Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif

8. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif

Kotler dalam Durianto 2003: 11, menyatakan bahwa program periklanan harus disusun dengan memperhatikan lima M agar menghasilkan iklan yang efektif, yaitu: 1. Mission misi Dalam hal ini, tujuan periklanan harus jelas agar perusahaan mampu mencapai apa yang diinginkan dan direncanakan sebelumnya. 2. Money uang Anggaran biaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran iklan, apabila perusahaan menggunakan dana besar maka kegiatan iklannya akan lebih efektif dibandingkan dengan dana yang terbatas. 3. Message pesan Iklan harus mengandung pesan yang jelas sehingga audiens mengerti apa yang disampaikan.Iklan yang jelas mampu mengkomunikasikan maksud dan tujuan dari iklan yang ditayangkan. 4. Media media Dalam pemilihan media, sebaiknya memilih mediaapa yang paling efektif dan efisien untuk mengiklankan sebuah produk. 5. Measurement pengukuran Untuk menghasilkan iklan yang efektif, maka harus mengetahui bagaimana cara mengevaluasi efektivitas iklan. Durianto 2003: 18 mengatakan bahwa jika perusahaan ingin membuat sebuah iklan yang efektif harus dibutukan strategi. Menurut Durianto ada 4 poin strategi yang bisa dilakukan oleh suatu perusahan dalam beriklan, strategi yang dimaksud antara lain: 1. What to say What to say adalah tema sentral yang ingin disampaikan oleh pemasar melalui iklan yang telah mereka buat. Penetapannya di dalam iklan merupakan suatu keputusan strategis yang akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalannya iklan. Dasar pertimbangan mengapa kampanye iklan yang efektif hanya dilandaskan pada satu tema sentral adalah keterbatasan daya ingat manusia sebagai konsumen dan pemirsa. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa manusia memiliki daya ingat yang sangat terbatas, padahal di pasaran terdapat banyak sekali merek atau produk yang diiklankan. Dengan menggunakan satu tema sentral, kemungkinan diingatnya suatu pesan iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada digunakan beberapa tema. Dalam prakteknya, beberapa strategi penyampaian pesan what to say yang sering digunakan adalah: a. Produk Benefit Feature Oriented Advertising Produk benefit atau feature oriented advertising adalah strategi periklanan yang mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan suatu produk kepada konsumen. Iklan ini akan sangat berpengaruh apabila manfaat dari produk ini terlihat berbeda unik dibandingkan dengan kompetitor. Biasanya yang sukses dengan strategi ini adalah produsen yang menggunakan dan terus setia dengan satu tema sentral saja. b. Brand Image Oriented Advertising Brand image oriented advertising adalah strategi periklanan yang lebih mengedepankan pada citra merek, sehingga pada akhirnya hal ini akan bermuara pada penciptaan suatu image atau personality tertentu. c. Problem andor Opportunity Oriented Advertising Strategi ini dipakai oleh iklan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang dari oleh produk yang diiklankan. Dalam iklan dengan strategi ini, suatu permasalahan yang mungkin muncul coba dinetralisir, dan seringkali iklan ini mencoba mencari manfaat baru dari suatu produk. d. Competitive Positioning Oriented Advertising Alasan utama para pengusung teori strategi positioning ini adalah karena suatu manfaat maupun merek sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hampir semua pengiklan menggunakan strategi tersebut. Dianggap kita tidak bisa lagi bersaing hanya dengan menonjolkan manfaat dan merek, kita harus mampu membentuk positioning produk di benak konsumen. 2. How to say Poin yang kedua adalah how to say. Hal ini terkait dengan bagaimana menyampaikan pesan iklan secara kreatif dari satu tema yang telah dipilih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kreativitas suatu iklan, antara lain: a. Directed creativity Dalam hal ini berarti harus ada kesesuaian antara kreativitas yang ingin ditampilkan dengan what to say yang telah dipilih. b. Brand name exposure Brand name exposure terdiri dari individual brand name merek produk dan company brand name nama perusahaan. Ketika suatu iklan dibuat, idealnya iklan tersebut harus mampu mengangkat dua brand ini secara bersama-sama. c. Positive unique Kesan positif harus muncul ketika iklan tersebut ditampilkan, jangan sampai konsumen memiliki asosiasi yang negatif tentang produk tersebut. Asosiasi negatif ini bisa muncul karena penafsiran dari suatu iklan yang salah yang disebabkan kurang mampunya iklan menyampaikan pesan. d. Selectivity Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan endoser, struktur pesan, dan isi pesan message content. Struktur pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks. Sedangkan isi pesan sendiri ada 3 yaitu rasional untuk barang-barang industri, emosional barang konsumsi dan moral untuk iklan layanan masyarakat. 3. How much to say Pada poin ketiga yaitu how much to say sangat terkait dengan berapa biaya iklan yang harus dikeluarkan. Ada tiga teknik yang dapat digunakan yaitu dari persentase penjualan, kemampuan perusahaan, dan banyaknya biaya iklan yang dikeluarkan oleh pesaing. Perlu diperhatikan, bahwa tingginya biaya bersifat relatif, tergantung pada tingkat penjualan. 4. Where to say Poin keempat adalah where to say, berarti memfokuskan dalam pemilihan media, dimana perusahaan harus menekankan pada efektivitas media yang akan digunakan. Strategi memegang peranan penting dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi juga mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan setiap iklan.

9. Pengukuran Efektivitas Periklanan