Tabel 2 menunjukan banyaknya jumlah Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN di Kota Metro beserta jumlah murid dan guru yang mengajar.
Sebagai bagian dari program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Metro diharapkan dengan adanya bus sekolah tersebut maka akan mempermudah
transportasi bagi siswa untuk menuju sekolah. Program bus sekolah gratis ini diadakan kerena untuk memenuhi kebutuhan transportasi ke sekolah bagi para
pelajar. Hal tersebut dikarenakan tidak semua sekolah di Kota Metro mendapatkan akses dari angkutan umum.
Kota Metro yang memiliki visi menjadi sebuah Kota Pendidikan, maka seluruh program mengenai dunia pendidikan harus terimplementasi dengan
baik. Mulai dari tenaga pengajar, sarana dan prasarana tiap sekolah, hingga bus antar jemput yang disediakan oleh pemerintah, sehingga pemerintah harus
bekerja ekstra dalam mengimplementasikan setiap program kebijakan yang mendukung terwujudnya Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Udoji dalam Agustino 2008:140 mengatakan bahwa: pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh
lebih penting dari pada pembuatan kebijakan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui implementasi dari pengadaan program bus sekolah gratis di
Kota Metro, dan masalah implementasi program bus tersebut dapat dikaitkan dengan dimensi kinerja menurut Ripley 1986 yaitu dimensi cakupan, akses,
bias, frekuensi, ketetapan layanan, akuntabilitas serta kesesuaian program dengan kebutuhan. Berangkat dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengkaji dan mengangkat judul penelitian ”Implementasi Program Bus Sekolah Gratis Di Kota Metro”
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Implementasi Program Bus Sekolah
Gratis Di Kota Metro?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Implementasi Program Bus Sekolah Gratis Di Kota
Metro.”
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian meliputi dua aspek yaitu 1 secara teoritisi penelitian ini dapat menambah penelitiankajian dalam Ilmu Administrasi Negara
khususnya tentang implementasi kebijakan publik dan 2 secara praktis penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi instansi dan pihak - pihak
terkait dalam membuat dan menyempurnakan Program Bus Sekolah Gratis Di Kota Metro.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik
1. Pengertian Kebijakan Publik
Sangat banyak definisi mengenai apa yang disebut dengan kebijakan publik, pada setiap definisi memiliki penekanan yang berbeda pula. Banyaknya
perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang yang dimiliki oleh para ahli. Menurut Dye dalam Suharto 2005: 44 kebijakan publik adalah
“whatever governments choose to do or not to do”.
Menurut William N Dunn dalam Pasolong 2010: 39, mengatakan bahwa: “Kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling
berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang- bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan,
energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perekonomian dan lain-lain”
Sementara Friedrich dalam Agustino, 2008: 7 mengungkapkan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian tindakankegiatan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan-hambatan kesulitan-kesulitan
dan kemungkinan-
kemungkinan kesempatan-kesempatan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Berdasarkan pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan publik adalah suatu keputusan atau tindakan yang
diputuskan oleh suatu lembaga atau pejabat pemerintah yang bertujuan untuk mengatur masyarakat demi terciptanya kesejahteraan. Berdasarkan hal
tersebut Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro diharapkan dapat
menciptakan kesejahteraan di dalam masyrakat.
2. Jenis-jenis Kebijakan Publik
Menurut James E. Anderson dalam Agustino 2008: 86-95 jenis-jenis kebijakan publik sebagai berikut:
a. Substantive and Procedural Policies 1. Substantive Policy, suatu kebijakan dilihat dari substansi masalah yang
dihadapi oleh pemerintah. 2. Procedural Policy, suatu kebijakan dilihat dari pihak pihak yang terlibat
dalam perumusannya Policy Stakeholders. b. Distributive, Redistributive and Reegulatory Policies
1. Distributive Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanankeuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok
atau perusahaan-perusahaan. 2. Redistributive Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan
alokasi kekayaan, pemilikan atau hak-hak.
3. Regulatory Policy,
suatu kebijakan
yang mengatur
tentang pembatasanpelarangan terhadap perbuatan atau tindakan.
c. Material Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian atau penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya.
d. Public Goods and Private Goods Policies, suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang atau pelayanan-pelayanan oleh
pemerintah, untuk kepentingan orang banyak.
3. Tahapan-tahapan Pada Kebijakan Publik
Dunn 2003: 22, proses kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis,
aktivitas politis tersebut divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling tergantung yang diatur menurut urutan waktu.
Sementara Winarno 2012: 35 mengemukakan bahwa proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak
proses maupun variabel yang harus dikaji. Proses-proses penyusunan kebijakan publik tersebut dibagi kedalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
kebijakan publik adalah sebagai berikut: a.
Tahap Penyusunan Agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah