MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Irawan Suntoro, M.S
………………….
Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd
…………………
Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si.
…………………..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Ujian Skripsi :
Judul Skripsi :
PERANAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBANGUN
KARAKTER BUDAYA BANGSA PESEERTA DIDIK DI ERA GLOBALISASI PADA SMP
NEGERI 21 BANGDAR LAMPUNG TAHUN 20112012
Nama Mahasiswa :
Merli Octa Rozuli
No. Pokok Mahasiswa :
0743032026 Jurusan
: Pendidikan IPS
Program Studi :
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Irawan Suntoro, M.S Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd
NIP 19560323 198403 1003 NIP 19870602 200812 2001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn
Drs. H. Iskandar Syah, M.H. Drs. Holilulloh, M.Si.
NIP 195710111987031001 NIP 196107111987031003
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Merli Octa Rozuli, yang dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 14 Oktober 1987. Putri pertama dari empat
bersaudara, buah kasih pasangan Bapak Drs. Erwan Effendi dan Ibu Maylina.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah TK Assalam Perumahan Korpri yang diselesaikan pada 1993. Sekolah Dasar Negeri 5 Sukarame Perumahan Korpri,
Bandar Lampung diselesaikan tahun 1999. Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung yang selesai pada 2002. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bandar
Lampung Pada Tahun 2005. Dilanjutkan dengan Diploma 1 Universitas Swasta Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung tahun 2006 dan dilanjutkan dengan SPMB Unila
tahun 2007 di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru Non SPMB.
Program pengalaman lapangan PPL pernah dilaksanakan di Pemda Provinsi Lampung bagian Tata Pemerintahan tahun 2006, dan PPL di SMP Negeri 1 Natar
Tahun 2010 pada bulan Januari sampai Maret.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Peranan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa Peserta Didik Di Era Globalisasi Pada SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun 20112012”. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan kripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan trimakasih yang setulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S. selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Drs Holilullah, M.Si. selaku Ketua Program Studi PKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai Pembahas I.
7. Hermi Yanzi, S.Pd. M.Pd selaku pembahas II dalam penulisan skripsi. 8. Dr. Irawan Suntoro, M.S selaku pembimbing I yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi. 9. Yunisca Nurmalisa, S.Pd. M.Pd selaku membimbing II dan sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah memberikan nasehat dan petunjuk selama pembuatan skripsi. 10. Seluruh Dosen dan Staf pengajar serta administarif Universitas Lampung.
11. Almamaterku Universitas Lampung yang aku banggakan. 12. Bapak Drs. Juminto Haryadi selaku kepala Sekolah dan staf TU SMP Negeri 21 yang
telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. 13. Ibu Nurlaila,S.Pd. Ibu Asmana, S.Pd dan para siswa SMP Negeri 21 yang telah
membantu penulis mengumpulkan data skripsi. 14. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda tersayang yang telah memberikanku kasih sayang,
doa, motivasi, dan dukungan secara moral dan finansial. “Aku akan memberikan yang terbaik untuk membanggakan kalian”.
15. Adik-adikku tersayang M. Isya Nuddin, M. Agung Saputra dan M. Raja Ilham yang selalu memberikan semangat, canda tawa serta perhatian untuk keberhasilanku.
16. Seluruh keluargaku yang telah menunggu keberhasilanku. Trimakasih untuk doanya.
17. Sahabat-sahabatku Copypaste Paulin, Ni wayan santi dan Rita trimakasih atas canda tawa, kekompakan dan ketulusan kalian dalam persahabatan. Tetaplah bersemangat
meraih impian-impian kita untuk masa depan dengan sebuah ketulusan dan kejujuran. 18. Teman-temanku di FKIP PKn UNILA ’07, Mb’Patma, Mb’Erda, Riri, Heppy, Hastian,
Sandika, Andri, Rumaini dll. Trimakasih untuk semangat, dan kebersamaan kalian, aku akan selalu merindukan kalian kelak.
