Kajian Reorientasi Penyuluhan Pertanian ke Arah Pemenuhan Kebutuhan Petani di Propinsi Jawa Timur

'KAJIANREORIENTAS1 PENYULUHAN
PERTANIAN KE ARAH PEMENUHAN
KEBUTUHAN PETANI
DI PROPINSI JAWA TIMUR

OLEH
JABAL TAIUK IBRARII)I

PROGRAM PASCASARJANA
TNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

ABSTRACT

Jabut Tudk Ibrakim 2001. REORIENTATION STUDY OF AGRICULTURAL
EXTENSION TO MEET FARMER NEEDS IN EAST JA VA PROHNCE (Under a
Team ofAdvisors w& R Margorto SImntg~as Chairman; Pang S Asngad, Siswadi,
Prabmvo TJi2mpmnu?o,and Andin H. Taqoto as d m ) .
In the lust few years, the agricultural extension system has changed. The
changes occurred in the agricultural atemion agency a d the farmers as a client of
agriculrtnal atension Famers change came the requirement of improving

agricultural axtension qualip so strong, and the change in agricultural dension
agency caused decreasing of agricultural ejrrension qmiity and didn't meet farmer
nee&.
The objectives of the st+
are : (I) to identlfi farmer needs in improving
agribwiness; Q} to evaluate agriculture extension pejormunce based on the farmer

needs; (3) to determine the influencing factors of agricultural extension pejiorrnance;
(4) to compose agricultural externion model based on rhe farrner needs; and
(5) to determine the strategv of improving agricuItururnl extension to meet farmer needs.
me findings of the st& are :(I) The chmges of farmer characteristics afeci
the level offarmer needs: the needs of increasing prodwtiv ity and the nee& of i d e ~ i t y
of the farmer is high the s4ety needs and the continuiy neecis are lower than two
others. (2) Generally, the agricultural extension performance didn 'I meet farmer needs;
and it's better in food crops production centre than in horticulture production centre;
and the agrictrlrural extension performance didn 't Meet to farmer 's performance. (3)
Agricultural extension model with farmer nee& oriented requires informution of
farmer characteristics and farm change, information of f i m e r needs change (priori p
and intensity of need), inf~rm~tionfiom
some source to meet farmer needy, improving

the specidtry of agricultural extension supported by professional externion agent and
qualified extension material, and cornrni!ment of agricdturul atension stakeholders.
(5) The stratem of agricul~uralextension recommended are :to measure and to chuase
the prior@ of farmer needs, improving the speciality of agriculrural extension service,
improving extension agent qualiy, and adopr ing total quality management.

ABSTRAK
Jabal Tari k
PERTANIAN

Ibmhim. 2001. KAJtAN REORIENTASI PENYULUHAN
KE ARAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PETANI DI PROPINSI
JAWA TIMUR Komisi Pembimbing: Margono Starnet (Ketua); Pang S. Asngari,
Siswadi, Prabowo Tjitropmnoto, Andio H. Taryoto (Anggota).

Selama beberapa tahun terakhir, sistem penyul uhan pertanian telah banyak
mengalami perubahan. Pembahan tersebut antara lain tejadi pada penyelenggara
penyduhan pertanian dan petani sebagai pelanggan penyuluhan pertanian. Perubahan
pada petani menyebabkan hrntutan peningkatan mutu penyuluhan pertanian begitu kuat,
sebaliknya pwubahan pada penyelenggam penyuluhan pertanian mendapat kritik tajam

karena menyebabkan mutu penyuluhan pertanian mengalami penwnan dan tidak dapat
rnemenuhi kebutuhan petani.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini krtujuan untuk : ( I )
Mengidentifi kasi kebutuhan petani dalam rangka meningkatkan usaha pertaniannya, (2)
rnenilai kinej a pnyuluhan pertanian yang dilaksanakan -sat ini sudah atau belurn
memenuhi kebutuhan mi,(3) menentukan faktor-faktor yang mempenganrhi mutu
jasa penyuluhan pertanian, (4) menyusun model penyuluhan pertanian yang
krorientasi pada kebutuhan petani, dan ( 5 ) merurnuskan strategi peningkatan mutu jasa
penyuluhan pertanian agar mampu rnemenuhi kebutuhan petani.
Hasil penel i tian menunjukkan bahwa : ( 1 ) Perubahan karakteristik petani
mengakibatkan perubahan tingkat kebutuhan petani; dan jenis kebutuhan ymg skornya
tinggi adalah kebutuhan untuk rneningkatkan produktivitas clan kebutuhan identitas;
kebutuhan keamanan usaha clan kesinantbungan usaha selalu lebih rendah dar~dua
kebutuhan lainnya; (2) Secara m u m , penyuluhan pertanian klum memenuhi
kebutuhan petani; kinej a penyuluham pertanian di sentra tanarnan pangan lebih baik
dibanding kinerja penyuluhan pertanian di sentra hortikultura; dan kinerja penyuluhan
pertanian tidak berpengaruh pada kinerja petani; (3) Ki nerja penyuluhan perranian
yang rendah disebabkan oleh keistimewaanjasa penyuluhan pertanian yang rendah; (4)
Model penyuluhan pertanian yang berorientasi pada kebutuhan petani memeriukan
informasi perubahan karakteristik petani dan pertanian, informasi perubahan kebutuhan

petani (prioritas maupun i ntensitas), informasi yang dapat rnemenuhi kebutuhan petani
dari berbagai sumber informasi, membutuhkan peni ngkatan keistimewaan jasa
penyuluhan pertanian, membutuhkan penyuluh profesional yang didukung pengadaan
bahan peny uluhan bemutu dan kebijakan organisasi yang mendukung profesionalisme
penyul uh, dan membutuhkan komitmen stakeholders penyul uhan pertanian; dan (5)
Penyul uhan pertanian perlu melakukan berbagai strategi, antara lain : Strategi perhatian
pada perubahan petani disertai rnengukur perubahan kebutuhan petani, strategi memilih
priori tas kebutuhan petani, strategi memperbai ki keistirne\vaan jasa peny uluhan
pertanian, strategi meningkatkan mutu penyuluh dengan menyediakan bahan
pcnyul uhan bermutu dan kebijakan organisasi yang mendukung peny uluhan, dan
strategi menerapkan rnanajemen mutu terpadu (7illd Quufr~yMunugement ).

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang bejudul :

KAJIAN REORIENTASI PENYULUHAN PERTANLAN KE ARAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN PETANI DI PROPINSI JAWA TIMUR
adalah knar merupakan hasil m
a saya sendiri dan Mum pernah dipubliksrsikan.


Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.

