4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari 5.
Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman kebidang pengajaran lain
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
7. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk
dipelajari. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan SD memuat ketentuan aspek yang
hendak dicapaidalam pembelajaran IPA di SD, khususnya kelas IV secara garis besar tujuan pembelajaran IPA adalah Benda dan Alam sekitar: 1
Mengidentifikasi benda dan sifatnya, 2 Mendeskripsikan proses perubahan benda dan hubungan antar sifat benda serta manfaatnya bagi kehidupan.
Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA SD di atas, maka jelaslah bahwa pembelajaran IPA diperlukan suatu kemampuan dan keterampilan guru yang
benar-benar menguasai sifat-sifat dan konsep keilmuan IPA secara mendalam. Pembelajaran tidak hanya berupa transfer pengetahuan dari guru
kepada siswa, tetapi bagaimana hasil pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
2.1.4 Prinsip-Prinsi Pembelajaran IPA
Menurut Sulistyorini 2007:43 untuk mengajarkan IPA dikenal beberapa pendekatan, yakni 1 pendekatan kepada fakta-fakta, 2 pendekatan konsep,
dan 3 pendekatan proses. Pendekatan yang menggunakan pendekatan faktual terutama bermaksud menyodorkan penemuan-penemuan IPA.
Pendekatan ini tidak mencerminkan gambaran yang sebenarnya tentang sifat IPA. Selanjutnya pendekatan konsep adalah suatu ide yang mengikat banyak
fakta menjadi satu. Untuk memahami suatu konsep, anak perlu bekerja dengan objek-objek kongkret, memperoleh fakta-fakta, melakukan eksplorasi
dan manipulasi ide secara mental, tidak sekedar menghafal. Oleh karena itu, pendekatan konsep memberikan gambaran lebih jelas tentang IPA
dibandingkan dengan pendekatan faktual. Kemudian suatu pendekatan proses dalam pembelajaran IPA didasarkan atas pengamatan yang disebut sebagai
keterampilan proses dalam IPA. Pembelajaran dalam keterampilan proses dapat diartikan untuk memahami
suatu konsep, siswa tidak diberi tahu oleh guru, tetapi guru memberi peluang pada siswa untuk memperoleh dan menemukan konsep melalui pengalaman
siswa dengan mengembangkan keterampilan dasar melalui percobaan membuat kesimpulan sehingga mampu melakukan penelitian sederhana yang
tahap pengembangannya disesuaikan dari tahapan suatu proses penelitian atau eksperimen, yakni meliputi : 1 observasi, 2 klasifikasi, 3 inetrprestasi,
4 prediksi, 5 hipotesis, 6 mengendalikan variable, 7 merencanakan dan melaksanakan penelitian 8 inferensi, 9 aplikasi, dan 10 komunikasi.
Sulistyorini, 2007:9-10. Berdasasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses merupakan pendekatan yang sesuai. Karena dalam pembelajran itu siswa memperoleh dan menemukan kosep melalui
pengalaman sendiri, sekaligus belajar proses dan produk. Jadi di dalam