Rancang bangun model manajemen risiko pada investasi agroindustri lada

RANCANG BANGUN MODEL MANAJEMEN RISIKO
PADA INVESTASI AGROINDUSTRI LADA

SUCI WULANDARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Rancang Bangun Model
Manajemen Risiko pada Investasi Agroindustri Lada adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi in i.
Bogor, Januari 2013

Suci Wulandari

F361080031

ABSTRACT
SUCI WULANDARI.
Design of Risk Management Model on Pepper
Agroindustrial Investment. Supervised by ERIYATNO, MEIKA SYAHBANA
RUSLI, and B.S. KUSMULJONO.
The spectrum of investment instruments will provide different degree of
uncertainty. This is influenced by the level of risk faced. Analysis of investment
performance then need an analysis that integrates the aspects of return and risk
within a framework of analysis. The competitiveness of pepper industry, which
can be expressed in the achievement of quality, market share, profitability and
sustainability, is still low. Pepper agroindustrial is integrated with farming
systems and conducted on a small scale and traditional approach. The decisions
on mechanical pepper agroindustrial and its investment on value chain are very
limited. It has typically been driven by practical factors such as risk. The
objective of this paper is to propose a comprehensive method in risk analysis, risk
management design, and risk based financial analysis as a model of decision
support systems. The methods of this research are Fuzzy Logic, FMEA,
Vulnerability Analysis which expressed in Radar Chart, Analytical Hierarchy

Process, and Cash Flow Analysis. On the other hand, fuzzy weighting approach
on expert and risk compenent is one method that can improve risk assessment.
This study provides an analysis tool that integrates financial and risk analysis in a
framework, risk management models, and support facility analysis, which is
integrated in Decision Support System called SMART INVEST. It consists of data
based management system, model based management system, integrated analysis,
and user interface. The model provides integrated risk analysis for pepper
commodity system agent, description of financial analysis for investor, and a
guideline for government and other stakeholders in the process of providing
instrument for risk management. Further analysis of the risk in the form of
vulnerability analysis, will provide the basis for determining the support type for
the risk management. Application of the model in Bangka showed that the total
value of risk was in the high class. Based on risk group, the biggest risk faced by
investment on the pepper agroindustrial was the marketing and followed by
agriculture, agroindustry, institutional, and financial. The analysis showed that
the biggest risks were the price, competition, steam rot disease, cooperation, and
dependence between actors. The project generates a surplus of benefits over cost
in 202,8 billion IDR. It would be found in this case that the IRR was 45,28%. The
benefi cost ratio was 1,95, and the payback period was 3,75 years. If there is no
risk management, the risk is expected to effect on the pepper processing services

(28,89%), the amount of processed pepper (31,03%), and yield (10,70%).
Changes in its variables will consequence in large changes in NPV, IRR, BC ratio,
and Pay Back Period. It is therefore necessary to develop risk management
system which completed by support facilities.
Key words:

risk management, investment, agroindustry, pepper, support
facilities, fuzzy approach

RINGKASAN
SUCI WULANDARI. Rancang Bangun Model Manajemen Risiko pada Investasi
Agroindustri Lada. Dibimbing oleh ERIYATNO, MEIKA SYAHBANA RUSLI
dan B.S. KUSMULJONO.
Investasi pada sektor pertanian masih merupakan bagian kecil dari total
penanaman modal. Kondisi ini didominasi oleh tingginya tingkat risiko, yang
kemudian menyebabkan kinerja yang rendah. Fenomena rendahnya tingkat
investasi juga terjadi pada pengembangan komoditas lada. Lada Indonesia pada
pasar dunia terdiri dari Lampung Black Pepper (lada hitam) dan Muntok White
Pepper (lada putih). Dukungan pendanaan yang terbatas merupakan karakteristik
pada pengembangan komoditas lada, selain risiko pengusahaan yang tinggi serta

adopsi teknologi yang rendah. Pada saat ini kegiatan pengolahan lada dilakukan di
tingkat petani secara tradisional. Hal ini menyebabkan rendahnya pencapaian
mutu lada. Pada sisi lain, agroindustri lada di negara lain terus berkembang, yang
ditandai dengan introduksi teknologi dan perluasan skala pengusahaan.
Kegiatan investasi dengan mempertimbangkan risiko sangat penting, oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian manajemen risiko pada investasi
agroindustri, yang didalamnya mengintegrasikan analisis finansial dan analisis
risiko dalam sebuah kerangka kerja. Pada sisi yang lain implementasi
pengelolaan risiko membutuhkan dukungan fasilitas. Hal ini terjadi sebagai
akibat dari rendahnya sumberdaya teknologi, sumberdaya manusia, sumberdaya
informasi, dan sumberdaya finansial yang dimiliki pelaku dalam sistem
komoditas. Oleh karena itu dilakukan analisis lanjutan, yaitu analisis kerentanan
(vulnerability), yang akan dijadikan sebagai dasar dalam pemberian dukungan
fasilitas. Melalui dukungan fasilitas yang diberikan inilah maka diharapkan
strategi pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun model manajemen risiko
pada investasi agroindustri lada. Dalam upaya mencapai hal tersebut secara
khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi risiko, melakukan
penilaian risiko, serta menyusun pengelolaan risiko pada investasi agroindustri
lada, (2) menyusun dukungan fasilitas dalam pengelolaan risiko pada investasi

agroindustri lada, serta (3) menilai kelayakan investasi dan melakukan simulasi
dampak risiko terhadap kelayakan investasi agroindustri lada. Agroindustri yang
menjadi obyek penelitian adalah agroindustri lada putih dengan fokus analisis
kegiatan pengolahan dan keterkaitannya dengan aspek budidaya, pemasaran,
kelembagaan, dan finansial. Penelitian dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang merupakan sentra produksi utama lada putih.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah logika fuzzy yang
berbasis pengetahuan. Metode pembobotan pakar dan pembobotan komponen
risiko adalah Fuzzy Weighted Average Index. Penilaian risiko menggunakan
metode Fuzzy Failure Mode Effect and Analysis (FMEA) dengan teknik Fuzzy
Weighted Average. Agregasi nilai risiko menggunakan Fuzzy Risk Value. Analisis
kemampuan pengelolaan risiko menggunakan metode Vulnerability Analysis yang
digambarkan dalam Radar Chart, sedangkan analisis instrumen pengelolaan
risiko menggunakan Analytical Hierarchy Process. Keseluruhan aspek tersebut
diintegrasikan dalam sebuah kerangka analisis dalam bentuk Sistem Penunjang