Jabat Tarik Ibrahim
NRP 975030

KAJIAN REORIENTASI PENYULUHAN
PERTANIAN KE ARAH PEMENUHAN
KEBUTUHAN PETANI
DI PROPINSI JAWA TIMUR

OLEH

JABAL TARIK IBRAHIM

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
TNSTITUT PERTANIAN BOGOR

2001

JuduI Disertasi

:

Kajian Reorientasi Penyuluhan Pertanian ke Arah
Pemenuhm Kebutuhan Petani di Propinsi Jawa Timur

Nama Mahasiswa

:

Jabal Tarik I M m

Nomw Pokok

:

975030


Progmn Studi

:

Hmu Penyuluhan Pembangunan (PPN)

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing

Prof.Dr. H Pang S. Asnnari.

Dr.Ir. H.Siswadi. MSc

mwta

o h MSc.
Anggota

2. Ke4m Program Studi


flmu Penyuluhan Panbangunan

Dr.Ir. Andin H. Tawoto. MS.

vii

RIWAYAT HIDUP

Jabal Tarik Ibrahim lahir di Proboiinggo Jawa Timur pada tanggal 16 Juli 1966, putrs
pertama d m pamgan H. Sukur Wadiprajitno, BA dan Hj. Zuhriah Mawarti. Penulis
menikah dengan Ir. W idiastuti dan dikanuriai tiga orang anak: (1) Yuga Ari f Susila, (2)

Rizki Widi Ibrahim, dan (3) A m & Arif Rahrnatullah.
Pendis lulus SD Negeri Tarnan Paiton Probolinggo tahun 1979, lulus SMP

Negeri I Kraksaan Probolinggo pada tahun 1982, dan lulus SMA Negeri khksaan

Probolinggo pada tahun 1985. Penulis melanjutkan pendidikan ke Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakul tas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang @a tahun 1985


dan lulus pada tahun 1989. Selama kuliah

$1,

penulis mendapatkan beasiswa

Tunjangan Ikatan Dinas (TID) Departemen Pendidikan clan Kebudayaan dan pernah

rnenjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa ( 1985-1987), menjadi Ketua ZTZ Senat
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (1987- 19881, dan akti f di
Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

Sejak akhir tahun 1989 penulis diangkat sebagai dosen Yayasan di Jurusan

Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Muharnmadiyah Malang dan sejak
1 Mar& 1990 diangkat sebagai Dosen Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah VIr

dipekejakan (dpk) pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang
sampai sekarang dan jabatan fungsional yang diraih saat ini adalah Lektor. Pada tahun


t 99 1 sampai 1 994 penulis diangkat menjadi Pjs Sekertaris Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian. Pada tahun 1994 sampai 1995 penulis diangkat sebagai Pjs Ketua Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universrtas Muhammadiyah Malang dan
diangkat sebasai Ketua Jurusan A ~ ~ i b i n i pada
s
tahun 1995- 1997. Pada waktu
Universi tas Muhammadiyah Malang membuka Progam Pascasarjana pada tahun 1993,

penulis dikri kesempatan untuk melanjutkan pendidikan probTam S2 dengan

mengambil Program Studi Sosiologi Pedesaan dan lulus pada tahun 1996. Sejak
Septernkr 1997, penulis dikri kesempatan melanjutkan pendidikan S3 di Program
Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Institut Pertar~ianBogor, dengan beasiswa BPPS

Departemen Pendididikan Nasional dan bantuan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bogor, 6 Desemkr 2001


A m h l u a k i Wr.Wb.

Segala puji bagi Mah S WT. Pendis mema behaha& &pat menyelesaikan
d i m i yang menpdi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Doktor di Institut
Pertanian Bogor. Disertasi yang b q u d d Kajian Reorientasi Penyuluhan Pertanian
ke Arab Pemenuhan Kebutuhan Petani di Propinsi Jawa Timur adalah suatu

Iangkah penting bagi penulis untuk berkiprah lebih banyak di dunh akademis dan
masyacht i l m i i lainnya

di masa yang akan d m n g Pengalaman rnenulis d i i

menjadi pengalaman yang sangat ? m m h a bagi penulis dalam mencari ilmu,

memahami ilmu pengetahuan, mengkornudasikan ilmu pengetahuan, dan
mengembangkan h u pengetahuan di bidolng penyuluhan pembangunan
Penulisan disertasi dengan topik penyuluhan pertanian merupakan suatu citacita bagi penulis agar bisa memberikan sumbangan pemikiran pada -tan

kemajuan masyaraka~tani di hgkungm penulis dhhhkm, d

l d m sampai
~

sekamng masih hidup dari pasang surutnya dunia pertanian Pemilihan propinsi Jawa

Timur sebagai daerah penelitian didasarkan pa& pertimbangan bahwa propinsi ini
merupakan salah s a t u propinsi yang para petaninya diakui sudah komersial dm
aktivitas agribisnis relatif semarak sehingga &pat dijadikan sebagai model pertanian
masa depan. Keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang dialami penulis mendorong

pnulis untuk mengambil tiga kabupaten saja yang kernajuannya berbeda di bidang

agribisnis bag; penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa a& kelemahan-kelemahandalam disertasi ini, ha1 itu

merupakan kewrbatasan penulis &lam melakukan inves~gasiilmiah dan keterbatasan
penulis wbagai manusit Pendis sudah krusaha kerds untuk mencari yang terbaik

~

dalam proses penyusunan disertasi ini di bawah bimbingam Komisi Pembimbing yaitu
Prof. Dr. H.R.Margono Slamet, Prof. Dr. H. Pang S. Asngari, Dr. Ir. Siswadi, MSc.,
Dr. H.Prabwo Tjitropranoto, MSc., dan Dr. Ir. Andin H. Taryoto, MS. Setiap kritik
pada disertasi ini akan djadi kan pert imbangan penulis di masa yang akan datang dalam

menyusun tulisan-tulisan ilrniah dan aktivitas ilmiah lainnya.
Semoga disertasi ini bermanfaat untuk kernanusisan khususnya petani dan

masyarakat pertanian. Wassalamualai k m Wr. Wb.

Bogor, 6 k m b e r 200 1
Jabal Tarik Ibrahim

llCAPAN TERlMA KASIH

Proses pendidikan Program Doktor yang dialarni penulis tidak mungkin dapat

terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak sehingga pnulis secara tulus menyampai kan
terima kasih kepada setiap individu, kelompok, dan organisasi yang telah membantu

penyelesaian pendidikan Program Doktor ini. Ucapan terima kasih yang pertama
disampaikan kepada para pembimbing, yaitu : (1) Prof Dr. H.R. Margono Slamet,
(2) Prof. Dr.

