Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembinaan Agroindustri hasil Laut Kualitas Ekspor dengan Pendekatan Wilayah
RANCANG BANGUN MODEL PERENCANAAN DAN
PEMBINAAN AGROINDUSTRI HASIL LAUT KUALITAS
EKSPOR DENGAN PENDEKATAN WILAYAH
Oleh :
AGUSTEDI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001
RANCANGBANGUNMODELPERENCANAANDAN
PEMBINAAN AGROlNDUSTRl HASlL LAUT KUALITAS
EKSPOR DENGAN PENDEKATAN WILAYAH
.
..
Oleh :
Disertasi sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Doktor
Pada
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITLIT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001
Judul Disertasi
: Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembinaan
Agroindustri Hasil Laut Kualitas Ekspor dengan
Pendekatan Wilayah.
Nama Mahasiswa
: AGUSTEDI
Nomor Pokok
: 975086
Program Studi
: Teknologi lndustri Pertanian
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing,
o,
Prof. Dr. Lr. ~ " ~ r i ~ a t nMSAE.
Ketua
/
Prof. Dr. Daniel R. Monintja, M.Sc.
Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M.Eng.
Anggota
Anggota
Dr. Ir. Sutrisno, M. Agr.
Anggota
Anggota
2. Ketua Program Studi
Teknologi lndustri Pertania
Dr. Ir. lrawadi Jarnaran
rida Manuwoto, M.Sc.
--
Tanggal tulus : ....2.4...JAN...2401........
Design on planning and Development Model
for Export Quality Marine Product Agroindustry through
Regional Approach
ABSTRACT
In order to incmase efficiency and producfivity of marine-product agroindustries,
regional characteristics and local potential must be optlmized and well-managed.
The AGROSILA model was designed to support the implementation ofagmindustrlal
planning and development, within coastal mgion boundaties.
The Decision Support System (DSS) applied system techniques including
Analytical Hierarchy Process (AHP), Exponential Compemtiw Method (ECM) and
Compatwtive Performance Index (CPI). Location analysis was canied out by
minimizing transportation cost using Linier Programming, with Vogels Approximation
Method (VAM) and stepping stone pmcedum. Productivity index was calculated with
American Productivity Center Model ( A X ) . Risk analysis method was done by
simulation of cost-beneiit heuristics.
Verification of the DSS AGROSILA was conducted in East Java mgion. This
study recommends improvement of agroindustrial business partnership thmugh
establishment of the UP-3 primer as post-harvest enterprise. It also suggest that UP3 primer as SME be supported by non-banking financial institution such as venturn
capital corporation; and furthennore be strengthened by technical asistance and
market information system.
Appropriate technology should be applied in UP-3 ptimerptvcessing activities for
drijfing, boilling, grading and packaging. Location of U P 3 primer must be in the N ~ I
area to bring added value for fishermen prosperiry. Each UP-3 pn-mr with
. capacities 2 tonlday mquires Rp 334.334.000 for invesmnt and Rp 534.415,000 for
working capital per month.
This study also proposed the establishment of the UDP-2 tersier as a trading
house as well as product diversification factory to incnsase cornpeticiveness in global
market. The UDP-2 tersier could be located in urban a m and neer pod-fac~Yiiiesfor
export transportation.
AGUSTEDI. Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembtnaan Agroindustri Hasil Laut Kualitas Ekspor dengan Pendekatan Mlayah. Dibawah
bimbingan Eriyatno sebagai ketua, Daniel R.Monintja, Anas M. Fauzi, Sutrisno
dan Deddy Supriady sebagai anggota.
Era globalisasi menuntuk produk agroindustri hasil taut tersedia sepanjang
waktu dengan rnutu dan jurnlah sesuai permintaan konsurnen. Berbagai produk
agroindustri hasil laut skala usaha kecit dan menengah telah diekspor untuk
rnernenuhi perrnintaan konsurnen, terutarna jenis ikan teri nasi (chitimen), ikan asap,
ikan kering asin, den lain-lain. Fluktuasi, kontinuitas, dan rnutu produk rnerupakan
kendaia dalarn mernenuhi perrnintaan konsurnen, oleh karena itu perlu perencanaan
dan pernbinaan yang terarah agar peluang untuk menjadikan produk agroindustri
sebagai salah satu kornoditas ekspor dan produk unggulan dapat tercapai.
Faktor regional dalarn pembangunan wilayah sesuai dengan otonomi daerah
rnernberikan peluang yang lebih besar bagi perencanaan agroindustri hasil Iaut
untuk rnernanfaatkan potensi surnber daya alarn; infra struktur yang dimiliki; kultur
lokal rnasyarakat nelayan; dan teknologi Iok8l yang dapat dikembangkan sesuai
dengan perkembangan IPTEK. Dengan rnernanfaatkan faktor regional dalarn
unggulan daerah yang
perencanaan agroindustri hasil laut akan diha~i1kan'~roduk
berdaya saing tinggi.
Produk agroindustri hasil laut sebagian besar dihasllkan oleh perusahaan
skala usaha kecil dan rnenengah (UKM), berlokasi dl pedesaan dengan berbagai
keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Untuk menlngkatkan peran agroindustri
hasil hasil laut sebagai salah satu sistem ekonoml kerakyatan perlu dilakukan
pemberdayaan pengusaha kecil, menengah, dan koperasl; penguasaan teknologi;
SDM yang terampil; dukungan modal; dan dukungan informasi sehingga terjadi
peningkatan nilai tarnbah produk untuk kesejahteraan nelayan dan kelompok
nelayan.
Perencanaan dan pernbinaan agroindustri hasil laut orientasi ekspor iidak
terlepas dari perubahan lingkungan bisnis, baik yang datang dari dalam rnaupun
dari luar negeri, bersifat kornpleks, dlnarnis, dan probabliistlk. Untuk mengantisipasi
perubahan tersebut, rnaka setiap kebijakan yang diarnbll harus berorlentasi kepada
tujuan (cybernetic) dengan visi yang utuh dalarn suatu slstern (holistic) agar
keputusan yang dihasilkan efektif (etTediveness). Pernasalahan yang kompleks
I
hanya dapat dianalisis dengan menggunakanpendekatan sistem, yaitu ~endekatan
ilmiah yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh hubungan antar komponen
atau faktor secara terstruktur dalam suatu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan pendekatan ini akan dihasilkan harmonisasi kepentingan yang melibatkan
semua kebutuhan pihak terkait sehingga diperoleh tujuan yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model. perencanaan dan
pembinaan agroindustri hasil laut otientasi ekspor dengan pendekatan wilayah;
mellputi 1) analisis faktor yang menghambat dan mendukung perenCanaan dan
pembinaan agroindustri hasil laut; 2) mempelJari kemltraan anbra pemasok bahan
baku den agroindustrl; entara pihak agrolndustri dengan pilagang atau distributor,
3) menganalisis struktur biaya usaha agroindustrl hasll laut; 4) merancang
perangkat lunak untuk membantu investor, pengusaha. dan pemerintah dalam
merencanakan dan mernbina agroindustri hasil laut skala usaha kecil dan
menengah; serta 5) merancang suatu model kelembagaan untuk meningkatkan nilai
tambah dan pendistribusian pendapatan pihak terkait secara proporsional.
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dengan model AGROSILA diwujudkan
dalam bentuk program berbasis komputer yang terdiri dari teknik optimasi dengan
rnenggunakan program linier untuk meminimumkan biaya bansportasi melalui
prosedur VAM (Vogel's Approximation Methods) dan stepping stone, rancangan
kebijakanlstrategis dianalisis dengan AHP (Analisis Hirarki Proses), metode
penentuan prioritas keputusan dengan MPE (Metode Perbandingan Eksponensial)
dan CPI (Comparative Performance Index).
Penetapan kinerja perusahaan
dianalisis dengan metode APC (American Productivit~Center Model), analisis
p.erkiraan harga ikan olahan rnenggunakan model pasar dinamik, dan perkiraan
produksi produk agroindustri hasil laut dianalisis dengan model pemulusan
eksponensiaf (Exponential Smoothing ModeESM).
SPK AGROSILA sebagai suatu model yang berbasis kornputer dibagi
kedalam dua kelornpok, yaitu 1) model perencanaan yang didukung oleh sub model
pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi (DAKUSI); sub model teknologi
VEKNO); sub model pembiayaan, kelayakan, dan resiko usaha (PKRESIKU); dan
sub model nelayan (NELAYAN); dan 2) model pembinaan yang didukung oleh sub
model VEKNO); sub model mutu (MUTU); sub model PKRESIKU; sub modef
NELAYAN; sub model produktivitas (PRITAS), dan sub model perkiraan harga
(HARGA).
Dalam perencanaan agroindustri hasil taut sub model DAKUSI digunakan
untuk pengadaan bahan baku berdasarkan biaya transportasi terendah dan
perencanaan produksi berdasarkan strategi Ieml method, chase strategy, dan
ii
compromise. Dengan sub model ini pengguna dapat t-mrencanakan jumlah
produksi yang diinginkan berdasarkan kemampuan produksi atau pemintaan
konsumen. Sub model TEKNO dapat digunakan untuk memilih teknolqi tepat
sasaran (TTS) pada tahap atau proses pengolahan yang layak dilakukan. Pada sub
model PKRESIKU, investor dapat men~gunakanmodel ini untuk mengetahui
kelayakan usaha agroindustri hasil laut secara finanslat dan resiko yang akan
dihadapi dari modal yang diinvestasikan.
Untuk pembinaan agroindustri hasil laut sub model TEKNO digunakan untuk
mernilih proses pengolahan yang mampu menghasilkan produk terbaik berdasarkan
berbagai kriteria yang ditetapkan. Sub model MUTU digunakan untuk pengujian
mutu produk sesuai dengan standar yang diinginkan bup#feksportir berdasarkan
komparasi hasil uji laboratorium dengan nilai standar. Para pengusaha yang ingin
mengembangkan usaha agroindustri hasil laut lebih lanjut sub model PKRESIKU
dapat digunakan. Sub model ini menginformasi kelayakan usaha secara finansial,
pengadaan modal yang didasarkan pada debt equity ratlo (DER) dan pembagian
keuntungan yang disepekati. Sub model NELAYAN digunakan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku atau penambahan unit alat penangkapan untuk
mencukupi kebutuhan bahan baku. lnfomasi yang dihasilkan sub model ini adalah
kelayakan usaha penangkapan secara finansial dan jumlah hasil tangkapan yang
diperoleh. Sub model PRITAS menginformasikan kepada pengguna produktifitas
dan profitabilitas agroindustri hasil laut dalam menghasilkan produk. Produktivitas
berkaitan dengan efisiensi penggunaan input faktor produksi dan profitabilitas
berkaitan dengan tingkat keuntungan perusahaan yang diperoleh. Untuk mengetahui perkiraan harga ikan olahan yang terjadi dipasar pengguna dapat menggunakan sub model HARGA. Sub model ini akan memperkirakan harga ikan olahan
yang terjadi di pasar berdasarkan interaksi antara permintaan dan penawaran.
Hasil verifikasi SPK AGROSllA di wilayah Jawa Timur sebagai studi kasus
menghasilkan komoditas unggulan daerah yang terpilih sebagai peringkat pertama
38,06) dan peringkat
berdasarkan faktor kewilayahan adalah ikan teri nasi.(&bot
kedua ikan asin (bobot 3.93). lkan ten nasi akan digunakan untuk verifikasi sub
model yang terdapat pada AGROSILA, kecuali sub model HARGA menggunakan
ikan asin.
-
Dalam perencanaan produksi kewilayahan dengan menggunakan strategi
ada tiga ha1 yang perlu diperhatikan, yaitu pemintaan total, rencana produksl, dan iwntori. Level method
level method, chase stmtegy, dan nmpm
n
tsi8
mempertahankan distribusi produksi merata setiap periode. Untuk memenuhi
pemintaan total 45.000 sarnpai 123.671 kghulan, dibutuhken coM storwe
kapasites 130.000 kglbulan, pengadaan cold storage akan meningkatkan biaya
iti
produksi. Chase stmtegy mempertahankan tingkat kestabllan mentori ratatam@
70.000 kgfbulan dan produksi bervariasi mengikuti permintaan dan com~*mfse
menetapkan rencana produksi berdasarkan k e s e p a m n atau kemampuan antam
produsen dengan konsumen. Untuk rnenetapkan strategi produksi yang dipilih.
make perlu pertimbangan yang rnatang agar diperoleh keuntungan yang maksimal.
Produktivitas usaha pengolahan hasil laut ada yang meningkat, konstan, dan
ada yang rnenurun. Produktivitas input faktor yang meningkat adalah modal (40,%), tenaga kerja (3,77 %). input total (1,90 %), dan administresi dan pemasaran
(0,QO %); yang konstan adalah material; dan yang menurun adalah energi (9,83 %).
