Rancang bangun model strategi pengembangan agroindustri wijen

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN
(Sesamum indicum L.)

Luluk Sulistiyo Budi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2009

HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Disertasi Rancang Bangun Model
Strategi Pengembangan Agroindustri Wijen (Sesamum indicum L.) adalah karya
penulis dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di akhir Disertasi

Bogor, 2009


Luluk Sulistiyo Budi
F361050081

LULUK SULISTIYO BUDI, Design Model of Development Strategy for Sesame
Agroindustry (Sesamum indicum L.) : Supervised by M. SYAMSUL MA’ARIF,
ILLAH SAILLAH, SAPTA RAHARJA.
Abstract
The research on design model of development strategy for sesame
agroindustry (Sesamum indicum L.) was carried out using the system approach.
The aims of research was to formulate model for development strategy of smallscale agroindustry for sesame which can be used by decision maker in
development of sesame agroindustry. The output of research is on the model of
comprehensive small-scale Sesame Agroindustry which accommodate stakeholders
needs the model can be effectively used as a tool by decision maker in accordance
with conditional changing and development of information. Model SA-Sesame
consists of development strategy of
sesame agroindustry, raw material
evaluation, competitiveness of products, appropriate process technology, effective
marketing-mix strategy, and performance measurement. Besides, the Model SASesame can determine appropriate institutional pattern and structurize the
developmet of Institutional Pattern of sesame agroindustrial system. It also can

determine the key elements of agroindustrial development; namely objective,
needs, constraints, key parameter, social impact, related institution, possible
changing, and developmental activities. This model can also be used for
feasibility studies of agroindustrial business using sensitivity scenario. The
financial analysis of sesame agroindustry which was carried out at Sukoharjo
district using indicators: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Net B/C Ratio and Pay Back Period (PBP) were feasible. The Model SASesame with Intitutional Pattern of agroindustrial increased the farmer income by
134%.
Key words: Model design, strategy, sesame agroindustry, intitutional pattern of
agroindustrial cooperation

RINGKASAN
Pengembangan agroindustri wijen merupakan suatu upaya yang sangat
strategis dalam mendukung tuj uan pengembangan sentra agroindustri komoditas
unggulan wilayah di Indonesia. Potensi sumberdaya alam Indonesia untuk
pengembangan komoditas wijen sangat besar, karena tanaman wijen memiliki
tingkat adaptasi yang sangat tinggi termasuk tahan kekeringan, mudah disimpan,
dan multi guna.
Kondisi agroindustri wijen saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat
lambat.


Hal ini disebabkan oleh tiga faktor,

diantaranya adalah rendahnya

produktivitas, mutu, dan daya saing produk, oleh karena itu dibutuhkan strategi
pengembangan dengan pengelolaan yang memandang kebutuhan jauh ke depan.
Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan sistem, yang mengkaji dari berbagai aspek secara menyeluruh dan
bertujuan menghasilkan model strategi pengembangan agroindustri wijen yang
dapat digunakan oleh pengambil keputusan dan stakeholder dalam upaya
pengembangan agroindustri berbasis sumberdaya lokal

khususnya komoditas

wijen. Hal ini dilakukan mengingat bahwa agroindustri wijen sangat prospektif
dikembangkan di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
nyata terhadap perekonomian Indonesia saat ini dan masa mendatang.
Metode analisis data untuk strategi pengembangan sistem agroindustri
wijen dilakukan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP).

Metode analisis data penyediaan bahan baku dilakukan menggunakan metode
Multi Expert-Multi Criteria Dececsion Making (ME-MCDM). Metode analisis
bauran pemasaran agroindustri wijen dirancang

dengan

menggunakan sistem

pakar strategi bauran pemasaran. Metode analisis data pemilihan teknologi proses,
produk unggulan berdaya saing dan pemilihan model kelembagaan dilakukan
menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE). Strukturisasi sistem
pengembangan kelembagaan agroindustri wijen dianalisis menggunakan teknik
Interpretative Struktural Modelling (ISM). Analisis kelayakan agroindustri wijen
dilakukan menggunakan tolok ukur kelayakan finansial yang meliputi

Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (Net B/C
ratio) dan Pay Back Period (PBP).
Model strategi pengembangan agroindustri wijen diberi nama SA-Wijen.

Konfigurasi SA-Wijen terdiri atas sistem manajemen basis data, sistem manajemen
basis model, sistem manajemen basis pengetahuan dan sistem manajemen dialog.
Sistem manajemen basis model terdiri dari model strategi sistem pengembangan,
model penyediaan bahan baku, model pemilihan

teknologi proses, model

pemilihan produk unggulan berdaya saing, model pemilihan kelembagaan dan
struktur pengembangan, model bauran pemasaran, model pengukuran kinerja, dan
model kelayakan finansial. Sistem manajemen basis pengetahuan adalah sistem
pakar bauran pemasaran.
Model strategi pengembangan agroindustri wijen terdiri dari 4 komponen
hirarki yaitu faktor, aktor, tujuan, dan alternatif. Hasil analisis komponen strategi
pengembangan agroindustri wijen menggunakan Analytical Hierarchy Process
(AHP) elemen kunci faktor berturut-turut adalah permintaan pasar, sediaan dan
kualitas bahan baku, standar mutu, kebijakan

pemerintah,

iklim


usaha,

kelayakan finansial, jasa keuangan, teknologi pengolahan, kemudahan birokrasi,
SDM, dan insfrastruktur.

