75 • Penyewa menanggung semua kerugian akibat terjadi kerusakan
karena kesalahan sendiri. • Mencukupi segala keperluan operasional mobil, contohnya
keperluan bahan baker minyak BBM • Penyewa menggunakan mobil sesuai dengan keperluannmya.
• Wajib menyerahkan mobil sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan.
• Mengembalikan mobil dalam keadaan seperti waktu menyewa. • Memelihara mobil seperti miliknya sendiri selama masa sewa.
Hanya boleh digunakan di wilayah Jawa Tengah.
4
B. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa Mobil dan
Penyelesaiannya 1.
Wanprestasi yang terjadi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil
Pada bab terdahulu telah diuraikan bahwa wanprestasi terjadi apabila dalam suatu perjanjian salah satu pihak baik debitur penyewa
kreditur yang menyewakan tidak melakukan kewajibannya, baik karena kealpaan ataupun karena kelalaiannya. Tidak terpenuhi kewajiban itu ada
dua kemungkinan yaitu : a.
Karena kesalahan debitur karena kesengajaan maupun karena kelalaiannya.
4
Bapak Shodik Mulya Putra, Karyawan CV.Mutiara Transportation, Wawancara Pribadi, Tegal, 08 Oktober 2005.
76 b.
Karena keadaan memaksa overmacht. Jadi di luar kesalahan debiturpenyewa, debiturpenyewa tidak bersalah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan wanprestasi dalam pengertian umum adalah suatu kelalaiankealpaan debiturpenyewa yang
mengakibatkan tidak dapat terpenuhi prestasinya dalam suatu perjanjian yang telah dilakukan.
Kelalaian yang dilakukan oleh debiturpenyewa tidak dengan sendirinya muncul tanpa didahului dengan suatu pernyataan lalai dari
krediturpihak yang menyewakan. Pernyataan lalai itu berwujud suatu pemberitahuan kepada debiturpenyewa melalui perintah, baik perintah
yang berasal dari juru sita pengadilan maupun dengan surat perintah yang berupa sepucuk surat sebagai peringatanteguran, yang menghendaki agar
prestasi segera dipenuhi menurut jangka waktu yang telah diperjanjikan. KelalaianIn Gebreke Stelling ditentukan oleh Pasal 1238
KUHPerdata, bila ia dengan surat perintahakta sejenis itu telah dinyatakan lalaidemi perikatannya sendiri jika ia menetapkan bahwa si berhutang
dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang telah ditentukan. Adapun wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa
menyewa mobil di CV.Mutiara Transportation yang telah dilakukan oleh seorang debiturpenyewa yaitu :
a. Mengulang sewakanmelepas sewa
Pasal 1559 KUHPerdata memakai dua istilah berkesampingan, yaitu :
1 ”menyewakan lagi” eedeeverhuren
77
2 ”menyerahkan sewanya kepada orang lain” zijn huur aan een
onder afstaan
Kebanyakan penulis ahli hukum di negeri Belanda dan yurisprudensi di sana menganggap, bahwa kini dimaksudkan dua macam perbuatan,
yaitu: istilah ”menyewakan lagi” bahwa dengan mempertahankan persetujuan sewa menyewa yang asli, penyewa mengadakan
persetujuan baru dengan pihak ketiga, sehingga seorang ketiga itu selaku penyewa baru berhubungan langsung dengan pihak yang
menyewakan.
5
Dalam hal ini adalah terang, bahwa antara pihak yang menyewakan semula dan penyewa baru sama sekali tiada perhubungan hukum, ini
tidak berarti bahwa pihak yang semula menyewakan sama sekali tidak dapat mengugat penyewa baru. Kalau persetujuan sewa menyewa yang
asli adalah pecah dari sebab apapun juga, dan penyewa baru masih menggunakan obyek sewamobil, maka penyewa baru inipun dapat
digugat langsung oleh pihak semula yang menyewakan, sebab bagi penyewa baru tiada lagi dasar untuk menggunakan obyek sewa dan ia
dapat digugat berdasarkan atas perbuatan melanggar hukum Pasal 1365 KUHPerdata.
Pada CV. Mutiara Transportation mengulangsewakan obyek sewa sangat tidak disetujui. Hal ini disebabkan pihak CV. Mutiara
Transportation menghindari masalah-masalah yang bisa timbul apabila
5
Djoko Prakoso, SH dan Bamabang Riyadi Lany, Dasar Hukum Persetujuan tertentu di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, hal. 70-71
78 dari penyewa asli menyewakan kembali obyek sewa kepada pihak
ketiga dan apabila hal ini diketahui oleh pihak CV. Mutiara Transportation, maka dari pihak yang menyewakan mengambil
langkah dengan meminta ganti kerugian sebesar 100 dari uang kesepakatan pelaksanaan perjanjian sewa menyewa dan hal ini belum
termasuk kerugian yang diderita. Apabila ada kerusakan kehilangan dari sebagian obyek sewa, maka akan dikenakan juga denda sebesar
harga yang berlaku dipasaran. Dalam prakteknya memang dikatakan bahwa pihak yang menyewakan
tidak terlalu perduli apakah nanti mobil yang disewakannya tersebut disewa kembali kepada pihak ketigatidak. Pihak yang menyewakan
beralasan bahwa nanti apabila terjadi kerusakankehilangan pada obyek sewa tersebut penanggung jawab yang akan dipanggil pertama kali
adalah pihak penyewa pertama. Seperti contoh di sini adalah kerjasama antara Geyani Trans dengan Azta Trans, kerja sama disini berupa pada
suatu ketika Geyani Trans kedatangan beberapa tamu, mereka memerlukan beberapa mobil untuk keperluan wisata, namun setelah di
cek ternyata Geyani Trans kekurangan mobil, sehingga ia harus menyediakan mobil dan Geyani Trans akhirnya menghubungi Azta
Trans untuk segera menyediakan mobil yang dibutuhkan. Setelah terjadi kesepakatan antara Geyani Trans dengan Azta Trans maka
terjadilah pelaksanaan sewa menyewa mobil. Geyani Trans
79 menyewakan mobil tersebut kepada pihak ketiga, yaitu para tamu yang
memesan mobil. Dari contoh di atas, maka dapat ditarik beberapa alasan hukumnya,
yaitu : 1
Tanggung jawab dari obyek sewa adalah : Geyani Trans sebagai penyewa pertama
2 Apabila terjadi kerusakankehilangan pada obyek sewa maka yang
bertanggung jawab adalah penyewa pertama dengan penyewa kedua. Penyewa pertama dan kedua melakukan musyawarah untuk
menyelesaikan ganti kerugian dari obyek sewa kemudian setelah itu dilaporkan kepada pihak yang menyewakan
3 Pihak yang menyewakan akan selalu menuntut kepada pihak
penyewa pertama sampai dengan obyek sewa tersebut kembali seperti semula
4 Apabila dari pihak penyewa pertama menyewa mobil disertai
dengan sopir dan pada saat itu juga terjadi kerusakankehilangan pada obyek sewa maka tanggung jawabnya terletak pada sopir itu
sendiri dan mengenai biaya yang harus dikeluarkan yaitu dari pihak sopir 50 dan dari pihak yang menyewakankantor itu
sendiri 50, biaya yang diperoleh dari sopir tersebut bisa diambil melalui potongan gaji bulanannya.