H.Pang S. Asngari, (3) Dr. H.Ir. Siswadi, MSc., (4) Dr. H. Prabowo

Tjitropranoto, MSc., dan ( 5 ) Dr. Ir. Andin H. Taryoto, MS. Kelima pmbimbing telah

pen~rhkesabaran dan kasih sayang mengajarkan tentang apa, bagaimana, dan untuk apa

i lmu pengetahuan yang ditekuni penul is serta rnenyampaikan berbagai kearifan yang
seharusnya dilakukan penulis.

Ucapan terima kasi h juga disampaikan kepada Institut Pertanian Bogor yang
telah member1 kesempatan kepada penulis untuk mengenyam pendidikan formal

tertinggi. Kepada seluruh pimpinan PB, dosen, dan staff lai nnya, penul i s
menyampikan terima kasih, terutarna k e r n Direktur Program Pascasarjana (PPs),

para Asisten Direktur PPs, Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, dan
para dosen PPs.

Ucapan teri ma kasih disarnpaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
pendanaan proses pendidikan S; yang dijalani penulis, antara lain : Pengelola Beasiswa

Program Pascasajana (BPPS) Departemen Pendidikan Nasional yang telah membiayai

sebagian besar pendidikan S3 ini; dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
yang telah rnemberikan bantuan biaya hidup, biaya penelitian, dan berbagai peralatan
yang diperlukan.
Khusus kepada Dr.Ir. Sinis Munandar, MS. (Kepala Badan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Departemen Pertanian) dan Dr.Ir. Lala M. Kolopaking, MS.

(Ketua jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB), penulis menyampaikan terima

kasih atas kesediaan bertindak sebagai Dosen Penguji Luar Komisi pada Uj ian Terbuka
dan telah memberikan banyak masukan baik teari maupun apl ikasi.
Kepada behagai pihak yang telah rnernhantu penulis, antara lain : Drs.

Muhadjir Et'fendi, M AI'. (Kektor Universitas Muhammadiyah Malang) yang tclah
menugaskan p n u l i s mclaniutkan pndidi kan dan mcmbcrikan hanyak ha1 yang

diperlukan, Delian Iiakuitas Pertanian dan Ketua Surusan Agri hisnis, seluruh pimpinan

PI'S Ijnivcrsitas Muhamrnadkah Malang, Niro Adrninistrasi Ilmurn, I'usat l'erawatan
dan I'enzernhangan liotnputer ( P;K ), dan f3agian Keuanran di lingkungan llnivursitas

Muhammadiyah Malang yang telah membantu rnern~rlancarpenul is menyelesaikan

pendidi kan 53

Dalam proses pendidi kan S3. penulis sudah belajar bersama dengan sesama
mahasiswa dari berbagai strata di Insti tut Pertanian Bogor, untuk itu penul 1s
menyampaikan terima kasih kepada mereka. Kepada teman-ternan dosen di Jurusan
Agribisnis UMM yang telah membantu dan menyemangati penulis untuk cepat

menyelesai kan pendidikan Sj, penulis merasa sangat terkesan dan menyampaikan

terima kasih. Kepada keluarga H. Bilal (alrnarhum), penulis menyampaikan terima
kasih karena telah tinggal bemrna kurang lebih selama 4,5 tahun dalam rangka
rnenyelesaikan Sj di IPB dan keluarga H. Bilal telah banyak rnernberikan bantuan

dalam berbagai hal. Teman-teman sepejuangan yang banyak membantu : Dr. Ir. Nuhfil
Hanani, MS., Ir. Syafrial, MS.,Ir. Rudi Sulistyo, MS., Ir. Sahri Muhammad, MS.,
Ir. Rini Dwi Astuti, MS., dan Ir. John Nurifdinsyah, MS., terima kasih atas

kesediaannya berbagi pengal aman.

Kepada para petani, penyuluh, para kepala BIPP dan koordinator penyuluh di
BPP, penulis menyampaikan terima kasih karena telah membantu peneIitian ini.
Kesediaan petani dan penyuluh meluangkan waktu untuk diwawancarai dan bersedia

rnemberikan jawaban yang jujur dari Iubuk hatinya merupakan sesuatu yang sangat
berharga bagi penulis. Semoga penelitian ini &pat rnernberikan manfaat yang besar

kepada petani, penyuluh, masyarakat tani, dan kernanusiaan.
Terima kasih yang mendalam disarnpaikan kepada : ( I ) ayahanda H. Sukur
Hadiprajitno, BA., dan ibunda Hj . Zuhriah Mawarti yang telah memberikan segala
sesuatu yang diperlukan untuk rnenyelesaikan pendidi kan S3,kedua orang tua penulis

ini dengan tul us berkorban untuk keberhasilan putranya; (2) istri tercinta Ir. Widiastuti
yang sudah rela berkorban bany ak dan bersama berjuang dalarn kesuli tan membantu

penyelesaikan pendidikan suaminya; (3) anak-anak tersayang, Yuga Arif Susi la, Rizki

Widi Ibrahirn, dan Ananda Arif Rahmatullah, yang rnemotivasi ayahnya menyelesaikan
pendidikannya: ( 4 ) keluarga besar Bpk. Sad-jueli; dart ( 5 ) adik-adik,Nunuk Wageasi h,
Jabal bin Sukur, Spd. heserta istri, Agus Setia~vantiko Ariadi, S'T. beserta istrr, Utarni

Dewi Susianti. St;,, yang telah membantu rnenjaga istri dan anak-anak panulis selama
ditinggal mclan,jutkan pendidikan di If'D.
13ogor. 6 tlesern hcr 200 1

.Jahal'I'arik Ihrahim

Teknik Penarikan Contoh (Teknik Sampling) ...............................................
82
83
Kesahi han dan Keterandatan ...........................................................................
Variabel .........................................................................................................
86
Definisi Operasional dan Pengukuran ..........................................................
87
Pengumpulan Data ....................................
.
.
..................................................108
..
Anal~stsData ................................................................................................... 108
V . HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 113
Deskripsi Kabupaten Daerah Penelitian ...........................................113
Profil Responden Penelitian ........................................................ 116
Korelasi antar Kornponen Karakteristik Petani .................................. 128
Tingkat Kebutuhan Petani dalam Usaha Pertanian ..............................
132
Korelasi antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Kebutuhan Petani ..... 142
Kinej a Penyuluhan Pertanian menurut Petani Responden ..................... 146
Kinerja Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Pemenuhan Jenis-Jeni s
Kebutuhan Petani .....................................................................
151
Kinej a Petani .........................................................................
156
Pengaruh Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinej a Petani ................... 161
Pengaruh Tingkat Kebutuhan Petani terhadap PeniIaian
165
Kinej a Penyul uhan Pertanian oleh Petani .......................................
Pengaruh Kineja Penyuluhan Pertanian terhadap Kinej a Petani ............ 168
Faktor yang Mempengamhi Kinerja Penyuluhan Pertanian Dilihat dari
Si fat Jasa Penyuluhan Pertanian : Pengad Keistimewaan Jasa Penyuluhan
Pertanian terhadap Kinerja Penyuluhan Pertmian .............................. 172
Faktor-faktor yang Mempengamhi Kinerja Penyuluhan Pertanian Di 1ihat
dan Beberap Variabel &lam Organi sasi Penyuluhan Pertanian ............ 176
VI. MODEL PENYULUHAN PERTANIAN UNTUK MEMENUHl
KEBUTUHAN PETANI ................................................................ 186
Pehdaan Kebutuhan Petani, Pembahan Kebutuhan Petani,
Ketidakmampuan Penyuluhan Pertanian Memenuhi Kebutuhan Petani.
186
dan Upaya Pehaikan Mutu Penyuluhan Pertanian .............................
Model Penyuluhan Pertanian untuk Memenuhi Kebutuhan Petani ......... 193
Strategi Penyuluhan Pertanian untuk Memenuhi Kebutuhan Petani ......... 195
204
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
Kesi mpulan .........................................................................
204
Saran .................................................................................
210
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
213
.................... 220
LAMPIRAN .........................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor

Teks
1

Daftar Kabupaten. Kecamatan. d m Desa Lakasi Penelitian

81

2

Analisis Ragam untuk Perhitungan Keterandat an ..................................

86

3

Variakl. Parameter. dan lndikator Karakteristi k Petani .......................

88

4

Variabel. Parameter. dan Indikator Kebutuhan untuk Meningkatkan
Produktivitas Usahatani ..........................................................................

91

5

VariabeI. Parameter. dan Indikator Kebutuhan Keamanan Usaha .........

93

6

Variakl. Parameter. dan Indikator Kebutuhan Kesinambungan Usaha

94

7

Variabel. Parameter. dan Indikator Kebutuhan Identitas .......................

95

8

Variabel. Parameter. dan Endikator Kinerja Penyuluhan Pertanian .......

97

9

Variabel. Parameter. dan lndikator Keistimewaan Jasa Penyul uhan .....

100

10

Variabel. Parameter. clan Indikator Kinerja Petani ...............................

101

1I

Variabel. Parameter. dan Indikator Persepsi Penyuluh pada Kebijakan
. .
Organ~sas~
Penyuluhan .....................................................................

102

12

Variabel. Parameter. dan Indi kator Prosedur Penyuluhan Pertanian ....

103

13

Variabel Parameter. dan Indi kator Mutu Balun Penyul u han ...............

104

14

Variabel. Parameter. dan Indikator Mutu Peny uluh Pertanian .............

105

16

Profil Responden Penelitian Berdasarkan Beberapa Karakteristik

119

17

Korelasi antar Kornponen Karakteristik Petani ............................

I29

18

Skor dan Simpangan Baku Tingkat Kebutuhan Petani Herdasarkan
Daerah dan Komodi tas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

133

.

......

xvii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Nomor

Teks
1

Kerangka Peningkatan Mutu Jasa Penyuluhan Pertanian ..................

56

2

Andisis untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mem pengamhi
Tingkat Kepuasan Petani terhadap P e n y u l h Pertanian (Kinerja
Penyuluhan Pertanian) .......................................................................

74

Kerangka Penelitian Penyusunan Model dan Strategi Peny uluhan
Pertanian Berorientasi Kebutuhan Petani ..............................................

78

3
4

Bi plot Karakteristik Petani dengan Karakteristik Daerah Penel i tian ...

131

5

Biplot Kebutuhan Petani dengan Karakteristik Daerah Penelitian ......

140

6

Biplot Kinerja Petani, Kinerja Penyuluhan Pertanian, dan
Keistimewaan Jasa Penyuluhan Pertanian dengan Karakteristik
Daerah Penelitian ..............................................................

152

Kebutuhan Petani dan Upaya Peningkatan Penyuluhan Pertanian
untuk Memenuhi Kebutuhan Petani ........................................

192

Model Penyuluhan Pertanian Berorientasi Kebutuhan Petani

196

7

8

...........

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Nomor

Teks
1 Hasil Analisis Regesi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani
di Tiga Kabupaten di Jawa Timur ..................................................

220

2 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani

di Sentra Pangan di Tiga Kabupaten di Jawa Timur ............................

220

3 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani

di Sentra HortikuItura di Tiga Kabupaten di Jawa Timur ......................

22 1

4 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani
di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur .......................................

22 1

Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani
di Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Tirnur ....................................

222

6 Has11Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja Petani
di Kabupaten MaIang Propinsi Jawa Timur ......................................

222

7 Hasil Anal isis Regresi Ti ngkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja
Penyuluhan Pertanian di Tiga Kabupaten Jawa Timur .........................

223

5

8 H a i l Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja
PenyuIuhan Pertanian di Sentra Pangan di Tiga Kabupaten di Propinsi
Jawa Timur ...........................................................................
223
9 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja
Penyuluhan Pertanian di Sentra Hortikultura di Tiga Kabupaten di Propinsi
Jawa Timur ............................................................................
224
10 Hasil Analisis Regresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja
Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur ...........

224

Hasil Analisis Kegresi Tingkat Kcbutuhan Petani terhadap Kinerja
Penyuluhan Pertanian di Kabupatcn Lumajang Propinsi Jawa Timur . . . . . . .

325

11

1 2 Hasil Analisis Rcgresi Tingkat Kebutuhan Petani terhadap Kinerja
Pcnyutuhan I'ertanian di Kabupatcn Malang Prr>pinsiJalva Timur . . . . . . . . .

225

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

Teks

24 Has11 Analisis Regresi Kinej a Penyuluhan Permian terhadap Ki nerja
PetanidiKabupatenMalangPropinsiJawaTimur..............................

231

25 Hasi1 Analisis Regresi Kineja Penyuluhan Pertanian terhadap Kinerja
Petani di Sentra Pangan Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Tirnur ............

232

26 Hasil Analisis Regresi Kineja PenyuIuhan Pertanian terhadap Kinerja
Petani di Sentra Hortikultura Kabupaten Pacibn Propinsi Jawa Timur ......

232

27 Hasil Analisis Regresi Kinerja Penyuluhan Pertanian terhadap Kinerja
PetanidiSentraHortikulturaKabupatenLumajangPropinsiJawaTimur...

233

28 Hasil Analisis Reeesi Kinej a Penyuluhan Pertanian terhadap Kinerja
Petani di Sentra Hodkultura Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Tirnur ...