Permintaan pasar merupakan elemen kunci utama

pengembangan, karena permintaan pasar sangat menentukan besarnya kapasitas
suatu industri dan akan berpengaruh langsung terhadap kelayakan suatu usaha.
Elemen kunci aktor pengembangan berturut-turut adalah pengusaha,
pemerintah daerah, dinas koperasi dan usaha kecil menengah, dinas perkebunan,
petani, dinas perindustrian, Lemlit atau perguruan tinggi, pedagang perantara, balai
penelitian tanaman perkebunan, eksportir, konsumen, asosiasi pengusaha wijen,
dan Infokom. Pengusaha merupakan aktor paling penting, karena pengusaha
diharapkan mempunyai peran yang besar pada

aspek pemasaran

dan


menciptakan partisipasi untuk berinvestasi.
Elemen kunci tujuan

pengembangan berturut-turut adalah peningkatan

pendapatan petani, peningkatan pendapatan asli daerah, peningkatan nilai tambah,
peningkatan kelestarian lingkungan, peningkatan produktifitas lahan, peningkatan
perekonomian daerah, pemberdayaan potensi unggulan daerah, peningkatan
penyerapan tenaga kerja, peningkatan SDM, devisa negara, dan peningkatan daya

saing produk.

Peningkatan pendapatan petani merupakan tujuan utama

pengembangan agroindustri wijen, maka tujuan ini harus menjadi perhatian utama.
Alternatif strategi pengembangan berturut-turut adalah aspek pemasaran, aspek
kelembagaan, pemilihan produk unggulan berdaya saing, aspek pemilihan
teknologi proses, dan aspek penyediaan bahan baku.
Analisis penyediaan bahan baku agroindustri wijen mengunakan Multi

Expert-Multi Criteria Decession Making (ME-MCDM) menunjukkan bahwa
model penyediaan bahan baku yang terpilih adalah melalui kerjasama dengan
petani.

Analisis pemilihan teknologi

proses agroindustri wijen menggunakan

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) menunjukkan bahwa teknologi
pengeringan, penghancuran dan pengepresan secara semi modern terpilih sebagai
prioritas pertama. Pemilihan produk unggulan berdaya saing menggunakan Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE) terpilih minyak sayur (seasoning) sebagai
prioritas pertama dan biji sosoh sebagai prioritas kedua.
Strategi pemilihan pola kelembagaan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) terpilih adalah pola koperasi agroindustri sebagai prioritas
pertama, dan pola mandiri sebagai prioritas kedua.

Strukturisasi kelembagaan

diperoleh 8 elemen yaitu; tujuan pengembangan, kebutuhan pengembangan,

kendala utama pengembangan, tolok ukur keberhasilan pengembangan, lembaga
yang terlibat dalam pelaksanaan pengembangan, sektor masyarakat yang
terpengaruh

pengembangan,

perubahan

yang

dimungkinkan

dalam

pengembangan, dan aktivitas yang dibutuhkan dalam perencanaan tindakan
pengembangan dan masing- masing elemen terpilih sub-sub elemen kunci.
Hasil ana lisis menggunakan model kelayakan finansial menunjukkan
bahwa agroindustri wijen layak dijalankan. Melalui rancang bangun model strategi
pengembangan agroindustri wijen SA-Wijen diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan petani mencapai 134%.

Model strategi pengembangan agroindustri wijen yang dihasilkan
merupakan perencanaan strategis yang dirancang dengan pendekatan sistem secara
komprehensif yang dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan agroindustri
wijen.

Penelitian ini juga menghasilkan model aplikasi “Strategi Agroindustri

Wijen disingkat dengan SA-Wijen” yaitu merupakan aplikasi sistem manajemen

ahli yang dirancang dalam suatu paket komputer yang sangat kompehensif,
fleksibel, efektif dan efisien untuk mengembangkan agroindustri wijen. Aplikasi
sistem manajemen ahli ini bertujuan untuk meminimumkan waktu implementasi
model

strategi

pengembangan

implementasi secara manual.


agroindustri

wijen

dibandingkan

dengan

© Hak cipta milik IPB, tahun 2009
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan meperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB.

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN
(Sesamum indicum L.)

Luluk Sulistiyo Budi

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2009

Judul Disertasi

: Rancang Bangun Model Strategi Pengembangan
Agroindustri Wijen (Sesamum indicum L.)

Nama

: Luluk Sulistiyo Budi

NIM

: F 361050081

Program Studi

: Teknologi Industri Pertanian

Disetujui :
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Ma’arif, M.Eng.
Ketua

Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA.
Anggota

Dr. Ir. Illah Sailah, MS.
Anggota

Diketahui :
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 24 April 2009

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, disertasi dengan judul Rancang Bangun Model Strategi
Pengembangan Agoindustri Wijen (Sesamum indicum L.) dapat diselesaikan.
Agroindustri wijen merupakan salah satu industri berbahan baku lokal yang
prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasari oleh adanya potensi
sumber daya alam yang sangat potensial, tetapi belum termanfaatkan dengan
optimal. Namun kenyataan menunjukkan, bahwa sampai saat ini perkembangan
agroindustri wijen di dalam negeri sangat lambat, karena masih banyak menemui
hambatan baik teknis maupun non teknis, sehingga produktivitas, mutu, dan daya
saingnya rendah. Oleh karena itu disertasi ini disusun guna membantu
memecahkan permasalahan dan memudahkan dalam pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Disertasi ini bertujuan menghasilkan model strategi pengembangan
agroindustri wijen yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam upaya
pengembangan agroindustri berbasis sumberdaya lokal khususnya komoditas
wijen. Model yang dihasilkan adalah strategi agroindustri wijen yang disingkat
“SA-Wijen”, merupakan perencanaan strategis yang dirancang dengan pendekatan
sistem dapat digunakan sebagai pedoman pengembangan agroindustri wijen.
Model SA-Wijen merupakan kajian yang komprehensif, meliputi beberapa sub
model strategi pengembangan agroindustri yang telah divalidasi dengan
menggunakan metode- metode analisis yang akurat, sehingga diharapkan dapat
membantu memudahkan dalam pengambilan keputusan. Model dilengkapi dengan
softwere atau program berbasis komputer untuk memudahkan pengguna dalam
implementasi pengembangan agroindustri wijen. Aplikasi program secara tepat
akan bermanfaat dalam upaya memperkecil kegagalan dan memperbesar
pencapaian tujuan pengembangan agroindustri wijen.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sangat
tulus dan mendalam kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. M. Syamsul
Ma’arif, M.Eng. sebagai ketua Komisi Pembimbing, Ibu Dr.Ir. Illah Sailah, MS
dan Bapak Dr.Ir. Sapta Raharja, DEA selaku anggota Komisi Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan, saran, nasehat, dan dorongan moral sehingga
penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat Ibu Dr. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA atas kesediaannya menjadi
penguji luar komisi pada ujian tertutup. Demikian pula kepada Bapak Dr. Dedi
Mulyadi, MSi (Kepala BPPI Departemen Perindustrian) dan Bapak Dr. Ir. Jono
Munandar,MM. (Ketua Departemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor) atas kesediaannya menjadi penguji luar komisi pada ujian
terbuka, yang telah banyak memberikan masukan berharga guna pengkayaan
ilmu sehingga memberikan bobot tersendiri dalam disertasi ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ketua
Yapertimma, Rektor dan Dekan Fakultas pertanian Universitas Merdeka Madiun
yang telah memberikan kesempatan kapada penulis untuk melanjutkan studi
program doktor di Institut Pertanian Bogor dan kepada Rektor Institut Pertanian

Bogor atas kesediannya menerima penulis menjadi mahasiswa pada program studi
Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua
Departemen, Ketua program, staf Dosen Teknologi Industri Pertanian IPB dan staf
administrasi, Kepala Unit Perpustakaan IPB beserta staf yang telah memberikan
pelayanan yang tulus dan iklas hingga terselesainya studi penulis.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
telah memberikan bantuan pendidikan melalui Proyek BPPS kepada penulis guna
kelancaran proses pendidikan.
Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman Staf
Pengajar dan karyawan Universitas Merdeka Madiun dan teman-teman mahasiswa
S3 dan S2 program studi Teknologi Industri Pertanian IPB angkatan 2005 dan
semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moral hingga
selesainya disertasi ini.
Rasa hormat dan terimakasih penulis haturkan kepada ayahanda Soeparman
dan ibunda Endah Sri Muryani, kakak dan adik-adik sekeluarga, keluarga besar
mertua penulis Bapak Moch Sun’an (alm) dan ibu Katini, kakak dan adik ipar, dan
saudara-saudara lainnya yang telah memberikan bantuan, do’a restu, dorongan,
semangat dan motivasi.
Penghargaan, kebanggaan, dan ketulusan penulis
sampaikan kepada istriku Ida Nurhayati dan anak-anakku Ma’ruf Pambudi
Nurwantoro dan Qolbi Aghna Nursulistiyo yang selalu penulis cintai dan saya ngi
atas semua pengorbanan, pengertian, ketabahan, dan dorongan semangat yang
telah diberikan selama menempuh studi.
Penulis menyadari disertasi ini masih jauh dari sempurna, dengan senang
hati penulis menerima masukan pendapat, saran, dan kritik dalam rangka perbaikan
disertasi ini. Akhirnya penulis berharap semoga disertasi ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Bogor, 2009
Luluk Sulistiyo budi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Madiun, Jawa Timur pada tanggal 1 Agustus
1968, sebagai anak nomor dua dari lima bersaudara dari pasangan ayahanda
Soeparman dan Ibunda Endah Sri Muryani. Pendidikan sarjana penulis dimulai
tahun 1987 pada Program Studi Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun, lulus tahun 1991. Pada tahun
2001 penulis mendapat kesempatan melanjutkan studi program magis ter pada
Program Studi Agronomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jember,
dengan bantuan dana BPPS, lulus tahun 2004.

Kemudian pada tahun 2005

diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi ke program doktor pada Program
Studi Teknologi Industri Pertanian, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
dengan bantuan dana BBPS.
Penulis mulai bekerja sejak tahun 1992 sebagai tenaga pengajar di Fakultas
Pertanian Universitas Merdeka Madiun

dengan status tenaga tetap Yayasan

Perguruan Tinggi Merdeka Madiun (YAPERTIMMA) sampai sekarang.
Penulis menikah dengan Ida Nurhayati Binti Sun’an pada tahun 1993 dan
dikaruniai dua orang anak, Ma’ruf Pambudi Nurwantoro (15 tahun) dan Qolbi
Aghna Nursulistiyo (10 tahun).

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH......................................................

xv

DAFTAR TABEL...........................................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xix

PENDAHULUAN
Latar belakang ………………………...……………………..…………...

1

Tujuan ……………………………………………………………………

3

Ruang lingkup.............................................................................................

4

Manfaat Penelitian .....................................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA
Strategi Pengembangan Agroindustri…………………….……………....

6

Pengembangan Agroindustri Wijen .……………….…………................

8

Bahan Baku.................................................................................................

9

Teknologi ………………………………………………………………...

12

Pemasaran ………………………………………………………..............

15

Sistem Penunjang Keputusan Pemasaran ..................................................

21

Skala usaha Kecil………….……………………………………………...

22

Kelembagaan Agroindustri....…………………………………………….

24

Pengukuran Kinerja ………………………….…………….……………

32

Posisi Penelitian Model Pengembangan Agroindustri Wijen.....................

34

Pendekatan Kesisteman..............................................................................

36

Sistem Penunjang Keputusan (SPK)...........................................................

43

Analytical Hierarchy Prosess (AHP)..........................................................

44

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)...............................................

46

Teknik Interpretative Structur Modeling (ISM)..........................................

47

Sistem Pakar (Expert System).....................................................................

49

Pengambilan Keputusan Kelompok ...........................................................

50

Metode Penilaian Kelayakan Usaha...........................................................

52

xiv

METODOLOGI
Kerangka Penelitian............……………………………………………....

56

Waktu Dan Tempat.....................................................................................