19. Adik-adik angkatan ’08 Agustinus, Uci, Ucu, Mira, Yuni dll, ’09 Ika, yeni, Adit, dll, ’10 dan ’11 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kalian dapat mengejar apa
yang kalian impikan dan sukses selalu _. 20. Teman-teman PPL ku di SMP Negeri 1 Natar, Arif, Dwi puji cuy, Dwi, Feni,
trimakasih untuk kebersamaan kalian. 21. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal baik yang telah BapakIbuSaudaraI berikan akan selalu mendapatkan pahala dari Allah SWT. Peneliti menyadiri dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2012
Penulis
Merli Octa Rozuli
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung
SURAT PERNYATAAN TELAH SEMINAR
Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung menerangkan bahwa :
Nama : MERLI OCTA ROZULI
NPM : 0743032026
Jurusan Program Studi : Pendidikan IPS PPKn
Yang bersangkutan telah melaksanakan seminar I Proposal dan Seminar II skripsi dengan judul ”
PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BUDAYA
BANGSA PESERTA DIDIK DI ERA GLOBALISASI PADA SMP NEGERI 21 TAHUN 20112012”.
Yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus-Januari 20112012.
Demikian surat pernyataan ini di buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Bandar Lampung, Januari 2012 Ketua Program Studi PPKn
Drs. Holilulloh, M.Si. NIP. 19610711198703 1 003
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Globalisasi merupakan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah banyak mengubah budaya dan peradaban suatu bangsa. Kata era
sendiri adalah masa atau kurun waktu, yang memuat beberapa peristiwa penting. Sedangkan globalisasi itu adalah proses penyebaran unsur-unsur
baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang
komunikasi dunia, yang terjadi karena tindakan manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat
terjadi perubahan pada masyarakat suatu bangsa.
Berkembangnya alat-alat elektronik dan majunya media informasi seperti radio, surat kabar atau majalah, televisi, komputer, handpone ataupun akses
internet secara tidak langsung membuat masyarakat mengalami perubahan dalam hidupnya, seperti praktis dan mudahnya kita dalam berkomunikasi
dengan menggunakan handpone atau internet. Tetapi juga ada pengaruh buruk akan kemajuan globalisasi ini, dari segi positif diantaranya : perubahan
tata nilai dan sikap menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. Masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Tingkat Kehidupan
yang lebih Baik. Majunya alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih. Dan mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sedangkan dampak negatif dari globalisasi ini : pola hidup konsumtif, sikap individualistic,
gaya hidup kebarat-baratan, kesenjangan social
dan kemerosotan ahlak generasi. Semua hal itu terjadi melalui media informasi
dan komunikasi yang memberikan andil dan pengaruh dalam melatar belakangi dampak yang terjadi di masyarakat dunia.
Televisi sebagai media komunikasi yang menyajikan berbagai macam acara berupa hiburan, informasi, periklanan dan lainnya telah menyihir masyarakat
mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Media ini menyediakan berbagai hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat bebas tanpa harus bersusah
payah mendatanginya. Misalnya kita dapat mengetahui kebudayaan suatu negara di belahan bumi lainnya dengan menonton televisi, tanpa harus
berkeliling dunia dan mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Tetapi juga memberikan dampak negatif dalam pembentukan sikap dan karakter
seseorang, hal ini dapat dilihat dari adegan-adegan televisi yang tidak mendidik bahkan cenderung negatif.
Sebagai media massa, tayangan televisi memungkinkan bisa ditonton oleh anak-anak dan remaja, termaksud acara-acara yang ditujukan untuk orang
dewasa. Anak-anak dan remaja yang masih berjiwa labil juga emosional sering salah menafsirkan adegan yang ditayangkan oleh program berita
ditelevisi. Keadaan yang seperti demikian menjadikan anak-anak dan remaja khususnya terpancing rasa keingintahuan yang besar untuk mencoba adegan
yang mereka saksikan lewat layar kaca. Dari situlah muncul perilaku yang menyimpang pada anak dan remaja. Seperti melawan orang tua, bersikap
acuh tak acuh, berkelahi dan bertindak brutal.
Begitu juga halnya dengan komputer dan internet yang merupakan salah satu bentuk teknologi yang dapat memberikan solusi untuk memenuhi tuntutan
zaman moderen, dibandingkan dengan pendahulunya surat kabar, radio, televisi dan lainnya, komputer atau internet memiliki beberapa kelebihan
yang sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Internet dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas
terhadap suatu pemberitaan dan informasi yang sangat cepat, serta bersifat audio visual sehingga meningkatkan daya rangsang dan pemahaman
seseorang terhadap informasi yang disajikan.
Berdasarkan berbagai kemungkinan masalah yang bisa ditimbulkan dari media informasi tersebut, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan.
Kedisiplinan dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Orang tua harus lebih peka dan peduli terhadap anak-anaknya dari pada aktifitasnya sendiri,
jika orang tua terlalu asik dengan kesibukannya untuk mencari nafkah, maka akan berpengaruh pada kebiasaan perilaku sang anak yang tidak teratur dan
semaunya, sehingga pembentukan karakter anak tersebut jauh dari karakter bangsa.
Kita tahu bahwa pembentukan karakter seorang anak di pengaruhi oleh faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah lingkungan masyarakat
yang dipengaruhi oleh majunya teknologi dan informasi seperti handpone,
televisi, komputer dll. Sedangkan faktor eksteren didapat dari lingkungan keluarga dan sekolah. Keluarga adalah pilar utama bangsa the main estate of
a nation. Sentralnya peran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa menentukan akan bekal kepribadian seorang anak yang akan menjadi penerus
masa depan. Keluarga sebagai unit social terkecil di masyarakat haruslah menjadi wahana penanaman nilai, pembangun dan pembentuk karakter
charakter building anak bangsa yang mandiri dan bertanggung jawab.
Banyaknya para pelajar yang telah mengesampingkan atau menyepelehkan aturan tata krama dan sopan santun, seperti kurang menghormati orang tua,
bersikap acuh tak acuh, tidak menghargai pendapat orang lain, lebih suka bertengkar dari pada berdamai, berbohong, bersikap curang, saling mengejek,
dan tauran menyebakan luntur dan lenyapnya karakter bangsa Indonesia yang sejak dulu menjadi ciri dan jatidiri bangsa Indonesia. Untuk itu penanaman
karakter anak selain pada keluarga, sekolah juga sebagai lembaga pendidikan turut andil dalam pembentukan karakter para penerus bangsa.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi mencerdaskan anak bangsa sebagai penerus dimasa depan. Pembinaan nilai, norma, etika dan
jatidiri seorang anak ditempa saat ia mulai mengenal lingkungan dan memecahkan suatu masalah. Jika seorang anak atau remaja tidak mengenali
dan memahami nial karakter bangsanya maka tidak mungkin pendidikan kita hanya akan menghasilkan siswa yang pintar tetapi tidak berkarakter atau
bahkan lebih ironis, sudah tidak begitu pintar tidak berkarakter pula.
Kata karakter sudah sering disebutkan dan dipahami arti harfiahnya oleh banyak orang, namun pada kenyataannya masih banyak diantara kita yang
sengaja mengabaikannya. karakter adalah sesuatu yang harus dibangun, dibentuk, ditempa dan dikembangkan serta dimantapkan. Dan kita tahu
bahwa dalam membangun karakter sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, baik di dalam masyarakat dan selanjutnya meluas di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan didalam kehidupan secara global. Sejak tahun 19971998 Indonesia telah mengalami krisis Multidimensi yang
dampaknya hingga saat ini terus terasa dan tak kunjung selesai. Berawal dari adanya krisis moneter, ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, kepemimpinan
dan yang sangat fatal adalah adanya krisis akhlak dan moral yang mempunyai dampak berkelanjutan sampai hari ini. Krisis yang semula merupakan krisis
identitas menjadi lebih dalam karena menyangkut masalah hati nurani yang mencerminkan adannya krisis karakter, terlebih lagi adanya krisis yang
berkaitan dengan jati diri. Penanaman karakter, jiwa, dan jatidiri Bangsa ini dilakukan dengan
Pendidikan Imam Santoso menyatakan “Pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan”. Seseorang yang berkarakter akan mempunyai keberanian
menyampaikan pendapatnya secara baik, benar, tegar tetapi santun. Sehingga orang yang berkarakter tidak cukup hanya sebagai seseorang yang baik saja,
tetapi orang yang mampu menggunakan nilai baik tersebut melalui suatu daya juang untuk mencapai tujuan yang mulia.
Maka pelaksanaan proses Pendidikan Nasional di Indonesia, baik melalui pendidikan formal maupun non formal diarahkan kepada penanaman nilai-
nilai, etika dan norma-norma pendidikan serta keagamaan kepada setiap anak didik, agar menjadi generasi bangsa yang cerdas berwawasan luas dan
berilmu pengetahuan dengan keterampilan yang tinggi dalam kemajuan teknologi dengan tetap berpijak kepada nilai-nilai, etika dan norma sesuai
dengan kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Pendidikan merupakan inti utama dalam pengembangan sumber daya
manusia yang peranannya sangat penting bagi pertumbuhan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang baik maka suatu bangsa dapat berdiri kokoh di
tengah-tengah globalisasi dunia. Menginat besarnya pendidikan untuk memberikan arah kendali serta lingkup pendidikan yang merata, maka
pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 UU Sisdiknas N0.20 Tahun 2003 yang menggariskan
bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu dan martabat manusia Indonesia untuk mewujudkan
tujuan nasional”.
