Penentuan jumlah bakteri amilolitik dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri yang menghasilkan zona jernih disekitar koloni dengan
menggunakan metode pour plate. Cara untuk menghitung jumlah bakteri amilolitik dengan metode pour plate yaitu:
1. Sebanyak 1 gram ragi probiotik dari berbagai jenis kemasan yang
disimpan pada suhu ruang dan suhu 37 C, dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml garam fisiologis steril dan dihomogenkan dengan vortex mixer selama 1-2 menit sehingga
didapatkan pengenceran 10
-1
. 2.
Satu ml suspensi dari pengenceran 10
-1
dipindahkan dengan micropipette ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml garam fisiologis
steril sehingga didapatkan pengenceran 10
-2
. Satu ml suspensi dari pengenceran 10
-2
dipindahkan dengan micropipette ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml garam fisiologis steril sampai pengenceran 10
- 6
, dengan cara yang sama. 3.
Sebanyak 1 ml suspensi dari seri pengenceran 10
-4
, 10
-5
, dan 10
-6
masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril kemudian ditambahkan media spesifik amilum 1 dan dibiarkan hingga padat.
Setelah media padat, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C.
Setelah masa inkubasi berakhir, kultur bakteri ditetesi dengan larutan iodin 0,1 . Koloni-koloni yang membentuk zona jernih
menunjukkan adanya aktivitas bakteri amilolitik. Untuk menghitung jumlah koloni yang membentuk zona jernih digunakan colony
counter.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Alumunium foil, plastik zipack, kertas sampul, dan plastik tahan panas
dapat digunakan sebagai kemasan inokulum probiotik karena mampu menjaga viabilitas bakteri amilolitik pada suhu ruang dan suhu 37
C dengan masa penyimpanan selama 3 bulan
2. Kemasan yang paling tepat digunakan sebagai penyimpanan inokulum
probiotik yaitu plastik tahan panas
B. Saran
Dalam penyimpanan inokulum probiotik, kemasan yang paling tepat digunakan yaitu plastik tahan panas dilihat dari keunggulan yang dimiliki
kemasan ini dibandingkan dengan ketiga kemasan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, dan Y. Itakura. 2001. Intake
of Garlic and Its Bioactive Components. J Nutrition 131:955-962 Ahmad, I., 2006. Effect of Probiotic on broilers performance. J Poul Sci 56:
593-597. Barbosa, M.T, Caudia, R.S, Roberto, M.L.R, Martin, J.W., dan Adriano O.H.
2005. Applied and Environmental Microbiology: Screening for Isolates in The Broiler Gastrointestinal Tract. America Soc for
Microbiol.712:968-978.
Brown, W. E. 1992. Plastic in Food Packaging Properties, Design and Fabrication. Marcel Dekker. New York
Buckle, K.A,. R.A. Edwards, G.R. Fleed and M. Wooton. 2007. Ilmu Pangan. Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Coles, R., D. M. Dowell, M. J. Kirwan. 2003. Food Packaging Technology. CRC Press. London
De Leo, F. dan Del Bosco, F.S. 2005. Citrus Flavonoids as Bioactive Compounds: Role, Bioavailability, Socio-Economic Impact and
Biotechnological Approach For Their Modification. 9th ICABR International Conference on Agricultural Biotechnology: Ravello, Italy.
Dwidjoseputro, D. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama dan
Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.Bogor. Felliatra, Effendi dan Suryadi, E. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik
dari Ikan Kerapu Macan Ephinephalus fuscogatus dalam upaya efisiensi Pakan Ikan. J Natur Indon 6 2:75-80 2004.
Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. In Probiotics the Scientific basis. Edited by Fuller. Chapman and hall. London.
Fuller, R. 1997. Probiotics 2 Aplication and Practical Aspects. 1st. Ed. Chapman and Hall. London.