Pengertian Tindak Pidana TINJAUAN PUSTAKA A.

d. Dilihat secara fungsionaloperasional, sistem pemidanaan merupakan suatu rangkaian proses melalui tahap formulasi kebijakan legeslatif, tahap aplikasi kebijakan judicialjudikatif, dan tahap eksekusi kebijakan administrative eksekutif, oleh karena itu agar ada keterjalinan dan keterpaduan antara ketiga tahap itu sebagai suatu kesatuan sistem pemidanaan, diperlukan perumusan tujuan dan pedoman pemidanaan. Sebagaimana termuat dalam Pasal 51 RUU KUHP 2008 disebutkan tujuan pemidanaan : a. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakan norma hukum demi pengayoman masyarakat. b. Masyarakat terpidana dengan mengadakan pemidanaan sehingga menjadi orang baik dan berguna. c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. dan, d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan merendahkan martabat manusia. Heni Siswanto, 2007 : 12

B. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana yuridis normatif. Kejahatan atau perbuatan jahat dapat diartikan secara yuridis atau kriminologis. Kejahatan atau perbuatan jahat dalam arti yuridis normatif adalah perbuatan seperti yang terwujud in-abstracto dalam peraturan pidana. Sedangkan kejahatan dalam arti kriminologis adalah perbuatan manusia yang menyalahi norma yang hidup dimasyarakat secara konkret. Mengenai pengertian tindak pidana strafbaar feit beberapa sarjana memberikan pengertian yang berbeda sebagai berikut : a. Pompe : Memberikan pengertian tindak pidana menjadi 2 dua definisi, yaitu : 1. Definisi menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena kesalahan si pelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum. 2. Definisi menurut hukum positif adalah suatu kejadianfeit yang oleh peraturan undang-undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum. Bambang Poernomo, 1981 : 86 b. Simons : Tindak pidana adalah “kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab” Moeljatno, 1987 : 56. c. Vos : Tindak pidana adalah “suatu kelakuan manusia diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan, jadi suatu kelakuan yang pada umumnya dilarang dengan an caman pidana” Bambang Poernomo, 1981 : 86. d. Van Hamel : Tindak pidana adalah “kelakuan orang yang dirumuskan dalam wet, yan bersifat melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan”. Moeljatno 1987 :56 e. Moeljatno : Perbuatan pidana tindak pidana- pen adalah “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut” Moeljatno, 1987 : 54. f. Wirjono Prodjodikoro : Tindak pidan a adalah “suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana” Wirjono Prodjodikoro, 1986 : 56. Berdasarkan pengertian tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar di atas, dapat diketahui bahwa tataran teoritis tidak ada kesatuan pendapat diantara para pakar hukum dalam memberikan definisi tentang tindak pidana. Tri Andrisman, 2006 : 53-54

C. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana