Pengertian Sumber Daya Manusia SDM Teori

15

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia SDM

Sumber daya manusia SDM merupakan salah satu faktor produksi input yang harus dimiliki oleh setiap institusi atau organisasi, dimana keberadaannya dianggap menjadi kunci utama dalam mencapai keberhasilan suatu organisasi. Sudarmanto 2009: 2 mendefinisikan bahwa sumber daya manusia SDM merupakan salah satu faktor yang sangat strategis dan fundamental dalam organisasi. Jika dibandingkan dengan faktor lain, sumber daya manusia adalah aset yang paling berharga. Peranan sumber daya manusia akan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia SDM merupakan faktor penting selain modal dan teknologi dalam penentu keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan, dimana sumber daya manusia tersebut adalah tenaga kerja atau pegawai yang memiliki kemampuan dalam mencapai visi dan misi suatu organisasi.

2.2. Teori

Human Capital Secara teoritis, pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber Daya Manusia ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai teknologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Untuk mencapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas maka dibutuhkannya pembentukan modal manusia Human Capital. Pembentukan modal manusia ini merupakan suatu alat untuk memperoleh sejumlah manusia yang memiliki karakter yang kuat dan dapat digunakan sebagai modal penting dalam pembangunan. Karakter yang dimiliki sumber daya manusia dapat berupa tingkat keahlian dan tingkat pendidikan masyarakat. Sehingga konsep dalam human capital adalah lebih memandang manusia sebagai aset dikarenakan manusia memiliki kelebihan diantaranya kemampuan manusia apabila digunakan dan disebarkan tidak akan berkurang melainkan bertambah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi, manusia mampu mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan manusia mampu berbagi kecerdasan dengan pihak lain. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa yang akan datang bagi suatu organisasi Malhotra 2003 dan Bontis 2002 dalam Rachmawati dan Wulani 2004. Konsep human capital telah ada dalam literatur ilmu ekonomi dan statistik hampir selama 300 tahun Abbas 2001:989. Kendati demikian konsep tersebut dikaji lebih lanjut secara mendalam oleh Mincer 1958, Schultz 1961, dan Becker 1962 yang sekarang dikenal sebagai pemrakarsa teori human capital. Maulana 2015: 163 menyatakan bahwa human capital dapat didefinisikan sebagai bentuk modal yang tidak tampak secara fisik, terkait dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki manusia yang dapat diperoleh melalui lama sekolah ataupun pelatihan yang berguna untuk produksi barang dan jasa. Sejalan dengan definisi tersebut, Kumar 2006 juga menyatakan terdapat 4 jalur human capital dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : 1. Human capital masuk sebagai suatu faktor input fungsi produksi. 2. Akumulasi human capital menghasilkan ekternalitas positif, para anggota menjadi lebih produktif. Hal ini menyebabkan pertumbuhan endogen. 3. Akumulasi human capital menginduksi inovasi yang lebih besar dan lebih banyak Research and Development RD. Hal ini menyebabkan pertumbuhan endogen. Akumulasi human capital dapat mempengaruhi investasi modal fisik dan menciptakan efek urutan kedua pada kinerja pertumbuhan. Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan Theodore Schultz 1960 bahwa pendidikan merupakan suatu bentuk investasi dalam pembangunan dan bukan merupakan suatu bentuk investasi. Dalam perkembangannya, Schultz memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan memposisikan manusia sebagai fokus utama dalam pembangunan dan telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu bangsanegara. Hal ini dapat dicapai melalui terjadinya pengingkatan keahlian atau keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja.

2.3. Tenaga Kerja