Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inokulum Probiotik Inokulum merupakan kultur mikroba yang diinokulasikan kedalam medium pada saat kultur mikroba pada fase pertumbuhan Suriawiria, 2005. Inokulum probiotik mengandung bahan pengikat mikroba dan mengandung mikroba yang dapat melakukan fermentasi, salah satunya adalah terdapat pada ragi. Ragi merupakan organisme fakultatif yang mempunyai kemampuan menghasilkan energi dari senyawa organik dalam kondisi aerob maupun anaerob sehingga ragi dapat tumbuh dalam kondisi ekologi yang berbeda Winarno, 2004. Jenis ragi yang umum dikenal yaitu ragi tape dan ragi tempe. Ragi tape berwujud padat dengan bentuk bulat pipih berwarna putih, sedangkan ragi tempe berbentuk bubuk. Ragi tape terdiri mikroba bibit atau disebut juga starter untuk membuat berbagai macam makanan fermentasi, seperti tape ketan atau singkong, tape ubi jalar, brem cair atau padat dan lainnya Hidayat dkk, 2006. Menurut Gandjar 2003, ragi tape terdiri dari kapang Rhizopus oryzae, Mucor, khamir Sacharomyces cerevisiae, Sacharomyces verdomanni, Candida utilis dan bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp.. Ragi tempe merupakan bibit yang dipergunakan untuk pembuatan tempe. Oleh karena itu sering pula disebut sebagai starter tempe. Ragi tempe mengandung jamur Rhizopus sp.yang dikenal pula sebagai jamur tempe. Jamur Rhizopus merupakan jamur yang paling dominan pada ragi tempe, berwarna putih dan memiliki miselia yang akan menghubungkan biji-biji kedelai menjadi tempe Hidayat dkk, 2006. Probiotik merupakan produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan nonpatogen, yang diberikan pada hewan ternak untuk memperbaiki laju pertumbuhan, menstabilkan produksi pada ternak , efisiensi konversi ransum, meningkatkan penyerapan nutrisi, kesehatan hewan , menambah nafsu makan sehingga mempercepat peningkatan berat badan Fuller, 1992. Menurut Soeharsono 2010 mikrobia yang digunakan sebagai probiotik adalah bakteri, khamir atau ragi, mould. Ahmad 2006 menyatakan bahwa probiotik merupakan salah satu pendekatan yang memiliki potensi dalam mengurangi infeksi unggas dan kontaminasi produk unggas Pemberian probiotik secara nyata meningkatkan produksi serta menekan mortalitas Kompiang, Supriyati dan Sjofjan, 2004. Probiotik sebagai mikroba hidup atau sporanya yang dapat hidup atau berkembang dalam usus, dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya, sehingga mikroba yang menguntungkan dapat berkembang dengan baik Kompiang, 2009. Tujuan utama pemberian probiotik pada ternak adalah untuk mengontrol ekosistem dalam saluran pencernaan serta menjaga kesehatan usus agar proses penyerapan berlangsung dengan baik. Menurut Fuller 1992, mikroba dikatakan sebagai probiotik jika : 1. Dapat diisolasi dari hewan inangnya 2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya 3. Tidak bersifat patogen 4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya 5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan Prinsip kerja probiotik yaitu dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menyusun pakan yang diberikan. Pemecahan molekul-molekul kompleks ini menjadi molekul sederhana jelas akan mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan oleh saluran pencernaan hewan. Di sisi lain, mikroorganisme pelaku pemecah ini mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil perombakan molekul kompleks tersebut Effendi dan Suryadi, 2004. Inokulum probiotik mengadung berbagai mikroba yang menguntungkan, salah satunya adalah bakteri amilolitik. Supaya bakteri amilolitik dalam inokulum probiotik tetap hidup, maka viabilitasnya perlu dijaga. Viabilitas merupakan kemampuan hidup suatu mikroba. Viabilitas mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi viabilitas mikroba menurut Fardiaz 1992 antara lain: