Sarana Belajar Pembelajaran IPS Terpadu
tujuan pembelajaran khusus tersebut. Pengalaman belajar mungkin memerlukan kelompok belajar kooperatif untuk meningkatkan kemampuan mereka. Mulyono
Abdurahman, 2003: 59. Menurut Winarmo dalam Syaiful 2010: 222 untuk memilih metode mengajar tidak bisa sembarangan banyak faktor yang
mempengaruhinya dan patut dipertimbangkan misalnya sebagai berikut: a.
Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya. b.
Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya. c.
Situasi dengan berbagai keadaanya. d.
Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya. e.
Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda. Karena banyaknya mata pelajaran maka tujuan untuk setiap mata pelajaran pun
berbeda-beda pula. Hal ini memungkinkan seorang guru untuk memilih metode untuk mencapai tujuan tersebut. Pemilihan metode yang salah akan menghambat
pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Rudy Gunawan 2014: 61 terdapat beberapa metode yang digunakan
untuk pembelajaran IPS terpadu, yaitu: 1. Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
2. Demonstrasi Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator orang luar yang sengaja diminta atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses.
Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
3. Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
4. Simulasi Cara penyajian pengalaman belajar dengan mengunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
5. Pengalaman Lapangan Metode Pengalaman Lapangan karyawisata adalah suatu metode
mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan
peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
6. Debat Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
7. Metode Simposium Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung
dengan seorang pemimpin dengan menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang
berbeda dan topik yang sama.
Menurut Emon, Harizal dan Elifindri 1974: 31 metode pendidikan anak tunarungu yaitu:
1. Metode Isyarat Metode ini didasari oleh pandangan yang menyatakan bahwa sesuai
dengan kodratnya bahasa yang paling cocok untuk anak tunarungu ialah bahasa isyarat. Keuntungan dari metode isyarat adalah sesuai
dengan dunia tunarungu, yaitu dunia tanpa suara, sesuai dengan kemampuan anak tunarungu untuk menerima dan mengeluarkan
pikiran-pikiran melaui lambang visual sesuai dengan bahasa ibunya. Kelemahan-kelemahan dari metode ini adalah tidak efisien karena
banyaknya isyarat yang harus dipelajari, tidak semua pengertian terutama pengertian yang abstrak dapat diisyratkan. Keragaman
isyarat sesuai dengan daerah dan kehendak si pembuat isyarat, dan membatasi anak tunarungu pada lingkungan yang dapat mengerti
isyarat-isyaratnya.
2. Metode Oral Dasar metode oral adalah pendapat yang menyatakan bahwa anak
tunarungu sebagai anggota masyarat harus menyesuaikan diri kepada pola disekitarnya, termasuk bahasanya, didukung oleh pengalaman
bahwa anak tunarungu mampu berbicara kalau mendapat perhatian dan latihan secara teratur. Pelaksanaan metode oral terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu analisa kemampuan berbicara pada anak melalui pemeriksaan kemampuan psikis dan keadaan alat ujar speech
organs, pembentukan latihan berbicara speech building dan speech training, dan latihan mendengar hear training. Berhasil tidaknya
pelaksanaan metode ini tergantung kepada sisa pendengaran pada anak, intelegensi frekuensi latihan dan tersedianya alat-alat bantu yang
diperlukan, misalnya: alat pengukur pendengaran, alat pembantu mendengar dan latihan berbicara. Metode ini lebih menguntungkan
dalam memperluas komunikasi anak dengan masyarakat sekitarnya
dan dapat memungkinkan kegiatan belajar mengajar yang lebih sistematis. Kelemahan utama terletak pada keterbatasan kemampuan
anak tunarungu dalam menagkap dan mengeluarkan bahasa lisan.
Untuk memahami Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial guru hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang disiplin Ilmu-Ilmu Sosial yang meliputi struktur,
ide Fundamental, pertanyaan pokok mode of inqury, metode yang digunakan dan konsep-konsep setiap disiplin ilmu, disamping pemahanannya tentang prinsip-
prinsip kependidikan dan psikologi serta permasalahan sosial Sapriya, 2009: 12.