6
6
Bapak Haji Makmur, Pemilik CV.Mutiara Transportation, Wawancara Pribadi, Tegal, Senin 10 Oktober 2005
80
b. Kerusakan yang terjadi oleh pihak penyewa
Pada prakteknya, CV. Mutiara Transportation bila terjadi kerusakankehilangan pada salah satu obyek sewa maka tanggung
jawabnya terletak pada driver itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada penyewaan CV.Mutiara Transportation para penyewa sebagian besar
bahkan hampir seluruhnya menggunakan sopir. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kondisi kendaraanmobil selalu dalam keadaan baik
dan aman. Sehingga apabila terjadi pemesanan mobil oleh para tamu, para sopir tersebut telah diberi wanti-wanti terlebih dahulu dari pimpinan,
apabila terjadi kerusakankehilangan maka sepenuhnya ditanggung oleh sopir itu sendiri karena dianggap telah lalai dalam menjalankan tugasnya
oleh pihak kantor. Beda halnya dengan Geyani Trans, pada Geyani Trans apabila
terjadi kerusakankehilangan maka 100 sepenuhnya ditanggung oleh penyewa tersebut, walaupun penyewa menggunakan sopir.
Azta Trans tentang kerusakan yang dilakukan oleh penyewa sepenuhnya ditanggung oleh penyewa itu sendiri walaupun hal itu
dilakukan diluar kesalahan dari pihak penyewa.
7
c. Pihak penyewa terlambat mengembalikan mobil yang disewa
Dalam perkataan ”waktu tertentu” dalam uraian Pasal 1548 KUHPerdata, menimbulkan pertanyaan apakah maksudnya, karena dalam
7
Bapak Haji Makmur, Pemilik CV.Mutiara Transportation, Wawancara Pribadi, Tegal, Senin 10 Oktober 2005
81 perjanjian sewa menyewa sebenarnya tidak perlu disebutkan untuk berapa
lama barang yang disewanya, asal sudah disetujui berapa harga semuanya untuk satu jam misalnya sewa mobil satu hari, satu bulansatu tahun. Ada
yang menafsirkan bahwa maksudnya tidaklah lain daripada untuk mengemukakan bahwa pembuat Undang-Undang memang memikirkan
pada perjanjian sewa menyewa di mana waktu sewa ditentukan, misalnya untuk enam bulan, untuk dua tahun dan sebagainya. Dan penafsiran yang
demikian itu menurut pendapat kami memang tepat. Suatu petunjuk terdapat dalam Pasal 1479 KUHPerdata, yang hanya dapat kita mengerti
dalam alam pikiran yang dianut oleh seorang yang pikirannya tertuju pada perjanjian sewa menyewa di mana waktu sewa itu ditentukan pasal
tersebut berbunyi : ”pihak yang menyewakan tidak dapat menghentikan sewanya dengan menyatakan hendak memakai sendiri barangnya yang
disewakan, kecuali jika telah diperjanjikan sebaliknya”. Teranglah bahwa pasal ini ditujukan dan juga hanya dapat dipakai terhadap perjanjian sewa
menyewa dengan waktu tertentu. Dalam prakteknya, CV.Mutiara Transportation apabila hal ini
terjadi dikenakan denda sebesar 10 dari uang kesepakatan perjanjian sewa menyewa. Contoh : apabila seorang tamu menyewa kendaraan per
hari sebesar Rp 250.000 dan waktu pengembalian tepat pada pukul 21.00, tetapi ketika pada saanya tiba tamu tersebut terlambat mengembalikan
selama 1 jam yaitu pukul 22.00 maka tamu tersebut harus mengembalikan obyek sewa disertai dengan uang denda yaitu Rp 250.000 x 10 = Rp
82 25.000. Dan CV.Mutiara Traansportation, apabila tamu-tamu tersebut
terlambat mengembalikan maka dari pihak yang menyewakan tidak merasa kecewa bahkan sebaliknya, bahkan apabila tamu itu semakin lama
terlambat semakin senang juga dari pihak yang menyewakan. Pada Geyani Trans, apabila terjadi keterlambatan maka
dikenakan juga denda 10 dari uang kesepakatan perjanjian sewa menyewa.
Dan pada Azta Trans, hal ini juga dikenakan denda sebesar 10 dari uang kesepakatan perjanjian sewa menyewa.
Uang denda disini dimaksudkan untuk menutupi kerugian yang diderita oleh pihak yang menyewakan, tetapi disini perlu diingat, bahwa
kerugian yang diderita kreditur karena sementara tidak mendapat prestasi sebagaimana patutnya, bagaimanapun juga seharusnya diberi pengganti.