23 3

29 Hasil Anal isis Regresi Kinerja Penyul uhan Perhnian terhadap Kinej a
Petani di Sentra Pangan Kabupaten Malang Propinsi J a w Timur ...........

234

30 Hasil Analisis Regresi Kinerja Pernyuluhan Pertanian terhadap Kineja
Petani di Sentra Hortikultura Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur .....

234

3 1 H a i l Analisis Regresi Keisti rnewaan Jasa Penyul uhan Pertanian terhadap
Kinerja Penyuluhan Pertanian di Tiga Kabupaten di Propinsi Jawa Timur. .

235

32 Hasi 1 Analisis Regresi Keistimewaan Jasa Penyul uhan Pertanian terhadap
Kinerja Penyuluhan Pertanian di Senm Pangan di Tiga Kabupaten
. .
Prop~ns~
Jawa Timur .................................................................

235

33 Hasi l Anal isis Regresi Keistimervaan Jasa Penyuluhan Pertanian terhadap

Kinerja Penyuluhan Pertanian di Sentra Horti kultura di Tiga Kabupaten
. .
Prop~nsrJawa Timur .................................................................

236

34 Hasil Analisis Regresi Keistimewaan Jasa Penyuluhan Pertanian terhadap
Kinerja Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur ...

236

35 Hasil Analisis Rc~gresiKeistimewaan Jasa Penyuluhan Pertanian terhadap
KInerja Penyul uhan Pertanian di Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa
Tim ur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 237

xxi

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

Teks

36 Hasil Analisis Regresi Keistirnewaan Jasa Penyuluhan Pertanian Terhadap
Kineja Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Malang Propinsi Jawa Ti mur..

237

3 7 Hasil Analisis Regresi Antara Kebijakan Organismi Penyuluhan (X7),
Prosedur Penyuluham (X8),Mutu Bahan Penyul uhan (X9), dan Fasilitas
Penyuluhan (X1 1) terhadap Mutu Penyuluh (X10).................. .......... 238
38 Peta Propinsi Jawa Timur dan Tiga Kabupaten Daerah Penelitian
(Kabupaten Pacitan, Kabupaten Lurnajang, dm Kabupaten Malang)

239

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 1 Januari 1905
bertepatan &ngan dimulainya Departemen Pertanian yang pertama (i>eparfemenfvun
I~ndbouw)atas dasar Surat Keputusan Gukrnur Jenderal Daendels tanggal 23

September 1904 nomor 20 (Stuutsblad 982) yang didasarkan atas Surat Keputusan
Kerajaan Belanda tanggal 28 Jul i 1904 nomor 2 8 (S~aarshlad380). Pada tah un 1 9 1 1

berubah rnmjadi Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan. Pada tahun 1 934
departemen tersebut berubah menjadi Departemen Perekonomian. Tugas Departernen

Pertanian yang dibentuk oleh Kerajaan Belanda tersebut antara lain adaiah

melaksanakan penyuluhan pertanian. Walaupun tugas penyu Iuhan pertanian pada waktu
i tu dilaksanakan oleh Pangreh Praja yang mendasarkan kegatamya atas peri ntah

kepada petani namun pada tahun 1905 inilah tonggak penyuluhan pertanian dirnulai di
Indonesia secara resrni .

Setelah iht, penyuluhan pertanian terns mengalami perkernbangan sampai

datang tentara pendudukan Jepang. Penyul uhan pertanian dalam masa pendudukan
Jepang pada umumnya dapat di katakan tidak ada. Penyuluhan pertanian pada zaman
kemerdekaan bejalan sesuai dengan dinami ka kehidupan berbangsa dan bernegara
yang dimulai dari adanya Rencana Kasimo. Penyuluhan pertanian di Indonesia telah

herjalan dalam krbagai periode yaitu periode liberal, priode terpi m p n,
~ periode
konsolidasi, periode pemantapan, dan periode agri bisnis-agroindustri (Ahbas, 1995 ).
Secara umum telah terjadi perubahan-peruhahan yang cukup ~nendasarpada sistem

penyuluhan pertanian di Indonesia sejak dimulainya penyuluhan pertanian pada tahun
1905 sarnpai saat ini.

Perubahan-perubahan yang tejadi pada penyuluhan pertanian, antara lain

perubahan keiembagaan, kepegawaian, pendekatan penyul uhan, dan orientasi , telah
rnernberikan hasil positif maupun negatif Berbagai pendekatan penyuluhan pertanian
yang telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain adalah : Pendekatan penyuluhan

pertanian seem umurn, pendekatan penyuluhan pertanian secara komoditas,
pendekabn penyuluhan pertanian secara lati han dan kunjungan, pendekatan
penyuluhan pertanian secara partisipatif, pendekatan penyuluhan pertanian secara
proyek, pendekatan penyuluhan pertanian sistem usahatani, pendekatan penyuluhan

pertanian sumber dana, d m pendekatan penyuluhan pertanian kelembagaan pendidikan

(Abbas, 1995). Selarna lebih dari 90 tahun penyuluhan pertanian di Indonesia, hampir
semua pendekatan tersebut telah diterapkan baik secara sendiri-sendiri maupun

kom binasi (Abbas, 1995). Perubahan-perubahan dalam bidang penyul uhan pertanian
yang banyak mendapatkan kritik antara lain adalah pendekatan latihan clan kunjungan
(LAKU). Bahkan modifi kasi pendekatan LAKU yang tertuang dalam SKB MendagriMentan Nomor 65 Tahun

199 1

-

539iKptsKP.430,'9/91

tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaannya, di kriti k oleh

Hubeis ( 1 998) sebagai penyebab kemandekan dan kemunduran penyuluhan pertanian.
Kemunduran

kegiatan

penyul uhan

pertanian acapkalt

dikonotasikan

dengan

menurunnya produktivitas pertanian.

SKR Mendagri-Mentan tersebut menyebabkan peruhahan yang cukup mcndasar
pada penyuluhan pertanian, tcrutama pada asp& organisasi kelembagaan pcnyuluhan
pertantan. I'enyclenggaraan penyuluhan pcrtanian d~serahhan kepada l'cmcnn~ah

Daerah Tingkat I 1 (Pernda Tk II), dibawah koordinasi Uupati KDII 'I'ingkat I[. Konsep
penyuluh polivalen bergcser rnenjadi penyuluh yang spesifik menangani aspek-aspek
tertentu saja. Selanjutnya, terjadilah peruhahan-perubahan di dalam ha1 l ingkup kerja,
administrasi kepegawaian, dan administrasi penyuluhan. Perbedaan kernampuan

pembiayaan tiap daerah tingkat I I menimbulkan bias kebijakan dan ~nyelenggaraan
yang melemahkan efektivitas pelayanan penyuiuhan pertanian.
Kelemahan-kelemahan di atas diperbaiki dengan terbitnya SKI3 Mendagri-

Mentan Nomor 54 Tahun

1996 - 301/Kpts/LP.12014196 tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaannya. Berdasarkan

SKI3 ini Balai Informasi clan Penyuluhan Pertanian dibentuk di setiap Pernerintah
Daerah Tingkat II untuk rnengkoordinasikan penyelenggaraan penyul uhan pertanian di
setiap daerah sang bersangkutan. Balai Penyuluhan Pertanian didorong untuk lebih

berperan di dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Perbai kan kelembagaan
penyuluhan pertanian sebagai pelaksanaan dari SKB ini masih terus berlangsung dan

hasilnya masi h be1urn optimal. Fischer el u!. ( 1 997) menyebut keadaan ini sebagai suatu
transisi dan persimpangan jaian dari sentralisasi ke desentralisasi.

