81 Menurut Basu Swasha DH dan T. Hani Handoko 1997: 245, salah
satu tujuan dari kegiatan periklanan adalah untuk menarik pelanggan baru agar mau mengkonsumsi produk perusahaan. Bila dikaitkan hasil penelitian
ini dengan pendapat di atas menunjukkan adanya keselarasan bahwa kegiatan periklanan yang dilakukan perusahan ternyata mampu menimbulkan minat
beli konsumen baru responden bukan perokok Clas Mild untuk mau mencoba mengkonsumsi produk Clas Mild. Hal ini juga didukung oleh hasil
jawaban responden tentang periklanan yang dilakukan Class Mild, dimana sebagian besar responden menyukai periklanan yang dilakukan Class Mild
baik di media televisi, radio, surat kabar, maupun billboard.
b. Promosi Penjualan
Nilai t variabel promosi penjualan sebesar 3,238 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,662. Hal ini berarti variabel promosi penjualan rokok Clas
Mild secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada tingkat alpha 0,05. Dengan demikian hipotesis 2 yang
diajukan dapat diterima kebenarannya. Besaran pengaruh promosi penjualan rokok Clas Mild terhadap minat
beli konsumen ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,326 yang setelah dipangkatkan menjadi 0,106. Nilai tersebut menunjukkan
besarnya pengaruh promosi penjualan rokok Clas Mild terhadap minat beli konsumen sebesar 10,6 persen sedangkan sisanya 89,4 persen dipengaruhi
faktor lain. Nilai koefisien regresi promosi penjualan sebesar 0,345 yang berarti
bila aktivitas promosi penjualan rokok Clas Mild meningkat sebesar 1 persen
82 maka akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,345 persen, dengan
asumsi ceteris paribus variabel lain tidak berubah. Menurut Basu Swasha DH dan T. Hani Handoko 1997: 279, promosi
penjualan pada kenyataannya paling sering digunakan untuk tujuan menarik pembeli agar dapat menembus atau memasuki pasar yang baru sehingga
memperoleh pelanggan baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi penjualan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen, atau dengan
kata lain kegiatan promosi penjualan yang dilakukan Clas Mild mampu menimbulkan minat beli konsumen baru bukan perokok Clas Mild. Hal ini
juga didukung dari hasil jawaban responden yang secara keseluruuhan sebagian besar responden menyukai promosi penjualan yang dilakukan Clas
Mild. Dengan demikian, bila dikaitkan pendapat tersebut dengan hasil penelitian ini maka dapat dikatakan adanya keselarasan antara teori dengan
hasil penelitian yang diperoleh.
c. Penjualan Perorangan
Nilai t variabel penjualan perorangan sebesar 2,350 lebih besar dari t tabel sebesar 1,662. Hal ini berarti variabel penjualan perorangan rokok Clas
Mild secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen pada tingkat alpha 0,05. Dengan demikian hipotesis 3 yang
diajukan dapat diterima kebenarannya. Besaran pengaruh penjualan perorangan rokok Clas Mild terhadap
minat beli konsumen ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,243 yang setelah dipangkatkan menjadi 0,059. Nilai tersebut menunjukkan
besarnya pengaruh penjualan perorangan rokok Clas Mild terhadap minat beli
83 konsumen sebesar 5,9 persen sedangkan sisanya 94,1 persen dipengaruhi
faktor lain. Nilai koefisien regresi penjualan perorangan sebesar 0,248 yang
berarti bila aktivitas penjualan perorangan rokok Clas Mild meningkat sebesar 1 persen maka akan meningkatkan minat beli konsumen sebesar 0,248 persen,
dengan asumsi ceteris paribus variabel lain tidak berubah. Menurut Basu Swastha DH dan T Hani Handoko 1997: 206,
penjualan perorangan adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan perorangan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen, atau dengan kata lain, kegiatan penjualan perorangan yang dilakukan SPG Clas Mild mampu menciptakan
minat beli konsumen terhadap Clas Mild. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden tentang penjualan perorangan yang sebagian besar
menyukai penjualan perorangan yang dilakukan SPG Clas Mild. Dengan demikian dapat dikatakan adanya keselarasan antara teori dengan hasil
penelitian yang diperoleh.
d. Publisitas