Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan

(1)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI INDO TRISAKA MEDAN

Diajukan Oleh

INDRA ATMAJA PUTRA LUBIS

062102041

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.


(3)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.


(4)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.


(5)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan “Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik materil mapun moril, maka dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma

III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini..

4. Bapak Edy Panusunan, selaku Pimpinan PT. Asuransi Indo Trisaka Medan dan seluruh staf karyawan yang telah memberikan kesempatan pada


(6)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ayahanda Ahlannadi Lubis dan Ibunda Mujiati yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang yang begitu besar hingga akhirnya penulis menjadi seperti sekarang ini. Tiada ada kata yang pantas diucapkan selain terima kasih untuk semua ini.

Akhirnya, semoga apa yang tertuang dalam tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis dan pihak lain yang memerlukan.

Medan, Desember 2009 Penulis

( Indra Atmaja Putra Lubis)


(7)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………... i

Daftar Isi ……….. iii

Daftar Tabel... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Permasalahan………... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………... 3

D. Sistematika Penelitian ……….. 3

BAB II : PT. ASURANSI INDO TRISAKA MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan……… 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan……….. 8

C. Jaringan Usaha Terkini..………. 11

D. Kinerja Usaha Terkini ………... 13

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Aktiva Tetap ………. 14

B. Jenis-jenis Aktiva Tetap ……… 16

C. Cara Perolehan dan Penyusutan Aktiva Tetap 18

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ……….... 36


(8)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

B. Saran ……….. 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN


(9)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Kegiatan Penulisan Tugas Akhir ... 4 TABEL 1.2 Penyusutan Mesin Dengan Metode Angka Tahun... 29


(10)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perekonomian suatu negara mempengaruhi perkembangan negara tersebut dengan perekonomian yang sehat dan stabil mempermudah masyarakat menuju cita- cita yang diinginkan sebagai masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap negara. Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, perusahaan jasa maupun perusahaan dagang tentu memiliki aktiva tetap. Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan terus-menerus dalam proses produksi, selama taksiran umur ekonomis aktiva tersebut.

Aktiva tetap pada umumnya terdiri dari tanah, kendaraan, mesin, gedung dan harta berwujud lainnya yang digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual. Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, dan setiap cara akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Adapun cara tersebut dapat berupa pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah. Aktiva tetap merupakan salah satu sumber daya atau kekayaan yang harus mendapat perhatian besar. Oleh karena itu pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya operasional perusahaan dengan lancar. Bila aktiva tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan aktiva tetap menyebabkan terganggunya kegiatan perusahaan.


(11)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan rumit. Sistem pengawasan dimulai dari saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap sampai disposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomis, kesalahan penyusutan aktiva tetap dan pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahan sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat pengawasan intern yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berterima secara umum.

Dari uraian di atas, maka peneliti memilih “Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap pada PT Asuransi Indo Trisaka Medan ”.

B. Permasalahan

Pengelolaan aktiva tetap seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba merumuskan masalah Apakah internal kontrol terhadap aktiva tetap pada perusahaan telah dilaksanakan secara efektif ?


(12)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengawasan intern terhadap aktiva tetap telah dilaksanakan secara efektif.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yaitu :

a. Sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan penilaian yang baik terhadap aktiva tetap,

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti jika dikemudian hari diminta pendapat mengenai pengawasan intern terhadap aktiva tetap,

c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti berikutnya untuk menyempurnakan penelitian pada topik yang sama agar hasil penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian terdiri atas Jadwal penelitian dan Laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal survei terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari berbagai persiapan mebellaksanakan survei, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk


(13)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel jadwal penelitian berikut ini :

Tabel 1.1

Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

NO Kegiatan

September Nopember

Minggu Minggu

I II III IV I II III IV A. Persiapan

1. Pelaksanaan survei untuk mendapatkan topik tugas akhir. 2. Bimbingan untuk pelaksanaan

tugas akhir. B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data perusahaan.

4. Pengolahan data perusahaan dalam penyusunan tugas akhir. C. Pelaporan

5. Bimbingan untuk penulisan BAB I Tugas Akhir.

6. Bimbingan untuk penulisan BAB II Tugas Akhir.

7. Penulisan untuk BAB III tugas akhir.

8. Penulisan untuk BAB IV tugas akhir.

9. Bimbingan Tahap Akhir dalam penyusunan tugas akhir.

10. Penyempurnaan Tugas Akhir.

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab yaitu, bab pendahuluan, profil PT.Asuransi Indo Trisaka Medan, topik penelitian, dan penutup. Pada Bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan


(14)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

manfaat penelitian, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. Pada bab selanjutnya diuraikan mengenai profil dari PT.Asuransi Indo Trisaka Medan, sejarah ringkas perusahaan, jenis usaha kegiatan, struktur organisasi dan personalia, job deskripsi, , kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan. Pada bab selanjutnya, peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa. Dalam bab ini penulis mencoba memberikan analisa dan evaluasi terhadap perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, penggantian aktiva tetap, dan pengawasan aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian. Pada bab selanjutnya yaitu penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada PT.Asuransi Indo Trisaka Medan dalam menunjang kemajuan perusahaan yang akan datang.


(15)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

BAB II

PT. ASURANSI INDO TRISAKA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Asuransi Indo Trisaka adalah perusahaan asuransi yang sebagian dari staf dan segenap jajaran pimpinan perusahaan telah sarat dengan pengalaman puluhan tahun dalam menangani bisnis asuransi, sehingga tidak ada alasan bagi siapapun untuk ragu atas kemampuan dan kredibilitas perusahaan. PT. Asuransi Indo Trisaka d/h PT. Asuransi Inda Tamporok (AIT) berdiri pada 17 April 1964 dan disahkan oleh Menteri Keuangan R.I. pada 27 Juni 1964. Pada tahun 1970, AIT bergabung dengan perusahaan The New Zealand Insurance Company Limited dan menjadi perusahaan asuransi patungan Indonesia. Salah satu pendiri PT. Asuransi Inda Tamporok adalah almarhum Bapak Victor Bernard Tumbelaka yang merupakan salah seorang Asuransi Kerugian Indonesia dan juga menjabat sebagai Presiden Direktur ke II (1974-1989). Pada tanggal 28 September 1990, The New Zealand Insurance Company Limited mengalihkan semua saham nasional dan AIT berubah statusnya menjadi salah satu perusahaan asuransi nasional Indonesia. Sejak saat itu, AIT menjadi 100% perusahaan asuransi umum nasional, yang merupakan salah satu dari beberapa perusahaan asuransi umum yang dilatih secara internasional.

Akte pendirian perusahaan dan perubahan-perubahannya telah mendapat pengesahaan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No. C2-2926 HT.01.04.TH 1992 tertanggal 13 April 1992 berlaku


(16)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

akibat restruktural Permodalan dan Manajemen. AIT telah mendapat Ijin Operasional Bisnis dari Menteri Keuangan Republik Indonesia o.q. Direktorat Jenderal Moneter No. Kep-8435/MD/1986 tertanggal 30 Desember 1986. Sesuai dengan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Asuransi Inda Tamporok pada tanggal 28 Juni 2004, dan sesuai dengan surat pengesahan dari Departemen Hukum Dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-27284 HT.01.01.TH.2004 tertanggal 1 November 2004 dan surat persetujuan Departemen Keuangan R.I. Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Direktur Asuransi No. S.1081/MK.5/2004 tanggal 20 Desember 2004, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 2005, nama perusahaan adalah PT. Asuransi Indo Trisaka. Kebanggaan dari perusahaan PT. Asuransi Indo Trisaka yaitu masih mampu eksis mulai sejak tahun 1964 hingga saat ini, walaupun telah berganti kepemilikan dan berganti nama, namun tidak menyurutkan semangat dan tujuan utama perusahaan yaitu dapat membantu dalam memajukan negara dan dapat mengurangi pengangguran tenaga kerja.

