Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk

(1)

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA

PT. ASURANSI RAMAYANA, Tbk

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

M. TEGUH PRABOWO

112101193

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : M. TEGUH PRABOWO

NIM : 112101193

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERN

TERHADAP AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI RAMAYANA, Tbk, CABANG MEDAN

Tanggal ……… 2015 DOSEN PEBIMBING

( Iskandar Muda, SE, M.Si, AK ) NIP. 19760705 200212 1 002

Tanggal ……… 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

( Dr. Yeni Absah, SE, M.Si ) NIP.19741123 200012 2 001

Tanggal ……… 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

( Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac,Ak, CA ) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah Subhana WaTa’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Sholallahu ‘alaihiwasallam, yang telah membawa risalah-Nya untuk menuntun ummat manusia kejalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhit ujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Ramayana.”

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada kedua orang tua yang saya sayangi Ayahanda WAGIMIN dan Ibunda YUSMINAR, yang telah berdoa, berjuang membesarkan dan membimbing putranya dengan kasih sayang yang tiada terhingga. Semoga Allah SWT membalas keduanya dengan kasih sayang dan kebahagiaan. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :


(4)

3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak F.S. Harjadi selaku Pemimpin PT. Asuransi Ramayana, Tbk yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan magang.

5. BapakIskandar Muda, SE, M.si sebagai dosen pembimbing, yang telah membimbing penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Selama dalam bimbingan Bapak, penulis banyak mendapatkan ilmu sekaligus pengalaman yang sangat berharga. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak.

6. Seluruh kerabat serta sahabat-sahabat penulis dari keluarga Cendana. Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. Semoga kita bisa terus bersahabat sampai tua nanti.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, Januari 2015 Penulis


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 4

2.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 7

2.2.1. Visi... ... 7

2.2.2. Misi... ... 7

2.3. Struktur Organisasi ... 7

2.4. Jod Description ... 9

2.5. Kinerja Terkini ... 18

2.6. Rencana Kegiatan Kinerja ... 19

BAB III : TOPIK PENELITIAN 3.1. Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap ... 21

3.2. Pengertian Aktiva Tetap ... 21

3.3. Jenis – jenis Aktiva Tetap ... 22

3.4. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 26

3.5. Metode Penyusutan ... 31

3.6. Tujuan dan Teknik Pengawasan terhadap Aktiva Tetap ... 33

3.6.1. Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap... . 33


(6)

4.2. Saran ... 45


(7)

(8)

Tabel 2.1 Presentase Pemilik Saham PT. Asuransi Ramayana ... 6 Tabel 3.7 Kuesioner Pengawasan Intern Aktiva Tetap ... 38


(9)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laju pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara umumnya akan mendorong unit-unit usaha yang terdapat dalam negara yang bersangkutan untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Dalam melaksanakan kegiatan operasi organisasi, ketika perusahaan/organisasi itu mulai didirikan, perusahaan memerlukan assets awal yang harus dimiliki agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Karena persaingan (kompetisi) dalam dunia usaha seiring dengan lajunya pertumbuhan ekonomi yang merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan berhasil guna serta berdayaguna agar dapat tetap tumbuh secara kompetitif.

Demi tercapainya setiap cita-cita dalam perusahaan, pelaksanaan kegiatannya harus dilakukan melalui salah satu alat penunjang operasi perusahaan yaitu dengan adanya aktiva tetap dalam suatu organisasi. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan terus-menerus dalam proses


(10)

Aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya operasional perusahaan/organisasi dengan lancar. Jika Aktiva tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan/kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.

Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan/organisasi haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan rumit. Sistem pengawasan dimulai saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap sampai diposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomis ataupun pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan/organissasi sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat pengawasan intern yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berterima secara umum. Oleh karena itu, dalam struktur organisasi diperlukan sistem pengawasan dalam mengelola aktiva tetap tersebut.

Dari uraian di tersebut, mengenai pentingnya peranan sistem pengawasan dalam membantu manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap investasi pada aktiva tetap dalam mendorong tercapainya tujuan organisasi, maka peneliti


(11)

mengambil judul ”Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Ramayana”.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam menjalankan setiap kegiatan dalam perusahaan, tentu saja perusahaan memiliki masalah yang terkadang muncul dan sudah pasti harus dihadapi oleh perusahaan. Masalah merupakan faktor yang dapat membahayakan perusahaan jika tidak segera diselesaikan. Penulis merumuskan masalah yang berikut untuk penelitian ini yaitu: ”Bagaimana cara menjalankan sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah “untuk memperluas wawasan atau pandangan penulis mengenai sistem pengawasan yang efektif dalam mengawasi aktiva tetap dengan yang dipelajari penulis selama masa perkuliahan”.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan bagi sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dimasa yang


(12)

2. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai materi aktiva tetap

3. Bagi Penulis selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.


(13)

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Asuransi Ramayana Tbk yang terletak di jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat yang pada awalnya diberi nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana yang dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 ini didirikan dengan akta notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A. 5/67/16. Perusahaan ini sejak awal didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan proteksi atas barang – barang impor dan ekspor NV Agung.

Pada tanggal 4 November 1956 perusahaan memperoleh ijin sebagai perusahaan Asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia cq Direktorat Jenderal Keuangan bersamaan dengan keluarnya surat No. Kep-311/DDK/V/11/71, tetapi perusahan baru beroperasi secara komersil sejak tahun 1956.

Nama PT Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan akta notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No . C.2.5040.HT01.04.TH 68 tanggal 19 juli 1986.

Diusianya yang sudah mencapai 54 tahun ini PT Asuransi Ramayana Tbk telah memiliki kepercayaan yang luar biasa dari para masyarakat dengan


(14)

manajemen risiko yang mereka punya. Dengan kantor yang berpusat di Jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat ini pihak perusahaan sudah memiliki 28 kantor cabang yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan berbagai kota lainnya. Bahkan guna mendekatkan perusahaan dengan pengguna jasa Asuransi di Jakarta, perusahaan sampai membuka beberapa cabang pembantu di Jakarta seperti Cabang Jakarta Senen, Cabang Jakarta Harmoni, Cabang Jakarta Kebayoran, dan Cabang Jakarta Sudirman. Perusahaan saat ini juga telah memiliki 2 unit jasa yaitu unit jasa khusus dan unit jasa ritel. Seiring berkembangnya sistem perekonomian dari konvensional ke syariah, PT Asuransi Ramayana Tbk juga me-respond permintaan pasar dengan membuka cabang Syariah yang terletak di Kantor Pusat Jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat.

Dengan kepercayaan yang sudah dimiliki PT Asuransi Ramayana Tbk. berusaha untuk tidak mengecewakan para nasabahnya yang telah mempercayakan untuk memilih PT Asuransi Ramayana Tbk sebagai partner untuk melakukan manajemen risiko yang mereka miliki.

Pemilik dan pemegang saham pada PT Asuransi Ramayana Tbk mayoritas dimiliki perorangan dan swasta dengan persentasi sebagai berikut.


(15)

Tabel 2.1 Presentase Pemilik Saham Perusahaan

Sumber : Annual Report Tahun 2014

Tapi untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, PT Asuransi Ramayana Tbk. pada tahun 1990 perusahaan memproleh surat ijin emisi saham yang diterbitkan oleh Ketua Bapepam No. SI-078/SHM/MK.01/1990 tanggal 30 Januari 1990 untuk melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 2 (dua) juta lembar saham dan bersamaan dengan itu perusahaan juga mendapat persetujuan dari Ketua Bapepam No. 1638/PM/1990 pada tanggal 19 September 1990 yang berarti perusahaan berhak untuk mencatatkan sahamnya secara parsial pada BEJ (sekarang BEI) sebanyak 1 (satu) juta lembar saham dengan nilai nominal masing – masing Rp. 1.000 per saham.

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya memiliki visi & misi perusahaan, adapun visi dan misi PT. Asuransi Ramayana Tbk adalah:

Nama Pemegang Saham Presentase Kepemilikan Syahril S.E

DR. A. Winoto Doeriat PT. Ragam Veturindo Wirastuti Purtaksma S.H Korean Reinsurense Comp. Pendiri Lainnya, dengan kepemilikan kurang dari 5 % Masyarakat Lainnya,

dengan kepemilikan kurang dari 5 %

21.69 % 21.30 % 13.88 % 11.39 % 10.00 % 12.85 % 8.90 %


(16)

2.2 Visi dan Misi perusahaan 2.2.1 Visi

1. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi 2.2.2 Misi

Membangun perusahaan yang kokoh dan terpercaya dengan :

1. Memberikan layanan yang berkualitas kepada tertanggung 2. Memastikan hasil yang optimal bagi pemegang saham

3. Memenuhi ketentuan dan peraturan yang terkait dengan bisnis perusahaan

4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra bisnis

5. Menciptakan interaksi kinerja yang saling mendukung dan lingkungan kerja yang kondusif

6. Memastikan kesejahteraan karyawan 2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran tentang susunan organisasi yang baik mengenai tingkat kekuasaan maupun fungsi dari masing-masing petugas yang menduduki jabatan dan dapat mengetahui wewenang serta tanggung jawab yang sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini sangat penting sebab organisasi merupakan wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Dengan adanya struktur organisasi, maka pegawai akan lebih mengetahui dengan mudah mengenai tugas yang harus dijalankan dengan kepada siapa harus dipertanggung jawabkan


(17)

2.4 Job Description Kepala Cabang :

1. Mengusahakan agar target cabang dapat dipenuhi 2. Mencari, memelihara nasabah baru dan lama 3. Memanage secara keseluruhan oprasional cabang 4. Memeriksa seluruh kegiatan oprasional cabang berjalan

5. Mengontrol, evaluasi terhadap pemasaran, tehnik, klaim dan keuangan agar sesuai dengan rencana anggaran

6. Meminimalisasi biaya pengeluaran sesuai cost & benefit Wakil kepala cabang :

1. Membantu tugas yang belum dilaksanakan oleh kepala cabang

2. Memanege secara keseluruhan operasional apabila kepala cabang tidak ada di tempat

3. Membantu semua pekerjaan yang diemban oleh kepala cabang Kepala cabang Keuangan/Akuntasi:

1. Mempertanggung jawabkan kas kecil dan B budget atas pengeluaran bank budget sekalian menginput jadi Payment Voucher

2. Membuat semua PQ atas Reduksi premi PQ biaya-biaya bank budget dan meng-emai ke Pusat

3. Mengontrol hasil penerimaan premi harian yang sudah di input oleh pelaksana akutansi

4. Melihat suspend premi maupun suspend klaim yang ada di care sekalian mengenolkannya


(18)

5. Menarik PQ yang sudah direalisasikan kantor pusat dan mendistribusikannya

6. Mencetak saldo Bank Central Account untuk melihat premi-premi yang sudah dibayarkan

7. Membuat semua Rekonsiliasi bank yang ada 8. Mendistribusikan pembayaran gaji karyawan

9. Merekap semua pengeluaran diluar kompenen gaji untuk perhitungan PPh Psl.21

10.Membuat PQ pembayaran PPh Psl.23 bengkel dan sekalian pembayarannya dengan Pph Psl.21

11.Melayani permintaan Kacab dan Kantor Pusat 12.Membuat semua Payment Voucher yang ada Kepala Bagian Klaim :

1. Membuat LKS/LKP klaim non kendaraan 2. Membuat adjusmen klaim non kendaraan 3. Menawarkan estimasi klaim di marimen 4. Mengupdate status di marimen

5. Membuat PQ klaim

6. Membuat o/s klaim khusus pos BRI Kepala bagian Tehnik :

1. Mengajukan permintaan Approval / Buckup Facultative ke Divisi Underwriting & Re-Asuransi dan Devisi Jasa Khusus Kantor Pusat 2. Mengajukan permintaan ReduksiKhusus atas setiap pemintaan


(19)

3. Melakukan follow up atas pengajuan Approval & Permintaan Backup Facultative ke Divisi Underwriting & Re-As dan Devisi Jasa Khusus Kantor Pusat atas pengajuan akseptasi yang belum memperoleh persetujuan

4. Mengajukan penawaran kerjasama Ko.Asuransi atas permintaan akseptasi yang tidak / memperoleh dukungan backup 100% dari Kantor Pusat ataupun melebihi batas ketentuan limit Treaty

5. Menugaskan, Memonitor dan Mengoreksi setiap aktifitas kegiatan proses akseptiasi dan penerbitan Polis

6. Membnatu dalam penerbitan polis-polis asuransi apabila kondisi volume pekerjaan staff U/W cukup tinggi

7. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan kwitansi, nota & polis asuransi

8. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan permintaan Surat Penawaran Asuransi oleh Marketin sebelum diajukan ke calon Tertanggung

9. Mengawasi dan memastikan proses penerbitan surat pemberitahuan jatuh tempo dapat terlaksana minimal 1 bulan sebelum akhir periode polis berjalan

10. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan surat pemberitahuan jatuh tempo

11. Melakukan konsolidasi atas kendala dan permasalahan dalam proses akseptasi dan penerbitan polis kepada staff U/W maupun Marketing


(20)

13. Mengawasi dan memastikan proses akseptasi berjalan sesuai ketentuan SOP dan penerbitan polis-polis asuransi dapat terlaksana tepat waktu

14. Melakukan koordinasi dengan setiap bagian terkait di cabang dan kantor pusat atas setiap kendala yang terjadi selama proses akseptasi dan penerbitan polis

15. Membantu melakukan presentasi dan sosoialisasi pemahaman produk asuransi terkait pengajuan penawaran asuransi oleh Marketing kepada calon Tertanggung

Kepala bagian Marketing :

