F. Jangka Waktu Pemilikan Hak Cipta
Sejarah perkembagan Hak Cipta di Indonesia, pada umumnya sama dengan negara-negara yang tumbuh dan berkembang, sangat terkait dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Namun landasan dasarnya tetap tidak berubah. Demikianlah jika dilihat dalam Auteurswet 1912 mengenai
pembatasan jangka waktu Hak Cipta sampai 50 lima puluh tahun, tetapi hal itu pada Undang-undang Hak Cipta Nomor 6 Tahun 1982 menjadi 25 dua
puluh lima tahun, dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 mengenai hal ini kembali mengalami perubahan, dan jangka waktu yang dipakai kembali
menjadi 50 lima puluh tahun. Jadi yang dikatakan dengan landasan dasarnya yang tidak berubah itu,
jika dilihat dalam konsepsi hak milik yang dalam hal ini di Indonesia didasarkan atas fungsi sosial. Sehingga dengan diberikannya pembatasan
jangka waktu pemilikan Hak Cipta maka diharapkan Hak Cipta itu tidak tertahan lama ditangan si pencipta yang sekaligus sebagai pemiliknya.
Sehingga dengan demikian dapat dinikmati oleh rakyat atau masyarakat luas, Selama ini Hak Cipta yang telah berakhir masa berlakunya hanya
menguntungkan pihak tertentu, khususnya pihak produser dalam hal karya cipta lagu dan bagi penerbit dalam hal karya cipta buku.
Hak Cipta jika dilihat sepintas lalu adalah merupakan hak milik absolut dari si pencipta atau si pemegang hak, namun sifat kemutlakannya itu
berkurang setelah adanya pembatasan terhadap pemilikan Hak Cipta.
89
Dalam hal ini dapat dilihat apa yang dikatakan oleh Mahadi: Hak Cipta, jika dibandingkan dengan hak milik lainnya, kalah kuatnya
dan kalah penuhnya. Hal ini karena Hak Cipta berlaku hanya selama hidup si pencipta ditambah dengan beberapa tahun setelah
meninggalnya si pencipta sesuai dengan ketentuan di masing-masing negara.
26
Pendapat yang dikemukakan oleh Mahadi di atas, sebenarnya cukup beralasan, sebab hanya beberapa negara saja di dunia ini yang tidak membatasi
pemilikan Hak Cipta. Sebenarnya mengenai pembatasan jangka waktu Hak Cipta adalah
merupakan penjelamaan dari pandangan tentang hakekat pemilikan dikaitkan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk
bermasyarakat, dimana hak milik itu dianggap mempunyai fungsi sosial. Sampai pada batas tertentu memang Hak Cipta itu dimaksudkan untuk
memperhatikan keseimbangan umum masyarakat luas. Dua kepentingan ini tidak dipisahkan, oleh hukum pengakuan milik perorangan dan milik umum
diakui, karena itu dapatlah dimengerti bahwa pembatasan jangka waktu Hak Cipta itu merupakan pertimbangan atas milik umum dan milik individu
perorangan, antara kepentingan individu dan masyarakat tidak dapat dipisahkan atau dengan lainnya.
Ketentuan mengenai jangka waktu perlindungan bagi Program Komputer Software yang dilindungi sebagai karya tulis atau literary work
menurut Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 menjadi selama 50 lima puluh tahun. Banyak yang berpandangan dengan perpanjangan waktu itu
26
Mahadi. Hak Milik Immateril BPHN. Jakarta, 1985, Hal. 15.
90
Undang-undang Hak Cipta yang sekarang ini semakin individualis, namun disisi lain perlu untuk menjamin atau melindungi kepentingan pencipta.
Program Komputer Software secara tegas diberikan perlindungan seperti diketahui terutama Amerika Serikat yang selalu mendesak negara-
negara berkembang untuk memberikan perlindungan yang lebih baik berkenaan dengan Program Komputer Software.
G. Ketentuan Pidana