57

Tahapan Pengumpulan dan Pengolahan Data............................................

58

PEMODELAN SISTEM
Konfigurasi Model......................................................................................

65

Kerangka Model………………………………………………………….

66

Sistem Manajemen Basis Data …………………………………………...

66

Sistem Manajemen Basis Pengetahuan…………………………………...

70

Sistem Manajemen Basis Model.................................................................

72

Implementasi Model....................................................................................

87

VALIDASI MODEL
Model Sistem Pengembangan Agroindustri Wijen……………………....

91

Model Penyediaan Bahan Baku Agroindustri Wijen ................................

95

Model Pemilihan Teknologi Proses Produksi.............................................

102

Model Pemilihan Produk Unggulan Berdaya Saing............................... 108
Model Pemilihan dan Strukturisasi Sistem Pengembangan ................

110

Model Bauran Pemasaran Agroindustri Wijen........................................... 159
Model Pengukuran Kinerja Agroindustri Wijen ........................................

162

Model Kelayakan Finansial Agroindustri Wijen

162

IMPLEMENTASI MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI WIJEN
Strategi Pengelolaan Agroindustri Wijen..................................................

168

Model Strategi Pengembangan Agroindustri Wijen...................................

172

Rekayasa Kelembagaan Pola Terpadu Koperasi Agroindustri .................

173

Tahapan Implementasi Pola Terpadu Koperasi Agroindustri.....................

183

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.................................................................................................

187

Saran...........................................................................................................

188

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

190

Lampiran.........................................................................................................

200

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AHP
Biji Sosoh
BPTP
Cabuk

:
:
:
:

DSS
Diskop dan UKM
IRR
ISM
Lemlit/PT

:
:
:
:
:

Minyak sayur
MPE
ME-MCDM
NPV
Net B/C
PBP
PAD
PUD
Sangrai
SA-Wijen
SDM
SPK
UKM

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Analytikal Hierarchy Prosess
Biji wijen tanpa kulit
Badan Pengkajian Teknologi Pertanian
Bungkil wijen yang diolah menjadi makanan atau
lauk pauk
Decision Support Sistem
Dinas Kopersi dan Usaha Kecil Menengah
Internal Rate of Return
Interpretative Structural Modelling
Lembaga penelitian / Perguruan Tinggi
Merupakan minyak yang dipergunakan untuk
kebutuhan penyedap aneka masakan (seasoning).
Metode Perbandingan Ekponensial
Multi Expert-Multi Criteria Decision Making
Net Present Value
Net Benefit Cost ratio
Pay Back Period
Pendapatan Asli Daerah
Potensi Unggulan Daerah
Cara pengeringan biji dengan dipanaskan di wajan
Strategi Agroindustri Wijen
Sumberdaya Manusia
Sistem Penunjang Keputusan
Usaha Kecil Menengah

xvi

DAFTAR TABEL

1. Penggunaan minyak wijen secara etnomedisin di beberapa negara......

9

2. Komposisi biji wijen..............................................................................

11

3. Komposisi asam lemak minyak wijen..................................................

11

4. Karakteristik minyak wijen berdasarkan SNI 01-3471-1995................

11

5. Analisis kebutuhan pelaku agroindustri berbasis wijen .......................

39

6. Kriteria dan bobot kriteria penyediaan bahan baku ...............................

101

7. Hasil penilaian alternatif penyediaan bahan baku..................................

101

8. Hasil analisis pemilihan alternatif teknologi pengeringan biji wijen.....

104

9. Hasil analisis pemilihan alternatif teknologi penghancuran biji
wijen......................................................................................................

105

10. Hasil analisis pemilihan teknologi proses produksi agroindustri wijen.

107

11. Hasil analisis pemilihan produk unggulan berdaya saing agroindustri
wijen.......................................................................................................

109

12. Hasil penilaian beberapa alternatif kelembagaan usaha agroindustri
wijen.......................................................................................................

117

13. Hasil reachability matriks final elemen tujuan pengembangan…….

121

14. Hasil reachability matriks final elemen kebutuhan pengembangan…... 125
15. Hasil reachability matriks final elemen kendala utama pengembangan 129
16. Hasil reachability matriks final elemen tolok ukur keberhasilan ……. 133
17. Hasil reachability matriks final elemen lembaga yang terlibat

pengembangan.................................................................................... 137
18. Hasil

reachability matriks final elemen masyarakat yang

terpengaruh pengembangan ...............................................................
19. Hasil reachability matriks final elemen

141

perubahan yang

memungkinkan pengembangan ....................................................... 145
20. Hasil reachability matriks final elemen aktivitas yang dibutuhkan

untuk pengembangan ........................................................................

149

21. Analisis sensitivitas kelayakan finansial………………………………

166

xvii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Pohon industri tanaman wijen …………………………………………

10

2. Skema pengolahan minyak dengan cara ekstraksi press ........................

13

3. Konsep produk .......................................................................................

18

4. Bagan alir tataniaga wijen .....................................................................

21

5. Posisi penelitian strategi pengembangan agroindustri wijen ………….

35

6. Diagram alir tahapan analisis sistem .....................................................

38

7. Diagram input output pengembangan agroindustri wijen.......................

42

8. Struktur sistem penunjang keputusan, DSS (decission support sistem)

44

9. Kerangka pemikiran penelitian ..............................................................

57

10. Diagram alur tahapan penelitian.............................................................

61

11. Konfigurasi model strategi pengembangan agroindustri wijen………..

65

12. Diagram alir strategi bauran pemasaran agroindustri wijen...................

71

13. Diagram alir input-output sistem pakar strategi pemasaran..................

72

14. Diagram alir sub model strategi pengembangan agroindustri wijen .....

73

15. Diagram alir sub model penyediaan bahan baku agroindustri wijen....

75

16. Diagram alir sub model pemilihan teknologi proses produksi
agroindustri wijen .................................................................................

78

17. Diagram alir sub model strategi pengembangan agroindustri wijen ....

80

18. Diagram alir sub model pemilihan dan struktur pengembangan
kelembagaan agroindustri wijen............................................................

81

19. Diagram alir sub model pengukuran kinerja agroindustri wijen.............

85

20. Diagram alir sub model kelayakan agroindustri berbasis wijen.............

86

21. Hasil analisis AHP terhadap komponen-komponen dan alternatif
strategi pengembangan agroindustri wijen .............................................

92

22. Histogram bobot kriteria penilaian alternatif pemilihan kelembagaan
agroindustri berbasis wijen.....................................................................

116

23. Struktur herarki antar sub elemen tujuan pengembangan......................

122

24. Matrik driver power-dependence elemen tujuan pengembangan...........

123

xviii

25. Struktur hirarki antar sub elemen kebutuhan pengembangan…………
26. Matrik

driver

power-dependence

elemen

126

kebutuhan

pengembangan…………………………………………………………. 127
27. Struktur herarki antar sub elemen kendala utama pengembangan.......... 130
28. Matrik

driver

power-dependence

elemen

kendala

utama

pengembangan........................................................................................

131

29. Struktur herarki antar sub elemen tolok ukur keberhasilan...................

134

30. Matrik driver power-dependence elemen tolok ukur keberhasilan.......

135

31. Struktur

herarki

antar

sub

elemen

lembaga

yang

terlibat

pengembangan........................................................................................

138

32. Matrik driver power-dependence elemen lembaga yang terlibat
pengembangan......................................................................................... 139
33. Struktur herarki antar sub elemen lembaga yang terpengaruh
pengembangan........................................................................................

142

34. Matrik driver power-dependence elemen lembaga yang terpengaruh
pengembangan........................................................................................

143

35. Struktur herarki antar sub elemen perubahan yang dimungkinkan .......

146

36. Matrik

driver

power-dependence

elemen

perubahan

yang

dimungkinkan.......................................................................................... 147
37. Struktur herarki antar sub elemen aktivitas yang dibutuhkan untuk
perencanaan tindakan .............................................................................

150

38. Matrik driver power-dependence elemen aktivitas yang dibutuhkan
dalam pengembangan.............................................................................. 151
39. Elemen-elemen

kunci

strukturisasi

sistem

pengembangan

kelembagaan agroindustri wijen.............................................................

152

40

Model strategi pengembangan agroindustri wijen..................................

174

41

Model

kelembagaan pengembangan agroindustri wijen

pola terpadu

koperasi agroindutri.........................................................................................

175

42

Struktur organisasi pola koperasi agroindustri wijen......................................

177

43

Tahapan implementasi model pengembangan agroindustri wijen..........

184

xix

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1. Data input dan output model strategi pengembangan agroindustri
wijen ..................................................................................................... 198
2. Aturan sistem pakar dan strategi bauran pemasaran pengembangan
agroindustri wijen..................................................................................

204

3. Karakterisasi kelembagaan agroindustri di Indonesia...........................

214

4. Pengukuran kinerja kelembagaan koperasi ..........................................

216

5. Hasil analisis pemilihan teknologi pengeringan biji wijen ...................

225

6. Hasil analisis pemilihan teknologi proses produksi pengepresan
agroindustri wijen .................................................................................

225

7. Hasil analisis pemilihan produk unggulan berdaya saing agroindustri
wijen......................................................................................................

226

8. Hasil penilaian beberapa alternatif kelembagaan usaha agroindustri
wijen....................................................................................................... 226
9a. Asumsi dan koefisien agroindustri wijen............................................... 227
9b. Biaya Investasi, penyusutan dan perawatan..........................................

228

10. Biaya tetap.............................................................................................

229

11. Biaya tidak tetap....................................................................................

230

12. Perkiraan arus kas..................................................................................

231

13. Usaha tani tanaman wijen luas tanam 1 hektar dengan SA-Wijen......

232

14. Kualitas minyak wijen produk industri kecil sami makmur ………….

232

15. Impor wijen asal negara periode 2002-2006 ........................................ 233
16. Perkembangan luas areal dan produksi wijen kabupaten Sukoharjo
tahun 2001-1006...................................................................................

233

17. Jumlah unit usaha industri besar, menengah dan kecil kabupaten
Sukoharjo 2005-2006 ..........................................................................

234

18. Banyaknya koperasi, Status dan anggotannya kabupaten Sukoharjo
Tahun 2002-2006.................................................................................

234

xx

19. Banyaknya koperasi, status dan anggotannya menurut jenisnya
kabupaten Sukoharjo Tahun 2006.........................................................

234

20. Karakteristik minyak wijen...................................................................

235

21. Petunjuk teknik penggunaan aplikasi....................................................

236

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agroindustri wijen merupakan agroindustri berbasis sumberdaya lokal
yang

diduga prospektif untuk dikembangkan di Indonesia dan diharapkan

memiliki peran besar dalam upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian
nasional. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa agroindustri berbasis lokal di
Indonesia memiliki ketangguhan pada saat krisis, dimana peran sektor agroindustri
terhadap PDB sangat nyata yaitu terjadi peningkatan dari 17,19% pada tahun 1997
(BPS 1998) menjadi 20,80% pada tahun 2003 (BPS 2005), dan pada periode yang
sama juga terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja 8,75% pada tahun 1997
menjadi 9,30% pada tahun 2003 atau setara dengan penciptaan sekitar 0,5 juta
kesempatan kerja baru di sektor agroindustri.
Pengembangan industri skala kecil dapat menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang lebih besar dan tingkat pemerataan yang lebih baik daripada industri
skala besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi industri kecil menengah terhadap
jumlah usaha, penyerapan tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu
pada tahun 2004 sekitar 43.158.468 unit usaha atau 99,85 persen dari total unit
usaha atau perusahaan di Indonesia, penyerapan tenaga kerja sebesar 70.919.385
orang atau 89,24 persen dari total tenaga kerja yang bekerja di industri, dan
kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 820.491.528 juta
(40,36%) dari total kontribusi unit usaha (BPS 2006).
Agroindutri wijen adalah

suatu industri pertanian

yang bahan baku

utamanya berupa biji tanaman wijen (Sesamun indicum L.). Pengembangan
agroindustri ini sangat tepat jika dilakukan pada sentra-sentra produksi tanaman
wijen. guna meningkatkan keterlibatan petani wijen. Sentra produksi
wijen di Indonesia tersebar

tanaman

di lahan- lahan kering dan beriklim kering seperti di

wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Lahan
potensial di Jawa Timur saja untuk pengembangan komoditas ini diperkirakan
sebesar 49.744 ha, belum termasuk lahan- lahan tegalan dan ladang yang berpotensi
mencapai 1.251.182,6 hektar. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk

2

pengembangan tanaman guna memenuhi kebutuhan wijen di pasar global diduga
cenderung meningkat 6-8% per tahun sampai dengan tahun 2012 (Bennett 1998).
Produksi wijen di Indonesia belum terdokumentasikan dengan baik karena
wijen tidak termasuk kelompok komoditas utama (Deptan 2007).

Kondisi ini

akan mempertajam ketinggalan jumlah produksi wijen dibanding dengan negaranegara penghasil wijen lainnya seperti Cina (800.000 ton), India (750.000 ton),
Myanmar (425.000 ton), Sudan (300.000 ton), dan negara- negara lainnya, dimana
produksi wijen dunia tercatat 3,5 juta ton (USAID, 2002), padahal secara ekologis
wilayah

Indonesia memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan

beberapa negara produsen tersebut.

Laha n yang

cocok untuk pengembangan

komoditas ini, di Indonesia tercatat lebih dari 49,3 juta ha dan sampai saat ini
belum termanfaatkan dengan optimal (Supriyono dan Marjono 2002).
Kebutuhan

biji

wijen

dalam

negeri

setiap

tahunnya

mengalami

peningkatan, ha l ini dapat dilihat dari jumlah impor biji wijen. Rukmana (1998),
menyatakan bahwa komoditas wijen merupakan komoditas potensial untuk ekspor
yang dapat mendatangkan devisa, namun saat ini justru

merupakan komoditi

impor. Impor biji wijen pada tahun 2006 mencapai 32.750 ton meningkat tajam
setara 341% dibandingkan tahun 2002 sebesar 95,5 ton. Namun, tahun 2005
tercatat nilai ekspor biji wijen ke beberapa negara tetangga mencapai 58.281,92
ton atau senilai 4.109.229 US$, tetapi mengalami penuruna n menjadi 7.918,00 ton
atau senilai 2.397.335 US$ pada tahun 2006 serta 3.368,91 ton atau senilai
1.164.977 US$ pada tahun 2007 (Deptan 2007).
Disisi lain, ditemukan juga bahwa

minyak wijen yang beredar di pasar

domestik adalah produk impor yang berbahan baku dari Indonesia. Dengan cara
seperti itu diduga bahwa proses nilai tambah tidak dinikmati oleh para petani
Indonesia.
Sehubungan

dengan

hal

tersebut,

maka

prospek

pengembangan

agroindustri wijen dalam upaya peningkatan pendapatan petani adalah sanga t
cerah. Hal ini ditinjau dari potensi wilayah untuk pengembangan komoditas
wijen, dan potensi pengembangan agroindustri guna peningkatan nilai tambah
serta terjaminnya pasar bagi produk usahatani wijen. Agroindustri adalah suatu

3

pola pengembangan agroindustri yang dirancang agar mampu mengintegrasikan
sasaran, kebijakan, dan tindakan-tindakan organisasi usaha secara kohesi sehingga
menjadi lebih baik, dalam arti terciptanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya
(Austin 1992). Pengembangan agroindustri, terutama industri pengolahan hasil
pertanian, memiliki kaitan (backward and forward lingkages) yang erat dengan
sub-sektor penyedia inputnya, khususnya dengan sub-sistem usaha tani primer dan
keterkaitan yang tinggi dengan sektor-sektor ekonomi lainnya (Suradisastra 1996;
Kuncoro 1996).
Kondisi agroindustri wijen di dalam negeri hingga saat ini belum
berkembang dengan baik, terbukti hanya terdapat beberapa agoindustri skala kecil
dengan produktivitas, mutu, dan daya saing yang rendah. Hal ini sebagai akibat
dari ketidakmampuan pelaku agroindustri untuk memanfaatkan potensi dan
mengelola usahanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, diperlukan langkah
pengembangan agroindustri dengan pengelolaan yang baik agar memperoleh nilai
tambah tinggi.

Porter (1990) menyatakan konsep rantai nilai pada suatu

perusahaan adalah rangkaian mulai dari mengolah bahan baku sampai
menghasilkan produk jadi yang dapat dinikmati oleh konsumen akhir.
Berdasarkan uraian

di atas, pengembangan agroindustri wijen untuk

memperoleh nilai tambah tinggi harus melakukan perubahan strategi pengelolaan
lebih baik dengan pendekatan aspek teknologi, aspek ekonomi, dan aspek
menajemen. Sasaran akhir adalah menghasilkan agroindustri wijen yang mantap
dan berkelanjutan, serta mampu berkontribusi dalam peningkatkan pendapatan
petani, dan kesejahteraan masyarakat secara nyata.

Untuk itu sangat diperlukan

suatu penelitian yang mendalam tentang Rancang Bangun Model Strategi
Pengembangan Agroindustri Wijen (Sesamum indicum L.)

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menghasilkan model
agroindustri

wijen

strategi

pengembangan

yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dan

stakeholders dalam upaya pengembangan agroindustri berbasis sumberdaya lokal
khususnya komoditas wijen.

4

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian strategi pengembangan agroindustri wijen ini
meliputi :
1. Pola usaha kecil mencakup industri pengolahan, kelembagaan dan
pemasaran
2. Daerah

penelitian

adalah

propinsi

Jawa

Timur

sebagai

sentra

pengembangan kebun dan propinsi Jawa Tengah sebagai sentra industri
pengolahan.
3. Model strategi pengembangan menggunakan pendekatan sistem dengan
aspek kajian meliputi penyediaan bahan baku, pemilihan teknologi
pengolahan, pemilihan produk unggulan berdaya saing, bauran pemasaran,
kelembagaan, pengukuran kinerja, kelayakan finansial, dan sensitivitas.
4. Model pengembangan kelembagaan agroindustri wijen diarahkan pada
penentuan

alternatif kelembagaan dan strukturisasi kelembagaan

berdasarkan tujuan, kebutuhan, kendala, tolok ukur, lembaga yang terlibat,
masyarakat terpengaruh, perubahan yang memungkinkan dan aktivitas
yang diperlukan dalam pengembangan.

Manfaat Penelitian
Secara umum pene litian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan teori strategi pengembangan agroindustri wijen. Aspek teknologi,
ekonomi, dan manajemen terlibat dalam rancang bangun model yang komprehensif
dengan pendekatan sistem memberikan manfaat dalam teori pengambilan
keputusan dan manajemen pengembangan agroindustri wijen bagi:
1. Pemerintah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan di dalam
merumuskan kebijakan khususnya pola pengembangan agroindustri wijen
di Indonesia
2. Departemen
pengembangan

pertanian
sebagai

dan

perindustrian,

alternatif

dalam

sebagai

rangka

acuan

mendorong

pola
laju

pengembangan agroindustri berorientasi sumberdaya lokal, khususnya

5

agroindustri wijen.
3. Lembaga keuangan, sebagai informasi dalam rangka meningkatkan
usahanya dalam menyalurkan kredit modal usaha kepada pelaku usaha.

6

TINJAUAN PUSTAKA
Strategi Pengembangan Agroindustri
Strategi

adalah

suatu

pola

atau

perencanaan

yang

mampu

mengintegrasikan sasaran, kebijakan, dan tindakan-tindakan organisasi secara
kohesi. Pengembangan agroindustri merupakan segala bentuk pengusahaan yang
dilakukan

ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Agroindustri adalah

perusahaan yang mengolah bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan
(Austin 1992). Pengolahan yang dimaksud meliputi transformasi dan pengawetan
melalui perubahan fisik, kimia, atau biologi, penyimpanan, pengepakan, dan
distribusi. Berdasarkan uraian tersebut, maka strategi pengembangan agroindustri
adalah

suatu pola pengembangan agroindustri yang dirancang agar mampu

mengintegrasikan sasaran, kebijakan, dan tindakan-tindakan organisasi usaha
secara kohesi sehingga menjadi lebih baik, dalam arti terciptanya nilai tambah dari
keadaan sebelumnya.
Terdapat empat kekuatan pengembangan agroindustri yang dapat dijadikan
motor penggerak perekonomian pada suatu negara, yaitu (1) Agroindustri
merupakan pintu keluar bagi produk pertanian, artinya produk pertanian
memerlukan pengelolaan sampai tingkat tertentu sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah. (2) Agroindustri merupakan penunjang utama sektor manufaktur,
artinya sumberdaya pertanian sangat diperlukan pada tahap awal industrialisasi dan
agroindustri mempunyai kapasitas yang besar dalam menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan produksi, pemasaran dan pengembangan kelembagaan dan jasa.
(3)

Agroindustri berperan dalam menciptakan devisa negara, artinya produk

pertanian mempunyai permintaan di pasar dunia baik dalam bentuk bahan baku,
setengah jadi, maupun produk siap dikonsumsi sehingga perlu pengolahan sesuai
dengan permintaan konsumen, dan (4) Agroindustri mempunyai dimensi nutrisi,
artinya agroindustri dapat menjadi pemasok kebutuhan gizi masyarakat dan
memenuhi kebutuhan pangan nasional (Austin 1992).
Porter (1991) menyatakan ada lima aktivitas primer yang utama yang
terkait dengan konsep nilai tambah, yaitu;1) logistik ke dalam, meliputi kegiatan

7

penerimaan, penyimpanan dan penyebaran masukan ke produk, seperti penanganan
bahan, pergudangan, pengendalian bahan, penjadwalan kendaraan pengangkutan,
dan pengembalian barang kepada pemasok, 2) operasi, kegiatan yang berkaitan
dengan

perubahan

masukan

menjadi

produk

akhir,

seperti

permesinan,

pengemasan, perakitan, pemeliharaan peralatan, pengujian, dan operasi fasilitas, 3)
logistik keluar, kegiatannya meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi
fisik produk kepada pembeli, seperti penggudangan barang jadi, penanganan
bahan, operasi kendaraan pengiriman, pemrosesan pesanan, dan penjadwalan.
4) pemasaran dan penjualan, meliputi penyediaan sarana yang memungkinkan
pembeli untuk membeli, seperti periklanan, promosi, tenaga penjual, pemilihan
saluran, hubungan dengan penyalur, dan penetapan harga, serta 5) layanan,
meliputi penyediaan layanan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai
produk, seperti pemasangan, reparasi, penyediaan suku cadang, dan penyesuaian
produk.
Terkait dengan hal tersebut, telah banyak penelitian yang berorientasi pada
penigkatan daya saing melalui peningkatan rantai nilai atau nilai tambah, seperti;
Mulyadi (2001) telah melakukan penelitian rancang bangun strategi terpadu
agroindustri rotan dengan memadukan tiga pendekatan yaitu marked based,
resource based dan kelembagaan dengan merancang model pemilihan inti dan
aliansi, model struktur klaster, model sumber daya manusia, model daya saing, dan
model ekspor. Didu (2001) melakukan rancang bangun strategi pengembangan
agroindustri