1. Meng-email laporan produksi cabang dan marketing ke Kantor Pusat 2. Menandatangani polis-polis asuransi

3. Melakukan kerjasama dengan pihak bank nasabah 4. Membuat rancangan laporan produksi

Kepala seksi umum :

1. Membuat SPP biaya pegawai

2. Mengajukan pembayaran via-email, biaya yang tidak rutin 3. Mengajukan penggantian,pembelian inventaris yang rusak 4. Mengontrol surat pembayaran SPJ dll seluruh karyawan

5. Mengontrol pemakaian ATK dan cetakan cabang dan kantor pusat 6. Membuat laporan pemakaian ATK, dan cetakan cabang

7. Mengarsip, menyimpan ATK dan cetakan 8. Membuat surat-surat ke kantor pusat

9. Mengontrol pajak STNK dan surat-surat lain cabang 10.Mengontrol pemakaian listrik, air, telepon


(21)

11.Mengarsip data-data dari karyawan 12.Mengontrol absensi karyawan Kepala seksi Varia :

1. Mengajukan Appropal / Backup R/A Akseptasi polis Asuransi ke Divisi underwriting dan Divisi Jasa Kantor Pusat

2. Memonnitor & pengawasan setiap kegiatan akseptasi dan administrasi polis-polis asuransi yang akan diterbitkan pelaksanaan tehnik

3. Pengajuan setiap apreading polis dan atau waiting polis-polis care ke divisi Underwriting dan Divisi IT Kantor Pusat

4. Mengkomunikasikan setiap kondisi dan kendala Program care yang selalu offline ke Devisi IT Kantor Pusat

5. Membantu percepatan setiap penerbitan di program Care untuk polis asuransi yang segera harus diterbitkan, seperti : Surety Bond, polis Liability, dll

6. Memonitor laporan penerbitan jatuh tempo polis-polis asuransi yang akan jatuh tempo setiap bulannya

7. Membuat laporan Brodero MCOP Marine Cargo setiap bulannya ke devisi Underwriting Kantor pusat

8. Berdiskusi dan memberikan solusi dengan Marketing atas setiap Quotation Slip dan SPPA yang diajukan oleh marketing untuk segera dapat diproses lebih lanjut dan / diterbitkan polis asuransi

9. Mengawasi setiap Pelaksana tehnik yang menerbitkan polis-polis asuransi harus dengan cepat, tepat dan benar, yang sesuai permintaan


(22)

10.Memonitor dan pengawasan terhadap penerapan kebijakan peraturan Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014 atas setiap aksepetasi polis-polis yang akan diterbitkan Pelaksana Asuransi

Kepala seksi Inkaso :

1. Menerima pembayaran premi dari marketing / pembayar premi

2. Mencatat penerimaan premi baik yang dibayar oleh pembayar premi secara langsung maupun melalui rekening giro Asuransi Ramayana 3. Melakukan penagihan baik melalui telepon atau surat

4. Melakukan penagihan kepada marketing dan membuat daftar outsending

5. Mengisi daftar Fakultatif dari kantor pusat

6. Mengisi daftar outsending tiap bulannya dari kantor pusat Kepala seksi Klaim :

1. Survey klaim kendaraan 2. Scan dokumen klaim 3. Input Marimen 4. Bantu buat LKS/LKP Kepala seksi fire :

1. Mengerjakan input data & print polis PSAKI & PSGBI 2. Mengerjakan input data & print polis PAR dan IAR 3. Mengerjakan jatuh tempo polis

4. Pencatatan penggunaan blanko register dan materai 5. Pencatatan/registrasi dibuku besar polis yang telah selesai


(23)

Kepala seksi Akutansi :

1. Melakukan input penerimaan premi di CARE 2. Rekap penerimaan premi ke laporan AKT manual

3. Menyusun lampiran RV dan PV melalui laporan Cash Bank Mutation masing-masing Bank

4. Membuat daftar lembur karyawan

5. Membuat laporan tunjangan produktifitas (TP) Kepala seksi Marine :

1. Mencetak rekening Koran bank 2. Menyetor, mengambil uang ke bank 3. Membuat nota ko-as asuransi

4. Membuat surat tagihan ke perusahaan-perusahaan instansi Pelaksana Klaim :

1. Survey klaim kendaraan dll 2. Membuat LKS dan LKP 3. Membuat kwintansi klaim

4. Memonitor pekerjaan perbaikan kendaraan klaim di bengkel

5. Memonitor kendaraan klaim yang telah selesai pekerjaan di bengkel Pelaksana Varia :

1. Melakukan input data & print polis-polis OSR & PSAKBI 2. Melakukan input data & print polis-polis Heavi Equipment 3. Melakukan print polis-polis ACC & Liability, CAR, EAR 4. Melakukan input & print polis-polis CIT / CIS,PA, HIO


(24)

6. Pencatatan penggunaan Blanko ber Register dan Materai 7. Penyerahan polis-polis yang sudah selesai ke bagian Inkaso Pelaksana Akutansi :

1. Menarik Suspend Premi karena pembayaran sebelum nota tertib

2. Scan Lampiran SPP dan Lampiran Lainnya yang akan diajukan ke pusat.

Pelaksana Inkaso :

1. Mencatat polis-polis yang diterima dari bagian underwriting

2. Membuat tanda terima penyerahan polis asli dari inkaso kepada marketing/membuat kontra bon

3. Mencatat nota-nota produksi yang diterima dari bagian underwriting 4. Mengontrol nota yang telah diterima inkaso dengan nota yang terdapat

di care Pelaksana Fire :

1. Mengirimkan PQ redusi atau PQ restusi cabang ke kantor pusat

2. Mengarsipkan nota-nota, pembatalan, surat keluar dan rekening Koran 3. Membuat/mengetik SSP pajak 21 dan 23

4. Pengarsipan dokumen pajak/pengiriman can dokumen pajak 21 dan 23 ke kantor pusat via email

Pelaksana Pemasaran : 1 Mencari Nasabah 2 Follow up Nasabah


(25)

4 Kunjungan dan memasarkan produk-produk asuransi ke bank rekanan/bank Syariah

5 Membuat penawaran-penawaran asuransi Marine cargo, marine hull, HE

6 Menawarkan produk askes dan PA ke instasi pemerintah serta ke kampus dan sekolah

7 Menawarkan produk surety bond ke kanor-kantor kontraktor serta produk CAR ke perusahaan-perusahaan kontrkator

8 Menerima info klaim dari nsabah

9 Menawarkan produk kendaraan/mobil ke sales-sales serta showroom Pelaksanaan Marine :

1. MARINE CARGO 2. MARINE HULL 3. SURETY BOND Administrasi pemasaran :

1. Mencari Nasabah 2. Follow Up Nasabah

3. Menerima info klaim dari nasabah 4. Mencari sumber bisnis baru

5. Memasukan produk-produk ke perbankan ( bank rekanan )

6. Membuat penawaran-penawaran asuransi kendaraan ke showroom, instansi dan nasabah pribadi


(26)

prusahaan-8. Penawaran asuransi personal accident ke kampus dan universitas yang ada di kota medan

Pelaksana Umum/Operator 1. Menerima telepon masuk 2. Menerima dokumen masuk

3. Mendistribusikan ke bidang-bidang terkait 4. Mengagendakan surat masuk

5. Menerima fax dan mengirimkan fax keluar 6. Menggandakan surat keluar

Kepala seksi Umum :

1. Membuat SPP biaya pegawai.

2. Mengajukan pembayaran via-email, biaya yang tidak rutin. 3. Mengajukan penggantian, pembelian inventaris yang rusak. 4. Mengontrol surat pembayaran SPJ dll seluruh karyawan.

5. Mengontrol pemakaian ATK dan cetakan cabang dan kantor pusat. 6. Membuat laporan pemakaian ATK, dan cetakan cabang.

7. Mengarsip, menyimpan ATK dan cetakan. 8. Membuat surat-surat ke kantor pusat.

9. Mengontrol pajak STNK dan surat-surat lain cabang. 10.Mengontrol pemakaian listrik, air, telepon.

Kepala seksi Marketing :

1. Membuat laporan produksin cabang dan marketing.


(27)

3. Membuat laporan inventarisasi polis BNI baik jatuh tempo dan penutupan baru.

4. Membuat laporan produksi BNI Syariah. 5. Membuat laporan produksi Ritel.

6. Kunjungan Bank BRI, BNI, Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah.

7. Membuat penawaran ke perusahaan-perusahaan untuk penutupan cargo dan property.

2.5 Kinerja Terkini

Kinerja Terkini PT Asuransi Ramayana Tbk Medan Sumatera Utara :

1. PT Asuransi Ramayana lebih mengoptimalkan segmen pasar perseroan dalam menjalankan strategi pemasarannya.

2. Mengoptimalkan jaringan distribusi perusahaan sebagai pendukung dalam mengoptimalkan segmen pasar.

3. PT Asuransi Ramayana lebih responsif menyiapkan kebutuhan proteksi tertanggung (nasabah).

4. PT Asuransi Ramayana lebih responsif menangani keluhan dan meningkatkan standard pelayanan kepada masyarakat.

5. PT Asuransi Ramayana yang bergerak dibidang jasa khususnya asuransi senantiasa menjaga citra baik perseroan dalam setiap kesempatan hubungan dengan nasabah.

6. Memaksimalkan pengembangan kemajuan dan tehnik pemasaran kepada segenap jajaran pemasar.


(28)

7. PT Asuransi Ramayana mengembangkan dan meningkatkan rasa aman, nyaman dan terlindungi kepada setiap nasabah untuk menjaga tingkat pendapatan perusahaan.

2.6 Rencana Kegiatan Kinerja

PT. Asuransi Ramayana Tbk mempunyai 28 (dua puluh delapan) kantor cabang dan 10 (sepuluh) kantor perwakilan yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi. Perseroan juga mempunyai produk-produk asuransi maupun penjaminan baik yang konvensioanal maupun Syariah.

Hal ini dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan proteksi asuransi maupun penjaminan masyarakat tertanggung yang semakin beragam. Jaringan distribusi pemasaran yang tersebar luas dan tersedianya produk-produk proteksi yang beragam, baik yang konvensional maupun Syariah ini diharapkan dapat meningkatkan peluang prospek usaha yang semakin besar pula.

Prospek usaha perseroan diperoleh baik secara langsung ataupun melalui broker asuransi.

Selain itu perusahaan juga menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan dan lembaga pembiayaan untuk meningkatkan prospek usahanya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan kajian di atas lingkungan usaha industri asuransi Perseroan mencnangkan target perolehan premi bruto pada tahun 2014 sebesar Rp 700 milyar.


(29)

TOPIK PENELITIAN

3.1. Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap

Dalam bab III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Asuransi Ramayana. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulisbeserta hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa objek penelitian mengenai sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana.

3.2. Pengertian aktiva tetap

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, penulis mengutip beberapa pengertian dari aktiva tetap. Menurut PSAK No 16 (2007:16.2) aktiva tetap adalah aset berwujud yang :

(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa yang direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif,

(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Sedangkan menurut Warren, Reeve, Fees (2005:504), ”aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena ada secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.


(30)

dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar”.

Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:566), ”aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik (bentuk & ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak dijual ke konsumen”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 58 ) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut Suharli ( 2006;259 ) aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed assets dan mendefinisikannya sebagai berikut:

“Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material”.

Menurut Halim dan Supomo (2001): “aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual”.


(31)

1. Jangka waktu pemakainnya lebih dari satu tahun/periode. Dari karakteristik ini dikenal istilah penyusutan.

2. Merupakan aktiva berwujud karena dapat dilihat secara fisik.

3. Dimiliki oleh perusahaan untuk tujuan administrative dan bukan untuk dijual kembali.

4. Aktiva tetap bisa memiliki bagian yang sangat besar bila dibandingkan dengan unsur aktiva.

3.3. Jenis – jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu;

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari :

a. Aktiva Berwujud (Tangible Asset). Contoh : Gedung, Mesin, Kendaraan dan lain-lain.

b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Asset). Contoh : Hak cipta (Copy Right), Hak Merek (Trade Mark), Paten, dan lain-lain.

2. Dari sudut pandang Penyusutan, terdiri dari :

a. Aktiva Tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Asset). Contoh : Gedung, Mesin, Kenderaan, dan lain-lain.

b. Aktiva Tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated Plant Asset). Contoh : Tanah.

3. Dari sudut pandang Umur, terdiri dari :


(32)

b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal; Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.

c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.

Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap, terdiri dari :

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya maka harus dipisahkan pencatatanya dari lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatanya dapat digabungkan dalam nilai lahan.

b. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik di atas tanah ataupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik untuk dagang ataupun jasa. Pencatatanya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.


(33)

d. Kenderaan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya Truk, Mobil dinas, kenderaan roda dua, serta jenis kenderaan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

e. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh : Inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris Laboratorium, serta inventaris gudang. Dari penjelasan tersebut PT. Asuransi Ramayana menggolongkan aktiva tetap ke dalam 4 golongan yaitu :

1. Machineries Terdiri dari :

a. Overhead projector, b. LCD projector / infocus,

c. Focusing screen / Layar LCD Projector d. Sepeda motor

e. Komputer f. Mesin fotocopy g. Mesin penghisap debu h. Generator

2. Tools and equiptment Terdiri dari :

a. Alat pemotong kertas, b. Lemari es,

c. AC ( Window , Split ), d. Kipas angin,


(34)

h. Pesawat telepon. i. Tabung pemadam api j. Microphone

3. Furniture and fixture Terdiri dari :

a. Filling kabinet besi, b. Brankas,

c. Papan visual / papan nama, d. White board,

e. Meja kerja besi / metal f. Kursi besi / metal, g. Meja komputer, h. Meja telepon, i. PC unit, j. CPU, k. Keyboard,

l. Lemari penyimpanan, m. Rak kayu,

n. Jam elektronik o. Laptop

p. Scanner 4. Installation Terdiri dari : a. Elektrik,

b. Kabel elektronik, c. Kabel Komputer 4.4. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah : 1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan pembelian angsuran, 3. Dengan pertukaran aktiva lain, 4. Dengan membuat


(35)

sendiri, 5. Sewa guna usaha, 6. Pertukaran dengan sekuritas dan 7. Dari pemberian atau hadiah.

Cara memperoleh aktiva tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada harta tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuaraikan tiap cara dari perolehan aktiva tetap ini.

1. Pembelian tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan adalah harga aktiva itu sendiri ditambah dengan biaya yang menyangkut padanya. Seperti : pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, pemasangan dan lain-lain biaya, sehingga aktiva ini siap dipergunakan.

Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah selain daripada harga dasar tanah termasuk pula biaya seperti : komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah dan biaya lain-lain yang tersangkut dengan pembeliannya.

Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aktiva tetap lainnya, seperti bangunan, kenderaan, dan lain-lain akan sama dengan aktiva yang disebutkan di atas yaitu biaya-biaya yang memungkinkan aktiva siap untuk dipergunakan.

Jika aktiva yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan dan biaya lain-lain, sehingga aktiva ini akan menambah umur manfaatnya dan siap untuk dipergunakan.


(36)

2. Pembelian angsuran

Apabila Aktiva diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa jangka waktu, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual belinya. Pada pembelian demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga dibebankan pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aktiva. Dengan kata lain perolehan aktiva ini sama dengan cara pembelian tunai.

3. Pertukaran aktiva lain

Suatu aktiva yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aktiva yang baru (pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai buku aktiva yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aktiva ini. Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aktiva ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akam merupakan keuntungan ataupun kerugian.

4. Membuat sendiri

Adakalanya aktiva dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam membuat sendiri aktiva-aktiva yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menimbulkan bermacam-macam biaya untuk mendapatkan biaya perolehan aktiva hingga siap dipergunakan.

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :


(37)

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

Biaya perolehan aktiva adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.

5. Sewa guna usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna

usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian / penjualan

(finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.


(38)

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang

bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran

dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.

7. Pemberian atau hadiah

Aktiva yang diperoleh sebagai pemberian atau hadiah dari pihak lain sebenarnya tidak ada pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya dikeluarkan hanya untuk memperolehnya, akan tetapi biaya ini tidak akan begitu besar jika dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.

Meskipun demikian, maka karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi perusahaan, harus mempunyai biaya perolehannya untuk pembebanan depresiasi. Pada umumnya aktiva ini harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai aktiva tetap dengan mempunyai nilai buku. Penilain biaya perolehan ini merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal. Dalam pembukuan ini dinyatakan dengan perkiraan Modal donasi (donation capital).


(39)

Kenderaan Rp 3.000.000

Modal donasi – Kenderaan hadiah Rp 3.000.000

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT. Asuransi Ramayana pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan membuat sendiri.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya- biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

Dalam pembelian aktiva tetap, nilai aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan (cost) yaitu harga belinya termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut selesai digunakan.

Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap dengan cara pembelian adalah :

Aktiva tetap xxx

Kas xxx

2. Membuat Sendiri

Aktiva tetap yang dibuat sendiri, nilai aktiva tetap dicatat sebesar seluruh nilai bahan / peralatan yang digunakan. biaya pengerjaan serta alokasi biaya-biaya lainnya, yang terkait dengan pembangunan aktiva tersebut.

Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membangun sendiri :


(40)

Perolehan aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana sudah dilakukan dengan benar yaitu dengan cara pembelian tunai dan membuat sendiri, begitu juga dengan pencatatan jurnal aktiva tetapnya.

3.5. Metode Penyusutan

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang mengakibatkan kemampuan aktiva tetap dalam operasional perusahaan menurun disebabkan oleh faktor fisik dan fungsional.

1. Faktor fisik : Faktor ini berkaitan dengan berlalunya waktu dan pemakaian dalam operasi perusahaan. Faktor ini menyebabkan usang karena umur (deteroriation and decay), kerusakan-kerusakan selama pemakaian dalam operasional.

2. Faktor fungsional : Faktor yang berkaitan dengan ketidak mampuan aktiva tetap tersebut untuk menjalankan fungsinya memenuhi kebutuhan yang diharapkan, walaupun dari segi fisik aktiva tetap tersebut masih dapat digunakan. Hal ini antara lain karena :

a. Kemajuan teknologi, dimana diperoleh tingkat produktivitas yang lebih tinggi jika aktiva tetap tersebut diganti dengan aktiva tetap yang lebih modern.


(41)

b. Selera konsumen, dimana produk yang dihasilkan oleh aktiva tetap tersebut sudah ketinggalan model dan tidak ada lagi peminatnya.

Akuntansi depresiasi (penyusutan) merupakan sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai dasar lainnya dari aktiva tetap dikurangi nilai sisa, selama taksiran manfaatnya masih ada.

Depresiasi adalah suatu proses alokasi, bukan proses penilaian. Oleh karenanya nilai buku suatu aktiva tetap yang nampak dalam neraca bukan menyatakan nilai pasarnya yang turun pada saat itu, tetapi merupakan bagian dari cost yang belum dialokasikan sebagai biaya.

Dalam menghitung depresiasi (penyusutan) ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Asset cost (harga perolehan aktiva tetap)

2. Residual value (nilai residu/sisa), yaitu nilai yang diharapkan dapat

direalisasi pada saat asset tidak dapat digunakan lagi. 3. Useful life (masa manfaat)

4. Depreciation method (metode penyusutan). Metode penyusutan aktiva

tetap yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan yang digunakan harus konsisten.

Dalam melaksanakan sistemnya kita harus dapat menentukan metode penyusutan yang sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap bersangkutan.


(42)

pendapatan yang tepat serta melindungi investasi atas aktiva tetap dari pemilik dan pemilik juga harus menentukan masa manfaat dan nilai residu, terutama dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan mengenai kebijaksanaan penyusutan yang akan diterapkan.

3.6. Tujuan dan Teknik Pengawasan Terhadap Aktiva Tetap 3.6.1. Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung internal control (pengawasan intern) terhadap intern aktiva tetap yang dapat diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan–kecurangan atau pencurian aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan pencurian tersebut maka dapat diterapkan sistem pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan pencurian yang sering terjadi di dalam organisasi.

Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan (aktiva tetap).

Tujuan pengawasan aktiva tetap sebagai berikut :

a. Menghindari kecurangan pencatatan terhadap fisik aktiva tetap dengan yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan yang selanjutnya,


(43)

b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawasan yang hati-hati juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar.

c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya dilakukan dengan cara :

1) adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing,

2) krani aktiva tetap akan mengadakan pengecekan langsung secara rutin untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap.

