4. Mengurangi sifat kembang susut tanah lempung.
Pemadatan tanah dapat dilakukan di lapangan maupun di laboratorium. Di lapangan biasanya tanah akan digilas dengan mesin penggilas yang
didalamnya terdapat alat penggetar, getaran tersebut akan menggetarkan tanah sehingga terjadi pemadatan. Sedangkan di laboratorium menggunakan
pengujian standar yang disebut dengan uji proctor, dengan cara suatu palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa lapisan tanah di dalam sebuah
mold. Dengan dilakukannya pengujian pemadatan tanah ini, maka akan terdapat hubungan antara kadar air dengan berat volume. Berdasarkan tenaga
pemadatan yang diberikan, pengujian proctor dibedakan menjadi 2 macam: 1.
Proktor Standar. 2.
Proktor Modifikasi. Rincian mengenai persamaan ataupun perbedaan dari kedua proctor tersebut,
diperlihatkan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Elemen-elemen Uji Pemadatan di Laboratorium Das, 1988
Proctor Standar
ASTM D-698
Proctor Modifikasi
ASTM D-1557 Berat palu
24,5 N 5,5 lb 44,5 N 10 lb
Tinggi jatuh palu 305 mm 12 in
457 mm 18 in Jumlah lapisan
3 5
Jumlah tumbukanlapisan 25 25
Volume cetakan 130 ft
3
Tanah saringan - No. 4
Energi pemadatan 595 kJm
3
2698 kJm
3
K. Waktu Pemeraman
Waktu pemeraman adalah waktu perawatan sampel uji tanah setelah dicampur
dengan bahan pencampur additive dan dipadatkan dengan alat pemadat. Pada waktu pemeraman tersebut terjadi reaksi hidrasi penyerapan air pada
campuran dan terjadi ikatan antara bahan partikel-partikel tanah oleh bahan pencampur seperti semen, kapur, fly ash, ISS 2500, TRX 300, abu gunung
merapi dan lain-lain. Sehingga partikel-partikel tanah lebih menyatu dan nilai daya dukung tanah pun meningkat. Pada umumnya waktu pemeraman yang
sering digunakan pada penelitian stabilisasi tanah yaitu 0 hari, 7 hari , 14 hari, dan 28 hari.
Pada penelitian ini, stabilisasi tanah dengan bahan pencampur menggunakan abu ampas tebu dengan pada variasi waktu pemeraman yaitu 0 hari, 7 hari, 14
hari, dan 28 hari. Dari variasi tersebut akan diteliti sejauh mana pengaruh waktu pemeraman terhadap kenaikan daya dukung tanah. Sehingga akan
diketahui lamanya waktu pemeraman efektif untuk tanah abu ampas tebu yang akan digunakan.
L. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian laboratorium yang menjadi bahan pertimbangan dan
acuan penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan metode, waktu pemeraman dan sampel tanah yang digunakan, akan tetapi untuk bahan aditif dan variasi
campuran yang berbeda, antara lain :
1. Perbaikan tanah lempung lunak menggunakan ISS.
Penelitian yang dilakukan oleh Aljius pada tahun 2011 adalah mengenai “Perbaikan Tanah Lempung Lunak Menggunakan ISS 2500 Ionic Soil
Stabilizer Terhadap Waktu Pemeraman Curing Time ” mengatakan
bahwa penggunaan bahan campuran ISS 2500 sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung lunak Rawa Sragi dengan perlakuan lanjutan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Luki Sandi pada tahun 2010 yang menggunakan variasi campuran kadar ISS 2500 sebanyak 0,5 ml, 0,8 ml,
1,1 ml dan 1,5 ml didapatkan kadar ISS 2500 optimum pada campuran 0,8 ml sehingga pada penelitian Aljius ini menggunakan kadar ISS 2500
optimum yang dilakukan pemeraman selama 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari serta rendaman selama 4 hari mampu meningkatkan kekuatan
daya dukungnya. Hasil pengujian nilai CBR pada variasi waktu pemeraman dapat dilihat
pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Pengujian CBR tiap Kadar Aljius, 2011
Waktu Pemeraman Kadar ISS 2500
Optimum 0,8 ml CBR
Tanpa Rendaman CBR
Rendaman
0 hari 29
7,7 7 hari
29,5 8,4
14 hari 38
11,5 28 hari
39,8 12