C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi peneliti dan masyarakat mengenai kemasan yang tepat digunakan untuk
menyimpan inokulum probiotik sehingga viabilitas bakteri amilolitik tetap terjaga dan inokulum probiotik dapat digunakan sebagai pakan tambahan
yang bermanfaat untuk ternak
D. Kerangka Pemikiran
Probiotik merupakan pakan tambahan dalam bentuk mikroba hidup yang
menguntungkan. Probiotik dapat dibuat dalam bentuk inokulum. Inokulum merupakan kultur mikroba yang diinokulasikan pada media pengikat
mikroba. Inokulum dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung mikroba. Bahan-bahan yang mengandung mikroba antara lain: ragi tape
mengandung khamir dan jamur Mucor, ragi tempe mengandung kapang dan jamur Rhizopus, juga dapat ditambahkan dengan bakteri khusus non patogen
seperti Bacillus. Bakteri Bacillus menghasilkan berbagai enzim yang dapat merombak zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak Buckle, Edwards,
Fleed dan Wooton, 2007. Inokulum probiotik mengandung berbagai mikroba yang bermanfaat dan
menguntungkan, terutama untuk ternak. Salah satu mikroba yang terdapat pada inokulum probiotik adalah bakteri amilolitik. Bakteri amilolitik
memiliki kemampuan dalam memecah pati menjadi glukosa Ahmad, 2006.
Untuk menjaga bakteri amilolitik dalam inokulum probiotik tetap hidup dan
tidak terkontaminasi, maka perlu ditambahkan zat antimikroba yang didapatkan dari bahan alami, antara lain lengkuas, cabe jawa, lada putih,
bawang putih, jeruk nipis. Disamping menghindari pertumbuhan bakteri kontaminan, viabilitas bakteri
amilolitik perlu dijaga. Viabilitas bakteri amilolitik dari inokulum probiotik dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang sesuai antara lain suhu, pH,
kelembaban. Apabila faktor-faktor lingkungan yang dibutuhkan suatu mikroba untuk tetap hidup tersedia, maka viabilitas mikroba tersebut tetap
terjaga. Dalam menjaga viabilitas bakteri amilolitik dari inokulum probiotik
diperlukan kemasan yang dapat mempertahankan kondisi lingkungan agar bakteri amilolitik tetap hidup. Karakter yang dimiliki setiap jenis kemasan
yang digunakan berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan kemampuan kemasan dalam mempertahankan kondisi lingkungan.
Alumunium foil memiliki karakteristik tahan terhadap oksigen dan uap air,
tidak mudah terbakar karena berbahan dasar logam Lee, 1991 yang dapat melindungi inokulum probiotik dari bahaya kontaminan dan menjaga
viabilitas bakteri amilolitik dalam inokulum probiotik. Plastik tahan panas memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
tahan terhadap suhu tinggi, melindungi produk terhadap cahaya, udara atau oksigen dan kontaminasi, serta mengurangi kecenderungan bahan pangan
mengeras Coles et al., 2003 yang dapat menjaga viabilitas bakteri amilolitik dalam inokulum probiotik.
Plastik zipack memiliki sifat bahan yang jernih kenampakannya, mudah
ditarik, tahan terhadap gas dan uap air yang dapat menjaga viabilitas bakteri amilolitik dalam inokulum probiotik.
Kertas sampul merupakan kemasan dengan bahan baku serat kayu yang
mengandung selulosa. Kertas sampul tahan terhadap panas dan gas Tjahjadi dan Herlina, 2011 yang dapat menjaga viabilitas bakteri amilolitik dalam
inokulum probiotik. Penggunaan suhu ruang dan suhu 37
C diharapkan mampu menjaga viabilitas bakteri amilolitik yang terdapat pada inokulum probiotik. Suhu
ruang merupakan suhu yang biasa digunakan sebagai penyimpanan bahan makanan kering. Suhu ruang berkisar antara 25-30
C Tjasyono, 2004. Suhu penyimpanan 37
C yang digunakan merupakan suhu yang disesuaikan dengan suhu tubuh dan disesuaikan dengan kondisi saat transportasi yang
biasa dilakukan pada siang hari. Suhu di luar ruangan berkisar antara 28-34 C Tjasyono, 2004.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah memperoleh kemasan yang mampu mempertahankan viabilitas bakteri amilolitik dari inokulum
probiotik pada suhu ruang dan suhu 37 C.