Menurut Widjajanto (2002) pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk :

a) mengamankan aktiva perusahaan,

b) mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, c) meningkatkan efisiensi,

d) mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran operasi. 3.6.2. Teknik Pengawasan Aktiva Tetap

Karena aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, adalah penting untuk merancang dan menerapkan pengendalian internal yang efektif atas


(44)

dan diberi label untuk tujuan pengendalian dan dicatat. Prosedur ini dimaksudkan untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud.

Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam organisasi, sebab teknik pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh pimpinan untuk mengawasi operasional organisasi.

Pengawasan dalam suatu perusahaan mencakup rencana organisasi dan semua metode serta prosedur terutama yang mengenai dan berhubungan langsung dengan pengamanan aktiva.

Dalam rangka pelaksanaan teknis pengawasan maka ada beberapa prinsip pengawasan intern yang baik :

1. Pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya

Pemberian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing pegawai harus berdasarkan (sesuai dengan) kecakapan, pengalaman dan kejujuran.

2. Pemisahan wewenang

Dengan maksud pengawasan intern, maka penempatan pegawai disamping bertujuan untuk mempergunakan tenaga pegawai sebaik-sebaiknya juga harus didasari prinsip adanya pemisahan yang baik meliputi tugas dan wewenang. Dalam hubungannya dengan pemisahan tugas/ wewenang perlu diingat bahwa, tugas–tugas dibagikan kepada beberapa pegawai sehingga ”tidak seorang pun mengerjakan suatu transaksi sejak awal sampai dengan selesai ”.


(45)

3. Pengawasan

Hasil pekerjaan masing-masing pegawai harus diawasi dan dinilai oleh atasannya yang bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pegawai tersebut. Alasan itu, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, harus menilai hasil pekerjaan bawahannya dan jika diperlukan mengadakan tindakan koreksi. Adalah tangung jawab pimpinan terhadap pegawai untuk mengawasi mereka, agar supaya mereka tetap jujur, efektif dan efisien. 4. Penetapan tanggung jawab secara perseorangan

Dalam menetapkan tanggung jawab mengenai suatu tugas, harus dapat diikuti pelaksanaan tugas-tugas itu sampai tingkat yang melaksanakannya dengan maksud untuk menghubungkan hasil pelaksanaan tersebut dengan tanggug jawab masing–masing petugas.

Penetapan tanggung jawab perseorangan dengan demikian membawa pengaruh psikologis bahwa tugas–tugas itu akan lebih diperhatikan sehingga para petugas akan bekerja lebih waspada. Tiap orang akan bekerja lebih baik jika dia tahu bahwa dia akan diminta pertanggungjawaban apabila ada hal – hal yang tidak beres dalam tugasnya.

5. Pemeriksaaan otomatis berdasarkan prosedur-prosedur yang rutin.

Prosedur–prosedur hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya pencocokan antara pekerjaan petugas yang satu dengan petugas yang lain.


(46)

6. Pencatatan yang seksama dan segera.

Transakasi–transaksi, baik ekstern maupun intern yang mempunyai akibat ekonomis, harus segera dicatat dalam dokumen dasar yang telah disediakan.

Pencatatan harus lengkap dan tidak gampang diubah. Ini dapat diperkuat dengan menggunakan formulir – formulir tercetak yang diberi nomor urut. Jika suatu formulir salah diisinya, maka harus dicap dengan tanda batal dan disimpan dalam urutan yang baik. Karena adanya nomor urut itu, maka jika ada dokumen yang hilang/dicuri akan segera dapat diketahui.

7. Penjagaan fisik

Jelas kiranya bahwa kerugian-kerugian karena kecurangan akan banyak berkurang dengan adanya alat – alat penjagaan secara fisik misalnya gudang yang terkunci dan sebagainya

8. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin.

Secara periodik, sistem administrasi harus diteliti kembali oleh suatu institute yang bebas dari pekerjaan rutin dalam organisasi. Dalam hubungan tersebut adalah bagian pemeriksaan intern (Internal Audit Department) dan perusahaan itu sendiri atau dapat berupa kantor akuntan ekstern.

3.7. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap

Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang lebih dikenal dengan pengendalian intern maupun internal control merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi, misalnya


(47)

memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik demi pencapaian tujuan dapat terpenuhi.

Pengawasan intern menurut perusahaan merupakan kebijakan spesifik ini dirancang sedemikian rupa untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat terpenuhi. PT. Asuransi Ramayana mempunyai beberapa tujuan dari sistem pengawasan intern aktiva tetap yaitu :

a. membatasi pengeluaran modal dalam limit yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

b. Meningkatkan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaannya,

c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap,

d. menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas penting yang mendukung pelaksanaan operasional perusahaan,

e. mendorong para pekerja atau karyawan perusahaan dalam upaya untuk merawat aktiva tetap agar usia pemakaiannya sesuai dengan yang diinginkan.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi utama seorang controller. Fungsi pengawasan meliputi aktivitas untuk menentukan dan mengevaluasi apakah pelaksanaan sesuai dengan perencanaan. Apabila terdapat penyimpangan, maka


(48)

Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem pengawasan intern adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengawasn intern aktiva tetap perusahaan peneliti melakukan kuesioner pengendalian intern terhadap salah seorang controller pada perusahaan PT. Asuransi Ramayana. Berikut ini adalah kuesioner pengendalian intern aktiva tetap terhadap PT. Asuransi Ramayana.

Tabel 3.7 Kuesioner Pengawasan Intern Aktiva Tetap PT. Asuransi Ramayana

NO Pertanyaan SS S RR KS TS

1 Apakah fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi tetap ?

2 Apakah transaksi perolehan, penjualan,

dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi ?

3 Apakah investasi diotorisasi oleh rapat umun pemegang saham ?

4 Apakah surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi


(49)

reparasi, surat permintaan penghentian aktiva tetap, dan surat transfer aktiva tetapdiotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur utama ?

5 Apakah surat perintah kerja diotorisasi kepada Departemen yang bersangkutan ?

6 Apakah surat orderan pembelian diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang ?

7 Apakah laporan penerimaan baran diotorisasi oleh fungsi penerimaan ?

8 Apakah bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi ?

9 Apakah bukti memorial diotorisasi kepala akuntansi ?

10 Apakah perubahaan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat


(50)

11 Apakah Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap ?

12 Apakah secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap ?

13 Apakah Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital

expenditure) dengan pengeluaran

pendapatan (revenue expenditure) ?

14 Apakah Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian ?

Keterangan :

SS = Sangat Setuju, diberi skor 5 S = Setuju, diberi skor 4

RR = Ragu-Ragu, diberi skor 3 KS = Kurang Setuju, diberi skor 2 TS = Tidak Setuju, diberi skor 1

Total skor terbesar adalah 70 dan totak skor terkecil adalah 14

Interval = = (Xmax−Xmin )−n

n

= (70−14)−5


(51)

Kriteria Penilaian Efektifitas Pengendalian Intern Aktiva Tetap : Skor 14-24 → TE (Tidak Efektif)

Skor 25-35 → KE (Kurang Efektif) Skor 36-46 → CE (Cukup Efektif) Skor 47-57 → E (Efektif)

Skor 58-70 → SE (Sangat Efektif)

Setelah mengisi kuesioner pengendalian intern aktiva tetap dapat diketahui bahwa seberapa efektif sistem pengawasan intern aktiva tetap yang ada di perusahaan tersebut sesuai dengan total skor yang diperoleh. Total skor yang diperoleh PT. Asuransi Ramayana adalah 57, dengan demikian sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana sejauh ini sudah efektif. Hal ini dilihat adanya fungsi pemakai tidak dipisahkan dengan fungsi akuntansi karena menurut perusahaan akan memakan waktu pada proses pencatatan semua data yang ada. Transaksi perolehan, penjualan, penggantian aktiva tetap dilaksanakan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja secara independen sehingga mencapai target perusahaan.

Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala cabang. Pencatatan aktiva tetap perusahaan dilakukan oleh fungsi akuntansi yaitu staff accounting yang didasarkan oleh bukti kas keluar dan bukti memorial yang ada kemudian diperiksa kembali oleh kepala keuangan perusahaan. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap dalam PT. Asuransi Ramayanadapat meliputi tiga pengawasan yaitu


(52)

a. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :

1) terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelengaraan inventarisasi,

2) teknis atau inventarisasi, buku induk barang atau buku induk

lainya.

b. Pengawasan Fisik

Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan

inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang

sebenarnya.

c. Pengawasan Penggunaan

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau intaris sudah benar dalam pengunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya untuk menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang sudah ada.

Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, PT. Asuransi Ramayana selain menjalankan berbagai pengawasan, bentuk pengawasan lain juga dilakukan cara mengasuransikan aktiva tetap,termasuk pengawasan dalam hal manajemen


(53)

tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik dan daapat mencegah kerugian yang timbul akibat kecelakaan atau kebakaran yang merupakan praktik yang sehat dari suatu perusahaan, dengan demikian sitem pengawasan intern tehadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana dapat dikatakan sudah efektif.


(54)

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari perusahaan mengenai sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap.

1. Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayan sudah dijalankan dengan efektif.

2. Sistem otorisasi aktiva tetap yang berkaitan dengan transaksi penelitian, penjualan, penggantian aktiva tetap sudah dijalankan dengan baik yang dijalankan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja sama secara independen sehingga mencapai tujuan perusahaan.

3. Besarnya penyusutan pada PT. Asuransi Ramayana setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp. 0. Perhitungan ditetapkan dengan harga perolehan yang dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku.

4. Penggantian aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana dilakukan dengan cara dibuang atau dijual. Hal ini dikarenakan aktiva tetap aktiva tetap tersebut tidak fungsional lagi digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.


(55)

4.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam meningkatkan efektifitas dalam sitem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara sesuai dengan kemampuan peneliti, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini.

1. Sisten pengawasan intern tehadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara harus dijalankan dengan baik. Bila perlu menggunakn prosedur-prosedur yang lebih efektif agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjalankan pengawasan aktiva tetap.

2. Sistem otorisasi aktiva tetap sebaiknya dipertahankan karena sistem otorisasi aktiva tetap merupakan sarana atau alat yang baik untuk pengendalian intern terhadap aktiva tetap suatu perusahaan.

3. Didalam suatu perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan jenis aktiva tetap sebelum mengambil kebijakan untuk memakai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap.

4. Setiap perusahaan harus perlu memperhatikan permasalahan dalam mengganti aktiva tetap yang lama namun masih layak pakai sebaiknya dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan cara ditukar dengan aktiva tetap yang lain dengan asumsi memiliki fungsi yang sama.


(56)

Munir Ali, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000

Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, Edisi Kesatu, Penerbit: BPFE Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Yogya, Yogyakarta, 2001. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta 2007

S.R, Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-5 (Revisi), Buku 2, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005

Sumarni Murti, Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006

Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005

Weygandt, Jerry.J, Donald E.Kieso, Paul.D.Kimmel, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Widjajanto, Nugroho, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta 2001.


(57)

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM TAHUN 2013

NO Nama Perkiraan Anggaran Realisasi Varians/Selisih

Rp U/F

1 Gaji dan Tunjangan 7.000.000 12.085.600 6.585.600 U 2 Biaya Transportrasi 1.200.000 1.000.000 800.000 F 3 Biaya Alat tulis Kantor 6.000.000 908.500 1.590.500 F

4 Biaya Foto Copy 200.000 187.100 472.900 F

5 Biaya Teknisi 1.500.000 800.000 F

6 Biaya Materai 400.000 298.500 101.500 F

7 Biaya Pemeliharaan Inventaris 800.000 320.500 279.500 F 8 Biaya Telepon/Pay/e-Mail 1.200.000 600.000 300.000 F

9 Biaya Internet - 1.500.926 1.671.926 -

10 Biaya Listrik/Air 4.500.000 1.204.825 2.295.175 F 11 Biaya Pemeliharaan Gedung 1.000.000 547.700 952.300 F 12 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan 68.000 68.000 30.000 - 13 Biaya Sewa Kantor 25.000.000 22.188.887 3.188.887 U 14 Biaya Asuransi Gedung Kantor 500.000 151.092 148.908 F 16 Biaya Alat oprasional Teknisi 8.000.000 6.589.566 3.678.890 - 17 Biaya Komputerisasi 800.000 300.000 645.000 -

18 Biaya Perjalanan Dinas 1.000.000 - - -

19 Biaya Administrasi 600.000 2.033.132 2.966.868 F

Jumlah 58.968.000 50.784.328 25.707.954


(58)

B. LAPORAN LABA RUGI INDUK PERUSAHAAN Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2012 dan 2013

Keterangan 2006 (Rp) 2005 (Rp)

Pendapatan Operasi Pendapatan premi : Premi Bruto

Dikurangi : Premi Reasuransi

(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi

Hasil investasi

Jumlah pendapatan operasional Beban operasional

Klaim dan manfaat

(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Kewajiban polis masa depan dan estimasi Kewajiban klaim

Beban komisi Beban usaha

Jumlah beban Operasional Laba (rugi) usaha

Pendapatan (beban) lain-lain : Pendapatan lain-lain :

- Laba penjualan aktiva tetap - Penerimaan biaya polis - Jasa giro

- Penerimaan bunga

- Penerimaan biaya administrasi dan materai - Laba selisih kurs

- Lain-lain

Jumlah pendapatan lain-lain Beban lain-lain :

- Pajak-pajak dan pinalti - Beban dana sosial - Rugi selisih kurs - Biaya administrasi - Biaya perkebunan - Lain-lain 305.379.347.848 ( 1.750.217.380) ( 1.897.222.210) 301.731.908.258 12.569.859.886 314.301.768.144 188.471.950 40.977.863.824 39.445.910.501 42.581.568.445 311.477.292.785 2.824.475.359 115.875.323 781.036.447 111.763.888 365.456.087 922.15.154 246.083 997.899.620 3.294.292.602 0 0 0 (625.056.403) (235.654.498) (8.605.567) 256.933.994.162 (1.582.613.273) 3.338.218.839 258.689.599.728 21.695.440.846 280.385.040.574 148.344.658.704 44.345.191.386 40.896.486.830 39.513.344.007 273.099.680.927 7.285.359.647 3.308.728.374 898.895.404 104.736.485 312.183.602 589.500.824 2.766.916 183.760.051 5.400.571.656 (66.945.700) (271.323.453) (3.392.928) (610.291.835) (37.329.70) (1.710.291)


(59)

Jumlah beban lain-lain

Jumlah pendapatan (beban)

lain-lain bersih

Laba (Rugi) Bersih

(869.316.468) 2.424.976.134 5.249.451.493

(990.993.97) 4.409.577.749 11.694.937.396


(1)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari perusahaan mengenai sistem pengendalian intern terhadap aktiva tetap.

1. Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayan sudah dijalankan dengan efektif.

2. Sistem otorisasi aktiva tetap yang berkaitan dengan transaksi penelitian, penjualan, penggantian aktiva tetap sudah dijalankan dengan baik yang dijalankan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja sama secara independen sehingga mencapai tujuan perusahaan.

3. Besarnya penyusutan pada PT. Asuransi Ramayana setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp. 0. Perhitungan ditetapkan dengan harga perolehan yang dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku.


(2)

47

4.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam meningkatkan efektifitas dalam sitem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara sesuai dengan kemampuan peneliti, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini.

1. Sisten pengawasan intern tehadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara harus dijalankan dengan baik. Bila perlu menggunakn prosedur-prosedur yang lebih efektif agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjalankan pengawasan aktiva tetap.

2. Sistem otorisasi aktiva tetap sebaiknya dipertahankan karena sistem otorisasi aktiva tetap merupakan sarana atau alat yang baik untuk pengendalian intern terhadap aktiva tetap suatu perusahaan.

3. Didalam suatu perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan jenis aktiva tetap sebelum mengambil kebijakan untuk memakai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap.

4. Setiap perusahaan harus perlu memperhatikan permasalahan dalam mengganti aktiva tetap yang lama namun masih layak pakai sebaiknya dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan cara ditukar dengan aktiva tetap yang lain dengan asumsi memiliki fungsi yang sama.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Dycman, Dukes, Davis, Akuntansi Intermediate, Edisi ke-3, Jilid 1, Terjemahan Munir Ali, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000

Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, Edisi Kesatu, Penerbit: BPFE Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Yogya, Yogyakarta, 2001. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta 2007

S.R, Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-5 (Revisi), Buku 2, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005

Sumarni Murti, Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006

Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005

Weygandt, Jerry.J, Donald E.Kieso, Paul.D.Kimmel, Akuntansi Suatu

Pengantar, Edisi ke-7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007

Widjajanto, Nugroho, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta 2001.


(4)

Lampiran I PT. ASURANSI RAMAYANA, Tbk

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI DAN

UMUM TAHUN 2013

NO Nama Perkiraan Anggaran Realisasi Varians/Selisih

Rp U/F

1 Gaji dan Tunjangan 7.000.000 12.085.600 6.585.600 U 2 Biaya Transportrasi 1.200.000 1.000.000 800.000 F 3 Biaya Alat tulis Kantor 6.000.000 908.500 1.590.500 F

4 Biaya Foto Copy 200.000 187.100 472.900 F

5 Biaya Teknisi 1.500.000 800.000 F

6 Biaya Materai 400.000 298.500 101.500 F

7 Biaya Pemeliharaan Inventaris 800.000 320.500 279.500 F 8 Biaya Telepon/Pay/e-Mail 1.200.000 600.000 300.000 F

9 Biaya Internet - 1.500.926 1.671.926 -

10 Biaya Listrik/Air 4.500.000 1.204.825 2.295.175 F 11 Biaya Pemeliharaan Gedung 1.000.000 547.700 952.300 F 12 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan 68.000 68.000 30.000 - 13 Biaya Sewa Kantor 25.000.000 22.188.887 3.188.887 U 14 Biaya Asuransi Gedung Kantor 500.000 151.092 148.908 F 16 Biaya Alat oprasional Teknisi 8.000.000 6.589.566 3.678.890 - 17 Biaya Komputerisasi 800.000 300.000 645.000 -

18 Biaya Perjalanan Dinas 1.000.000 - - -

19 Biaya Administrasi 600.000 2.033.132 2.966.868 F

Jumlah 58.968.000 50.784.328 25.707.954


(5)

Lampiran II PT. ASURANSI RAMAYANA, TBK

B. LAPORAN LABA RUGI INDUK PERUSAHAAN

Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2012 dan 2013

Keterangan 2006 (Rp) 2005 (Rp)

Pendapatan Operasi

Pendapatan premi : Premi Bruto

Dikurangi : Premi Reasuransi

(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Premi yang belum merupakan pendapatan

Jumlah pendapatan premi

Hasil investasi

Jumlah pendapatan operasional

Beban operasional Klaim dan manfaat

(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Kewajiban polis masa depan dan estimasi Kewajiban klaim

Beban komisi Beban usaha

Jumlah beban Operasional Laba (rugi) usaha

Pendapatan (beban) lain-lain :

Pendapatan lain-lain : - Laba penjualan aktiva tetap - Penerimaan biaya polis - Jasa giro

- Penerimaan bunga

- Penerimaan biaya administrasi dan materai - Laba selisih kurs

- Lain-lain 305.379.347.848 ( 1.750.217.380) ( 1.897.222.210) 301.731.908.258 12.569.859.886 314.301.768.144 188.471.950 40.977.863.824 39.445.910.501 42.581.568.445 311.477.292.785 2.824.475.359 115.875.323 781.036.447 111.763.888 365.456.087 922.15.154 246.083 997.899.620 256.933.994.162 (1.582.613.273) 3.338.218.839 258.689.599.728 21.695.440.846 280.385.040.574 148.344.658.704 44.345.191.386 40.896.486.830 39.513.344.007 273.099.680.927 7.285.359.647 3.308.728.374 898.895.404 104.736.485 312.183.602 589.500.824 2.766.916 183.760.051


(6)

51

Jumlah beban lain-lain

Jumlah pendapatan (beban)

lain-lain bersih

Laba (Rugi) Bersih

(869.316.468) 2.424.976.134 5.249.451.493

(990.993.97) 4.409.577.749 11.694.937.396