Perusahaan masih terbatas dalam membantu masyarakat untuk dapat mengurangi resiko yang dihadapi dalam bidang asuransi umum (kerugian). Akan tetapi, perusahaan tetap berharap tujuan akan lebih berkembang ke bidang asuransi lainnya. Tantangan ke depan bukanlah hal yang mudah dengan globalisasi ekonomi dan perkembangan baik secara nasional dan internasional, namun dengan penuh keyakinan perusahaan mampu untuk bersaing dengan sehat dan maju berkembang. Pada saat ini, AIT dikelola oleh para pelaksana AIT yang memiliki latar belakang pengalaman yang lama, dan penuh dedikasi untuk


(17)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

mempertahankan dan memberi prioritas pada tujuan untuk memenuhi kepuasan nasabah.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap organisasi pada hakekatnya adalah perwujudan dari suatu kerjasama secara bersama bertanggung jawab dan teratur, hal ini digambarkan dalam struktur organisasi yang secara sistematis yang menunjukkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab, dan tugas yang berbeda-beda dalam organisasi. Pengorganisasian berguna untuk mempersatukan orang-orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan harus ditentukan alat-alat mana yang sesuai, siapa pemegang kunci atau jabatan yang melakukannya dan setiap manajer memiliki wewenang untuk mengatur devisi masing-masing. Untuk kelancaran tugas-tugas direksi dalam memimpin dan mengelola perusahaan maka telah diatur tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota direksi.

Sebagaimana yang tertera pada bagan struktur organisasi PT. Asuransi Indo Trisaka cabang Medan, maka tugas-tugas pokok tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Kantor perwakilan sumatera pada operasionalnya membawahi kantor cabang. Masing-masing kantor cabang dipimpin oleh seorang kepala cabang dengan tugas pokok sebagai berikut :


(18)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

1. Memimpin perusahaan.

2. Bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya di dalam dan di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya,

3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan bidang usaha di daerah cabang,

4. Bertanggung jawab atas terciptanya citra baik PT. Asuransi indo trisaka di lingkungan cabang,

5. Bertanggung jawab atas pelaporan kegiatan cabang ke kantor perwakilan sumatera,

6. Menyimpan komunikasi baik secara lisan ataupun tulisan dengan setiap unit kerja yang ada pada organisasi perusahaan dalam kaitannya dalam perusahaan, 7. Memutuskan dan menentukan urutan prioritas atas kewenangannya,

8. Menyimpan, mengatur, dan memelihara arsip-arsip dokumen serta surat berharga lainnya yang diperlukan dalam kegiatan perusahaan.

2. Manajer Klaim/Tehnik.

Bagian klaim dibantu oleh dua orang sub bagian klaim dan satu orang sub bagian tehnik, dengan tugas pokok sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta pengamanan sumber daya didalam dan dilingkungan unit kerja yang dipimpinnya,


(19)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

3. Membuat estimasi harga dan perhitungan untuk semua pembayaran yang berhubungan dengan biaya asuransi dan pertanggungan kumpulan,

4. Memberikan pelayanan terhadap pemegang polis atas segala bentuk mutasi polis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam syarat-syarat polis pertanggungan perorangan,

5. Berorganisasi dengan bengkel mengenai harga perbaikan, 6. Memeriksa hasil kerja bengkel,

7. Mengeluarkan surat perintah kerja kepada bengkel untuk mengerjakan klaim yang diadukan sipemegang polis.

3. Manajer Keuangan/Akuntansi

Kepala bagian keuangan dibantu oleh satu orang sub bagian keuangan dan akuntansi, dengan tugas pokok sebagai berikut :

1. Melakukan entri data pertanggungjawaban kas (PJK), pertanggungjawaban bank (PJB) dan memorial,

2. Menyelenggarakan buku-buku tambahan sektor keuangan, akuntansi, investasi, personalia, diklat, dan umum,

3. Melakukan rekonsiliasi bank,

4. Membuat lampiran neraca sektor keuangan, akuntansi, dan investasi, 5. Mengerjakan kartu penyalahgunaan uang perusahaan (PUP),

6. Mengelola arsip, dokumen, dan surat-menyurat yang berkaitan dengan keuangan,


(20)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

8. Memeriksa laporan keuangan bulanan dan memeriksa lampiran neraca.

4. Manajer Pemasaran

Kepala bagian pemasaran dibantu oleh dua orang asisten kepala bagian pemasaran dan membawahi tiga orang sub bagian pemasaran dimana tugas pokok sebagai berikut :

