Kerukunan antar umat islam didasarkan pada akidah islamnya dan pemenuhan kebutuhan social yang digambar kan bagaikan satu bangunan, dimana umat islam
satu sama lain saling menguatkan dan juga digambarkan seperti satu tubuh;jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh anggota tuybuh merasakan sakit. Hal ini
berbeda dengan kerukunan antar umat beragama atau umat manusia pada umumnya. Kerukunan antar umat beragama didasarkan pada kebutuhan social dimana satu
sama lain saling membutuhkan agar kebutuhan-kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi
dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, menampung aspirasi
Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan dengan : Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama.
Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya.
Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.
2.6 Pengertian Kerukunan Umat Beragama Menurut Islam
Kerukunan umat beragama dalam islam yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata “Ukhuwah”
sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islaiyah
berasal dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat Ukhuwah, sehingga jika dipadukan antara kata Ukhuwah dan Islamiyah akan berarti
persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam. Pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang-
orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan. Ada hadits yang mengatakan bahwa
hubungan persahabatan antara sesame islam dalam menjamin Ukhuwah Islamuah yang berarti bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu
anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa umat muslim itu bagaikan sutu bangunan yang saling menunjang satu sama
lain.
Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah menjadi actual, bila dihubungkan dengan masalah solidaritas social. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu yang masyru’
artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila bila kata
Ukhuwah dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu
bentuk dasar yakni Persaudaraan Islam merupakan potensi yang obyektif.
Ibadah seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan cita ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah itu sendiri bukanlah tujuan,
Ukhuwah Islamiyah adalah kesatuan yang menjelmakan kerukunan hidup umat dan bangs, juga untuk kemajuan agama, Negara, dan kemanusiaan. “Janganlah
bermusuh- musuhan, maka Allah menjinakan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” QS. Ali Imran: 103 Artinya:
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai dan berselisih sesudah dating keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat siksa yang berat. QS. Ali Imran 105.
III METODE PENELITIAN
Pendekatan Masalah
Untuk memperoleh data yang relevan guna memperoleh jawaban atas permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan masalah yang dipergunakan adalah pendekatan
normativ dan pendekatan empiris. Pendekatan normative adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan hukum berupa undang-undang,
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti. Sedangkan pendektan empiris adalah dengan cara mengumpulkan dan mempelajari informasi
secara langsung dilapangan.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh atau bersumber dari kegiatan penelitian di lapangan yakni berupa
hasil pengamatan dan wawancara terbuka dengan responden yang berkompeten terhadap masalah dalam penelitian. Data sekunder diperoleh melaui studi
kepustakaan dan setudi dokumentasi terhadap hukum dan undang-undang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Data sekunder dalam penelitian normatif terdiri dari : Data sekunder bahan hukum primer, berupa peraturan undang-undang.
Data sekunder bahan hukum sekunder, berupa surat-surat keputusan yang penjelasan terhadap dat sekunder bahan hukum primer dan sekunder memeberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primerd Data sekunder, bahan hukum tersier, berupa data yang memeberikan
penjelasan terhadap data sekunder bahan hukum primer dan data sekunder bahan hukum sekunder.
Prosedur Pengumpulan Data
Mengingat penelitian ini bersumber pada pengelolaan data normatif dan pendekatan empiris, maka dalam pengumpulan datanya dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut: 1. Studi Kepustakaan
Merupakan pengumpulan literatur-literatur serta menelaah studi yang ada diperpustakaan guna menyusun pokok bahasan. Data yang diperoleh melalui
studi kepustakaan dapat disebut dengan skundersoerjono soekamto, 1988:22. Studi Lapangan
2. Studi lapangan Merupakan suatu usaha pengumpulan data dengan cara melakukan kegiatan
penelitian lapangan secara langsung. Teknik yang digunakan yaitu dengan teknik wawancara terbuka terhadap narasumber maupun pihak-pihak yang
terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Prosedur Pengolahan Data
Apabila data yang diperoleh dari studi pustaka dan studi lapangan telah cukup, maka selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yakni dengan cara sebagai berikut :
Pemeriksaan data, yaitu berupa penentuan data sesuai dengan pokok bahasan apabila ada kemungkinan kurang atau keliru.
Klasifikasi data, yaitu menentukan data yang sesuai dengan pokok bahasannya masing-masing.
Penyusunan data, yaitu menetapkan data pada tiap kerangka bahasan pada permasalahan yang akan diteliti.
Analisis Data
Dalam penelitian ini analisa data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan memberikan arti terhadap data dan disajikan dalam bentuk kalimat untuk selanjutnya
ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan dalam penelitian terhadap peran pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan umat beragama di Bandar Lampung.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan