Pupuk Nitrogen TINJAUAN PUSTAKA

secara langsung, kompos azolla ini juga bisa dengan pasir dan tanah kebun dengan perbandingan 3 : 1 : 1.

B. Pupuk Nitrogen

Pemupukan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unsur bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan normal. Sutejo 1999 mengemukakan bahwa unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun adalah N, dengan pemberian nitrogen pada tanaman, umumnya akan menghasilkan jumlah daun yang banyak. Lingga 2001 menyatakan bahwa nitrogen sangat berperan bagi tanaman terutama untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein lemak, dan berbagai persenyawaan lainnya. Nitrogen di dalam tanah dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu organik dan anorganik Hakim dkk., 1986. Tanaman menyerap N dalam bentuk anorganik yaitu dalam bentuk anion nitrat NO 3 - , dan kation ammonium NH 4 + Sutejo, 1999. Kerusakan lingkungan akibat pemupukan N yang berlebihan disebabkan adanya emisi gas N 2 O pada proses amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi. Menurut Partohardjono 1999 dalam Megasari 2009, emisi gas N 2 O dipengaruhi oleh takaran pupuk N yang diberikan; makin tinggi takaran N, makin besar emisi gas N 2 O. Menurut Altieri 2000, pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi pencemaran lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan anorganik yang terus- menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organik, merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk padi sawah irigasi Dobermann dan Fairhurst 2000, Witt dan Dobermann 2002 dalam Syafrudin et al., 1998

C. Permasalahan Tanah Ultisol dan Kendalanya untuk Budidaya Jagung