Jika prestasi itu tidak sebagimana patutnya, maka debitur sedapat mungkin setelah adanya somasi, hendaknya diberi kesempatan untuk melengkapi
prestasinya, sedangkan kerugian yang sementara diderita kreditur, seharusnya dipikul olehnya.
Pada CV.Mutiara Transportation keterlambatan dalam pengembalian obyek sewa ini juga dikenakan denda 10 dari uang
kesepakatan perjanjian sewa menyewa, namun hal ini tentu ada pemberitahuan dari pihak penyewa tentang keterlambatan ini. Pada
CV.Mutiara Transportation pernah terjadi penggelapan yang dilakukan oleh pihak penyewa dalam keterlambatan pengembalian obyek sewa dan
83 ketika ketelambatan itu dilakukan oleh pihak penyewa kemudian pihak
CV.Mutiara Transportation melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1
Ketika dari pihak CV.Mutiara Transportation sudah mengetahui bahwa pihak penyewa tidak konsisten lagi melaksanakan perjanjian
maka pihak CV.Mutiara Transportation menghubungi dan menanyakan kembali kepada penyewa tentang pelaksanaan perjanjian
sewa menyewa itu, apakah perjanjian itu akan dilaksanakan kembalisebaliknya.
2 Pada saat itu pihak penyewa dilihat oleh pihak CV.Mutiara
Transportation statusnya masih sebagai mahasiswa dan belum memiliki penghasilan sendiritetap maka dari pihak CV.Mutiara
Transportation melakukan subrogasipengalihan hutang kepada pihak ketiga. Pihak ketiga disini dimaksudkan adalah orang tua dari
penyewa. 3
Apabila ada kesanggupan dari penyewa untuk melaksanakan perjanjian dengan membayar ganti kerugian yang ada maka dari pihak
CV.Mutiara Transportation mengeluarkan surat pengakuan hutang yang diikuti dengan kesanggupan membayar sisa hutang pada tanggal
yang telah ditentukan. 4
Apabila dari pihak penyewa masih melakukan wanprestasi walaupun sudah ada peringatan dan teguran somasi dari pihak CV.Mutiara
Transportationdengan kata lain pihak CV.Mutiara Transportation melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib dalam hal ini adalah :
84 Pengadian Negeri Tegal untuk mengeluarkan surat sita jaminan milik
dari penyewa. Setelah diadakannya penyitaan jaminan oleh Pengadilan Negeri Tegal, maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah
menunggu hasil keputusan dari Pengadilan Negeri Tegal, apakan pihak penyewa dinyatakan bersalahtidak. Apabila penyewa dinyatakan
bersalah maka penyewa wajib membayar ganti kerugian yang diderita oleh pihak CV.Mutiara Transportationpihak yang menyewakan.
8
d. Pihak penyewa menggunakan kendaraan tidak sesuai dengan apa
yang diperjanjikan.
Jika penyewa memakai barang yang disewa untuk suatu keperluan lain dari pada yang menjadi tujuan pemakaiannyasuatu
keperluan sedemikian rupa hingga dapat menerbitkan kerugian kepada pihak yang menyewakan, maka pihak ini menurut keadaan, dapat meminta
pembatalan semuanya Pasal 1561 KUHPerdata.
9
Di dalam penelitian penulis mendapatkan wanprestasi dalam bentuk penggunaan kendaraan yang menyimpang dari ketentuan yang
diperjanjikan yang telah terjadi gambaran peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:
¾ Di dalam perjanjian, kendaraan yang disewa akan di pergunakan untuk
wisuda, tetapi kenyataannya untuk digunakan untuk ketempat tujuan wisata.
8
Bapak Haji Makmur, Pemilik CV.Mutiara Transportation, Wawancara Pribadi, Tegal, Senin 10 Oktober 2005
9
R. Subekti, Aneka perjanjian, 1985. Bandung, h.43