa bukan saja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada
media tertentu.
2. Efek Kognitif Komunikasi Massa
Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita
Kita agak banyak mengulas tentang citra, sebelum membicarakan efek kognitif komunikasi massa. “Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku
tertentu” , ujar Roberts 1977, “tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan; dan citra inilah yang mempengaruhi
cara kita berperilaku.” Demikian pula komunikasi massa. Kita akan mulai menelaah efek kognitif komunikasi pada pembentukan dan perubahan citra.
Pembentukan dan Perubahan Citra Seperti telah dijelaskan di muka, citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita
terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Dunia ini terlalu luas untuk kita masuki semuanya. Media massa datang
menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik; televisi menjadi jendela kecil indra kita - Libanon, El Salvador, Inggris, Iran, dan sebagainya; surat
kabar menjadi teropong kecil untuk melihat gejala-gejala yang terjadi waktu ini di seluruh penjuru bumi; buku kadang-kadang bisa menjadi kapsul waktu yang
membawa kita ke masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang; film menyajikan pengalaman imajiner yang melintas ruang dan waktu.
Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang,
bias, dan tidak cermat. Terjadilah apa yang disebut stereotip. Stereotip adalah gembaran umum tentang individu, kelompok, profesi, atau masyarakat yang tidak
berubah-ubah, bersifat klise, dan seringkaling timpang dan tidak benar.
Disinilah bahaya media massa terasa. Para ktitikus sosial memandang komunikasi massa sebagai ancaman terhadap nilai dan rasionalitas manusia.
Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang
sama, mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan media.
Media massa mengurangi ketidakpastian kita. Sekarang - karena penjelasan
dalam media massa - kita bahkan dapat menentukan mana isyu yang penting dan mana yang tidak. Kemampuan media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap
penting oleh masyarakat disebut agenda setting.
Agenda Setting Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring
berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarnya. Secara selektif seperti menyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan
mana yang harus disembunyikan.
Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan adenga masyarakat
public agenda. Angenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa yang mereaka pikirkan, apa yang mereka bicarakan
dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarikperhatian masyarakat community salience
Efek Prososial Kognitif Di sini kiata membicarakan bagaimana media massa memberikan manfaat yang
dihendaki oleh masyarakat. Inilah yang kita sebut efek prososial. Bila televisi menyebabkan Anda lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar,
televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif.
3. Efek Afektif Komnukasi Massa Pembentukan dan Perubahan Sikap