Keputusan Sistem Manajemen Risiko Terpadu pada Investasi Agroindustri dengan
nama SMART INVEST.
Data yang digunakan terdiri dari data input maupun data hasil proses
yaitu: bobot pakar, bobot komponen risiko, tingkat keparahan, tingkat kejadian,

tingkat pendeteksian, nilai kerentanan (vulnerability), kemampuan pengelolaan
risiko, bobot instrumen pengelolaan risiko, nilai bobot kelompok risiko, input
analisis finansial, serta nilai indikator peubah. Selain itu dikembangkan delapan
jenis model yaitu: pembobotan pakar, pembobotan komponen risiko, penilaian
risiko, agregasi nilai risiko, analisis kapasitas pengelolaan risiko, analisis
instrumen pengeloaan risiko, analisis finansial, dan simulasi kelayakan investasi.
Pengelolaan risiko sebagai upaya untuk mengurangi probabilitas
munculnya kejadian, mengurangi tingkat keparahan, atau keduanya merupakan
pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yang dinyatakan sebagai uraian
yang melekat pada setiap risiko. Instrumen pengelolaan risiko yang dapat
meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko dapat dikelompokkan menjadi:
adopsi dan pengembangan teknologi, perbaikan manajemen unit usaha, dukungan
pembiayaan, pembangunan dan pengembangan infrastruktur, sinergi dan fokus
kebijakan, serta peningkatan hubungan kemitraan antar pelaku.
Penelitian ini menghasilkan output yang dapat memperbaiki proses
identifikasi risiko, penilaian risiko, dan analisis lanjutan sebagai pelengkap dalam
pengelolaan risiko. Penggabungan logika fuzzy dan pembobotan dalam sebuah
kerangka analisis, menjadikan pendekatan ini sebagai metode yang dapat
memperbaiki penilaian risiko. Pendekatan fuzzy yang menggunakan skala
linguistik memberi kemudahan dalam proses akuisisi nilai yang berbasis

pengetahuan. Pembobotan pakar dan pembobotan komponen risiko memberikan
ruang bagi penilai untuk memasukkan perbedaan tingkat kepercayaan pakar dan
nilai kepentingan komponen risiko. Agregasi nilai risiko dilakukan untuk
memberikan gambaran mengenai status dan nilai risiko secara keseluruhan.
Penggabungan analisis finansial dan analisis risiko dalam sebuah kerangka
analisis akan memberikan gambaran kinerja investasi yang lebih baik. Oleh
karena itu setelah dilakukan analisis kelayakan investasi, maka dilakukan simulasi
kelayakan investasi berbasis kepada risiko potensial.
Pengembangan agroindustri lada merupakan prioritas bagi upaya
penyelesaian sejumlah kelemahan sistem dan upaya mengatasi ancaman yang ada,
selain strategi peningkatan produksi lada yang terus dilakukan melalui perbaikan
sistem budidaya. Strategi yang dipilih adalah strategi peningkatan nilai tambah
melalui penjaringan nilai (capturing value). Peningkatan nilai tambah ini dapat
dilakukan melalui peningkatan mutu (quality), fungsi (functionality), bentuk
(form), tempat (place), waktu (time) dan kemudahan mendapatkan (ease of
possession).
Risiko investasi agroindustri lada terdiri dari 32 jenis risiko yang terbagi
ke dalam aspek agroindustri, budidaya, pemasaran, kelembagaan, dan finansial.
Pengelolaan risiko sebagai upaya untuk mengurangi probabilitas munculnya
kejadian, mengurangi tingkat keparahan, atau keduanya. Analisis lanjutan

dilakukan terhadap nilai risiko dalam bentuk analisis kerentanan (vulnerability),
yaitu pemetaan kesenjangan antara nilai risiko dan kemampuan pengelolaan
risiko. Hal ini akan memberikan dasar bagi penetapan jenis dukungan bagi
pengelolaan risiko. Instrumen pengelolaan risiko yang dapat meningkatkan

kemampuan pengelolaan risiko dapat dikelompokkan menjadi: peningkatan
adopsi dan pengembangan teknologi, perbaikan manajemen unit usaha,
penyediaan pembiayaan usaha, pembangunan dan pengembangan infrastruktur,
perumusan dan sinergi kebijakan, serta pengembangan hubungan kemitraan.
Penerapan model manajemen risiko pada investasi agroindustri lada di
Kepulauan Bangka menunjukkan bahwa nilai total risiko termasuk dalam kategori
tinggi. Berdasarkan kelompok risiko, risiko terbesar yang dihadapi dalam
investasi agroindustri lada secara berurutan adalah aspek pemasaran, budidaya,
agroindustri, kelembagaan, dan finansial.
Secara individual, analisis
menunjukkan bahwa nilai risiko terbesar adalah harga, persaingan, penyakit busuk
pangkal batang, kerjasama, dan ketergantungan antar pelaku. Pengelolaan risiko
selama ini lebih banyak dilakukan secara individu dengan konsentrasi kepada
penanganan risiko pada aspek budidaya. Kemampuan pengelolaan risiko pada
aspek agroindustri diduga relatif baik, sedangkan pada aspek pemasaran, aspek

kelembagaan, dan aspek finansial relatif rendah.
Berdasarkan nilai kerentanan (vulnerability), terdapat beberapa risiko yang
memiliki nilai risiko tinggi dan nilai kemampuan pengelolaan risiko yang rendah
yang akan menjadi fokus pemberian dukungan fasilitas. Risiko tersebut adalah
risiko harga, persaingan, kerjasama, penyakit busuk pangkal batang, serta
ketergantungan antar pelaku. Pengelolaan risiko harga dapat dilakukan dengan
menerapkan Sistem Resi Gudang, yang membutuhkan relatif lebih besar
dukungan dalam bentuk infrastruktur, kebijakan, dan pembiayaan, dibandingkan
dengan instrumen teknologi, manajemen usaha, dan kemitraan.
Analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa NPV pendirian
agroindustri lada yaitu sebesar Rp. 202,8 juta. Nilai IRR yang dihasilkan yaitu
sebesar 45,28%, dimana lebih besar dibandingkan faktor diskonto yang
digunakan. Nilai B/C adalah sebesar 1,95.
Adapun periode pengembalian
adalah selama 3,75 tahun.
Hasil analisis pengaruh risiko menunjukkan bahwa apabila tidak dilakukan
pengelolaan dalam bentuk pencegahan dan atau penanganan risiko, maka akan
mempengaruhi kinerja investasi. Sebagai akibat terjadinya risiko pada sistem
komoditas lada, maka kemampuan petani dalam pembayaran jasa pengolahan
dapat menurun sebesar 28,89%, jumlah lada yang diolah dan jumlah produk

samping akan mengalami penurunan sebesar 31,03%. Risiko pada investasi
agroindustri lada diduga dapat menyebabkan penurunan rendemen sebesar
10,70%.
Peningkatan peluang keberhasilan adopsi teknologi agroindustri lada putih
di kepulauan Bangka memerlukan dukungan dalam bentuk penyediaan instrumen
pengelolaan risiko. Pengembangan sistem komoditas lada juga mensyaratkan
pelibatan stakeholder secara substansial. Pembiayaan kredit usaha, investasi
pemerintah melalui model joint venture, trust fund, dan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan BUMN merupakan sumber pembiayaan yang dapat digunakan
dalam kegiatan investasi agroindustri lada.
Kata Kunci:

manajemen risiko, investasi, agroindustri, lada, dukungan fasilitas,
pendekatan fuzzy.

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Mengutip hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

RANCANG BANGUN MODEL MANAJEMEN RISIKO
PADA INVESTASI AGROINDUSTRI LADA

SUCI WULANDARI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji pada Ujian Tertutup: 1. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, M.Si
2. Prof. (Riset). Dr. Ir. Risfaheri, M .Si
Penguji pada Ujian Terbuka: 1. Dr. Dedi Mulyadi, M.Si
2. Dr. Ir. Sudradjat, MS

Judul Disertasi :
Nama
NIM

:
:

Rancang Bangun Model Manajemen Risiko pada Investasi
Agroindustri Lada
Suci Wulandari
F361080031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE
Ketua

Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, M.Sc
Anggota

Dr. Ir. B.S. Kusmuljono, MBA
Anggota

Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Machfud, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian: 7 Desember 2012

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Doktor pada Program
Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Beberapa bagian
dari disertasi, yang berjudul Rancang Bangun Model Manajemen Risiko pada
Investasi Agroindustri Lada, telah diterbitkan sebagai publikasi ilmiah.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang dengan penuh ketulusan dan kesabaran memberikan bimbingan
selama proses pada masa studi, memberikan masukan untuk terus
memperbaiki diri, serta memberikan dorongan dalam menyempurnakan
ikhtiar penulis untuk memberikan yang terbaik.
2. Bapak Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, M.Sc selaku Anggota Komisi
Pembimbing, yang dengan penuh perhatian memberikan masukan untuk
memperkaya wawasan penulis, memberikan bimbingan untuk selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, serta memberikan arahan agar
dapat diperoleh kegunaan dari setiap proses dan hasil yang diberikan.
3. Bapak Dr. Ir. Kusmuljono, MBA selaku Anggota Komisi, yang bersedia
meluangkan waktu diantara kesibukan yang ada, untuk memberikan
wawasan berdasarkan segala kekayaan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki, serta memberikan arahan dalam upaya menjadikan segala hasil
yang dicapai memiliki manfaat yang sebesar-besarnya.
4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Industri Pertanian yang
telah memberikan bantuan dan dukungan bagi penulis selama pada masa
studi.
5. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, M.Si dan Prof. (Riset). Dr. Ir. Risfaheri, M.Si
selaku Dosen Penguji Luar Komisi pada Sidang Tertutup. Dr. Dedi
Mulyadi, M.Si dan Dr. Ir. Sudradjat, MS selaku Dosen Penguji Luar
Komisi pada Sidang Terbuka.
6. Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in
Agriculture (SEARCA), yang telah memberikan beasiswa kepada penulis.
Arsenio M. Balisacan, PhD; Dr. Gil C. Saguiguit Jr.; dan Dr. Editha C.
Cedicol atas dukungan yang diberikan.
7. Dr. Ir. Agus Wahyudi, MS; Dr. Ir. Sugeng Budiharsono; Ir. Lukman M.
Baga, MAE; dan Dr.Eng. Taufik Djatna, S.TP, M.Si atas proses
pembelajaran dan peningkatan kapasitas yang sangat berarti selama ini.
8. Rekan kerja pada Lembaga Penelitian lingkup Badan Litbang Kementerian
Pertanian atas segala bantuan dalam penelitian dan selama masa studi.
Keluarga besar Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat atas segala
bantuan dan dukungan yang diberikan.
9. Rekan pada pemerintah daerah, kelompok tani, dunia usaha, dan lembaga
penelitian, yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, atas
segala bantuan yang diberikan selama penelitian.

10. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti, serta temanteman S3 TIP atas segala kerjasama dan dukungan yang diberikan.
11. Keluarga tercinta: Ibu Ismiyati Duryat; Ir. Hadi Sulistianto; ketiga buah
hati: Hanif, Huda, dan Hasna; serta kakak Ir. Rahmi Hidayati; drg Dyah
Irnawati, M.Si; Puspitawati SE, M.Si; Dr. Kusdamayanti; Ir. Rahmat
Saptono, M.Sc, atas segala dukungan dan pengorbanan yang diberikan,
serta atas kesediaan mendampingi dan mencurahkan kasih dan doa bagi
penulis.
Besar harapan penulis bahwa karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat
dan menjadi inspirasi untuk terus berkarya.
Bogor, Januari 2013

Suci Wulandari

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai anak ke enam
dari Bapak M. Duryat Puspowidagdo (alm) dan Ibu Ismiyati. Pendidikan sarjana
ditempuh pada Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, IPB
melalui jalur USMI, pada periode 1991-1995. Pada tahun 1995, penulis
mendapatkan beasiswa dari Magister Manajemen Agribisnis, IPB untuk
melanjutkan studi di jurusan Magister Manajemen Agribisnis, IPB. Jenjang S2
diselesaikan pada tahun 1997 dan tercatat sebagai Lulusan Terbaik S2 Tingkat
IPB. Penulis mendapatkan beasiswa dari Southeast Asian Regional Center for
Graduate Study and Research Agriculture (SEARCA) untuk melanjutkan studi
pada tahun 2008 di program Doktor di Sekolah Pascasarjana IPB, pada Program
Studi Teknologi Industri Pertanian. Penulis juga mendapatkan beasiswa lanjutan
dari Kementerian Pertanian.
Penulis bekerja sebagai peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
Puslitbang Perkebunan, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian dan
pernah melakukan tugas pada Puslit Sosial Ekonomi Kehutanan dan Perkebunan
dan Puslitbang Perkebunan. Penulis memiliki pengalaman terlibat pada sejumlah
kegiatan pada beberapa Lembaga Pembangunan Internasional dalam program
pengembangan komoditas dan pembangunan wilayah. Berbagai karya ilmiah
penulis telah diterbitkan dalam bentuk jurnal, dipresentasikan pada seminar, serta
dipublikasikan sebagai bagian dari beberapa buah buku.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................ ................................ ..............................
DAFTAR GAMBAR ................................ ................................ .........................
DAFTAR LAMPIRAN ................................ ................................ .....................

xxiii
xxv
xxvii

1. PENDAHULUAN ................................ ................................ .....................
1.1. Latar Belakang ................................ ................................ ...................
1.2. Tujuan Penelitian ................................ ................................ ...............
1.3. Ruang Lingkup Penelitian ................................ ................................ ..
1.4. Manfaat Penelitian ................................ ................................ .............

1
1
3
4
4

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................ ................................ ...........
2.1. Pendekatan Sistem ................................ ................................ .............
2.2. Sistem Komoditas Lada ................................ ................................ .....
2.2.1. Subsistem Pengadaan Input ................................ ........................
2.2.2. Subsistem Budidaya ................................ ................................ ...
2.2.3. Subsistem Agorindustri ................................ ..............................
2.2.4. Subsistem Pemasaran ................................ ................................ .
2.2.5. Subsistem Kelembagaan dan Kebijakan Pengembangan
Komoditas ................................ ................................ ..................
2.3. Manajemen Risiko ................................ ................................ .............
2.4. Manajemen Risiko Agroindustri ................................ ........................
2.5. Manajemen Risiko Investasi Agroindustri ................................ .........
2.6. Posisi Penelitian ................................ ................................ .................

5
5
7
7
7
9
13

3. METODOLOGI ................................ ................................ .......................
3.1. Kerangka Pemikiran ................................ ................................ ...........
3.2. Tahapan Penelitian ................................ ................................ .............
3.3. Metode Analisis ................................ ................................ .................
3.4. Verifikasi dan Validasi ................................ ................................ .......
3.5. Tata Laksana Penelitian ................................ ................................ .....

31
31
33
36
48
50

4. ANALISIS SITUASIONAL ................................ ................................ ....
4.1. Kinerja Sistem Komoditas ................................ ................................ .
4.2. Pemetaan Lingkungan Strategis Sistem Komoditas Lada .................
4.3. Analisis Komparatif Sistem Komoditas Lada Indonesia dengan
Vietnam ................................ ................................ ...............................
4.4. Pengembangan Agroindustri berbasis Nilai Tambah .........................
4.5. Model Proses Adopsi Teknologi Agroindustri Lada ..........................
4.6. Pembiayaan pada Investasi Agroindustri Lada ................................ ..
4.7. Persepsi terhadap Risiko ................................ ................................ ....

53
53
56

5. PERANCANGAN MODEL MANAJEMEN RISIKO PADA
INVESTASI AGROINDUSTRI ................................ ..............................
5.1. Pemodelan Sistem ................................ ................................ ..............
5.2. Sistem Penunjang Keputusan Manajemen Risiko pada Investasi
Agroindustri ................................ ................................ .......................
5.3. Identifikasi Risiko ................................ ................................ ..............