1. Memeriksa kebenaran bon dan pengembalian kuitansi penagih serta mencoret bon kuitansi,

2. Mempersiapkan bahan untuk pengadaan agen dan penagih, 3. Mendistribusikan portofolio penagih,

4. Memeriksa peredaran kuitansi premi dan kuitansi investasi, 5. Menyediakan perlengkapan akuisisi,

6. Membuat laporan aktivitas dan monitoring agen/penagih, 7. Memeriksa slip setoran agen dan penagih,

8. Mendistribusikan kuitansi kepada penagih,

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

C. Jaringan Usaha Terkini

Bidang usaha asuransi yang dilaksanakan oleh PT. Asuransi Indo Trisaka sebagai berikut :

1. Asuransi kebakaran,

2. Asuransi kendaraan bermotor, 3. Asuransi pengangkutan barang, 4. Asuransi kapal laut


(21)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

6. Asuransi konstruksi,

7. Asuransi peralatan-peralatan berat 8. Asuransi pemasangan mesin, 9. Asuransi peralatan elektronik, 10. Asuransi kerusakan mesin-mesin,

11. Asuransi gangguan usaha akibat kerusakan mesin, 12. Asuransi uang dalam pengangkutan,

13. Asuransi uang dalam lemari besi, 14. Asuransi uang diruang kasir, 15. Asuransi kebongkaran, 16. Asuransi tanggung gugat, 17. Asuransi pembangunan kapal, 18. Asuransi bejana bertekanan, 19. Asuransi perjalanan,

20. Asuransi semua resiko,

21. Asuransi kecelakaan diri resiko penerbangan/pelayaran, 22. Asuransi wisatawan,

23. Asuransi drilling rig, 24. Surety bond,

25. Jaminan penawaran, 26. Jaminan pelaksanaan,

27. Jaminan pembayaran uang muka, 28. Jaminan pemeliharaan,


(22)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

D. Kinerja Usaha Terkini

Perusahaan turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan Nasional pada umumnya, khusus di sub sektor jasa asuransi dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat.


(23)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

BAB III

TOPIK PENELITIAN

Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan penulis ke PT.Asuransi Indo Trisaka.

A. Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititikberatkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh PT.Asuransi Indo Trisaka.

Menurut Mulyadi (2001) pengertian aktiva tetap adalah :

“Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakn kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) pengertian aktiva adalah : “ aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.


(24)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun tidak langsung,

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat tersebut,

3. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milk perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aktiva yang tidak berwujud dapat berupa hak atas sesuatu seperti hak paten, copyright, dan lain sebagainya. Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess, (1994) pengertian aktiva tetap adalah :

“Aktiva adalah aktiva berumur panjang yang sifatnya permanent, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan”.

Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain :

a) Berwujud,


(25)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

c) Masa operasinya lebih dari satu tahun atau dalam jangka waktu relative lama,

d) Nilainya besar, e) Tidak untuk dijual.

Menurut PT.Asuransi Indo Trisaka pengertian aktiva tetap adalah :

“ aktiva perusahaan yang sifatnya relatif tetap yang sifatnya berwujud, digunakan dalam operasi perusahaan, dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi”.

Sesuai dengan perbandingan di atas, pengertian aktiva tetap pada PT.Asuransi Indo Trisaka telah telah disesuaikan dengan Standar. Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

B. Jenis-jenis aktiva tetap

Dapat dikelompokkan dalam beberapa segi yaitu : 1. Substansi

Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Tangible fixed asset ( aktiva berwujud )


(26)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

b. Intangible fixed asset ( Aktiva tidak berwujud )

contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.

c. Umur

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Menurut Mulyadi, ( 2001) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement), b. Gedung dan perbaikan gedung,

c. Mesin, d. Meubel,

e. Kendaraan-kendaraan

PT. Asuransi Indo Trisaka mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam empat kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

a. Tanah, B. Bangunan, C. Kendaraan,

D. Peralatan kantor, dapat dibagi atas : a) Computer,


(27)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

b)Peralatan kantor lainnya.