kelapa

sawit

yang

hasilnya

adalah

strategi

pengembangan

AGROSAWIT yang dirancang secara bertahap mengintegrasikan pengembangan
subsistem kelembagaan dan subsistem pemasaran.
Penelitian lain menunjukkan bahwa pengembangan agroindustri berbasis
kakao melalui pola jejaring usaha terbukti dapat meningkatkan nilai tambah,
membentuk kekuatan usaha baru, menjangkau pasar baru yang lebih luas dengan
biaya per unit lebih rendah, berdaya saing tinggi di pasar domestik dan ekspor,
menjadi suatu bentuk usaha yang lebih besar sehingga mendapatkan keuntungan
besar, pada saat bersamaan mampu memberikan kesempatan bagi UKM untuk
bersaing, dan mengatasi keterbatasan yang dimilikinya (Syam 2006). Kajian-

8

kajian tersebut memberikan keyakinan bahwa pengelolaan agroindustri yang baik
akan memberikan nilai tambah dan bagian strategi penting dan terdepan dalam
peningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pengembangan Agroindustri Wijen
Wijen atau Sesame (Sesamum indicum L.) merupakan salah satu komoditas
perkebunan potensial yang memiliki nilai ekonomi tinggi, multi guna, penghasil
minyak nabati

potensial untuk mendukung pengembangan aneka industri dan

memiliki tingkat tolerasi tinggi terhadap kondisi kekeringan, umur tanaman genjah,
kultur teknis, dan pasca panen yang relatif mudah,

memiliki daya simpan yang

lama, serta telah dikenal oleh sebagian besar petani. Pengembangan bahan baku
agroindustri wijen dapat dilakukan melalui pola intensifikasi dan ektensifikasi
dengan produksi mencapai 800-1000 kg/hektar (Woltman 2003; Budi, 2003).
Potensi lahan di Indonesia dibanding negara-negara produsen wijen lainnya,
sebenarnya

lebih

potensial

baik

luasan

maupun

kualitasnya,

sehingga

pengembangan secara intensif dipastikan produksinya mampu bersaing di skala
internasional.
Produk akhir agroindustri wijen adalah berupa minyak. Minyak wijen
merupakan rajanya minyak nabati karena mengandung senyawa yang tidak
dimiliki oleh minyak nabati lainya yaitu sesamin, sesaminol atau sesamolinol, dan
merupakan antioksidan (antioxidant function) (Woltman 2003

; Burden 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak wijen bermanfaat untuk pencegahan
penyakit kaker (Cancer preventive), mengurangi kadar kolesterol (Cholesterol
levels), membuat jaringan awet muda, dan menjaga kulit (Skin care/skin softerner).
Disamping itu, minyak wijen merupakan minyak nabati yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri kosmetik, industri farmasi, antioksidan lain, industri
sabun, dan industri makanan (Bennett 1998; Morris 2002; Woltman 2003; Jacklin
et al. 2003) Beberapa kegunaan minyak wijen di beberapa negara sebagaimana
Tabel 1 (Rusmin 2007).

9

Tabel 1 Penggunaan wijen secara etnomedisin di beberapa negara
No.
Kegunaan
Negara
1.
Sakit kepala
Jerman
2.
Flu
Republik Dominika
3.
Kholik
Haiti
4.
Sakit kepala, impotensi, pelancar ASI,
Cina
penyubur rambut, malaria, pencegahan flu,
kangker dan diare
5.
Batuk
Venezuela
6.
Pelancar ASI
Meksiko
7.
Disentri
Turki
8.
Penyubur rambut
Malaya
9.
Tumor
India
Negara pengimpor biji dan minyak terbesar dunia adalah Jepang sebesar
165.000 ton per tahun (FAOSTAT 2001 dalam USAID 2002). Disamping biji,
daun tanaman wijen dapat diolah menghasilkan Fiber yang dapat dimanfaatkan
untuk antidiabetic, antitumor, anticancer, cancer preventive cardioprotective, dan
laxative, (Sternberg et al., 1994). Demikian juga dengan batang tanaman masih
dapat di manfaatkan untuk pupuk maupun bahan bakar.

Bahan Baku
Hasil utama tanaman wijen adalah biji. Biji wijen digolongkan menjadi 2
yaitu biji putih dan biji hitam. Kualitas minyak dari bahan warna kulit biji putih
lebih baik dari pada kulit biji hitam dan disinyalir warna kulit biji semakin putih
semakin tinggi kualitas minyaknya, tetapi pada warna kulit biji

hitam

menghasilkan kadar minyak lebih tinggi dari pada warna kulit putih (Weiss 1971).
Kadar minyak wijen dalam biji mencapai 45% (Ketaren 1996).
Di Indonesia sebagian besar biji wijen dimanfaatkan secara langsung dan
sebagian kecil diolah menjadi

minyak.

Isu yang paling dominan dalam

penyediaan bahan baku agroindustri wijen adalah tidak adanya sinkronisasi antara
penawaran dan permintaan, sehingga bahan baku sebagai titik kritis bagi
pengembangan agroindustri wijen.

Alasan yang paling relevan adalah belum

adanya kebijakan pemerintah tentang pengembangan komoditas wijen sebagai
suatu usaha pemanfaatan sumberdaya lahan, sehingga agroindustri wijen
kekurangan bahan baku dan sebagai alternatif harus menggunakan bahan baku

10

impor. Pohon industri tanaman wijen selengkapnya disajikan pada Gambar 1.

Biji wijen merupakan sumber kalori yang cukup tinggi yaitu 568
kalori/100 gram biji. Komposisi biji, asam lemak, dan

karakteristik minyak

berdasarkan SNI wijen selengkapnya disajikan pada Tabel 2, 3, dan 4.

11

Tabel 2 Komposisi bi