15
15
19
21
27

65
70
79
91
93
97
97
101
103

Halaman
5.4. Penilaian Risiko ................................ ................................ ..................
5.4.1. Pembobotan Pakar ................................ ................................ ......
5.4.2. Pembobotan Komponen Risiko ................................ ..................
5.4.3. Perhitungan Nilai Risiko ................................ ...........................
5.4.4. Agregasi Nilai Risiko ................................ ................................ .
5.5. Pengelolaan Risiko ................................ ................................ .............
5.5.1. Pengelolaan Risiko pada Aspek Agroindustri ............................
5.5.2. Pengelolaan Risiko pada Aspek Budidaya ................................ .
5.5.3. Pengelolaan Risiko pada Aspek Pemasaran ...............................
5.5.4. Pengelolaan Risiko pada Aspek Kelembagaan ...........................
5.5.5. Pengelolaan Risiko pada Aspek Finansial ................................ ..
5.6. Analisis Instrumen Pengelolaan Risiko ................................ ..............
5.6.1. Penilaian Kemampuan Pengelolaan Risiko ................................
5.6.2. Penilaian Kerentanan (Vulnerability) ................................ ..........
5.6.3. Penilaian Instrumen Pengelolaan Risiko ................................ ....
5.7. Analisis Finansial ................................ ................................ ...............
5.7.1. Analisis Kelayakan Investasi ................................ ......................
5.7.2. Simulasi Kelayakan Investasi berbasis Risiko ...........................

115
116
117
119
122
124
124
125
128
132
134
135
135
135
135
136
136
137

6. APLIKASI MODEL ................................ ................................ ................
6.1. Gambaran Wilayah ................................ ................................ ..............
6.2. Penilaian Risiko ................................ ................................ ...................
6.3. Analisis Pengelolaan Risiko ................................ ...............................
6.4. Analisis Finansial ................................ ................................ ...............
6.5. Simulasi Kelayakan Investasi berbasis Risiko ................................ ...
6.6. Tatanan Kelembagaan Investasi Agroindustri Lada ...........................
6.7. Keterkaitan ke Depan dengan Perusahaan Agroindustri Eksportir
Lada ................................ ................................ ................................ .....

143
145
147
153
165
170
172

7. KESIMPULAN DAN SARAN ................................ ................................
7.1. Kesimpulan ................................ ................................ .........................
7.2. Saran ................................ ................................ ................................ ...

189
189
192

DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ .......................

195

LAMPIRAN ................................ ................................ ................................ ....

204

182

DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.

Perkembangan Luas Areal dan Produksi Lada di Indonesia ......................
Luas Areal dan Produksi Lada Berdasarkan Provinsi ................................
Spesifikasi Teknis Mesin dan Peralatan pada Pengolahan Lada ................
Kerangka Penelitian ................................ ................................ ...................
Nilai Prioritas Global Aspek Kekuatan ................................ ......................
Nilai Prioritas Global Aspek Kelemahan ................................ ...................
Nilai Prioritas Global Aspek Peluang ................................ ........................
Nilai Prioritas Global Aspek Ancaman ................................ ......................
Nilai Prioritas Strategi Pengembangan Sistem Komoditas Lada Putih ....
Kegiatan dan Jenis Keputusan Pelaku pada Rantai Nilai ...........................
Skala Nilai Variabel Input Agregasi Tahap 1 ................................ .............
Atribut dan Fungsi Keanggotan Variabel Input Agregasi Tahap 2 .............
Atribut dan Fungsi Keanggotan Variabel Input Agregasi Tahap 3 .............
Nilai Kecenderungan untuk Menggunakan (intention to use) ...................
Nilai Dukungan Fasilitas (support facilities) ................................ .............
Persepsi Responden terhadap Aksesibilitas Sumber Pembiayaan Formal .
Persepsi Responden terhadap Aksesibilitas Sumber Pembiayaan
Non Formal ................................ ................................ ................................ .
Analisa Kebutuhan ................................ ................................ .....................
Risiko pada Aspek Agroindustri ................................ ................................
Risiko pada Aspek Budidaya ................................ ................................ .....
Risiko pada Aspek Pemasaran ................................ ................................ ...
Risiko pada Aspek Kelembagaan ................................ ..............................
Risiko pada Aspek Finansial ................................ ................................ ......
Skala Penilaian Pembobotan Pakar ................................ ............................
Skala Penilaian Pembobotan Komponen Risiko ................................ ........
Pengelolaan Risiko pada Aspek Agroindustri ................................ ............
Pengelolaan Risiko pada Aspek Budidaya ................................ .................
Pengelolaan Risiko pada Aspek Pemasaran ................................ ...............
Pengelolaan Risiko pada Aspek Kelembagaan ................................ ..........
Pengelolaan Risiko pada Aspek Finansial ................................ .................
Nilai Skala Saaty ................................ ................................ ........................
Sebaran Areal Lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...................
Nilai Risiko ................................ ................................ ................................
Kemampuan Pengelolaan Risiko ................................ ...............................
Nilai Kerentanan (vulnerability) ................................ ................................
Nilai Instrumen Pengelolaan Risiko ................................ ..........................
Asumsi Analisis Finansial ................................ ................................ ...........
Rencana Investasi ................................ ................................ ......................
Biaya Pengolahan ................................ ................................ ......................
Perkiraan Kapasitas Pengolahan Lada ................................ .......................
Kelayakan Investasi ................................ ................................ ....................
Agregasi Nilai Keparahan (severity) ................................ ..........................
Penilaian Pengaruh Komponen Kelayakan Investasi ................................ .
Perubahan Nilai Kelayakan Investasi ................................ ........................

8
9
12
36
59
60
61
62
64
72
86
86
87
89
89
92
92
97
105
106
111
113
114
116
120
125
126
128
132
134
136
146
148
156
160
162
166
167
167
168
169
170
171
171

Halaman
45.
46.
47.
48.
49.

Asumsi Analisis Finansial Perusahaan Agroindustri ................................ .
Rencana Investasi Perusahaan Agroindustri ................................ ..............
Biaya Pengolahan Perusahaan Agroindustri ................................ ..............
Perkiraan Kapasitas Pengolahan Lada Perusahaan Agroindustri ...............
Kriteria Investasi Perusahaan Agroindustri ................................ ...............

185
186
187
187
188

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.

Halaman

Soft System Methodology ................................ ................................ ...........
Sebaran Pengembangan Lada Nasional ................................ ......................
Proses Pengolahan Lada ................................ ................................ ............
Perkembangan Produksi Lada Hitam Negara Produsen Utama ..................
Perkembangan Produksi Lada Putih Negara Produsen Utama ..................
Proses Manajemen Risiko ................................ ................................ ...........
Kerangka Konseptual ................................ ................................ .................
Metodologi Penelitian ................................ ................................ ................
Struktur Sistem Penunjang Keputusan ................................ .......................
Tata Laksana Penelitian ................................ ................................ ..............
Perkembangan Produksi Lada Putih Indonesia ................................ ..........
Analisis Risiko Mutu Pengolahan Lada secara Tradisional ........................
Struktur Hirarki Pemetaan Lingkungan Strategis ................................ ......
Pangsa Pasar Lada Putih Indonesia dan Vietnam ................................ .......
Rantai Nilai Lada Putih ................................ ................................ ...............
Prediksi Rantai Nilai Berbasis Peningkatan Nilai Tambah .........................
Pengalaman Menggunakan Alat dan Mesin Agroindustri Lada ..................
Persepsi Kendala Pengambilan Keputusan Penggunaan Mesin Perontok ..
Persepsi Kendala Pengambilan Keputusan Penggunaan Bak Perendam ....
Persepsi Kendala Pengambilan Keputusan Penggunaan Mesin Pengupas .
Persepsi Kendala Pengambilan Keputusan Penggunaan Mesin Pengering
Persepsi Kendala Pengambilan Keputusan Penggunaan Mesin Sortasi .....
Model Proses Adopsi Teknologi ................................ ................................
Tahapan Analisis Proses Adopsi Teknologi ................................ ................
Persepsi terhadap Tingkat Keuntungan pada Pengusahaan Lada ...............
Persepsi terhadap Tingkat Risiko pada Pengusahaan Lada ........................
Diagram Lingkar Sebab Akibat ................................ ................................ ..
Diagram Input Output ................................ ................................ .................
Kerangka Model Sistem Penunjang Keputusan ................................ .........
Taksonomi Risiko Investasi Agroindustri Lada ................................ ..........
Matriks Perbandingan Berpasangan Analisis Instrumen Pengelolaan Risiko
Perkembangan Luas Areal Lada, Karet, dan Kelapa Sawit di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. ................................ ................................ ......
Penilaian Frekuensi Serangan Hama dan Penyakit Lada Utama ................
Tingkat Keparahan Akibat Serangan Hama dan Penyakit ..........................
Perkembangan Harga Bulanan di Tingkat Petani. ................................ ......
Persepsi Mengenai Teknologi dalam Perannya Mengatasi Permasalahan ..
Pengalaman dalam Mengakses Informasi Teknologi ................................ ..
Pengalaman dalam Memperoleh Bimbingan Penggunaan Teknologi. ........
Penilaian terhadap Peran Kelompok Tani ................................ ...................
Sebaran Tingkat Pendidikan Petani ................................ ............................
Radar Chart Nilai Kerentanan (Vulnerability) ................................ ...........
Perbandingan Nilai Kelayakan Investasi ................................ ....................
Pemetaan Pelaku dalam Pengembangan Agroindustri Lada .......................
Skema Pendanaan Model Pembiayaan KUR ................................ ..............
Skema Investasi Pemerintah dengan Bentuk Investasi Langsung
Patungan (Joint Venture) ................................ ................................ .............
Skema Pendanaan Model Pembiayaan PKBL-BUMN ...............................
Skema Pendanaan Model Pembiayaan Dana Perwalian (Trust Fund) ........

6
8
10
14
14
18
32
35
38
51
53
55
57
66
71
78
80
82
82
83
83
84
85
87
94
94
100
101
102
104
136
147
149
149
152
154
154
154
155
157
161
171
173
174
177
178
180

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rugi Laba ................................ ................................ ................................ ...
2. Arus Kas ................................ ................................ ................................ ....
3. Rugi Laba Berbasis Risiko ................................ ................................ ........
4. Arus Kas Berbasis Risiko ................................ ................................ ...........
5. Pertunjuk Penggunaan Program Aplikasi SPK SMART INVEST ..............

204
205
206
207
208

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi pada sektor pertanian, sebagai sebuah kegiatan penggunaan
modal untuk menciptakan nilai tambah, merupakan salah satu penggerak utama
proses pembangunan perekonomian nasional. Realisasi investasi sektor pertanian
masih merupakan bagian kecil dari total penanaman modal baik yang berasal dari
dalam negeri maupun swasta dan asing.

Rendahnya investasi pada sektor

pertanian didominasi oleh alasan tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Hal ini
kemudian berpengaruh terhadap kinerja pengembangan komoditas pertanian.
Fenomena rendahnya tingkat investasi juga terjadi pada pengembangan
komoditas lada. Pendanaan kegiatan sebagian besar dilakukan secara mandiri
dengan besaran yang tergantung kepada kemampuan individu.

Dukungan

pendanaan yang terbatas merupakan salah satu dari karakteristik pada
pengembangan komoditas lada selain risiko pengusahaan yang tinggi, serta adopsi
teknologi yang rendah (Elizabeth 2005). Selain itu, pengembangan komoditas
lada dihadapkan pada permasalahan dominasi dan besarnya jumlah perkebunan
rakyat, lokasi perkebunan yang terpencar, keterkaitan ke depan yang masih
rendah, serta efisiensi kolektivitas yang belum terbangun.
Lada merupakan komoditas rempah di pasar dunia, dimana Indonesia
berperan sebagai salah satu produsen utama. Lada Indonesia pada pasar dunia
terdiri dari Lampung Black Pepper (lada hitam) dan Muntok White Pepper (lada
putih). Lada berperan sangat strategis dalam perekonomian nasional maupun
perekonomian rakyat. Ditinjau dari sisi ekspor, pada tahun 2010, volume ekspor
lada putih Indonesia mampu mencapai 13.453 ton dengan nilai US$ 73.462 ribu
dan lada hitam mencapai 47.462 ton dengan nilai US$ 166.903 ribu. Perkebunan
lada di Indonesia memiliki luas 179.038 ha, dimana hampir seluruhnya
merupakan perkebunan rakyat dengan melibatkan 322.308 KK petani (Ditjen
Perkebunan 2012).
Peran lada yang besar dan tingginya potensi bagi pengembangannya
ternyata tidak diikuti oleh kinerja sistem komoditas lada yang optimal.
Perkembangan pangsa pasar lada Indonesia di pasar dunia pada kurun waktu
1995-2010 cenderung menurun. Indonesia pada tahun 1995 masih menguasai
1