Peningkatan produktivitas dengan meningkatkan input faktor sesuai besaran indeks
perbaikan harga 0,- sarnpai O,98 belum tentu langsung meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
Hasil verifikaal sub model PRITAS rnenglnforrnasikan, bahwa
penlngkatan produktivitas temyata mengurangl profitabliltas perusahaan sebesar
2.51 sampai 11.37 persen. kecuali modal karena Indeb produktivitas dan indeks
perbaikan harga naik. Untuk masa yang akan datang peningkatan produktivitas
diarahkan pada penggunaan input energi dan material melatui efisiensi penggunaan
sumber daya yang mungkin dilakukan. Peningkatan pmfMbilitas dilakukan rnelalui
perbaikan strategi pemasaran, prornosi, peningkatan petayanan kepada konsumen,
perbaikan harga. dan lain-lain.
Dengan asumsi harga pokok ikan olahan (ikan asin) Rp 2.250fkg; total
permintaan 87.066 tonltahun, dan penawaran 130.072 ton/tahun, rnaka perkiraan
harga yang tejadi di pasar adalah Rp 1.9891kg. Perkiraan harga yang terbentuk
temyata lebih rendah dari harga pokok dan harga aktual (Rp 2.474tkg). Hasil
analisis menyimpulkan, bahwa jika perrnintaan lebih.rendah dari penawaran, maka
perkiraan harga yang tejadi di pasar lebih rendah dari harga pokok. Untuk
meningkatkan harga ikan olahan dapat dilakukan dengan skenario peningkatan
konsurnsi ikan olahan 50 persen dan ikan segar 20 persen. Hasil simulasi
menyimpulkan, bahwa perkiraan harga yang terbentuk dengan skenario tersebut
adalah Rp 2.985kg. dan harga ini di atas dari harga pokok dan harga aktual.
SPK AGROSILA mampu memberikan pitihan kebijakan untuk pengembangan agroindustri hasil taut dengan berbagai skenario yang dilakukan. Untuk
menghasilkan agroindustri hasil laut terpadu dan berkelanjutan diperlukan
kelembagaanyang mampu menjembatani kebutuhan pihak-pihak terkait. HasilAHP
menyimpulkan bahwa UP-3 primer (bobot 0,5085) merupekan suatu kelembagaan
yang mampu menjembatani antara usaha penangkapan dengan usaha pengolahan
hasil laut dan UDP-2 tersier (bobot 0.2489) merupakan kelembagaan yang
menjernbatani antara usaha pengolahan dengan distributor atau pedagang.
iv
.
UP-3 primer adaiah perusahaan UKM yang berkedudukan di pedesaan
(agroindustri level 1) yang bertungsi untuk meningkaaan nilai tambah rnelalui
kegiatan sortasi, grading, pengeringan, pengkemasan, dan penyimpanan temporer.
Jika kegiatan nelayan dalam penangkapan menghasilkan ikan ten nasi 20 kg/hari
den harga juai Rp IO.OW/kg, maka pendapatannya adalah Rp 156.500fiari tetapi
jika nelayan langsung mengolah (UP-3 primer), maka pendapatan menjadi Rp
190.9001harl atau meningkat sekitar 22 persenfiafi.
Jika kegiatan UP-3 primer
hanya mengolah saja, maka pendapatannya hanya adalah Rp 34.400mari. Dari
perkernbangan nilai tambah terdapat hubungan antara peningkatan kapasitas
dengan peningkatan nilai tarnbah yang dihasilkan, dan pada kapasitas tertentu
terdapat pula penurunan nilai tarnbah akibat dad peningkatan biaya investasi.
Analisis finansial temadap usaha UP-3 primer menyimpulkan, bahwa
dengan produksi mta-rata 81.600 kg/tahun dan harga jual ikan teri nasi Rp
78.760kg diperoleh keuntungan sekltar ~p 215.465.0001tahun, net BK: 2,97. IRR
72,38 persen, payback period 0.72 tahun, dan BEP 5.817 kgltahun. Dengan
berbagai skenario penurunan produksi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US 12
persen dan kenaikan harga bahan baku sampai 16 persen usaha UP-3 primer
masih layak dilakukan. Skala usaha minimal kegiatan UP-3 primer dinyatakan oleh
nilai BEP, berdasarkan skenario yang dilakukan nilai BEP tertinggi adalah 12.202
kg/tahun atau setara dengan kebutuhan bahan baku 8.972 kglbulan.
Untuk menunjang keberbasilan kegiatan UP-3 primer dibutuhkan bantuan
modal dari lembaga pembiayaan usaha dengan persyaratan efektif seperti pada
perusahaan modal ventura (PMV). Dengan inwstasi Rp 868.749.000, DER 5050,
jangka waktu pinjaman lima tahun, dan skenario bagi hasil untuk PMV 20 sampai 49
persen. maka usaha UP-3 primer Iayak dilakukan. Dengan total ctngsuran sampai
Rp 406.850.000/tahun, usaha UP-3 primer masih memperoleh keuntungan sekitar
Rp 198.228.000ltahun.
Aspek teknologi tepat sasaran pada UP-3 primer difokuskan pada kombinasi
proses perebusan dan pengeringan ikan teri nasi, hasil analisis menyimpulkan
bahwa kombinasi penggunaan kompor minyak tanah bertekanan dengan alat roket
(listrik) den pengeringan langsung di bawah sinar mayhari menduduki peringkat
pertama, karena marnpu memberikan panas yang merata den stabil selama proses
perebusan sehingga mutu produk yang dihasilkan lebih baik.
Dengan menghimpun nelayan dan kelompok pengolah ke &tam SuatU
kelornpok usaha bersarna pengolahan hasil laut (KUBEPHAL), maka posisi tawar,
distribusi pendapatan, dan kesejahteraan pihak terkait akan meningkat.
UDP-2 tersier merupakan bisnis produk agroindustri hasil laut kualitas
ekspor m e ~ p a k a nrnitra usaha UP-3 primer y q g rnenghubungkan kegiatan
pengolahan dengan pedagang dalam negeri den eksportir. Keglatan UDP-2 tersier
merupakan pengolahan lanjut (agroindustri level 3) atau divemifikasi produk untuk
rnemenuhi permintaan buyeffeksportir. Mengingat posisl UDP-2 tersier di daerah
perkotaan dan berhadapan dengan pasar luar negelS, maka kebutuhan inforrnasi
tentang jenis produk dan mutu yang dirninta konsumen menjadi prasyarakat utama.
Aplikasi SPK AGROSILA untuk pernbengunan wilayah pesisir rneliputi misi
pemberdayaan nelayan atau kelompok nelayan, peningkatan nilai tarnbah melalui
usaha pengolahan, dan pengembangan usaha kecii dan menengah UKM). Dalam
perencanaan strategis, aplikasi SPK AGROSllA diarahkan untuk mewujudkan
kondisi yang saling mendukung agar terjadi proses transforrnasi posisi nelayan dari
yang tingkat ketergantungannya (dependence) tinggi menjadi pihak yang lebih
mandiri (independence) dan akhirnya terjadi keterkaitan antara nelayan dan pihak
pengolah sebagai ciri dari pertanian berkebudayaan industri.
.
Dengan penerapan ilmu sistem dalam konteks pendekatan wilayah telah
dapat mensintesakan pernikiran lintas disipiin sekaligus meningkatkan mutu
pengambilan keputusan skaia regional yang integmtif dan lintas sektoral. Aplikasi
metode kesisteman tersebut telah menghasilkan SPK AGROSllA yang hotistik dan
marnpu membangun kondisi optimal melalui proses pemenuhan kebutuhan para aktor terkait sekaligus dapat mengantisipasi dinarnika penrbahan data dan informasi.
Agustedi dilahirkan di Pekanbant, Propinsi Riau tanggal 17 Agustus 1858,
anak ketlga dari pasangan Bapak Dailami den Ibu Mariana. Penutls menyelesaikan
pendidlkan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum di Payakumbuh
sampai tahun 1977, terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas
Riau tahun 1978 dan lutus tahun 1984. Tahun 1992 melanjutkan pendidikan
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor pada program studi TIP dan lulus
Magister Sain tahun 1994. Kemudian tahun 1997 pada perguruan tinggi yang sama
diterima sebagai mahasiswa program Doktor untuk program Studi Teknologi lndustri
Pertanian.
Sejak tahun 1984 sampai sekarang bekerja sebagai staf pengajar tetap
Fakultas Perikanan Universitas Bung H a m Padang, dan pada kurun waktu tersebut
pernah menjabat Ketua Jutusan, Pembantu Dekan 1, Ill dan Kepala Bagian
Kemahasiswaan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan di Universitas
Bung Hatta.
Penulis rnenikah dengan Renni Muluk dan dikarunia tiga orang putra, yaitu
Agus Wahyudi (16 tahun), David lndra Zusuka (13 tahun], dan Kardini Marsella Putri
(8 tahun).
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S W ,karena
atas berkat dan rahmat-Nya disertasi ini dapat diselesaikan.
Penyelesaian disertasi ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada-Rektor Universitas Bung Hatta
yang telah memberikan beasiswa untuk mengikuti program Doktor di Program
. Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. H. Eriyatno,
MSAE sebagai ketua komisi pembimbing atas bimbingan, nasehat, dan berbagai
motivasi yang tiada hentinya untuk mendelami ilmu pengetahuan kesisteman dan
filosofi keilmuan sejak persiapan, pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian
disertasi ini. Terima kasih yang sama penulis sampaikap kepada Prof. Dr. Daniel R.
Monintja, M.Sc; Dr. Ir. Anas M. Fauzi. M.Eng, Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr, den Dr. Ir.
Deddy Supriady, BE, MURP, M.Sc. masing-masing sebagai anggota komisi
pembimbing atas bimbingan, nasehat dan dorongan morit yang penuh kesabaran
dan pengabdian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian tulisan
disertasi ini.
Terima kasih khusus penulis sampaikan kepada Dr. Ir. H. lrawadi Jarnaran
sebagai ketua program studi Teknologi lndustri Pertanian yang telah memberikan
arahan, nasehat, dan bimbingan bidang keilmuan teknologi industri pertanian (TIP).
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Kepala Dinas perikanan Tingkat I Propinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Tingkat 11
Kabupaten Tuban, Lamongan, Situbondo, dan Banyuwangi atas segala fasilitas
.
.
yang diberikan selama pelaksanaan penelitian.
2. Soedarsono. SH, MM., Ir. Joko Sant0~0,Ir. M. Nadjikh, Ir. Lalam Sarlam, dan Sdr.
Karim atas segala bantuan dan fasititas yang diberikan kepada penulis selama
pelaksanaan penelitian lapang.
3. Rekan-rekan mahasiswa TIP angkatan 97 dan grup GKM-2000, yaitu Sdr. Dr. Dedi
Mulyadi. Dida Heryadi Salya, Dr. Supri Basdabela, Dr. M. Said Didu, Dr. Larianda,
Hasbi. Machfud. Agus Gunawan, dan Agus H. Canny atas bantuan. persaudaraan
dan kebersamaan.
4. Saudara Ronny Wijaya atas segala bantuannya dalam komputerisasi program
AGROSILA.
Penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri dan anakanak tersayang atas segala pengorbanannya 'mulai dari awal pendidikan sampai
penyelesaian disertasi ini.
Akhimya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dorongan kepada penulis, penulis sampaikan peftghargaan dan terima kasih.
Semoga Allah SVVT rnemberikan pahala yang setirnpaf atas segala bantuannya.
Penulis rnenyadari bahwa tulisan ini masih perlu disempurnakan, oleh karena
itu saran untuk perbaikan dan kesempurnaan sangat diharapkan.
Bogor, Februari 2001
Penulis.
DAFTAR IS1
Halaman
RINOKASAN
KATA PENGANTAR
...............................................................................
i
DAFTAR TABEL
.....................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................
v
DAFTAR LAMPlRAN
............................................................
......................................................................
vii
DAFTAR 1st
.
1 PENDAHULUAN
......................................................................
I.2 Tujuan Penelitian ......................................................................
1.1 b t a r Belakang
............................................................
~
1.3 Manfaat Penelitian
i
1
4
~
5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................................
6
......................................................................
2. TINJAUAN PUSTAKA
...........................................................
2.1 Teori Sistem
......................................................................
2.2 Sistem Penunjang Keputusan ..................................................
8
1.5 Metodologi
...........................................................
2.4 Sumber dan Potensi Hasil Laut Indonesia
..............................
2.5 Kelembagaan
......................................................................
2.6 Pendekatan Wilayah
............................................................
2.3 Agroindustri Hasif b u t
2.7 Penetitian terdahulu
............................................................
12
12
15
20
26
31
35
38
Daftar Isi (Lanjutan)
Hataman
.
3 LANDASAN TEORl
3.1 Teknlk Optimasi
............................................................
......................................................................
.............................................................
...................................................
3.3 Metode Penentuan Prioritas
3.4 Analisis Kelayakan dan Resiko Usaha .........................................
3.2 Proses Hirarki Analitik
.........................................
.........................................
...
3.5 Metode Pengukuran Produktivitas
3.6 Analisis Penetapan Harga Produk
...........................................
3.7 Metode Prakiraan ......................... ...
.
4 ANALISIS SISTEM ....................................
... ................................
.............................................................
4.2 Formulasi Pennasalahan .............................................................
4.1 Analisis Kebutuhan
4.3 ldentifikasi Sistem.......................................................................
.........................................
5.RANCANG BANGUN MODEL
...................................................
5.1 KonRgurasi dan Rancang Bangun Model Agrosila
.....................
.
.
5.2 Sistem Manajemen Basis Model ...................................................
4.4 Ruang Lingkup Uekayasa Sistem
5.2.1 Sub Model Pengadaan Bahan Baku dan
.........................................
5.2.2 Sub Model Teknologi (TEKNO)...................................................
5.2.3 Sub Model Mutu (MUTU) ..........................................................
Perencanaan Produksi (DAKUSI)
5.2.4 Sub Model Pembiayaan. Kelayakan dan Resiko Usaha (PKRESIKU).
5.2.5 Sub Model Produktivitas (PRITAS)
.........................................
Halaman
Daftar Isi (lanjutan)
5.2.6 Sub Model Pe*raan
Harga (HARGA) ........................................
...................................................
...................................................
5.4 Sistem Manajemen Dialog
......................................................................
6. PEMBAHASAN
5.3 Sistem Manajemen Basis Data
6.1 Verifikasi Model Agrosila
............................................................
........................................
...
........................................
6.2 Perencanaan Agroindustri Hasil Laut
6.3 Pembinaan Agroindustri Hasil Laut
........................................
7. KESIMPULAN DAN SARAN
.................................................
7.1 Kesimpulan
.....................................................................
7.2 Saran
...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
Lampiran
..............................................................................
6.4 Kelembagaan Agroindustri Hasil Laut
iii
DAFTAR TABEL
,
'-
Tabel
Halaman
1. Perkembangan nilai ekspor (US $) industri hadl perikanan tahun 1993
sampal tahun 1997
..............................................................
25
2. Dugaan potensi, dugaan produksi, dan tingkat pengusahaan sumber
............ ..........., ... ... ... ... ... ...... ....
daya perikanan pelagis kecil
28
3. Perkembangan produksi perikanan tahun 1993 sampai dengan
-..................
tahun 1997
29
...
........................................... ...........
4. Model umum transpottasi... ......... ... ...... ... ... ... ...... ...... ............ ... ... ..
43
5. Persyaraianmutu beberapa produk agroindustri hasil laut sesuai
.................................
dengan Standar Nasional Indonesia (SNL)
78
6.Peringkat nilai PMMT petusahaan agroindustri hasil laut
............ ...... .........................
berdasarkanjumlah penyimpangan
79
7. Masukan data permintaan, penawaran, dan harga pada
..............................................................
sub model HARGA
92
8. Rincian data dan sub model yang menggunakan pada
model AGROSILA.. ......... ... ... ...... ...... ... ... . ... ... ... ...... ...... ... ...... ...
96
.
..
I00
11. Peringkat kombinasi teknologi perebusan dan pengeringan .
......... . ...
...... .......
...... .......
12. lndeks produktivitas, profitabilitas, dan perbaikan harga dari
berbagai input faktor produksi pada agroindustri hasil laut
... ........
1f 7
13. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran pada harga dasar Rp 2.250
... ......... ...... .....
120
14. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran dengan skenario peningkaian konsumsi ikan
olahan 50 persen dan ikan segar 20 persen
... ... ...... ......... .....
123
15. Sistem agroindustri hasil laut dengan level transformasi dan preservasi bahan baku, komoditas ikan teri nasi
...... .. ... . ...... ... ........
130
16. Jumlah angsuran pinjaman dengan berbagai nilai DER dan
bagi hasil pada PMV
...... ...... ......... ... ... ... ............ ...... ......... .
137
9. Matriks keputusan peringkat komoditas unggulan daerah
10. Asumsi yang digunakan dalam verifikasi model AGROSILA
...... ...
......
. ..
...
99
107
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Diagram alir tahapan penelitian
..................................................
2. Struktur Dasar Sistem penunjang keputusan (Decision Support
.
......................................................................
3. Keterkaitan kekmbagaan dalam kernitman agribisnis hasil laut...........
4 . Kondisi aktual kegiatan agroindustri hasil laut ...............................
...
5. Faktor Lingkungan bisnis sistem Agroindustri hasil laut .....................
6. Diagram lingkar sobab akibat sistem agroindustri hasit laut ............
7. Diagram input output sistem agroindustri hasil laut
.....................
System DSS)
8. Prosedur penetapan peringkat keputusan komoditas unggulan
daerah dengan teknik Comparetive Performance Index (CPI) ............
...................................................
...............................
10. Diagram alir deskriptif sub model DAKUSI
11. Diagram alir deskriptif sub model TEKNO
...............................
12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU .........................................
13. Diagram alir deskriptif sub model PKRESIKU ..............................
14. Diagram alir deskriptif sub model PRITAS
..............................
..............................
15. Diagram alir deskriptif sub model HARGA
16. Pengadaan bahan baku pada sub model DAKUSI
...................
17. Perencanaan pmduksi strategi Level Method ..............................
18. Perencanaan produksi strategi Chase Strategy ..............................
19. Perencanaan produksi strategi Compromise
..............................
9. Konfigurasi Model AGROSllA
10
16
34
53
55
64
65
67
70
74
76
80
86
89
93
102
103
104
105
Daftar Gambar (lanjutan)
Garnbar
.
Halarnan
20. Perbandingan nilai pengamatan (uji laboratorium) dengan nilai
standar SNI jenis produk ikan teri nasi .....................................
108
21. Nilai IRR dengan berbagai skenario perubahan jumlah produksi,
nilai tukar rupiah dan harga bahan baku (ikan teri nasi)..................
110
22. Nilai net BIC dengan berbagai skenario perubahan jumlah produksi,
nilal tukar rupiah dan harga bahan baku (ikan teri nasi).. ................
112
23. Rata-rata keuntungan (E) dan batas bawah keuntungan (L) dengan
berbagai skenario perubahan harga bahan baku, jurnlah produksi.
.........................................................
dan nilai tukar rupiah
24. Nilai koefisien variasi (CV) UP-3 primer dengan behagai skenerio
perubahan harga bahan baku, jumlah produksi,dan nilai
tukar rupiah
..................................................................
25. Grafik harga aktual, harga dasar, den sirnulasi harga ikan olahan
berdasarkan input harga dasar Rp 2.250...........................
2%. Grafik simulasi fiuktuasi permintaan dan penawaran ikan olahan
berdasarkan penetapan harga dasar Rp 2.250 ..........................
27. Grafik harga aktual, harga dasar, dan simulasi harga ikan olahan
dengan peningkatan konsumsi ikan olahan 50 %, dan ikan
segar 20 penen .................................................................
28. Grafik sirnulasi permintaan dan penawaran ikan olahan dengan
peningkatan konsumsi ikan olahan 50 persen dan ikan segar 20
persen pada harga dasar Rp 2.250/kg ...................................
...............
Hirarki desain sistem agroindustii hasil laut terpadu ..............
Rancang Bangun Sistern Agroindustri Hasil Laut Terpadu
......
29. Diagram alir proses pengolahan ikan teri nasi kering
30.
31.
32. Nilai tambah kegiatan UP-3 primer dengan peningkatan
.......................................................
berbagai kapasitas
Lampiran
1. Matriks keputusan pemilihan komoditas unggulan daerah dengan
teknik Comparefive Perfonname Index
......................................
2. Lokasi bahan baku, biaya transporkasi dan alokasi sesuai kapasitas
sumber
.............................................................................
3. Permintaan, produksi, inventori ikan teri nasi berdasarkan Level
metode, Chase strategy, dan compromise
.....:.........:.........
4. Matriks keputusan peringkat kombinasi teknologiperebusan dan
pengeringan pada UP-3 primer dengan metode Perbandingan
...
........................ .;........................................
Eksponensial
5. Analisis kelayakan usaha agroindustri hasil laut dengan behagai
skenario, komoditas ikan teri nasi
....................................
8. Analisis resiko dan pengaruhnya terhadap keuntungan usaha
agroindustri hasil laut dengan berbagai skenario, komoditas
ikan teri nasi
.................................................................
7. Analisis finansial usaha penangkapan payang di Tuban, komoditas
ikan teri nasi
.................................................................
8. lndeks produktivitas (IP), profitabilitas (IPF), den perbaikan harga
(IPH) dari berbagai faktor produksi UP-3primer selama
dua periode
.................................................................
9. Harga aktual, dan harga simulasi berdasarkan interaksi antara
permintaan dan penawaran dengan harga dasar Rp 2.250kg
......
9a. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran dengan peningkatan konsumsi ikern olahan 50
pewen dan lkan segar 20 penen.............................................
10. Biaya investasi pendirian UP-3 primer komoditas ikan teri nasi
kapasitas 2 tonhari di Tuban
............................................
7 1. Nilai tambah kegiatan UP-3 primer, komoditas ikan teri nasi
.........................................................................
kering
vii
Daftar Lampiran (lanjutan)
Lampiran
Halaman
.
12. Perkiraan pendapatan nelayan nelayan yang langrung mengoiah
(UP-3 primer). dan UP-3 primer yang hanya mengolah saja
komoditas ikan ten nasi
.....................................................
..................................
14. Tampilan program SPK AGROSILA
viii
200
205
I. PENDAHULUAN
11
Latar Belakang
Produksi perikanan Indonesia selama ini masih didominasi oleh perikanan
faut.
Data statistik penkanan Indonesia tahun 1999 menyatakan, bahwa selama
tahun 1883 sampai dengan tahun 1997 sekltar TI persen produksi perikanan
berasal dari perikanan laut yang mefibatkan s e W r dua juta orang nelayan
penangkap, sebagian besar menangkap dengan perahu layar, dan perahu motor
tempel.
Keadaan ini menunjukkan, bahwa perikanan laut di Indonesia masih
rnerupakan kegiatan yang diusahskan oleh rakyat atau petikanan rakyat.
Smktur produksi perikanan laut yang bercirikan perikanan rakyat ini secara
langsung akan mempengaruhi kinej a dari agroindustri hasil laut. Agroindustri hasil
laut yang tumbuh dan berkembang pada umumnya adalah agroindustri tradisional
dengan teknologi pengotahan yang relatif sederhana den berada pada wilayah yang
dekat dengan pusat-pusat pendaratan ikan.
Dan segi cara perlakuan produksi perikanan laut sekitar 58 persen
dipasarkan segar, 33 persen diawetkan, dan eisanya dibekukan. dibuat $kenkaleng
dan tepung ikan. Selanjutnya jika diinjau darl hasll olahan produksi perikanan Iaut,
diperkirakan 74 persen rnerupakan produk Agroindustri hasit laut yang diolah secara
tradisional dengan metode pengeringanlpenggaraman, pernindangan, fermentasi,
dan pengasapan dengan produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, dan ikan
asap (Direktorat Jenderal Perikanan, 1999).
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa agroindustri hasil laut sebagai
bagian dari waha kecil dan rnenengah (UKM) mempunyai peran yang sangat
penting untuk menyelarnatkan hasil tangkapan nelayan dari proses kemunduran
mUtU, memberi nilai tarnbah produk, dan menygdiakan sumber protein ikani
masyarakat.
Untuk masa yang akan datang agroindustri hasil laut diharapkan mampu
sebagai salah satu pelopor (leading sect00 pembangunan ekonomi nasional, karena
kegiatannya berbasis surnber daya alam (mnewable) $ang potensial, hampir tidak
terpengaruh oleh pengadaan
bahan impor. terbukanya pasar dalam dan luar
negeri, dan dapat dijadikan sebagai produk unggulan, serta surnber devisa negara.
Selain itu UKM yang berbasis pertanian mampu menarnpung banyak tenaga
keja serta dapat rnenjamin perluasan lapangan berusaha, sehingga akan sangat
efektif untuk meningkatkan perekonomian rakyat di pedesaan.
Oleh karena itu
pengembangan sistern ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan pengusaha
kecil, menengah, dan koperasi seperti yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar
Haluan Negara tahun 1999 perlu diwujudkan.
Penelitian tentang agroindustri hasil laut belum banyak dilakukan, dan
cendrung parsial sehingga perbaikan pada suatu bagian tidak diikuti oleh bagian
yang lain. Beberapa peneiitian yang terkait dilakukan oleh Sukmadinata (1995),
rnengkaji tentang dampak perubahan kelembagaan transaksi terhadap pendapatan
nelayan, Riniwati et el. (1997) meneliti tentang kredlt informal terhadap produksi dan
pendapatan nelayan, dan Nadjib (1998) meneliti tentang
rnasyarakat nelayan: alternatif dari ketidakpastian lingkungan.
edaptasi ekonomi
Penelltlan Nikijuluw .(1998), berkaitan dengan pemintaan dan penawaran
ikan serta implikasinya bagi pembangunan perikanan den Harijono (1998),
rnenganalisis pemintaan rnasukan, penawaran keluaran, den hasil skala usaha.
Berdasarkan pernikiran di atas perlu dilakukan penelitianyang komprehensif
dan
lntegratif untuk mernbangun suatu sistem perencanan dan pembinaan
agroindustri hasil laut dengan pendebtan wulayah.
Oleh karena, llmu Sistcrm
berkaitan dengan diagnosa, rekayasa, evaluasi dan pengelolaan yang kompleks,
. .
rnaka telaahnya tidak hanya mencakup sejurnlah karakteristik sistern yang khas,
teknik dan metodenya tetapi juga meliputi pertimbangan yang luas dari manajernen
pada tingkat yang lebih tinggi.
Kegiatan agroindustri hasil laut bersifat rnultl disiplW~ dan melibatkan
berbagai keiernbagaan yang terkait (systemic llngkage), dlmana menurut Austin,
( I992) ada empat keterkaitan yang perlu dipelajari, y a h keterkaitan rantai produksi,
keterkaitan kebijakan makro-mikro, keterkaitan institusional, dan keterkaitan internasiond.
Pada kegiatan agroindustri hasil laut masing-masing keteokaitan depat
berupa 1) kete&aitan rantai produksi, yang terdiri dad bemacam tahap operasional
deri aliran bahan sejak dari tempat penangkapan ikan, rnelalui unit pengolahan,
sampai ke konsumen; 2) keterkaitan kebijakan makro-rnikro, merupakan pengaruh
ganda dari kebijakan makro pemerintah (seperti pajak, kredit, subsidi, dan lain-lain)
terhadap operasional pada agroindustri hasil laut (teknologi, harga, kualitas, dan
lain lain); 3) keterkaitan institusional, mencakup hubungan antam berbagai keiernbagaan yang beroperasi dan berinteraksi dengan rantai produksi agroindustri hasil
'
laut; 4) keterkaitan intemasional, mencakup kegiatan pasar dalam dan luar negeri
dimana produk agroindustri hasil laut berfungsi.
~ e n e t a ~ k adaerah
n
Jawa Timur sebagai lokasi penelitian didasarkan pada
termasuk lima besar penghasil pmduksl perikanan laut yaitu 7'28
pertimbangan, I)
persen dari total produksi perikanan Indonesia, 2) - memiliki jumlah unit alat
penangkapon terbesar di Indonesia, yaitu 9,23 persen dari total alat tangkap yang
ada, 3) mempunyai keragaman pengolahan ikan Wdisional terbanyak dengan
produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, lkan peda, terasi, dan ikan asap, dan
4) tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan laut baru mencapai 44,89 persen,
(Direktorat Jenderal perikanan. 1998 dan Dinas Perikanan Jawa Timur, 1999).
Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut kualjtas ekspor dengan
pendekatan wilayah dimeksudkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya yang
terdapat pada daerah bersangkutan seoptimal mungkin sesuai permintaan
konsumen.
Untuk mendukung semua itu dibutuhkan kecanggihan dalam meka-
nisme perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program binbangunan agroindustri hasil laut yang komprehensif dan integratif dengan tetap mempertimbang-
kan kelestarian sumber lokal.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasitkan suatu model perencaaan dan
pernbinaan agroindustri hasil laut kuaiitas ekspor dengan pendekatan wilayah.
Secara khusus penelifian ini bertujuan untuk :
I)Menganalisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung perencanaan dan
pembinaan agroindustri hasii laut.
2) Mempelajari kemitraan antara pihak pemasok bahan baku dan pihak agroindustri
untuk menjamin kontinuitas produksi; dan antara pihak agroindusri hasil laut dan
pihak pedagang atau distributor untuk menjamin pemasaran produk.
3) Menganalisis struktur biaya kegiatan agroindustri hasil laut untuk mengetahui
kelayakan dan resiko usaha serta upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha.
4) Merancang perangkat
membantu investor,
Iunak (sistem
penunjang keputusan/SPK)
untuk
pengusaha, dan pemerintah dalam merencanakan dan
membina agroindustri hasil laut skal= usaha kecil dan menengah (UKM).
5) Merancang sistem usaha pascapanen dan usaha dlstribusi hasil laut untuk
meningkatkan nilai tambah produk dan pendistribusian pendapatan pihek terkait
secara proporsional.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan model perencanaan dan pembinaan agroindustri
hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah yang dilengkapi dengan
infomasi dan perangkat lunak. Hasit penelitian diharapkan dimanfaatkan oleh :
1) Investor atau pengusaha dalam mengernbangkah &tau menanam modal pada
kegiatan agroindustri hasil laut.
2) Pengusaha. nelayan, dan koperasi untuk meningkatkan nilai tambah produk dan
pendapatan secara proporsional.
3) Bappeda den Dinas Perikanan setempat atau pihak lain dalam pembangunan
ekonomi kewilayahan.
?.4 Ruang Lingkup Penelitian
Rancang bangun model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut
kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah difokuskan pada pengolahan dan
pengawetan ikan secara
tmdisional
dengan
metode penggaraman dan
pengeringan, perebusan, pendinginan, atau gabungan dari meted-metode tersebut
Lokasi studi kasus penelitian untuk ini adalah KabupatenTuban, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Bahan baku dafam
kegiatan agroindustri hasil laut adalah ikan yang berasal dari hasil tangkapan
nelayan, khususnya untuk jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap di sekitar pantai.
Model yang dirancang hanya berlaku pada perencanaan dan pernbinaan
agroindustri hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah, khususnya
komoditas ikan teri nasi, ikan asin, dan ikan pindang.
Penelitian ini masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan, diantaranya :
1) Rancang bangun (design), desain, atau rancangan model yaitu pembuatan
model agroindustri hasil laut dalam bentuk (1) model dmbolik (model maternatik)
sebagai perwakilan dari realitas yang dikaji, format model dapat bentpa angka,
simbol, dan rumus; dan (2) model analog (model diagramatik) sebagai
perwakilan dari situasi dinamik dari realitas yang dikaji, format model dapat
ditransformasikan dalam bentuk diagram alir, kunra, atau deskriptif tentang
hubungan antara faktor dan komponen yang terkait datam kegiatan agroindustri
hasil laut.
2) Agrolndustrl hasil laut adatah suatu perusahaarr yang mengolah bahan baku
yang berasal dari laut, khususnya untuk jenis ikan pelagis yang tertangkap di
sekitar pantai.
Pengolahan mencakup lransformasi dan pengawetan melalui
perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengkemasan, dan distribusi.
3) Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut merupakan aplikasi dari
fungsi manajemen terutama perencanaan (planning) dan pengendalian (contml-
ling) sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan atau sasaran datam
merancang dan memantau kegiatan yang dilakukan sesual dengan rencana
yang dibuat dan mengoreksi setiap penyimpangan yang tejadi agar kegiatan
agroindustri hasil laut yang dilakukan sesuai dengan tujuan.
4) Kualitas ekspor dalam penelitian ini mencakup : (1) produk agroindustri hasil laut
yang dihasilkan memenuhi penyaratan mutu Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau memenuhi standar mutu sesuai negara tujuan ekspor; dan (2) jika
pemasaran ekspor lebih menguntungkan, maka produk agroindustri hasil laut
dapat diekspor, tetapi jika pemasaran dalam negeri lebih baik, maka produk
dipasarkan dalam negeri.
5) Pendekatan wilayah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya pemanfaatan salah satu pilar pembangunan wilayah, yaitu analisis lokasi yang akan
memberikan inforrnasi tentang biaya transportasi dari lokasi sumber (inpuf)
maupun ke lokasi pasar; serta informasi tarnbahan tentang biaya input lainnya
seperti biaya tenaga kerja, energi dan lokasi optimum. Mengingat lokasi sumber
(sumber bahan baku) dan lokasi usaha agroindustri hasil laut telah diketahui.
maka analisis pendekatan wilayah dibatasi hanya pada upaya mencari biaya
transportasi minimal dari sumber bahan baku ke lokasi agroindustri hasil laut.
1.5 Metodologi
1.5.1 Dasar Pemikiran
Pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai
dengan melakukan identifikasi temadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan
sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif.
berbagai kendala dalam pendekatan sistem, maka
Dengan mem~e~mbangkan
pengkajian suatu perihal seyogyanya memenuhi karakteridk 1) kompleks, dimana
interaksi antar elemen cukup rumit; 2) dinamis, ada perubahan faktor menurut waktu
dan ada pendugaan ke masa depan; dan 3) probabililistik, diperlukannya fungsi
peluang dan inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.
Kegiatan agroindustri hasil laut merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai
dari pengadaan bahan baku, kegiatan pascapanen, pengolahan, pemasaran den
distribusi sampai ke tangan konsumen. Setiap kegiatan dipengaruhi oleh banyak
faktor dan jika teQadisuatu pennasalahan di suatu kegiatan, maka permasalahan ini
akan mempengaruhi kegiatan yang lain dan seterusnya.
Dalam mengkaji agroindustri hasil laut perlu diperhatikan adanya hubungan
atau saling keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara satu komponen dengan
komponen lain. Adanya konflik kepentinganantar aktortialam pemenuhan kebutuhan akan mernbuat persoalan semakin kompleks, oleh karena itu dalem
pernecahannya
hanya dapat diselesaikan
melalui pendekatan sistem (system
approach). Metode pendekatan sistem merupakan suatu permodelan matematis
maupun deskriptif tentang hubungan antara faktor dan komponen yang terkait
dalam kegiatan agroindustri hasil laut. Metode yang sama dalam pembuatan ke-
putusan pada sistem yang kompteks telah dilakukan pada bidang kesehatan,
manajemen, dan hukum (Sarma, 1994); den dalam perencanaan industri kecil hasil
pertanian (Eriyatno, 1995).
1.5.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data
.
.
Dalam penelitian ini data yang dikumputkan dikelompokan sebagai berikut :
1)
lnformasi tentang kebutuhan pelaku den pihak yang berkepentingan dengan
agroindustri hasil laut, seperti nelayan, pengusaha agroindustri hasil laut,
pedagang atau eksportir, konsumen, lembaga pembiayaan usaha, dan instansi
pemerintah diperoleh melalui kunjungan lapang, wawancara yang mendalam (indept interview), dan pengisian kuesioner untuk menyerap infonnasi yang
diperlukan.
2) Kumpulan pendapat tentang strategi kebijakan, penetapan bobot, kriteria, dan
alternatif diperoleh melalui wawancara dengan para pakar.
Penentuan
responden (pakar yang mewakili setiap bidang keahlian, diprioritaskan yang
berkompeten atau berpengalaman di bidangnya) dilakukan dengan teknik
pengambilan contoh secara sengaja (purposive sampling). Jumlah responden
untuk analisis dengan menggunakanAHP (AnalyticalHierashy Prvcess) adalah
sebanyak tujuh orang dan untuk analisis dengan menggunakan MPE (Metode
PerbandinganEksponensial) enarn orang.
3)
Data kuantitatif tentang investasi dan biaya produksi usaha penangkapan,
pengolahan hasil laut, produktivitas, mutu, produksi, pemintaan dan penawaran,
harga, wilayah, dan data
sekunder lainnya diperlukan untuk
merancang
model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut. Data ini diambil dari
instansi atau lembaga terkait.
'
1.5.3 Tata Laksana
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : analisis sistem,
desain sistem, implementasi sistem, verifikasi, dan analisis output.
tahapan penelitian disajikan pada Gambar I.
Gambar 1. Diagram alir tahapan penetitian.
Lebih jelas
Analisis sistem merupakan tahap awal untyk menghimpun kebutuhan
masing-masing pelaku yang terkait dalam kegiatan agroindustri hasil laut,
menformulasikan permasalahannya melalui observasj, .wawancara, dan pengisian
kuesioner.
Selanjutnya pemyataan kebutuhan dan formulasi perrnasalahan
direpresentasikan dalam bentuk diagram lingkar'sebab akibat dan diagram input
output.
Desain sistem merupakan kegiatan merancang suatu model abstrak yang
realistik sesuai dengan basis model, basis data dan dialog (user intemce) sebagai
komponen dari sistem penunjang keputusan (decision support system, DSS).
Setelah tahapan ini selesai dilanjutkan dengan implementasi sebagai suatu proses
kodefikasi dalam bahasa program untuk mempermudah kornputerisasi model yang
dirancang. Verifikasi merupakan tahap pengujian dan penyempurnaan model
dengan melakukan studi kasus di Jawa Tirnur dan simulasi untuk perbaikan da
PEMBINAAN AGROINDUSTRI HASIL LAUT KUALITAS
EKSPOR DENGAN PENDEKATAN WILAYAH
Oleh :
AGUSTEDI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001
RANCANGBANGUNMODELPERENCANAANDAN
PEMBINAAN AGROlNDUSTRl HASlL LAUT KUALITAS
EKSPOR DENGAN PENDEKATAN WILAYAH
.
..
Oleh :
Disertasi sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Doktor
Pada
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITLIT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2001
Judul Disertasi
: Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembinaan
Agroindustri Hasil Laut Kualitas Ekspor dengan
Pendekatan Wilayah.
Nama Mahasiswa
: AGUSTEDI
Nomor Pokok
: 975086
Program Studi
: Teknologi lndustri Pertanian
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing,
o,
Prof. Dr. Lr. ~ " ~ r i ~ a t nMSAE.
Ketua
/
Prof. Dr. Daniel R. Monintja, M.Sc.
Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M.Eng.
Anggota
Anggota
Dr. Ir. Sutrisno, M. Agr.
Anggota
Anggota
2. Ketua Program Studi
Teknologi lndustri Pertania
Dr. Ir. lrawadi Jarnaran
rida Manuwoto, M.Sc.
--
Tanggal tulus : ....2.4...JAN...2401........
Design on planning and Development Model
for Export Quality Marine Product Agroindustry through
Regional Approach
ABSTRACT
In order to incmase efficiency and producfivity of marine-product agroindustries,
regional characteristics and local potential must be optlmized and well-managed.
The AGROSILA model was designed to support the implementation ofagmindustrlal
planning and development, within coastal mgion boundaties.
The Decision Support System (DSS) applied system techniques including
Analytical Hierarchy Process (AHP), Exponential Compemtiw Method (ECM) and
Compatwtive Performance Index (CPI). Location analysis was canied out by
minimizing transportation cost using Linier Programming, with Vogels Approximation
Method (VAM) and stepping stone pmcedum. Productivity index was calculated with
American Productivity Center Model ( A X ) . Risk analysis method was done by
simulation of cost-beneiit heuristics.
Verification of the DSS AGROSILA was conducted in East Java mgion. This
study recommends improvement of agroindustrial business partnership thmugh
establishment of the UP-3 primer as post-harvest enterprise. It also suggest that UP3 primer as SME be supported by non-banking financial institution such as venturn
capital corporation; and furthennore be strengthened by technical asistance and
market information system.
Appropriate technology should be applied in UP-3 ptimerptvcessing activities for
drijfing, boilling, grading and packaging. Location of U P 3 primer must be in the N ~ I
area to bring added value for fishermen prosperiry. Each UP-3 pn-mr with
. capacities 2 tonlday mquires Rp 334.334.000 for invesmnt and Rp 534.415,000 for
working capital per month.
This study also proposed the establishment of the UDP-2 tersier as a trading
house as well as product diversification factory to incnsase cornpeticiveness in global
market. The UDP-2 tersier could be located in urban a m and neer pod-fac~Yiiiesfor
export transportation.
AGUSTEDI. Rancang Bangun Model Perencanaan dan Pembtnaan Agroindustri Hasil Laut Kualitas Ekspor dengan Pendekatan Mlayah. Dibawah
bimbingan Eriyatno sebagai ketua, Daniel R.Monintja, Anas M. Fauzi, Sutrisno
dan Deddy Supriady sebagai anggota.
Era globalisasi menuntuk produk agroindustri hasil taut tersedia sepanjang
waktu dengan rnutu dan jurnlah sesuai permintaan konsurnen. Berbagai produk
agroindustri hasil laut skala usaha kecit dan menengah telah diekspor untuk
rnernenuhi perrnintaan konsurnen, terutarna jenis ikan teri nasi (chitimen), ikan asap,
ikan kering asin, den lain-lain. Fluktuasi, kontinuitas, dan rnutu produk rnerupakan
kendaia dalarn mernenuhi perrnintaan konsurnen, oleh karena itu perlu perencanaan
dan pernbinaan yang terarah agar peluang untuk menjadikan produk agroindustri
sebagai salah satu kornoditas ekspor dan produk unggulan dapat tercapai.
Faktor regional dalarn pembangunan wilayah sesuai dengan otonomi daerah
rnernberikan peluang yang lebih besar bagi perencanaan agroindustri hasil Iaut
untuk rnernanfaatkan potensi surnber daya alarn; infra struktur yang dimiliki; kultur
lokal rnasyarakat nelayan; dan teknologi Iok8l yang dapat dikembangkan sesuai
dengan perkembangan IPTEK. Dengan rnernanfaatkan faktor regional dalarn
unggulan daerah yang
perencanaan agroindustri hasil laut akan diha~i1kan'~roduk
berdaya saing tinggi.
Produk agroindustri hasil laut sebagian besar dihasllkan oleh perusahaan
skala usaha kecil dan rnenengah (UKM), berlokasi dl pedesaan dengan berbagai
keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Untuk menlngkatkan peran agroindustri
hasil hasil laut sebagai salah satu sistem ekonoml kerakyatan perlu dilakukan
pemberdayaan pengusaha kecil, menengah, dan koperasl; penguasaan teknologi;
SDM yang terampil; dukungan modal; dan dukungan informasi sehingga terjadi
peningkatan nilai tarnbah produk untuk kesejahteraan nelayan dan kelompok
nelayan.
Perencanaan dan pernbinaan agroindustri hasil laut orientasi ekspor iidak
terlepas dari perubahan lingkungan bisnis, baik yang datang dari dalam rnaupun
dari luar negeri, bersifat kornpleks, dlnarnis, dan probabliistlk. Untuk mengantisipasi
perubahan tersebut, rnaka setiap kebijakan yang diarnbll harus berorlentasi kepada
tujuan (cybernetic) dengan visi yang utuh dalarn suatu slstern (holistic) agar
keputusan yang dihasilkan efektif (etTediveness). Pernasalahan yang kompleks
I
hanya dapat dianalisis dengan menggunakanpendekatan sistem, yaitu ~endekatan
ilmiah yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh hubungan antar komponen
atau faktor secara terstruktur dalam suatu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan pendekatan ini akan dihasilkan harmonisasi kepentingan yang melibatkan
semua kebutuhan pihak terkait sehingga diperoleh tujuan yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model. perencanaan dan
pembinaan agroindustri hasil laut otientasi ekspor dengan pendekatan wilayah;
mellputi 1) analisis faktor yang menghambat dan mendukung perenCanaan dan
pembinaan agroindustri hasil laut; 2) mempelJari kemltraan anbra pemasok bahan
baku den agroindustrl; entara pihak agrolndustri dengan pilagang atau distributor,
3) menganalisis struktur biaya usaha agroindustrl hasll laut; 4) merancang
perangkat lunak untuk membantu investor, pengusaha. dan pemerintah dalam
merencanakan dan mernbina agroindustri hasil laut skala usaha kecil dan
menengah; serta 5) merancang suatu model kelembagaan untuk meningkatkan nilai
tambah dan pendistribusian pendapatan pihak terkait secara proporsional.
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dengan model AGROSILA diwujudkan
dalam bentuk program berbasis komputer yang terdiri dari teknik optimasi dengan
rnenggunakan program linier untuk meminimumkan biaya bansportasi melalui
prosedur VAM (Vogel's Approximation Methods) dan stepping stone, rancangan
kebijakanlstrategis dianalisis dengan AHP (Analisis Hirarki Proses), metode
penentuan prioritas keputusan dengan MPE (Metode Perbandingan Eksponensial)
dan CPI (Comparative Performance Index).
Penetapan kinerja perusahaan
dianalisis dengan metode APC (American Productivit~Center Model), analisis
p.erkiraan harga ikan olahan rnenggunakan model pasar dinamik, dan perkiraan
produksi produk agroindustri hasil laut dianalisis dengan model pemulusan
eksponensiaf (Exponential Smoothing ModeESM).
SPK AGROSILA sebagai suatu model yang berbasis kornputer dibagi
kedalam dua kelornpok, yaitu 1) model perencanaan yang didukung oleh sub model
pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi (DAKUSI); sub model teknologi
VEKNO); sub model pembiayaan, kelayakan, dan resiko usaha (PKRESIKU); dan
sub model nelayan (NELAYAN); dan 2) model pembinaan yang didukung oleh sub
model VEKNO); sub model mutu (MUTU); sub model PKRESIKU; sub modef
NELAYAN; sub model produktivitas (PRITAS), dan sub model perkiraan harga
(HARGA).
Dalam perencanaan agroindustri hasil taut sub model DAKUSI digunakan
untuk pengadaan bahan baku berdasarkan biaya transportasi terendah dan
perencanaan produksi berdasarkan strategi Ieml method, chase strategy, dan
ii
compromise. Dengan sub model ini pengguna dapat t-mrencanakan jumlah
produksi yang diinginkan berdasarkan kemampuan produksi atau pemintaan
konsumen. Sub model TEKNO dapat digunakan untuk memilih teknolqi tepat
sasaran (TTS) pada tahap atau proses pengolahan yang layak dilakukan. Pada sub
model PKRESIKU, investor dapat men~gunakanmodel ini untuk mengetahui
kelayakan usaha agroindustri hasil laut secara finanslat dan resiko yang akan
dihadapi dari modal yang diinvestasikan.
Untuk pembinaan agroindustri hasil laut sub model TEKNO digunakan untuk
mernilih proses pengolahan yang mampu menghasilkan produk terbaik berdasarkan
berbagai kriteria yang ditetapkan. Sub model MUTU digunakan untuk pengujian
mutu produk sesuai dengan standar yang diinginkan bup#feksportir berdasarkan
komparasi hasil uji laboratorium dengan nilai standar. Para pengusaha yang ingin
mengembangkan usaha agroindustri hasil laut lebih lanjut sub model PKRESIKU
dapat digunakan. Sub model ini menginformasi kelayakan usaha secara finansial,
pengadaan modal yang didasarkan pada debt equity ratlo (DER) dan pembagian
keuntungan yang disepekati. Sub model NELAYAN digunakan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku atau penambahan unit alat penangkapan untuk
mencukupi kebutuhan bahan baku. lnfomasi yang dihasilkan sub model ini adalah
kelayakan usaha penangkapan secara finansial dan jumlah hasil tangkapan yang
diperoleh. Sub model PRITAS menginformasikan kepada pengguna produktifitas
dan profitabilitas agroindustri hasil laut dalam menghasilkan produk. Produktivitas
berkaitan dengan efisiensi penggunaan input faktor produksi dan profitabilitas
berkaitan dengan tingkat keuntungan perusahaan yang diperoleh. Untuk mengetahui perkiraan harga ikan olahan yang terjadi dipasar pengguna dapat menggunakan sub model HARGA. Sub model ini akan memperkirakan harga ikan olahan
yang terjadi di pasar berdasarkan interaksi antara permintaan dan penawaran.
Hasil verifikasi SPK AGROSllA di wilayah Jawa Timur sebagai studi kasus
menghasilkan komoditas unggulan daerah yang terpilih sebagai peringkat pertama
38,06) dan peringkat
berdasarkan faktor kewilayahan adalah ikan teri nasi.(&bot
kedua ikan asin (bobot 3.93). lkan ten nasi akan digunakan untuk verifikasi sub
model yang terdapat pada AGROSILA, kecuali sub model HARGA menggunakan
ikan asin.
-
Dalam perencanaan produksi kewilayahan dengan menggunakan strategi
ada tiga ha1 yang perlu diperhatikan, yaitu pemintaan total, rencana produksl, dan iwntori. Level method
level method, chase stmtegy, dan nmpm
n
tsi8
mempertahankan distribusi produksi merata setiap periode. Untuk memenuhi
pemintaan total 45.000 sarnpai 123.671 kghulan, dibutuhken coM storwe
kapasites 130.000 kglbulan, pengadaan cold storage akan meningkatkan biaya
iti
produksi. Chase stmtegy mempertahankan tingkat kestabllan mentori ratatam@
70.000 kgfbulan dan produksi bervariasi mengikuti permintaan dan com~*mfse
menetapkan rencana produksi berdasarkan k e s e p a m n atau kemampuan antam
produsen dengan konsumen. Untuk rnenetapkan strategi produksi yang dipilih.
make perlu pertimbangan yang rnatang agar diperoleh keuntungan yang maksimal.
Produktivitas usaha pengolahan hasil laut ada yang meningkat, konstan, dan
ada yang rnenurun. Produktivitas input faktor yang meningkat adalah modal (40,%), tenaga kerja (3,77 %). input total (1,90 %), dan administresi dan pemasaran
(0,QO %); yang konstan adalah material; dan yang menurun adalah energi (9,83 %).
Peningkatan produktivitas dengan meningkatkan input faktor sesuai besaran indeks
perbaikan harga 0,- sarnpai O,98 belum tentu langsung meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
Hasil verifikaal sub model PRITAS rnenglnforrnasikan, bahwa
penlngkatan produktivitas temyata mengurangl profitabliltas perusahaan sebesar
2.51 sampai 11.37 persen. kecuali modal karena Indeb produktivitas dan indeks
perbaikan harga naik. Untuk masa yang akan datang peningkatan produktivitas
diarahkan pada penggunaan input energi dan material melatui efisiensi penggunaan
sumber daya yang mungkin dilakukan. Peningkatan pmfMbilitas dilakukan rnelalui
perbaikan strategi pemasaran, prornosi, peningkatan petayanan kepada konsumen,
perbaikan harga. dan lain-lain.
Dengan asumsi harga pokok ikan olahan (ikan asin) Rp 2.250fkg; total
permintaan 87.066 tonltahun, dan penawaran 130.072 ton/tahun, rnaka perkiraan
harga yang tejadi di pasar adalah Rp 1.9891kg. Perkiraan harga yang terbentuk
temyata lebih rendah dari harga pokok dan harga aktual (Rp 2.474tkg). Hasil
analisis menyimpulkan, bahwa jika perrnintaan lebih.rendah dari penawaran, maka
perkiraan harga yang tejadi di pasar lebih rendah dari harga pokok. Untuk
meningkatkan harga ikan olahan dapat dilakukan dengan skenario peningkatan
konsurnsi ikan olahan 50 persen dan ikan segar 20 persen. Hasil simulasi
menyimpulkan, bahwa perkiraan harga yang terbentuk dengan skenario tersebut
adalah Rp 2.985kg. dan harga ini di atas dari harga pokok dan harga aktual.
SPK AGROSILA mampu memberikan pitihan kebijakan untuk pengembangan agroindustri hasil taut dengan berbagai skenario yang dilakukan. Untuk
menghasilkan agroindustri hasil laut terpadu dan berkelanjutan diperlukan
kelembagaanyang mampu menjembatani kebutuhan pihak-pihak terkait. HasilAHP
menyimpulkan bahwa UP-3 primer (bobot 0,5085) merupekan suatu kelembagaan
yang mampu menjembatani antara usaha penangkapan dengan usaha pengolahan
hasil laut dan UDP-2 tersier (bobot 0.2489) merupakan kelembagaan yang
menjernbatani antara usaha pengolahan dengan distributor atau pedagang.
iv
.
UP-3 primer adaiah perusahaan UKM yang berkedudukan di pedesaan
(agroindustri level 1) yang bertungsi untuk meningkaaan nilai tambah rnelalui
kegiatan sortasi, grading, pengeringan, pengkemasan, dan penyimpanan temporer.
Jika kegiatan nelayan dalam penangkapan menghasilkan ikan ten nasi 20 kg/hari
den harga juai Rp IO.OW/kg, maka pendapatannya adalah Rp 156.500fiari tetapi
jika nelayan langsung mengolah (UP-3 primer), maka pendapatan menjadi Rp
190.9001harl atau meningkat sekitar 22 persenfiafi.
Jika kegiatan UP-3 primer
hanya mengolah saja, maka pendapatannya hanya adalah Rp 34.400mari. Dari
perkernbangan nilai tambah terdapat hubungan antara peningkatan kapasitas
dengan peningkatan nilai tarnbah yang dihasilkan, dan pada kapasitas tertentu
terdapat pula penurunan nilai tarnbah akibat dad peningkatan biaya investasi.
Analisis finansial temadap usaha UP-3 primer menyimpulkan, bahwa
dengan produksi mta-rata 81.600 kg/tahun dan harga jual ikan teri nasi Rp
78.760kg diperoleh keuntungan sekltar ~p 215.465.0001tahun, net BK: 2,97. IRR
72,38 persen, payback period 0.72 tahun, dan BEP 5.817 kgltahun. Dengan
berbagai skenario penurunan produksi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US 12
persen dan kenaikan harga bahan baku sampai 16 persen usaha UP-3 primer
masih layak dilakukan. Skala usaha minimal kegiatan UP-3 primer dinyatakan oleh
nilai BEP, berdasarkan skenario yang dilakukan nilai BEP tertinggi adalah 12.202
kg/tahun atau setara dengan kebutuhan bahan baku 8.972 kglbulan.
Untuk menunjang keberbasilan kegiatan UP-3 primer dibutuhkan bantuan
modal dari lembaga pembiayaan usaha dengan persyaratan efektif seperti pada
perusahaan modal ventura (PMV). Dengan inwstasi Rp 868.749.000, DER 5050,
jangka waktu pinjaman lima tahun, dan skenario bagi hasil untuk PMV 20 sampai 49
persen. maka usaha UP-3 primer Iayak dilakukan. Dengan total ctngsuran sampai
Rp 406.850.000/tahun, usaha UP-3 primer masih memperoleh keuntungan sekitar
Rp 198.228.000ltahun.
Aspek teknologi tepat sasaran pada UP-3 primer difokuskan pada kombinasi
proses perebusan dan pengeringan ikan teri nasi, hasil analisis menyimpulkan
bahwa kombinasi penggunaan kompor minyak tanah bertekanan dengan alat roket
(listrik) den pengeringan langsung di bawah sinar mayhari menduduki peringkat
pertama, karena marnpu memberikan panas yang merata den stabil selama proses
perebusan sehingga mutu produk yang dihasilkan lebih baik.
Dengan menghimpun nelayan dan kelompok pengolah ke &tam SuatU
kelornpok usaha bersarna pengolahan hasil laut (KUBEPHAL), maka posisi tawar,
distribusi pendapatan, dan kesejahteraan pihak terkait akan meningkat.
UDP-2 tersier merupakan bisnis produk agroindustri hasil laut kualitas
ekspor m e ~ p a k a nrnitra usaha UP-3 primer y q g rnenghubungkan kegiatan
pengolahan dengan pedagang dalam negeri den eksportir. Keglatan UDP-2 tersier
merupakan pengolahan lanjut (agroindustri level 3) atau divemifikasi produk untuk
rnemenuhi permintaan buyeffeksportir. Mengingat posisl UDP-2 tersier di daerah
perkotaan dan berhadapan dengan pasar luar negelS, maka kebutuhan inforrnasi
tentang jenis produk dan mutu yang dirninta konsumen menjadi prasyarakat utama.
Aplikasi SPK AGROSILA untuk pernbengunan wilayah pesisir rneliputi misi
pemberdayaan nelayan atau kelompok nelayan, peningkatan nilai tarnbah melalui
usaha pengolahan, dan pengembangan usaha kecii dan menengah UKM). Dalam
perencanaan strategis, aplikasi SPK AGROSllA diarahkan untuk mewujudkan
kondisi yang saling mendukung agar terjadi proses transforrnasi posisi nelayan dari
yang tingkat ketergantungannya (dependence) tinggi menjadi pihak yang lebih
mandiri (independence) dan akhirnya terjadi keterkaitan antara nelayan dan pihak
pengolah sebagai ciri dari pertanian berkebudayaan industri.
.
Dengan penerapan ilmu sistem dalam konteks pendekatan wilayah telah
dapat mensintesakan pernikiran lintas disipiin sekaligus meningkatkan mutu
pengambilan keputusan skaia regional yang integmtif dan lintas sektoral. Aplikasi
metode kesisteman tersebut telah menghasilkan SPK AGROSllA yang hotistik dan
marnpu membangun kondisi optimal melalui proses pemenuhan kebutuhan para aktor terkait sekaligus dapat mengantisipasi dinarnika penrbahan data dan informasi.
Agustedi dilahirkan di Pekanbant, Propinsi Riau tanggal 17 Agustus 1858,
anak ketlga dari pasangan Bapak Dailami den Ibu Mariana. Penutls menyelesaikan
pendidlkan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum di Payakumbuh
sampai tahun 1977, terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas
Riau tahun 1978 dan lutus tahun 1984. Tahun 1992 melanjutkan pendidikan
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor pada program studi TIP dan lulus
Magister Sain tahun 1994. Kemudian tahun 1997 pada perguruan tinggi yang sama
diterima sebagai mahasiswa program Doktor untuk program Studi Teknologi lndustri
Pertanian.
Sejak tahun 1984 sampai sekarang bekerja sebagai staf pengajar tetap
Fakultas Perikanan Universitas Bung H a m Padang, dan pada kurun waktu tersebut
pernah menjabat Ketua Jutusan, Pembantu Dekan 1, Ill dan Kepala Bagian
Kemahasiswaan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan di Universitas
Bung Hatta.
Penulis rnenikah dengan Renni Muluk dan dikarunia tiga orang putra, yaitu
Agus Wahyudi (16 tahun), David lndra Zusuka (13 tahun], dan Kardini Marsella Putri
(8 tahun).
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S W ,karena
atas berkat dan rahmat-Nya disertasi ini dapat diselesaikan.
Penyelesaian disertasi ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada-Rektor Universitas Bung Hatta
yang telah memberikan beasiswa untuk mengikuti program Doktor di Program
. Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. H. Eriyatno,
MSAE sebagai ketua komisi pembimbing atas bimbingan, nasehat, dan berbagai
motivasi yang tiada hentinya untuk mendelami ilmu pengetahuan kesisteman dan
filosofi keilmuan sejak persiapan, pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian
disertasi ini. Terima kasih yang sama penulis sampaikap kepada Prof. Dr. Daniel R.
Monintja, M.Sc; Dr. Ir. Anas M. Fauzi. M.Eng, Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr, den Dr. Ir.
Deddy Supriady, BE, MURP, M.Sc. masing-masing sebagai anggota komisi
pembimbing atas bimbingan, nasehat dan dorongan morit yang penuh kesabaran
dan pengabdian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian tulisan
disertasi ini.
Terima kasih khusus penulis sampaikan kepada Dr. Ir. H. lrawadi Jarnaran
sebagai ketua program studi Teknologi lndustri Pertanian yang telah memberikan
arahan, nasehat, dan bimbingan bidang keilmuan teknologi industri pertanian (TIP).
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Kepala Dinas perikanan Tingkat I Propinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Tingkat 11
Kabupaten Tuban, Lamongan, Situbondo, dan Banyuwangi atas segala fasilitas
.
.
yang diberikan selama pelaksanaan penelitian.
2. Soedarsono. SH, MM., Ir. Joko Sant0~0,Ir. M. Nadjikh, Ir. Lalam Sarlam, dan Sdr.
Karim atas segala bantuan dan fasititas yang diberikan kepada penulis selama
pelaksanaan penelitian lapang.
3. Rekan-rekan mahasiswa TIP angkatan 97 dan grup GKM-2000, yaitu Sdr. Dr. Dedi
Mulyadi. Dida Heryadi Salya, Dr. Supri Basdabela, Dr. M. Said Didu, Dr. Larianda,
Hasbi. Machfud. Agus Gunawan, dan Agus H. Canny atas bantuan. persaudaraan
dan kebersamaan.
4. Saudara Ronny Wijaya atas segala bantuannya dalam komputerisasi program
AGROSILA.
Penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri dan anakanak tersayang atas segala pengorbanannya 'mulai dari awal pendidikan sampai
penyelesaian disertasi ini.
Akhimya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dorongan kepada penulis, penulis sampaikan peftghargaan dan terima kasih.
Semoga Allah SVVT rnemberikan pahala yang setirnpaf atas segala bantuannya.
Penulis rnenyadari bahwa tulisan ini masih perlu disempurnakan, oleh karena
itu saran untuk perbaikan dan kesempurnaan sangat diharapkan.
Bogor, Februari 2001
Penulis.
DAFTAR IS1
Halaman
RINOKASAN
KATA PENGANTAR
...............................................................................
i
DAFTAR TABEL
.....................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................
v
DAFTAR LAMPlRAN
............................................................
......................................................................
vii
DAFTAR 1st
.
1 PENDAHULUAN
......................................................................
I.2 Tujuan Penelitian ......................................................................
1.1 b t a r Belakang
............................................................
~
1.3 Manfaat Penelitian
i
1
4
~
5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................................
6
......................................................................
2. TINJAUAN PUSTAKA
...........................................................
2.1 Teori Sistem
......................................................................
2.2 Sistem Penunjang Keputusan ..................................................
8
1.5 Metodologi
...........................................................
2.4 Sumber dan Potensi Hasil Laut Indonesia
..............................
2.5 Kelembagaan
......................................................................
2.6 Pendekatan Wilayah
............................................................
2.3 Agroindustri Hasif b u t
2.7 Penetitian terdahulu
............................................................
12
12
15
20
26
31
35
38
Daftar Isi (Lanjutan)
Hataman
.
3 LANDASAN TEORl
3.1 Teknlk Optimasi
............................................................
......................................................................
.............................................................
...................................................
3.3 Metode Penentuan Prioritas
3.4 Analisis Kelayakan dan Resiko Usaha .........................................
3.2 Proses Hirarki Analitik
.........................................
.........................................
...
3.5 Metode Pengukuran Produktivitas
3.6 Analisis Penetapan Harga Produk
...........................................
3.7 Metode Prakiraan ......................... ...
.
4 ANALISIS SISTEM ....................................
... ................................
.............................................................
4.2 Formulasi Pennasalahan .............................................................
4.1 Analisis Kebutuhan
4.3 ldentifikasi Sistem.......................................................................
.........................................
5.RANCANG BANGUN MODEL
...................................................
5.1 KonRgurasi dan Rancang Bangun Model Agrosila
.....................
.
.
5.2 Sistem Manajemen Basis Model ...................................................
4.4 Ruang Lingkup Uekayasa Sistem
5.2.1 Sub Model Pengadaan Bahan Baku dan
.........................................
5.2.2 Sub Model Teknologi (TEKNO)...................................................
5.2.3 Sub Model Mutu (MUTU) ..........................................................
Perencanaan Produksi (DAKUSI)
5.2.4 Sub Model Pembiayaan. Kelayakan dan Resiko Usaha (PKRESIKU).
5.2.5 Sub Model Produktivitas (PRITAS)
.........................................
Halaman
Daftar Isi (lanjutan)
5.2.6 Sub Model Pe*raan
Harga (HARGA) ........................................
...................................................
...................................................
5.4 Sistem Manajemen Dialog
......................................................................
6. PEMBAHASAN
5.3 Sistem Manajemen Basis Data
6.1 Verifikasi Model Agrosila
............................................................
........................................
...
........................................
6.2 Perencanaan Agroindustri Hasil Laut
6.3 Pembinaan Agroindustri Hasil Laut
........................................
7. KESIMPULAN DAN SARAN
.................................................
7.1 Kesimpulan
.....................................................................
7.2 Saran
...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
Lampiran
..............................................................................
6.4 Kelembagaan Agroindustri Hasil Laut
iii
DAFTAR TABEL
,
'-
Tabel
Halaman
1. Perkembangan nilai ekspor (US $) industri hadl perikanan tahun 1993
sampal tahun 1997
..............................................................
25
2. Dugaan potensi, dugaan produksi, dan tingkat pengusahaan sumber
............ ..........., ... ... ... ... ... ...... ....
daya perikanan pelagis kecil
28
3. Perkembangan produksi perikanan tahun 1993 sampai dengan
-..................
tahun 1997
29
...
........................................... ...........
4. Model umum transpottasi... ......... ... ...... ... ... ... ...... ...... ............ ... ... ..
43
5. Persyaraianmutu beberapa produk agroindustri hasil laut sesuai
.................................
dengan Standar Nasional Indonesia (SNL)
78
6.Peringkat nilai PMMT petusahaan agroindustri hasil laut
............ ...... .........................
berdasarkanjumlah penyimpangan
79
7. Masukan data permintaan, penawaran, dan harga pada
..............................................................
sub model HARGA
92
8. Rincian data dan sub model yang menggunakan pada
model AGROSILA.. ......... ... ... ...... ...... ... ... . ... ... ... ...... ...... ... ...... ...
96
.
..
I00
11. Peringkat kombinasi teknologi perebusan dan pengeringan .
......... . ...
...... .......
...... .......
12. lndeks produktivitas, profitabilitas, dan perbaikan harga dari
berbagai input faktor produksi pada agroindustri hasil laut
... ........
1f 7
13. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran pada harga dasar Rp 2.250
... ......... ...... .....
120
14. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran dengan skenario peningkaian konsumsi ikan
olahan 50 persen dan ikan segar 20 persen
... ... ...... ......... .....
123
15. Sistem agroindustri hasil laut dengan level transformasi dan preservasi bahan baku, komoditas ikan teri nasi
...... .. ... . ...... ... ........
130
16. Jumlah angsuran pinjaman dengan berbagai nilai DER dan
bagi hasil pada PMV
...... ...... ......... ... ... ... ............ ...... ......... .
137
9. Matriks keputusan peringkat komoditas unggulan daerah
10. Asumsi yang digunakan dalam verifikasi model AGROSILA
...... ...
......
. ..
...
99
107
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Diagram alir tahapan penelitian
..................................................
2. Struktur Dasar Sistem penunjang keputusan (Decision Support
.
......................................................................
3. Keterkaitan kekmbagaan dalam kernitman agribisnis hasil laut...........
4 . Kondisi aktual kegiatan agroindustri hasil laut ...............................
...
5. Faktor Lingkungan bisnis sistem Agroindustri hasil laut .....................
6. Diagram lingkar sobab akibat sistem agroindustri hasit laut ............
7. Diagram input output sistem agroindustri hasil laut
.....................
System DSS)
8. Prosedur penetapan peringkat keputusan komoditas unggulan
daerah dengan teknik Comparetive Performance Index (CPI) ............
...................................................
...............................
10. Diagram alir deskriptif sub model DAKUSI
11. Diagram alir deskriptif sub model TEKNO
...............................
12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU .........................................
13. Diagram alir deskriptif sub model PKRESIKU ..............................
14. Diagram alir deskriptif sub model PRITAS
..............................
..............................
15. Diagram alir deskriptif sub model HARGA
16. Pengadaan bahan baku pada sub model DAKUSI
...................
17. Perencanaan pmduksi strategi Level Method ..............................
18. Perencanaan produksi strategi Chase Strategy ..............................
19. Perencanaan produksi strategi Compromise
..............................
9. Konfigurasi Model AGROSllA
10
16
34
53
55
64
65
67
70
74
76
80
86
89
93
102
103
104
105
Daftar Gambar (lanjutan)
Garnbar
.
Halarnan
20. Perbandingan nilai pengamatan (uji laboratorium) dengan nilai
standar SNI jenis produk ikan teri nasi .....................................
108
21. Nilai IRR dengan berbagai skenario perubahan jumlah produksi,
nilai tukar rupiah dan harga bahan baku (ikan teri nasi)..................
110
22. Nilai net BIC dengan berbagai skenario perubahan jumlah produksi,
nilal tukar rupiah dan harga bahan baku (ikan teri nasi).. ................
112
23. Rata-rata keuntungan (E) dan batas bawah keuntungan (L) dengan
berbagai skenario perubahan harga bahan baku, jurnlah produksi.
.........................................................
dan nilai tukar rupiah
24. Nilai koefisien variasi (CV) UP-3 primer dengan behagai skenerio
perubahan harga bahan baku, jumlah produksi,dan nilai
tukar rupiah
..................................................................
25. Grafik harga aktual, harga dasar, den sirnulasi harga ikan olahan
berdasarkan input harga dasar Rp 2.250...........................
2%. Grafik simulasi fiuktuasi permintaan dan penawaran ikan olahan
berdasarkan penetapan harga dasar Rp 2.250 ..........................
27. Grafik harga aktual, harga dasar, dan simulasi harga ikan olahan
dengan peningkatan konsumsi ikan olahan 50 %, dan ikan
segar 20 penen .................................................................
28. Grafik sirnulasi permintaan dan penawaran ikan olahan dengan
peningkatan konsumsi ikan olahan 50 persen dan ikan segar 20
persen pada harga dasar Rp 2.250/kg ...................................
...............
Hirarki desain sistem agroindustii hasil laut terpadu ..............
Rancang Bangun Sistern Agroindustri Hasil Laut Terpadu
......
29. Diagram alir proses pengolahan ikan teri nasi kering
30.
31.
32. Nilai tambah kegiatan UP-3 primer dengan peningkatan
.......................................................
berbagai kapasitas
Lampiran
1. Matriks keputusan pemilihan komoditas unggulan daerah dengan
teknik Comparefive Perfonname Index
......................................
2. Lokasi bahan baku, biaya transporkasi dan alokasi sesuai kapasitas
sumber
.............................................................................
3. Permintaan, produksi, inventori ikan teri nasi berdasarkan Level
metode, Chase strategy, dan compromise
.....:.........:.........
4. Matriks keputusan peringkat kombinasi teknologiperebusan dan
pengeringan pada UP-3 primer dengan metode Perbandingan
...
........................ .;........................................
Eksponensial
5. Analisis kelayakan usaha agroindustri hasil laut dengan behagai
skenario, komoditas ikan teri nasi
....................................
8. Analisis resiko dan pengaruhnya terhadap keuntungan usaha
agroindustri hasil laut dengan berbagai skenario, komoditas
ikan teri nasi
.................................................................
7. Analisis finansial usaha penangkapan payang di Tuban, komoditas
ikan teri nasi
.................................................................
8. lndeks produktivitas (IP), profitabilitas (IPF), den perbaikan harga
(IPH) dari berbagai faktor produksi UP-3primer selama
dua periode
.................................................................
9. Harga aktual, dan harga simulasi berdasarkan interaksi antara
permintaan dan penawaran dengan harga dasar Rp 2.250kg
......
9a. Perkiraan harga ikan olahan berdasarkan interaksi permintaan
dan penawaran dengan peningkatan konsumsi ikern olahan 50
pewen dan lkan segar 20 penen.............................................
10. Biaya investasi pendirian UP-3 primer komoditas ikan teri nasi
kapasitas 2 tonhari di Tuban
............................................
7 1. Nilai tambah kegiatan UP-3 primer, komoditas ikan teri nasi
.........................................................................
kering
vii
Daftar Lampiran (lanjutan)
Lampiran
Halaman
.
12. Perkiraan pendapatan nelayan nelayan yang langrung mengoiah
(UP-3 primer). dan UP-3 primer yang hanya mengolah saja
komoditas ikan ten nasi
.....................................................
..................................
14. Tampilan program SPK AGROSILA
viii
200
205
I. PENDAHULUAN
11
Latar Belakang
Produksi perikanan Indonesia selama ini masih didominasi oleh perikanan
faut.
Data statistik penkanan Indonesia tahun 1999 menyatakan, bahwa selama
tahun 1883 sampai dengan tahun 1997 sekltar TI persen produksi perikanan
berasal dari perikanan laut yang mefibatkan s e W r dua juta orang nelayan
penangkap, sebagian besar menangkap dengan perahu layar, dan perahu motor
tempel.
Keadaan ini menunjukkan, bahwa perikanan laut di Indonesia masih
rnerupakan kegiatan yang diusahskan oleh rakyat atau petikanan rakyat.
Smktur produksi perikanan laut yang bercirikan perikanan rakyat ini secara
langsung akan mempengaruhi kinej a dari agroindustri hasil laut. Agroindustri hasil
laut yang tumbuh dan berkembang pada umumnya adalah agroindustri tradisional
dengan teknologi pengotahan yang relatif sederhana den berada pada wilayah yang
dekat dengan pusat-pusat pendaratan ikan.
Dan segi cara perlakuan produksi perikanan laut sekitar 58 persen
dipasarkan segar, 33 persen diawetkan, dan eisanya dibekukan. dibuat $kenkaleng
dan tepung ikan. Selanjutnya jika diinjau darl hasll olahan produksi perikanan Iaut,
diperkirakan 74 persen rnerupakan produk Agroindustri hasit laut yang diolah secara
tradisional dengan metode pengeringanlpenggaraman, pernindangan, fermentasi,
dan pengasapan dengan produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, dan ikan
asap (Direktorat Jenderal Perikanan, 1999).
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa agroindustri hasil laut sebagai
bagian dari waha kecil dan rnenengah (UKM) mempunyai peran yang sangat
penting untuk menyelarnatkan hasil tangkapan nelayan dari proses kemunduran
mUtU, memberi nilai tarnbah produk, dan menygdiakan sumber protein ikani
masyarakat.
Untuk masa yang akan datang agroindustri hasil laut diharapkan mampu
sebagai salah satu pelopor (leading sect00 pembangunan ekonomi nasional, karena
kegiatannya berbasis surnber daya alam (mnewable) $ang potensial, hampir tidak
terpengaruh oleh pengadaan
bahan impor. terbukanya pasar dalam dan luar
negeri, dan dapat dijadikan sebagai produk unggulan, serta surnber devisa negara.
Selain itu UKM yang berbasis pertanian mampu menarnpung banyak tenaga
keja serta dapat rnenjamin perluasan lapangan berusaha, sehingga akan sangat
efektif untuk meningkatkan perekonomian rakyat di pedesaan.
Oleh karena itu
pengembangan sistern ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan pengusaha
kecil, menengah, dan koperasi seperti yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar
Haluan Negara tahun 1999 perlu diwujudkan.
Penelitian tentang agroindustri hasil laut belum banyak dilakukan, dan
cendrung parsial sehingga perbaikan pada suatu bagian tidak diikuti oleh bagian
yang lain. Beberapa peneiitian yang terkait dilakukan oleh Sukmadinata (1995),
rnengkaji tentang dampak perubahan kelembagaan transaksi terhadap pendapatan
nelayan, Riniwati et el. (1997) meneliti tentang kredlt informal terhadap produksi dan
pendapatan nelayan, dan Nadjib (1998) meneliti tentang
rnasyarakat nelayan: alternatif dari ketidakpastian lingkungan.
edaptasi ekonomi
Penelltlan Nikijuluw .(1998), berkaitan dengan pemintaan dan penawaran
ikan serta implikasinya bagi pembangunan perikanan den Harijono (1998),
rnenganalisis pemintaan rnasukan, penawaran keluaran, den hasil skala usaha.
Berdasarkan pernikiran di atas perlu dilakukan penelitianyang komprehensif
dan
lntegratif untuk mernbangun suatu sistem perencanan dan pembinaan
agroindustri hasil laut dengan pendebtan wulayah.
Oleh karena, llmu Sistcrm
berkaitan dengan diagnosa, rekayasa, evaluasi dan pengelolaan yang kompleks,
. .
rnaka telaahnya tidak hanya mencakup sejurnlah karakteristik sistern yang khas,
teknik dan metodenya tetapi juga meliputi pertimbangan yang luas dari manajernen
pada tingkat yang lebih tinggi.
Kegiatan agroindustri hasil laut bersifat rnultl disiplW~ dan melibatkan
berbagai keiernbagaan yang terkait (systemic llngkage), dlmana menurut Austin,
( I992) ada empat keterkaitan yang perlu dipelajari, y a h keterkaitan rantai produksi,
keterkaitan kebijakan makro-mikro, keterkaitan institusional, dan keterkaitan internasiond.
Pada kegiatan agroindustri hasil laut masing-masing keteokaitan depat
berupa 1) kete&aitan rantai produksi, yang terdiri dad bemacam tahap operasional
deri aliran bahan sejak dari tempat penangkapan ikan, rnelalui unit pengolahan,
sampai ke konsumen; 2) keterkaitan kebijakan makro-rnikro, merupakan pengaruh
ganda dari kebijakan makro pemerintah (seperti pajak, kredit, subsidi, dan lain-lain)
terhadap operasional pada agroindustri hasil laut (teknologi, harga, kualitas, dan
lain lain); 3) keterkaitan institusional, mencakup hubungan antam berbagai keiernbagaan yang beroperasi dan berinteraksi dengan rantai produksi agroindustri hasil
'
laut; 4) keterkaitan intemasional, mencakup kegiatan pasar dalam dan luar negeri
dimana produk agroindustri hasil laut berfungsi.
~ e n e t a ~ k adaerah
n
Jawa Timur sebagai lokasi penelitian didasarkan pada
termasuk lima besar penghasil pmduksl perikanan laut yaitu 7'28
pertimbangan, I)
persen dari total produksi perikanan Indonesia, 2) - memiliki jumlah unit alat
penangkapon terbesar di Indonesia, yaitu 9,23 persen dari total alat tangkap yang
ada, 3) mempunyai keragaman pengolahan ikan Wdisional terbanyak dengan
produk utama adalah ikan asin, ikan pindang, lkan peda, terasi, dan ikan asap, dan
4) tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan laut baru mencapai 44,89 persen,
(Direktorat Jenderal perikanan. 1998 dan Dinas Perikanan Jawa Timur, 1999).
Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut kualjtas ekspor dengan
pendekatan wilayah dimeksudkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya yang
terdapat pada daerah bersangkutan seoptimal mungkin sesuai permintaan
konsumen.
Untuk mendukung semua itu dibutuhkan kecanggihan dalam meka-
nisme perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program binbangunan agroindustri hasil laut yang komprehensif dan integratif dengan tetap mempertimbang-
kan kelestarian sumber lokal.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasitkan suatu model perencaaan dan
pernbinaan agroindustri hasil laut kuaiitas ekspor dengan pendekatan wilayah.
Secara khusus penelifian ini bertujuan untuk :
I)Menganalisis faktor-faktor yang menghambat dan mendukung perencanaan dan
pembinaan agroindustri hasii laut.
2) Mempelajari kemitraan antara pihak pemasok bahan baku dan pihak agroindustri
untuk menjamin kontinuitas produksi; dan antara pihak agroindusri hasil laut dan
pihak pedagang atau distributor untuk menjamin pemasaran produk.
3) Menganalisis struktur biaya kegiatan agroindustri hasil laut untuk mengetahui
kelayakan dan resiko usaha serta upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha.
4) Merancang perangkat
membantu investor,
Iunak (sistem
penunjang keputusan/SPK)
untuk
pengusaha, dan pemerintah dalam merencanakan dan
membina agroindustri hasil laut skal= usaha kecil dan menengah (UKM).
5) Merancang sistem usaha pascapanen dan usaha dlstribusi hasil laut untuk
meningkatkan nilai tambah produk dan pendistribusian pendapatan pihek terkait
secara proporsional.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan model perencanaan dan pembinaan agroindustri
hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah yang dilengkapi dengan
infomasi dan perangkat lunak. Hasit penelitian diharapkan dimanfaatkan oleh :
1) Investor atau pengusaha dalam mengernbangkah &tau menanam modal pada
kegiatan agroindustri hasil laut.
2) Pengusaha. nelayan, dan koperasi untuk meningkatkan nilai tambah produk dan
pendapatan secara proporsional.
3) Bappeda den Dinas Perikanan setempat atau pihak lain dalam pembangunan
ekonomi kewilayahan.
?.4 Ruang Lingkup Penelitian
Rancang bangun model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut
kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah difokuskan pada pengolahan dan
pengawetan ikan secara
tmdisional
dengan
metode penggaraman dan
pengeringan, perebusan, pendinginan, atau gabungan dari meted-metode tersebut
Lokasi studi kasus penelitian untuk ini adalah KabupatenTuban, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Bahan baku dafam
kegiatan agroindustri hasil laut adalah ikan yang berasal dari hasil tangkapan
nelayan, khususnya untuk jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap di sekitar pantai.
Model yang dirancang hanya berlaku pada perencanaan dan pernbinaan
agroindustri hasil laut kualitas ekspor dengan pendekatan wilayah, khususnya
komoditas ikan teri nasi, ikan asin, dan ikan pindang.
Penelitian ini masih dihadapkan pada berbagai keterbatasan, diantaranya :
1) Rancang bangun (design), desain, atau rancangan model yaitu pembuatan
model agroindustri hasil laut dalam bentuk (1) model dmbolik (model maternatik)
sebagai perwakilan dari realitas yang dikaji, format model dapat bentpa angka,
simbol, dan rumus; dan (2) model analog (model diagramatik) sebagai
perwakilan dari situasi dinamik dari realitas yang dikaji, format model dapat
ditransformasikan dalam bentuk diagram alir, kunra, atau deskriptif tentang
hubungan antara faktor dan komponen yang terkait datam kegiatan agroindustri
hasil laut.
2) Agrolndustrl hasil laut adatah suatu perusahaarr yang mengolah bahan baku
yang berasal dari laut, khususnya untuk jenis ikan pelagis yang tertangkap di
sekitar pantai.
Pengolahan mencakup lransformasi dan pengawetan melalui
perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengkemasan, dan distribusi.
3) Perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut merupakan aplikasi dari
fungsi manajemen terutama perencanaan (planning) dan pengendalian (contml-
ling) sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan atau sasaran datam
merancang dan memantau kegiatan yang dilakukan sesual dengan rencana
yang dibuat dan mengoreksi setiap penyimpangan yang tejadi agar kegiatan
agroindustri hasil laut yang dilakukan sesuai dengan tujuan.
4) Kualitas ekspor dalam penelitian ini mencakup : (1) produk agroindustri hasil laut
yang dihasilkan memenuhi penyaratan mutu Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau memenuhi standar mutu sesuai negara tujuan ekspor; dan (2) jika
pemasaran ekspor lebih menguntungkan, maka produk agroindustri hasil laut
dapat diekspor, tetapi jika pemasaran dalam negeri lebih baik, maka produk
dipasarkan dalam negeri.
5) Pendekatan wilayah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya pemanfaatan salah satu pilar pembangunan wilayah, yaitu analisis lokasi yang akan
memberikan inforrnasi tentang biaya transportasi dari lokasi sumber (inpuf)
maupun ke lokasi pasar; serta informasi tarnbahan tentang biaya input lainnya
seperti biaya tenaga kerja, energi dan lokasi optimum. Mengingat lokasi sumber
(sumber bahan baku) dan lokasi usaha agroindustri hasil laut telah diketahui.
maka analisis pendekatan wilayah dibatasi hanya pada upaya mencari biaya
transportasi minimal dari sumber bahan baku ke lokasi agroindustri hasil laut.
1.5 Metodologi
1.5.1 Dasar Pemikiran
Pendekatan sistem adalah suatu cara penyelesaian persoalan yang dimulai
dengan melakukan identifikasi temadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan
sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif.
berbagai kendala dalam pendekatan sistem, maka
Dengan mem~e~mbangkan
pengkajian suatu perihal seyogyanya memenuhi karakteridk 1) kompleks, dimana
interaksi antar elemen cukup rumit; 2) dinamis, ada perubahan faktor menurut waktu
dan ada pendugaan ke masa depan; dan 3) probabililistik, diperlukannya fungsi
peluang dan inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.
Kegiatan agroindustri hasil laut merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai
dari pengadaan bahan baku, kegiatan pascapanen, pengolahan, pemasaran den
distribusi sampai ke tangan konsumen. Setiap kegiatan dipengaruhi oleh banyak
faktor dan jika teQadisuatu pennasalahan di suatu kegiatan, maka permasalahan ini
akan mempengaruhi kegiatan yang lain dan seterusnya.
Dalam mengkaji agroindustri hasil laut perlu diperhatikan adanya hubungan
atau saling keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara satu komponen dengan
komponen lain. Adanya konflik kepentinganantar aktortialam pemenuhan kebutuhan akan mernbuat persoalan semakin kompleks, oleh karena itu dalem
pernecahannya
hanya dapat diselesaikan
melalui pendekatan sistem (system
approach). Metode pendekatan sistem merupakan suatu permodelan matematis
maupun deskriptif tentang hubungan antara faktor dan komponen yang terkait
dalam kegiatan agroindustri hasil laut. Metode yang sama dalam pembuatan ke-
putusan pada sistem yang kompteks telah dilakukan pada bidang kesehatan,
manajemen, dan hukum (Sarma, 1994); den dalam perencanaan industri kecil hasil
pertanian (Eriyatno, 1995).
1.5.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data
.
.
Dalam penelitian ini data yang dikumputkan dikelompokan sebagai berikut :
1)
lnformasi tentang kebutuhan pelaku den pihak yang berkepentingan dengan
agroindustri hasil laut, seperti nelayan, pengusaha agroindustri hasil laut,
pedagang atau eksportir, konsumen, lembaga pembiayaan usaha, dan instansi
pemerintah diperoleh melalui kunjungan lapang, wawancara yang mendalam (indept interview), dan pengisian kuesioner untuk menyerap infonnasi yang
diperlukan.
2) Kumpulan pendapat tentang strategi kebijakan, penetapan bobot, kriteria, dan
alternatif diperoleh melalui wawancara dengan para pakar.
Penentuan
responden (pakar yang mewakili setiap bidang keahlian, diprioritaskan yang
berkompeten atau berpengalaman di bidangnya) dilakukan dengan teknik
pengambilan contoh secara sengaja (purposive sampling). Jumlah responden
untuk analisis dengan menggunakanAHP (AnalyticalHierashy Prvcess) adalah
sebanyak tujuh orang dan untuk analisis dengan menggunakan MPE (Metode
PerbandinganEksponensial) enarn orang.
3)
Data kuantitatif tentang investasi dan biaya produksi usaha penangkapan,
pengolahan hasil laut, produktivitas, mutu, produksi, pemintaan dan penawaran,
harga, wilayah, dan data
sekunder lainnya diperlukan untuk
merancang
model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut. Data ini diambil dari
instansi atau lembaga terkait.
'
1.5.3 Tata Laksana
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : analisis sistem,
desain sistem, implementasi sistem, verifikasi, dan analisis output.
tahapan penelitian disajikan pada Gambar I.
Gambar 1. Diagram alir tahapan penetitian.
Lebih jelas
Analisis sistem merupakan tahap awal untyk menghimpun kebutuhan
masing-masing pelaku yang terkait dalam kegiatan agroindustri hasil laut,
menformulasikan permasalahannya melalui observasj, .wawancara, dan pengisian
kuesioner.
Selanjutnya pemyataan kebutuhan dan formulasi perrnasalahan
direpresentasikan dalam bentuk diagram lingkar'sebab akibat dan diagram input
output.
Desain sistem merupakan kegiatan merancang suatu model abstrak yang
realistik sesuai dengan basis model, basis data dan dialog (user intemce) sebagai
komponen dari sistem penunjang keputusan (decision support system, DSS).
Setelah tahapan ini selesai dilanjutkan dengan implementasi sebagai suatu proses
kodefikasi dalam bahasa program untuk mempermudah kornputerisasi model yang
dirancang. Verifikasi merupakan tahap pengujian dan penyempurnaan model
dengan melakukan studi kasus di Jawa Tirnur dan simulasi untuk perbaikan da