Dimana tujuan
Pendidikan Nasional
adalah mengembangkan potensi didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cerdas, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Maka untuk membangun nilai-nilai dan karakter bangsa itu harus dilakukan pada lembaga sekolah, dengan sub pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Dalam penelitian yang penulis lakukan di SMP 21 Bandar Lampung, banyak siswa-siwa dalam menghadapi pelajaran ilmu-ilmu social, seperti Sejarah,
Geografi Ekonomi ataupun PPKn sering kali mengundang rasa bosan dan menjenuhkan di kalangan siswa. Begitu juga dengan metode yang guru
berikan dalam penyampaian materi dikelas, kurang menarik perhatian siswa. Hal ini karena guru hanya memakai metode Diskusi dan penjelasan di kelas,
sehingga hanya terjadi hubungan saru arah saja guru ke murit, ditambah lagi banyak guru atau pun para pendidik yang hanya mementingkan penyampaian
materinya saja tugas dengan target Silabus dan RPP terselesaikan tanpa memperhatikan bagaimana hubungan kewajiban penyampaian yang baik
dari materi ataupun socialnya. Agar siswa menjadi tertarik dan suasana kelas menjadi menyenangkan. Dengan begitu penyampaian materi akan cepat
diserap oleh siswa. Mulyasana dalam Djahiri 2006:166 mengemukakan bahwa:
Pada kenyataannya, proses pembelajaran di Indonesia dititik beratkan pada pencapaian target kurikulum dengan menggunakan angka dan
Ijasah sebagai tolak ukur keberhasilan. Kondisi ini telah memaksa terbentuknya iklim kelas yang hanya menetapkan nilai dan ijasah
sebagai ukuran prestasi belajar. Dengan demikian tidaklah keliru apabila orentasi belajar para peserta didik akan melakukan
“penghalalan” segala cara untuk memperoleh nilai dan ijasah, merekayasa tugas pun akan dinyatakan sah demi nilai dan ijasah.
Harus diakui bahwa dalam melaksanakan tugas dan peran sebagai guru civic tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Sebagaimana
dikemukakan Somantri dan Wuryan dalam Mona 2008:46 bahwa
guru sebagai pendidik, khusunya Guru civic dituntut harus memahami: a Berbagai macam teknik mengajar, b Hubungan bahan pelajaran
civic dengan ilmu-ilmu social lainnya, c Lingkungan masyarakat,
agama, sains dan teknologi, d Menganalisis karakter kata-kata ilmu social yang dapat ditafsirkan dari berbagai arti sudut pandang. Terlebih
latar belakang siswa yang berbeda-beda. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan diarahkan pada upaya pemberdayaan peserta didik
menjadi manusia yang bermartabat, mampu bersaing dan unggul dijamannya, serta dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kehidupan dilingkungannya. Dalam posisi inilah pembelajaran pendidikan kewarganegaraan diarahkan pada proses pembebasan
peserta didik dari ketidak benaran, ketidak adilan dan ketidak jujuran. Berkaitan dengan hal tersebut Budimansyah 2008:182 menyatakan:
“Diperlukan upaya-upaya yang terencana dan terarah dalam suatu pembelajaran Pkn yang mampu menggali seluruh potensi
individu peserta didik secara cerdas dan efektif demi terbentuknya masyarakat yang sejahtera, bertanggung jawab dan
mempunyai karakter yang kuat. Untuk itu Revitalisasi Pkn yang harus dilakukan
adalah Subjek pembelajaran yang kuat Powerful learning area yang secara kurikuler ditandai oleh
pengalaman belajar secara kontekstual dengan ciri-ciri bermakna meaningful, terintegrasi integrated, berbasis nilai value
bases,
menantang challenging
dan mengaktifkan
activating”.
Pembelajaran yang cocok dengan hal-hal tersebut adalah pembelajaran PKn dengan konsep dan paradigm baru, yaitu Pembelajaran Berbasis Portopolio
yaitu melalui praktik belajar kewarganegaraan project citizen sebagai salah satu model adaktif yang dapat menggantikan pembelajaran sebelumnya yang
sering dikenal dengan pembelajaran Konvensional. Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jatidiri dan karakter sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayan bangsa dan negara
yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Kewarganegaraan dapat juga diartikan sebagai sebuah program pendidikan
yang difokuskan untuk membina seseorang yang sudah memiliki status kewarganegaraan yang baik good citizen, yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh nilai-
nila Pancasila dan UUD 1945. Nilai-nilai dasar yang perlu dikembangkan diantaranya : keadilan, kebenaran,
kebijaksanaan, kejujuran, keberadaban, kebebasan, kesejahteraan, ketaqwaan, keimanan, kesabaran, keiklasan, kasih sayang, kebersamaan, kesetiakawanan,
rendah hati, tenggang rasa, gotong royong dan kepedulian haruslah diwujudkan dalam bentuk realisasi.