40,32% pasar dunia dan terus mengalami penurunan hingga mencapai 23,61%
pada tahun 2010. Pencapaian pangsa pasar terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu
sebesar 90,02%, sedangkan nilai terendah yaitu 14,00% pada tahun 2006. Hal ini
berbeda dengan pangsa pasar lada Vietnam di pasar dunia. Bila pada tahun 1995
kontribusi Vietnam hanya mencapai 13,86% maka pada pada tahun 2010
mencapai 43,95%. Adapun pangsa pasar terbesar dicapai pada tahun 2009 yaitu
sebesar 49,06% (IPC 2011).
Peningkatan persaingan global juga terjadi pada agroindustri yang ditandai
dengan introduksi teknologi dan perluasan skala pengusahaan. Agroindustri lada
di negara produsen utama lada terus berkembang.

Hal ini sejalan dengan

pergeseran struktur kompetisi pasar produk pertanian, dimana konsentrasi
meningkat pada agroindustri, retail, jasa layanan produk, serta pengembangan
rantai pasok global (Jaffee et al. 2008).
Pada sisi yang lain, persyaratan yang diminta negara-negara konsumen
semakin ketat, terutama dalam jaminan mutu, serta aspek kebersihan dan
kesehatan. Dari sisi mutu, diketahui bahwa pada pengembangan lada di Indonesia
masih terdapat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan
pemenuhan persyaratan mutu. Kegiatan pasca panen lada yang dilakukan secara
tradisional telah menyebabkan tingginya risiko mutu.
Tingginya tingkat persaingan mengharuskan pelaku usaha untuk terus
meningkatkan daya saing.

Hal ini kemudian direalisasikan melalui kegiatan

investasi. Daya saing agroindustri berkaitan dengan derajat transformasi yang
dapat dicapai, yang ditentukan oleh: modal investasi, ketersediaan teknologi, dan
kemampuan manajerial (Austin 1992; Brown 1994). Pengembangan industri hilir
menjadi fokus investasi sektor pertanian, selain peningkatan produktivitas dan
perluasan areal, serta pengembangan pasar.
Berbagai teknologi dan pendekatan rekayasa memberikan pilihan dalam
kegiatan investasi.

Teknik pengukuran tingkat pengembalian sebagian besar

dilakukan melalui analisis finansial. Analisis finansial pada investasi agroindustri
lada putih telah dilakukan. Pendekatan ini memiliki keterbatasan, dimana analisis
sensitivitas pada analisis finansial tidak menunjukkan indikasi peluang terjadinya
perubahan, hubungan antar variabel diasumsikan saling independen (Merna dan
2

Detlev 2000), serta penetapan perubahan nilai variabel untuk simulasi dilakukan
secara acak. Pada sisi yang lain, spektrum instrumen investasi akan memberikan
derajat ketidakpastian yang berbeda karena perbedaan tingkat risiko yang
dihadapi.
Kegiatan investasi dengan mempertimbangkan risiko yang ada menjadi
penting dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian manajemen risiko pada investasi agroindustri, yang didalamnya
mengintegrasikan analisis finansial dan analisis risiko dalam sebuah kerangka
kerja. Pada sisi yang lain, pelaku pada sistem komoditas dihadapkan pada situasi
rendahnya kepemilikan sumberdaya teknologi, sumberdaya manusia, sumberdaya
informasi,

dan

sumberdaya

finansial.

Hal

ini

berimplikasi

terhadap

dibutuhkannya dukungan fasilitas dalam upaya untuk mengimplementasikan
pengelolaan risiko tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis lanjutan,
yaitu analisis kerentanan (vulnerability), yang memetakan nilai risiko dan
kemampuan pengelolaan risiko, sebagai dasar dalam pemberian dukungan
fasilitas. Melalui dukungan fasilitas ini maka diharapkan pengelolaan risiko dapat
dilakukan dengan baik.
Kajian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem. Melalui
pendekatan ini diharapkan akan diketahui keterpaduan antar bagian melalui
pemahaman yang utuh mengenai permasalahan pada sistem, sehingga diperoleh
strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing komoditas lada Indonesia.
Kompleksitas yang terjadi sebagai akibat dari penggabungan tersebut akan diatasi
dengan pengembangan Sistem Penunjang Keputusan (SPK).

SPK akan

mengintegrasikan penilaian dan informasi yang terkomputerisasi dalam proses
akuisisi data dan analisis untuk menunjang proses pengambilan keputusan. SPK
telah dikembangkan pada berbagai bidang kajian termasuk analisis investasi dan
manajemen risiko, dengan aplikasi pada berbagai sektor termasuk sektor
pertanian.

1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rancang bangun model
manajemen risiko pada investasi agroindustri lada. Dalam upaya mencapai hal
3

tersebut, penelitian memiliki beberapa tujuan khusus yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi risiko, melakukan penilaian risiko, serta menyusun
pengelolaan risiko pada investasi agroindustri lada
2. Menyusun dukungan fasilitas dalam pengelolaan risiko pada investasi
agroindustri lada
3. Menilai kelayakan investasi dan melakukan simulasi kelayakan investasi
berbasis risiko pada investasi agroindustri lada

1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Agroindustri yang menjadi obyek penelitian adalah agroindustri lada putih
dengan fokus analisis kegiatan pengolahan dan keterkaitannya dengan aspek
budidaya, pemasaran, kelembagaan, dan finansial.