Menurut Harun ( 1996), para penyuluh mengalami kckurangan alat mobilitas,
kekurangan bantuan hiaya operasional, kurang koordinasi antar penyelenggara
penyuluhan pcrtanizln, unit kerja peny uluhan kurang memenuhi standar sebagai unit

kerja penyuluhan, liernampuan pcnyuluh yang masih mcrnerlukan pcningkatan dalatn
hentuli pclat ihan yang rclcvan dcngan Iugasn!a, dan keterkaitan peneliti, pcnyuluh, dan
pctani van2 bzlum mapa!i mcnychabkan rnenurunnya muiu

dan intcnsi tas pcnyuluhan

pcrtanian. M c n i i r u ~I larndiin~( IOL)V}; hchcrapa hondisi di atits ada yang rnc~~yct>abkan

kc~nur~duran
r ~ : ; ~ g t i uI d~ ni l i ~ ~pcl;~
i i h\;jn:~iu~pcnl t ~uhan
l
di Iapiingan. I'cn~~uluh
purta~lian

tidak dapat bekerja dengan baik karena pengaruh berbagai hal, antara lain karena belum
menemukan wadah bernaung yang bisa mernayungi dan memberi motivasi dalarn
rnelaksanakan t ugas.

H u k i s (1 998) menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan di bidang penyuluhan
pertanian terkesan untuk mendorong peningkatan produksi pangan saja. Oleh karena
itu, misi yang diemban penyuluhan pertanian lebih terkesan pada peningkatan produksi

pangan nasional terutama beras. Akibatnya adalah penyui uhan pertanian lebi h

berorientasi

ke atas dan b u h berorientasi kepada petani sebagai pelaku utama

kegiatan usahatani. Sifat penyuluhan pertanian di Indonesia, menurut Fischer et a/.
( 19971, berasal dari atas ke bawah (top down) daripada bersifat dari bawah ke atas

(bottom up). Bila menggunakan konsep Block (1999) maka penyuluhan pertanian yang
seperti itu dikatakan kurang memiliki sikap melayani (.~rewurd.ship)
karena penyuluhan
pertanian yang ideaI berorienbsi pada petani. Miskinnya sikap rnelayani pada penyuluh

pertanian mengakibatkan gagalnya pemasaran jasa penyuluhan pertanian pada petan i .

Perubahan-perubahan kebijakan penyuluhan pertanian, antara lain menyangkut

pendekatan, kelembagaan, kepegawaian, dan administrasi, telah rnenyebabkan
menurunnya mutu

jasa penyuluhan pertanian. Petani kurang responsi f terhadap

kegiatan penyuluhan dan kehadiran petugas penyuluhan. 'Tinda kan-tindakan ini

merupakan ekspresi dari ketidakpuasan petani terhadap penyelenggaraan p e n ~ uuhan
l

pertanian yang dianggap tidak dapat memenuhi atau melebihi kebutuhan petani sebagai
pelanggan layanan jasa fwnyul uhan pertanian.
Menurut I laru~i( 1996), Wrencanaan penyuluhan pcrtanian di dacrah didasarkan

atas kegiatan pcnyuluh, bukan atas dasar kebutuhan usaha pet an^ Ilalam ~isrcm

desentralisasi, penyelenggaraan pcnyuluhan pertanian scharusnya d~dasarkrln alas

kebutuhan lokal. Para petani p r I u diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam

memperbaiki rnutu penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhannya.
Pendapat bahwa penyufuhan pertanian seharusnya berorientasi pada petani
didasarkan pada filosofi peny uluhan pertanian yaitu membantu petani agar mereka

dapat rnembantu di rinya sendiri. Penyuluhan pertanian yang berorientasi pada petani
se~alandengan prinsi pprinsi p penyuluhan pertanian, yaitu : (a) Peny uluhan pertanian
seharusnya di tujukan kepada kepentingan dan kebutuhan sasaran; (b) penyuluhan

pertanian seyogyanya diselenggarakan menurut keadaan-keadaan yang nyata; (c)
peny uluhan pertanian ditujukan kepada sel uruh anggota keluarga tani; (d) penyuluhan
pertanian adalah pendidikan untuk demokrasi; (e) penyuluhan pertanian menghamkan

kerjasama yang erat antara penyuluhan, penelitian, pendidi kan, dan pelayanan; (f)
rencana kerja penyuluhan pertanian sebaiknya disusun bersama oleh petani dan

penyuluh; (g) penyuluhan pertanian bersi fat luwes dan dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan;

dan

(h) penilaian peny uluhan pertanian didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi pada sasaran (Wiriaatmadja, 1 990).
Selain perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi penyul uhan, sasaran

penyuluhanpun juga mengalami perubahan. Di pihak masyarakat tani, setelah harnpir
55 tahurl Indonesia merdeka, perubahan sosial ekonomi petani menyebabkan wawasan
pengetahuan petani semakin bertambah baik. Selama lebih dari 10 tahun ( 1 985 sampai
dengan 1996). petani yang bcrpendidikan Sekolah Dasar ke bawah berkurang dari 68

pcrsen men,jadi 43 persen, pctani vang berpcndidikan Sckolah Llasar bertambah dari 77

persen

rncn-iad~ 44 pcrscn, pctani !,any hcrpcndidr k a ~ i Sckolah I .anjutan 'l'ingkat

t'crtama t~crturnhnli dari 4

pcrscn

ri~cniadiC, pcrscn.

