Tanggung Jawab Isteri Terhadap Hutang Yang Diperbuat Suami...

TANGGUNG JAWAB ISTERI TERHADAP HUTANG
YANG DIPERBUAT SUAMI DENGAN
MENJAMINKAN HARTA BERSAMA
(PENELITIAN DI KOTA MEDAN)

TESIS

Oleh :

NONI WANTI
017011046/MKn

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2005
Noni Wanti : Tanggung Jawab Isteri Terhadap Hutang Yang Diperbuat Suami Dengan Menjaminkan…, 2005
USU Repository © 2007

TANGGUNG JAWAB ISTERI TERHADAP HUTANG YANG
DIPERBUAT SUAMI DENGAN MENJAMINKAN HARTA BERSAMA

(PENELITIAN DI KOTA MEDAN)
NONI WANTI
RUNTUNG SITEPU
IMAN JAUHARI
SYAFRUDDIN HASIBUAN
INTISARI
Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban antara masing-masing suami isteri
secara seimbang. Suami sebagai kepala keluarga harus melindungi isterinya dan isteri
wajib mengatur urusan rumah tangga. Di dalam keluarga biasanya ada harta kekayaan
baik harta bersama maupun harta bawaan. Harta kekayaan dapat menjadi pendukung
kebahagiaan dalam rumah tangga dan sebaliknya menjadi sumber perselisihan. Untuk itu
penentuan status harta perkawinan adalah sesuatu yang urgen agar tidak terjadi sengketa
perkawinan dalam rumah tangga. Bentuk harta bersama adalah aktiva dan
passiva. Menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan bahwa terhadap harta bersama suami atau isteri dapat bertindak atas dasar
persetujuan kedua belah pihak. Namun dalam prakteknya masih banyak suami
yang nakal karena menjaminkan atau mengagunkan harta bersama secara diam-diam
atau tanpa persetujuan isteri terlebih dahulu. Hal ini dapat diketahui dengan adanya 29
gugatan isteri terhadap suami untuk kurun waktu dari tahun 2000-2004 di Pengadilan
Negeri Medan.

Bertolak dan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah antara lain:
mengenai penerapan ketentuan tentang hal-hal yang termasuk harta bersama di
Pengadilan Negeri Medan, syarat-syarat agar hutang yang dibuat suami menjadi
harta bersama dalam perkawinan dan tentang tanggung jawab isteri terhadap perjanjian
hutang yang diperbuat oleh suami dengan menjaminkan harta bersama.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dipilihnya Kota Medan sebagai lokasi
penelitian dengan pertimbangan bahwa kota Medan sebagai Propinsi Sumatera Utara.
Pemilihan sampling dilakukan dengan purposive sampling dan sebagai responden adalah 2
orang Hakim di Pengadilan Negeri Medan, 15 orang para ibu rumah tangga, 2 orang
pengacara dan 2 orang Notaris serta 5 putusan Pengadilan Negeri Medan
untuk menunjang keakuratan data.
Dan hasil penelitian dilapangan diperoleh bahwa dalam memperhitungkan hutang
suami sebagai harta bersama baik benda berwujud ataupun tidak berwujud didasarkan
kepada persetujuan bersama dan isteri yang dilakukan dengan tidak secara
terpaksa kemudian peruntukkan hutang tersebut haruslah untuk kepentingan keluarga
bukan kepentingan pribadi suami ataupun kepentingan pihak ketiga.

1)
2)
3)

4)

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan USU-Medan
Dosen Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan USU-Medan
Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Dosen Sekolah Pascasarjana Kenotariatan USU-Medan

Noni Wanti : Tanggung Jawab Isteri Terhadap Hutang Yang Diperbuat Suami Dengan Menjaminkan…, 2005
USU Repository © 2007

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan dan beberapa saran
disampaikan bahwa masih ada dijumpai inkosistensi keputusan hakim
dalam memperhitungkan hutang suami menjadi harta bersama yaitu hanya didasarkan
kepada peruntukan hutang untuk kepentingan keluarga tanpa memperhatikan ada
tidaknya persetujuan bersama dari isteri. Oleh karena itu masalah hutang dalam
perkawinan perlu diatur secara lebih rinci guna menghindari kerugian di satu pihak dan
kerugian pada pihak lain yaitu kreditur. Disarankan kepada suami isteri untuk membuat
daftar bersama suami isteri terhadap berbagai jenis dan bentuk serta waktu timbulnya harta
perkawinan sehingga ketika terjadi hutang dalam perkawinan dapat diketahui harta mana
yang menjadi hutang bersama dalam perkawinan.


Kata Kunci

:
- Tanggung Jawab Isteri
- Hutang
- Harta Bersama

Noni Wanti : Tanggung Jawab Isteri Terhadap Hutang Yang Diperbuat Suami Dengan Menjaminkan…, 2005
USU Repository © 2007

LIABILITY OF WIFE THE HUSBAND’S DEBT BY
GUARANTING A GENERALIZED PROPERTY
ABSTRACT
NONI WANTI
RUNTUNG SITEPU
IMAN JAUHARI
SYAFRUDDIN HASIBUAN
Marriage results in right and obligation between husband and wife
proportionally. Husband as the household head has to protect him wife and the wife

is obligated to manage the household. In a family, there usually either generalized
property or inherited property. Property may e support of happiness in a household and
on the contrary, it may result in a dispute. Four that reason, determination of marital
property status is an urgent thing in order to avoid of marital property in household
(family). The generalized property includes not only tangible but also intangible such
as right and obligation (debt and receivable) or asset and liability. According to the
Article 36 verse (1) of the Laws No.1 of 1974 regarding a marriage that for the
generalized property, husband or wife can acts on the base of mutual consensus. In
fact, however there still many husbands who acted fraudly due to guarantee the
generalized property hidden or without prior permit of their individual wives. It can be
indicated by 29 sues submitted by some wives since 2000 until 2004 in the Civil Court
Medan.
Based on the description above, the problem of study can be formulated as : how
implement the laws related to the generalized property in the Civil Court Medan, what
requirements that any debt received by the husband may be a generalized property in a
marriage and how liability of a wife on the agreement of debt received by husband by
guarantying the generalized property.
The present study is a descriptive analysis under which the selection of Medan
to be location. The sampling used a purposive sampling consisting of 2 judges in the
Civil Court Medan , 15 housewives, 2 notaries public, and 5 judicial decisions of the

Civil Court Medan to support the data accuracy.
From the results of such study, it can be known that the consideration of any debt
received by the husband’s has to be based on a mutual consensus and the utilization
of debt has to more emphasize on a household requirement rather than
individual requirement. However there was an inconsistency of judge's decision found in
considering the husband’s debt to be generalized property that was only based on
the utilization, namely for household requirement without considering the presence or
absence of mutual agreement of both husband and wife therefore the problem of
debt in a marriage is required to arrange in more detail to avoid any lost or fraud of
one or another party and even to avoid any possible lost of creditor.
Key Words

: Liability of wife
: Husband's debt
: Generalized property

Noni Wanti : Tanggung Jawab Isteri Terhadap Hutang Yang Diperbuat Suami Dengan Menjaminkan…, 2005
USU Repository © 2007