Penelitian dilakukan di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan sentra produksi utama lada
putih. Satuan obyek analisis adalah sistem komoditas lada putih pada sentra
produksi di Kepulauan Bangka.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan gambaran komprehensif mengenai investasi
pada agroindustri lada. Pengguna hasil penelitian ini adalah: pelaku dalam sistem
komoditas, investor, serta pemerintah dan stakeholder lain. Secara lebih spesifik,
penelitian ini menghasilkan: (1) gambaran bagi investor mengenai kelayakan
investasi dan pengaruh risiko terhadap kelayakan investasi, (2) gambaran bagi
pelaku dalam sistem komoditas mengenai risiko dan pengelolaan risiko terpadu,
serta (3) panduan bagi pemerintah dan stakeholder lain dalam penyusunan
instrumen pengelolaan risiko sebagai bentuk dukungan fasilitas yang diberikan.

4

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen dari suatu obyek dengan
pembatas jelas, yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu
tujuan.

Filosofi dasar kesisteman yang menjadi landasan pokok dalam

menyelesaikan masalah melalui pendekatan sistem adalah: (1) sibernetik, yaitu
berorientasi pada tujuan (2) holistik, yaitu memandang secara utuh terhadap
keseluruhan sistem, dan (3) efektif, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil
guna yang lebih operasional serta dapat dilaksanakan daripada pendalaman
teoritis untuk mencapai keputusan

(Eriyatno

2003). Pengkajian sistem

mensyaratkan dipenuhinya tiga karakteristik, yaitu (1) kompleks, dimana interaksi
antar elemen cukup rumit, (2) dinamis, dimana faktornya mengandung prediksi
dan berubah menurut waktu, dan (3) probabilistik, dimana memerlukan fungsi
peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi. Pendekatan sistem
merupakan suatu kerangka berpikir yang mencari keterpaduan antar bagian
melalui pemahaman yang utuh mengenai suatu permasalahan. Tahapan
pendekatan sistem terdiri dari enam tahapan analisis, yaitu (1) analisis kebutuhan,
(2) identifikasi sistem, (3) formulasi masalah, (4) formulasi model, (5) verifikasi
dan validasi model, dan (6) implementasi model.
Metodologi sistem dibagi menjadi dua yaitu hard system methodology
(HSM)

dan soft system methodology (SSM).

Kebijakan publik adalah

pengetahuan yang bersifat multidisiplin, oleh karena itu untuk menghasilkan
sintesis yang mendalam dan komprehensif, tidak cukup hanya menggunakan satu
metode. Riset kebijakan menggunakan teknik-teknik dari SSM, namun dapat juga
dikombinasikan dengan HSM untuk analisis sebab akibat. Dalam SSM terdapat
berbagai teknik yang digunakan dalam memperoleh atau menganalisis input
penelitian. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dengan
menggunakan kombinasi teknik yang tepat dapat mempertajam analis,
meningkatkan mutu disain, dan meminimalisasi bias dalam penelitian (Eriyatno
dan Sofyar 2007).
Tahapan dalam SSM meliputi: (1) analisis situasi permasalahan yang tidak
terstruktur, (2) identifikasi situasi permasalahan, (3) pendefinisian sistem yang
5

relevan, (4) pengembangan model konseptual, (5) perbandingan model konseptual
dan situasi permasalahan yang ditemukenali, (6) identifikasi hal yang diinginkan
secara sistematis, dan (7) tindakan perbaikan. Tahapan tersebut disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Soft System Methodology
Sumber: Checkland (1981) dalam Eriyatno dan Sofyar (2007)

Analisis

kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam

pengkajian sistem.
komponen-komponen

Pada tahap ini dinyatakan kebutuhan-kebutuhan dari
yang

terkait,

untuk

kemudian

dilakukan

tahap

pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan.
Permasalahan merupakan kesenjangan antara tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan analisis kebutuhan dengan kemampuan pemenuhannya akibat adanya
keterbatasan sumberdaya.

Pendekatan sistem berorientasi kepada pencapaian

tujuan, maka permasalahan yang diformulasikan adalah masalah yang terkait
dengan pencapai tujuan. Hal ini yang membedakan formulasi masalah pada
pendekatan sistem dengan pendekatan yang hanya berorientasi pada pemecahan
masalah saja, dimana tujuan ditetapkan setelah muncul adanya permasalahan.
6

Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan
dari kebutuhan-kebutuhan dari masalah yang dipecahkan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sistem.

Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan

model yang sejalan dengan tujuan dan karakteristik sistem.

Model adalah

abstraksi dari suatu gejala. Pemodelan merupakan alat uji sistem yang bertujuan
untuk memudahkan mempelajari perilaku suatu gejala secara seksama agar dapat
dilakukan generalisasi terhadap masalah tersebut. Melalui model akan diketahui
struktur suatu obyek, elemen-elemen penyusunnya dan interaksinya secara logis.
Model simulasi yang dibangun diharapkan merupakan representasi sistem
nyata, oleh karena itu kesesuaian model perlu dianalisis melalui verifikasi dan
validasi model. Implementasi model adalah tahapan akhir dari pendekatan sistem.
Pada tahap ini, model yang telah valid dapat diimplentasikan untuk melakukan
prediksi dan mengambil keputusan atas suatu permasalahan.

2.2 Sistem Komoditas Lada
Sistem komoditas lada dapat dilihat dari subsistem pengadaan input,
budidaya,

agroindustri,

pemasaran,

serta

kelembagaan

dan

kebijakan

pengembangan komoditas.
2.2.1 Subsistem Pengadaan Input
Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan yang menghasilkan bibit, benih,
pupuk, obat-obatan, dan peralatan pertanian.

Fung