[clani yang hcrpndidikan

Sekolah Lanjuhn Tingkat Atas dan Perguruan Tinggi juga mengalami pertambahan

(BPS, 1985 dan 1997).
Akses terhadap informasi yang semakin membaik di pedesaan menambah

wawasan pengetahuan petani. Sumber informasi bagi petani semakin beragam, antara

lain dari penyuluh, pengusaha perkebunan swasta, pedagang, siaran radio dan televisi,
media cetak, perguruan ti nggi, lembaga swadaya masyarakat, koperasi, clan sektor

usaha swasta lainnya. Survei Kesejahteraan Rumah Tangga menunjukkan bahwa di
pedesaan lebih dari 30 pecsen penduduk desa merasa bertambah mudah mendapatkan

siaran radio dan menonton televisi selama kurun waktu tiga tahun (1 994- 1997). Dengan
demikian maka macam informasi atau is; pesan informasi yang diterima petani juga
semakin banyak (BPS, 1997).
Tingkat pendidikan yang makin tin=

dan akses informasi yang makin baik

mengakibatkan aspirasi-aspirasi petani akan sernakin beragam. Kemampuan petan i

untuk berubah sesuai dengan pembahan lingkungan masyarakatnya kin1 semakin tinggi.
Be@tu juga dengan kernarnpuannya untuk menerapkan inovasi barn di bidang pertanian

karena adanya perubahan teknologi yang terjadi pada masyarakat di sekitamya.
Penggunaan alat-alat pertanian untuk usahatani bergeser dari yang tradisional menjadi
lebih modern. Penggunaan traktor selama 5 tahun ( 1990- 1 995) bertambah lebih dari
dua kali lipat di Indonesia, begitu juga dengan penggunaan ~nesinpompa air sang

mengalami peningkatan jumlah

unit

pcmakaiannya (BPS,

1990 dan

1995).

Perkemhangan ini menunjukkan bahwa pctani di heberapa Jaerah di Indonesia bcruhrlh
mcnjndi pctani sang lchih komersial karena pctani niencari jalan keluar dengan
mcmakai tcknologi yang afkktii'dan elisien untuk mcngatasi pcnnasalahan surnbcrdaya

(antara lain sumberdaya tenaga kcria dan air irigasi ). !'cruhahan mas?arakat [ant rni~kin

dipercepat dengan rnakin krprannya fungsi infbrmasi dan fun@

pasar dalam

perbaikan usahatani. Secara makro pclpulasi wtani telah menjadi Lebih kecil jurnlahnya
S a r a persenti1 tetapi lebih tinggi kual itasn~adan pola kornunikasinya k r s i fat terbuka

(Slamet, 1996). Perubahan petani sebagai akibat pernbangunan pertanian sendiri

rnenyebabkan terbentuknya berbagai strata komersial petani yang mempunyai
konsekuensi berbedan!-a sistem penyuluhan pembangunan pertanian yang harus
disetenggarakan (Jannie, 1994). Bahkan dalam beberapa hal, beberapa petani juga

sudah mengarah pada terbentuknya petani yang mandiri (Sumardjo, 1999).
Perubahan-perubahan tingkat pendidikan, akses pada inforrnasi, aspirasi, tingkat
kemandirian, dan sifat komersial petani menyebabkan adanya perubahan dan keharusan

peningkatan mutu jasa ~ nuluhan
y
pertanian. Kebijaksanaan pendidikan dasar sembilan
tahun memberikan sumbangan yang besar dalam mengembangkan kreativitas petani di
masa depan. Globalisasi sosial-ekonomi semakin mendekatkan petani kepada dunia

luar atau mendekatkan pedesaan dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan,
feknologi, dan pasar. Pada kasus-kasus tertentu, petani secara tidak langsung
bersentuhan dengan aktivitas kapital internasional, misalnya dalam interaksi petani

dengan pemi I ik kapitat dalam kemi traan i nti-plasma perkebunan kelapa sawit dan

aktivitas agribisnis antara peternak-KUD-industri pengolah susu.
Perubahan sosial ekonomi pada ~nasyraliat tani ~nengakibatkan peningkatan
kcbutuhan

( n c ~ j r l petani
~)

terutama kcbutuhan yang berkaitan dengan usaha p r t a n i a n

yang di ttkuni untuk pcningkatan kcsqiahrcraannya. I'cningkatan kcbutuhan ini b e i u ~ n
dapat diikuti olch

pcnyuluha1-I!,ant; hcrir~irtusehingga terbuka ku~nuni$inan untuk

molakukan rcoricnta3l pen! uluhan pcrtanian dr Ir~dor~cs~u
dalarn rai~gkrl ~ i ~ c t n c n i ~ l i i
kchtttuhnn

putaril

\c.t~l;;i~t

!~clnngqin I

pc~ivuluhnti. 1'cngorganiraci;iti

d;ln

pengelolaan penyul uhan pertanian yang opti ma1 tergantung pada t ups-tugas y ang harus
dijalaninya serta lingkungan beroperasinya. Karena lingkungan berubah dengan cepat,
tugas-tugas organisasi penyuluhan perbnian juga harus berubah. Hanya organisasi yang

mengalami pentbahan drastis dalam struktur clan kebudayaannyalah yang mampu
bertahan pada iktim baru yang lebih kompetitif dimana para petani sudah lebih

berkuafitas.
Perubahan-perubahan yang terJadi pada beberap dekade terak hir di bidang
penyuluhan pertanian menuntut pengkajian ulang tentang filosofi, definisi, pendekatan,
clan orientasi penyuluhan pertanian sesuai dengan tuntutan perubahan kebutuhan petani.
Sesuai dengan pernyataan ini, Bauer, Hoffman, dan Keller (1998) menyatakan bahwa

ada kecenderungan baru dalam bidang penyuluhan pertanian yang mengarah pada
pengembangan partisipasi petani, sehingga konsep orientasi pada pelanggan, dialog,

prtisi psi, petani sebagai sesuatu yang utama, dan nilai-niiai pengetahuan setempat
(indigenous knowledge) akan menjadi konsepkonsep kunci .
Menurut Ameur (1 994), pemerintah periu rnendefinisikan strategi khusus bagi
penyuluhan pertanian dan bahkan perlu melakukan redefinisi tentang peranan sektor

publik. Pemeri ntah perlu mengadopsi penyuluhan pertanian yang mempunyai
pendekatan ganda dan bersifat luwes. Organisasi penyuiuhan pertanian per1 u

melakukan investigasi yang sistematis tentang kebutuhan petani yang dapat dipenuhi

oleh penyuluhan pertanian. Pengalaman rnembuktikan bahwa petani siap memberikan
konstrihusi pada pcnyul uhan pertanian terrnasuk biaya j i kalau jasa penyul uhan
pertanian dapat rnemberikan sesuatu yang bernilai bagi peningkatan taraf hidupnya atau

dengan kata lain petani akan hrpartisipasi akttf hila penyuluhan pertanian scsuai

dengan kebutuhannya.