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada PT.Asuransi Indo Trisaka telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan diman aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yamg dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

C. Cara Perolehan dan Penyusutan Aktiva Tetap 1. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi ( non refundable ), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat diretribusikan secara langsung adalah :


(28)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

b. Biaya penyusutan awal, biaya simpan dan bongkar merk, c. Biaya pemasangan,

d. Biaya professional, seperti arsitek, seperti arsitek dan insinyur.

Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain :

a. Pembelian Tunai

Pembelian suatu aktiva tetap secara tunai biasa dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan, aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan.

Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Niswonger-Fess-Warren (1990) berpendapat bahwa :“Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut di tempat dan siap untuk dipakai. Pajak pertambahan nilai, ongkos angkut, asuransi selama aktiva dalam perjalanan, fondasi khusus dan biaya pemasangan harus ditambahkan ke harga pembelian aktiva tetap yang bersangkutan”. Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya-biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perlu diperhatikan.


(29)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :

Aktiva Tetap xxx

Kas xxx

b. Pembelian Kredit

Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangakan selisih antara nilai yunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsure bunga dan financing cost yang terdapat didalamnya harus dikeluarkan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu harus dicatat dalam perkiraan beban bunga. Apabila aktiva tetap diperoleh angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan :

1) Secara flat,

2) Berdasarkan sisa hutang

Jurnal untuk pembelian yang dilakukan secara kredit adalah :

Aktiva Tetap xxx

Hutang Usaha xxx

c. Pembelian Dengan Surat Berharga

Aktiva tetap yang dibeli dengan saham atau obligasi harus dicatat sebesar harga saham maupun obligasi tersebut. Nilai tersebut dicata seharga dengan nilai pari. Apabila harga pasar lebih besar dari harga pari, maka selisihnya dicatat


(30)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

sebagai premium (agio saham ) dan apabila harga pasar lebih kecil dari harga pari maka seliseihnya dicatat sebagai discount (disagio saham). Jika harga pasar saham tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Terkadang timbul keadaan dimana harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui. Untuk itu nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.

Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :

Aktiva Tetap xxx

Discount xxx

Capital stock xxx

Premium xxx

d. Aktiva tetap yang dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen (appraisal company) dan di kredit modal donasi ( donate capital ). Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa :

“ Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicata sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”


(31)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva Tetap xxx

Modal Donasi xxx

e. Aktiva yang dibangun sendiri

Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan sehari-hari. Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :

1) Metode Incremental Cost

Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.


(32)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

2) Metode Proporsional

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.

Ikatan Akuntan Indonesia,(2002) menyatakan :

“ Biaya perolehan suatu aktiva tetap yang dikonstruksikan sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh”.

f. Aktiva Tetap yang Diperoleh dengan Pertukaran

Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, equivalen dengan nilai wajar yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.

Suatu aktiva tetap dapat diperileh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam dua keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi. Sebaliknya, biayaperolehan aktiva tetap baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini nilai aktiva yang dilepaskan dibukukan (write down) dan nilai turun dari buku ini diterapkan untuk


(33)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

aktiva baru. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan dalam tukar-menukar, yaitu :

1) Nilai Buku,

yaitu, aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yang ditukarkan dan tidak memperhitungkan laba atau rugi. Nilai buku yang dihitungdari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

2) Nilai Pasar,

Yaitu, harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar aktiva lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai pasar aktiva lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.

3) Trade-In Allowances

Yaitu, harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade-in allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung sebagai laba atau rugi.

Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan darimana aktiva tetap itu diperoleh. Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang dibayarkan kepada penjual ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.


(34)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

PT. Asuransi Indo Trisaka memperoleh aktiva tetap dengan tiga cara yaitu : a. Membeli Secara Tunai

Perolehan aktiva yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual ( harga faktur ) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur aktiva tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh dari suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva, yaitu dengan melihat harga pasar dari gedung atau tanah, lalu membandingkan harga pasar tersebut yang kemudian menjadi dasar alokasi harga perolehan. Penilaian lain didasarkan pada surat bukti pembayaran pajak. Metode ini digunakan jika harga pasar kedua aktiva tetap tidak diketahui.

b. Membangun Sendiri

Untuk memperoleh aktiva tetap seperti bangunan, PT.ASURANSI INDO TRISAKA melakukan pembangunan sendiri dimana nilai aktiva tetap yang diperoleh sebesar harga perolehan dan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai pada kondisi siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan.


(35)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

c. Leasing

Aktiva tetap yang dibeli secara leasing (capital leasing) harus dinyatakan dalam nilai tunai dengan judul “Aktiva Tetap Leasing” dan sisi kewajiban dinyatakan dengan dengan judul “Hutang Leasing” sebesar harga tunaiaktiva dikurangi dengan uang muka yang dibayar pada saat penandatanganan kontrak perjanjian.

2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebutvmenurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) penyusutan adalah :

“Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Hal-hal yang menyebabkan penyusutan bias diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dank arena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsionalterjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :


(36)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan.

2) Umur tekhnis,

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat member manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

i. Faktor fisik

Aus karena dipakai (wear and tear ), aus karena umur (deteroralitation and deacay ), dan kerusakan merupakan faktor fisik yng dapat mengurangi fungsi aktiva tetap.

ii. Faktor fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomis lagi apabila dipakai.


(37)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

iii. Pola pemakaian

Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalikasian pembebanan penyusutan aktiva tetap. Ikatan Akuntan Indonesia membaginya berdasarkan :

(1) Waktu

(a) Straight Line Method ( metode garis lurus )

Metode ini menghitung penyusutan berate beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Penghitungan yang sederhana disertai pengalikasian biaya secara wajar ke pendapatan periodic jika penggunaan aktiva tersebut relatif sama tiap periodenya menjadi alasan mengapa dipakainya metode ini secara luas.

Contoh :

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.10.000.000-, nilai sisa diperkirakan Rp.5.000.000-, dan taksiran umar 10 tahun. Penyusutan aktiva tersebut adalah:

D = U

(P-S)

=

10

Rp.10.000.000 – Rp.500.000


(38)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

(b) Metode Angka Tahun

Dengan metode jumlah angka tahun ( Sum of the year ), membebankan penyusutan secara periodic akan menurun secara tetap sepanjang masa manfaat aktiva. Beban penyusutan dihitung dengan cara menjumlahkan semua angka umur aktiva. Dengan metode Saldo menurun ( Declining Balance Method ), menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva.

Contoh : Pada tanggal 2 February 2007 dibeli mesin seharga Rp.50.000-, umur mesin 5 tahun ,dan nilai sisa 0. Seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Penyusutan Mesin Dengan Metode Angka Tahun Tahun Harga

Perolehan Beban penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1. Rp 50.000 Rp 16.666,67 Rp 16.666,67 Rp 33.333 2. Rp 50.000 Rp 13.333,38 Rp 30.000 Rp 20.000 3. Rp 50.000 Rp 10.000 Rp 40.000 Rp 10.000 4. Rp 50.000 Rp 6.666,67 Rp 46.666,67 Rp3.333,3 5. Rp 50.000 Rp 3.333,33 Rp 50.000 Rp 0 Sumber : Akuntansi Aktiva Tetap

Keterangan :

1. 5/15 x Rp 50.000 = Rp 16.666,67 2. 4/15 x Rp 50.000 = Rp 13.333,33 3. 3/15 x Rp 50.000 = Rp 10.000


(39)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

4. 2/15 x Rp 50.000 = Rp 6.666,67 5. 1/15 x Rp 50.000 = Rp 3.333,33 Penggunaan

Adapun yang disebabkan penggunaan yaitu : (a) service hours method ( metode jam jasa)

Metode ini memberikan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jam produksi. Beban penyusutan dihitung berdasarkan jumlah jam kerja dari aktiva untuk berproduksi.

(b) productive output method ( metode jumlah unit produksi ) Dalam hal ini beban penyusutan dihitung sesuai jumlah unit dalam penggunaan aktiva tetap.

PT.ASURANSI INDO TRISAKA mengalokasikan harga dari masing-masing akhir periode aktiva tetap sebagai biaya penyusutan. Metode penyusutan yang diterapkan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten. Masa manfaat dari seluruh jenis aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan seperti bangunan mesin, kenderaan dan peralatan pada akhirnya akan habis secara perlahan-lahan kecuali tanah.

Ada beberapa alasan mengapa PT.ASURANSI INDO TRISAKA membuat penyusutan terhadap aktiva tetap, antara lain :

1) Penuaan Fisik

Penyusutan dapat dikarenakan penggunaannya yang dipengaruhi oleh cuaca maupun suhu seperti panas maupun dingin. Perawatan secara


(40)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

rutin disertai pemeliharaan yang baik dapat menambah masa manfaat dan penggunaan suatu aktiva tetap. Namun lambat laun seluruh aktiva terkecuali tanah sewaktu-waktu harus diganti.

2) Perubahan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat dari aktiva tetap. Contohnya : computer, manfaat dari computer dapat habis sebelum msanya dikarenakan perubahan teknologi yang begitu cepat ditambah lagi karena perusahan mengikuti sistem yang ada di luar negeri.

Untuk menghitung beban penyusutan aktiva tetap PT. Asuransi Indo Trisaka menggunakan metode garis lurus. Metode penyusutan dengan garis lurus dianggap sederhana dan relative mudah ini diterapkan terhadap semua jenis aktiva tetap. Pengalokasian dilakukan apabila aktiva tetap yang bersangkutan benar-benar telah digunakan dalam aktivitas perusahaan. Bentuk persentase penyusutan dari taksiran masa manfaat berbeda-beda sesuai dengan kategorinya.

Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT.Asuransi Indo Trisaka yaitu :

1) Dengan Cara Dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.


(41)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

2) Dengan Cara Dijual

Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

3) Dengan Cara Ditukar Dengan Aktiva Lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

D. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Dalam pelaksanaannya PT.Asuransi Indo Trisaka menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terciptanya suatu spesifikasi kerja baik.

Selain daripada itu pengawasan juga dilakukan dalam usaha perolehan, penghapusan maupun penjualan aktiva tetap. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap adanya penyimpangan yang mungkin terjadi. Pengawasan terhadap perbaikan aktiva tetap yang rusak juga dilakukan dengan perhitungan fisik persediaan aktiva tetap secara periodic dalam rangka memeastikan keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi aktiva tetap yang hilang, rusak atau menganggur.


(42)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Pengawasn intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitina data-data administerasi. Misalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertical. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada menejemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :

1. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan,

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan,

3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap,

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.


(43)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Pengawasan dalam perusahaan dapat meliputi : 1. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :

a. Terkait dan berhubungan dengan masalah sistemdan prosedur penyelenggaraan inventarisasi,

b. Terkait dan berhibungan dengan masalah tekhnis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

2. Pengawasan Fisik,

Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya. 3. Pengawasan Penggunaan.

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, PT.Asuransi Indo Trisaka menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administrative, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal


(44)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.

Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.


(45)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan serrta pada mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

1. Pengawasan Intern terhadap aktiva tetap pada PT Asuransi Indo Trisaka telah dilaksanakan sangat efektif.

2. Besarnya penyusutan pada PT Asuransi Indo Trisaka setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp 0. Perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku,

3. Penggantian aktiva tetap pada PT Asuransi Indo Trisaka dilakukan dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aktiva lain


(46)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan sraran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranyan dapat menambah manfaat dalam penukisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pengawasan intern terhadap akiva tetap yang dijalankan PT Asuransi Indo

Trisaka sebaiknya dipertahankan karena telah dilaksanakan dengan efektif, 2. Perusahaan perlu menerapkan kebijakan manajemen menyangkut besar

batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan,

3. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelun manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap,

4. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan dan aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(47)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sarsimi. 2002. Metopel Teori dan Aplikasi Edisi Revisi kelima. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta IKIP

Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta : Penerbit Raja Grafik Persada

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Niswonger, Fess, Warren. Prinsip-prinsip Akuntansi,Jilid 1 Edisi ke 14, Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. 1994. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Ritonga, Parlaungan. 2006. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan. Penerbit Bartong Jaya

Stice, Earl K., James D Stice., K. Fred Skousen. Intermediate Accounting, edisi ke-15, Cetakan pertama, Diterjemahkan oleh Palupi Wariati. 2004. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Niswonger, Fess, Warren. Prinsip-prinsip Akuntansi,Jilid 1 Edisi ke 14, Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. 1994. Jakarta : Penerbit Salemba Empat


(48)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

STRUKTUR ORGANISASI PT. ASURANSI INDO TRISAKA

PIMPINAN

MANAGER MARKETING

MANAGER TEKNIK/

KLAIM

MANAGER ACCOUNTING

MANAGER FINANCE


(49)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Lampiran 2 FLOW CHART PENERIMAAN KAS

LANGGANAN KASIR VERIFIKASI

BAGIAN KEUANGAN

AKUNTANSI

BANK PIUTANG BUKU BESAR

Keterangan

1) BKM : Bukti Kas Masuk 3) D : dokumen 5) N : Numerik 2) DPUM : Daftar Penerimaan Uang Masuk 4) A : Arsip

Sumber : PT.Asuransi Indo Trisaka Medan UANG

BKM BKM BKM

BKM

N

DPUM

DPUM DPUM

BUKU PEMB ANTU

A DPUH

JURNAL PENERIM AAN KAS BUKU BESAR BUKTI SETOR A BUKTI SETOR BUKTI SETOR BUKTI SETOR D


(1)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.

Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.


(2)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan serrta pada mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

1. Pengawasan Intern terhadap aktiva tetap pada PT Asuransi Indo Trisaka telah dilaksanakan sangat efektif.

2. Besarnya penyusutan pada PT Asuransi Indo Trisaka setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp 0. Perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku,

3. Penggantian aktiva tetap pada PT Asuransi Indo Trisaka dilakukan dengan cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aktiva lain


(3)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

B. Saran

Penulis mencoba memberikan sraran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranyan dapat menambah manfaat dalam penukisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pengawasan intern terhadap akiva tetap yang dijalankan PT Asuransi Indo

Trisaka sebaiknya dipertahankan karena telah dilaksanakan dengan efektif, 2. Perusahaan perlu menerapkan kebijakan manajemen menyangkut besar

batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan,

3. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelun manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap,

4. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan dan aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(4)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sarsimi. 2002. Metopel Teori dan Aplikasi Edisi Revisi kelima. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta IKIP

Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta : Penerbit Raja Grafik Persada

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Niswonger, Fess, Warren. Prinsip-prinsip Akuntansi,Jilid 1 Edisi ke 14, Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. 1994. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Ritonga, Parlaungan. 2006. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan. Penerbit Bartong Jaya

Stice, Earl K., James D Stice., K. Fred Skousen. Intermediate Accounting, edisi ke-15, Cetakan pertama, Diterjemahkan oleh Palupi Wariati. 2004. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Niswonger, Fess, Warren. Prinsip-prinsip Akuntansi,Jilid 1 Edisi ke 14, Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. 1994. Jakarta : Penerbit Salemba Empat


(5)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

STRUKTUR ORGANISASI PT. ASURANSI INDO TRISAKA

PIMPINAN

MANAGER MARKETING

MANAGER TEKNIK/

KLAIM

MANAGER ACCOUNTING

MANAGER FINANCE


(6)

Indra Atmaja Putra Lubis : Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Indo Trisaka Medan, 2010.

Lampiran 2 FLOW CHART PENERIMAAN KAS

LANGGANAN KASIR VERIFIKASI

BAGIAN KEUANGAN

AKUNTANSI

BANK PIUTANG BUKU BESAR

Keterangan

1) BKM : Bukti Kas Masuk 3) D : dokumen 5) N : Numerik 2) DPUM : Daftar Penerimaan Uang Masuk 4) A : Arsip

Sumber : PT.Asuransi Indo Trisaka Medan UANG

BKM BKM BKM

BKM

N

DPUM

DPUM DPUM

BUKU PEMB ANTU

A DPUH

JURNAL PENERIM AAN KAS BUKU BESAR BUKTI SETOR A BUKTI SETOR BUKTI SETOR BUKTI SETOR D