Berikut data tabel tindak pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh para siswa pada saat jam pelajaran Pendidikan kewarganegaraan berlangsung atau
pun pada saat jam pelajaran lain.
Tabel 1. Data Siswa Yang Melanggar Tata Tertip Sekolah pada Jam Pelajaran PKn
No Keterangan
Jenis Karakter Kelas
VII VIII
IX 1
Terlambat Kedisiplinan
25 44
2 Tidak Mengerjakan Tugas
PR Kerja Keras
11 18
29 3
Melawan guru Cinta Damai
4 Berkelahi Dengan Teman
Bersahabat komulikatif
- 2
4 5
Membolos Disiplin
8 17
60
6 Mencuri Berbohong
Kejujuran 3
2 7
Membawa Gambar Porno Relijius
Jumlah 18
65 139
Sumber : Guru PKn dan BK SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Kuswati, S.Pd. Guru bidang
study PKn, yang dilakukan pada hari Selasa 16 Agustus 2011, Pukul 10.20 WIB menyatakan “Bahwa hampir rata-rata siswa di tiap kelas melakukan
tindak pelanggaran tata tertib pada jam pelajaran PKn berlangsung”. Hal senada di kemukakan juga oleh Ibu Nurlaila, S.Pd Selasa, 16 08 2011
pukul 15.45 WIB di ruang Guru SMP Negeri 21 “ Tindakan pelanggaran kedisiplinan ini hampir ditemukan pada setiap kelas pada saat pelajaran PKn
atau pun pelajaran lain, khususnya dalam hal tugas rumah dan penyalah
gunaan HP”.
Dilihat dari sisi karakteristik bangsa Indonesia, hal-hal yang dilakukan oleh para siswa sekarang sungguh jauh dari sifat karakter bangsa. Untuk itu peran
serta dari berbagai pihak baik orang tua dan masyarakat dapat membantu untuk menanamkan nilai-nilai luhur Bangsa, bukan hanya Guru yang
mengajarkan di sekolah pada bidang study Pkn saja tetapi semua orang yang peduli akan nilai karakter generasi pelajar saat ini. Karena itu saya dapat
memberikan gambaran tentang pentingnya Peranan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Peserta
Didik Di Era Globalisasi Pada SMP Negeri 21 Bandar Lampung , yang
ditanamkan sejak dini sebagai generasi penerus bangsa agar tumbuh menjadi bangsa yang berkepribadian dengan jatidiri yang jelas dan tidak mudah
diombang ambingkan oleh kemajuan zaman.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan di Sekolah belum efektif. 2. Perhatian keluarga terhadap perilaku anak belum optimal.
3. Nilai-nilai karakter bangsa untuk sebagian siswa belum dilaksanakan. 4. Budaya sekolah belum maksimal untuk menanamkan kebiasaan yang
positif. 5. Media Informasi lebih mendominasi membentuk perilaku anak.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas jangkauannya, maka pembatasan masalahnya hanya mencakup :
1. Pembelajaran PKn disekolah 2. Karakter Budaya Bangsa pada para peserta didik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Bagaimanakah Peran Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa Peserta Didik Di Era Globalisasi Pada SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun
20112012.
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Bagaimanakah Peran aktifitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun
karakteristik budaya bangsa peserta didik di era globalisasi.
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis
Secara teorits penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep- konsep Ilmu pendidikan , khususnya pendidikan kewarganegaraan
dengan kajian pendidikan Moral Pancasila.
b. Kegunaan Praktis
Sebagai bahan kajian dan masukan bagi para guru SMP untuk lebih dapat menanamkan nilai-nilai luhur, etika dan norma bangsa kita, agar
tetap teguh berdiri tanpa harus terpengaruh oleh pesatnya masa Globalisasi.
F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini dalam ruang lingkup Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dengan wilayah kajian Pendidikan Moral
Pancasila yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran dan Karakter Budaya Bangsa Peserta Didik.
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 21 Bandar Lampung pada Tahun Pelajaran 20112012.
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 21 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 20112012.
5. Ruang Lingkup Waktu