Masalah Penefitian

Perubahan-prubahan yang terjadi selama lebi h dari 90 tahun pada sistern

peny uluhan pertanian dan masyarakat tani di Indonesia menyebzbkan konsekuensikonsekuensi pcruhahan pada pelayanan jasa penyutuhan pertanian saat ini dan yang
akan datang. Perubahan kelernbagaan, organisasi, kepegawaian, dan pendekatan di

bidang penyuluhan pertanian mendapat kritik yang tajam karena menurunkan mutu jasa
penyuluhan pertrtnian. Konsep penyuluhan pertanian yang berorientasi pada petani
cenderung di t inggal kan dan cenderung berorientasi pada pernerintah (konsep top down

Iebih kuat daripada hor~otn up). Di sisi lain, perubahan sosial ekonomi petani
(pendidi kan, akses pada infonnasi, aspirasi, sifat komersial , dan transportasi)
rnenyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan petani sehingga tuntutan akan
peningkatan

m utu

jasa penyul uhan pertanian tak &pat dihindari . Kondisi ini

rnerupakan suatu antagonis, karena jasa penyuluhan pertanian y ang di tawarkan

mengalami penurunan mutu karena cenderung berorientasi pada program pemerintah
pusat dan sebal iknya para petani mengalami peningkatan kebut uhan untuk

mengem bangkan usaha pertaniannya, sehingga memerl ukan upaya peni ngkatan mutu

jasa penyuluhan pertanian Upaya peningkatan mutu penyuluhan prtanian masih
~nenghadapihcrbagai rnasal ah yai t u :
( 1 ) Relum

tzridentifjkasinya kebutuhan pctani sehingga ~ r l upengidenli likasian

kcbuti~han-kct~ut~~han
pctani saat ini agar diketahui kebutuhan apa sa,ja yang

dirasakan pctani untuli mcnin~katlianusaha ~ r t a l - l i a n n y a .

(2) Kinerja penyuluhan pertanian mendapat berbagai kritik tajam dari berbagai pihak

sehingga ~ r l diketahui
u
apakah kinej a penyuluhan pertanian saat ini sudah atau
belum rnemenuhi kebutuhan petani..
(3) Kinerja penyuluhan pertanian dipengamhi oleh berbagai faktor sehingga per1u

ditentukan faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja penyuluhan pertanian
tersebut.
(4) Supaya penyuluhan pertanian yang akan datang mernpunyai fokus pada kebutuhan
petani maka diperlukan model penyuluhan pertanian yang berorientasi ke arah
pemenuhan kebutuhan petani.

(5) Penyul uhan pertanian yang berorientasi ke arah pemenuhan kebutuhan petan I

memerlukan berbagai strategi sehingga memerlukan penentuan strategi peny uluhan
pertanian untuk rnemenuhi kebutuhan petani.

Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini pa& dasarnya adalah untuk rnemperoleh model dan

strategi peningkatan mutu penyuluhan pertanian yang berorientasi pada kebutuhan
petani. Secara spesifik tujuan penelitian ini ialah :

( 1 ) Mengidentifikasi

kebutuhan

petani

dalam

rangka

meningkatkan

usaha

pcrtaniannya.

(2) Menilai kinerja penyuluhan pertanian yang dilaksanakan saat ini apakah sudah
merne~iuhikebutuhan petani dalam rangka meningkatkan usaha pertaniannya.

( 3 ) Menentukan faktor-faktor yang mempcngaruhi mutu jasa penyuluhan pertanian
yang disdcnggarakan saat ini dan potcnsi pcrbaikannya
( 4 ) Mcnyusun modcl pcnyuluhan pcrtanian yzt~igbcrt)ricntasi pada buhu~uhanp c t a n ~ .

( 5 ) Merumuskan strategi pningkatan mutu jasa penyuluhan pertanian agar mampu
rnernenuhi atau rnelebihi kebutuhan ptani sebagai pelanggan jasa penyuluhan
pertanian.

K q u n a a n Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai kegunaan dalam
meningkatkan

mutu

jasa

penyuluhan

perbnian

bag1

pihak-pi hak

yang

menyelenggarakan penyuluhan pertanian sehingga petani sebagai pelanggan jasa
peny uluhan pertanian mendapatkan manfaat yang lebi h besar. Secara spesi fi k kegunaan

penelitian ini antara lain :
( I ) Mernberi kan garnbaran tentang kebutuhan petani dalarn rangka meningkatkan

usaha pertanian sebagai salah satu dasar pelaksanaan peny uluhan pertanian kepada

penyuluh maupun organisasi penyuluhan pertanian.
(2) Memberi infomasi tentang kinej a peny uluhan pertanian saat ini, diantaranya

adalah infomasi kebutuhan-kebutuhan petani apa saja yang sudah dipenuhi atau

belum dipenuhi penyuluhan pertanian, informasi tentang pengaruh tingkat
kebutuhan petani pada penilaian petani pada kinerja penyul uhan pertanian, serta
informasi tentang pengaruh kincrja penyuluhan pertanian saat ini terhadap kinerja
petani.
(3) Memberikan inforniasi

tcntarlg

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kineqa

penyuiuhan pcrtanian schi ngga pclaksana pen!-uluhan perbanian dapat melakukan
pcrhaikan Iiincrja yany susuai dcngan I;cbutuhan peiani.

(4) Menghasilkan model penyuluhan pertanian yang dapat digunakan untuk menyusun

kebijakan penyusunan mekanisme penyuluhan pertanian yang mcrlcakup krbagai
aspek kebutuhan dalam sub sistem penyuluhan pertanian.

( 5 ) Menyufun strategi peningkatan mutu penyuluhan pertanian agar &pat dijadikan
acuan bag pi hak-pi hak yang menyelenggarakan penyu Iuhan pertani an untuk

rnengadakan perbai kan mutu.

( 6 ) Semua hasil penejitian ini dapat dijadikan informasi bagi penelitian bidang ilmu
penyuluhan pembangunan atau bidang-bidang lain yang terkait.

Awal Kernunculan Penyuluhan Pertanian.

Istilah penyuluhan pertanian pertama kali muncul pada pertengahan abad kc-18,
ketika penguasa kolonial I nggris, melalui para bawahan Gukrnur Jendral secara
sistematis ~nempmmosikanusahatani kentang untuk mengatasi kelaparan di irlandia

(Bauer, Hoffman, dan Keller, 1998). Tepatnya, istilah university exrenvicln atau
extension ($the ut~iversitydipergunakan di Inggris pada tahun 1 840-an. Sekitar tahun

1867-68, James Stuart dari Trinity College (Cambridge) untuk pertama kalinya

berceramah kepada prkurnpulan wanita dan perkurnpulan pekerja pria di In&s

Utara. Stuart kemudian dianggap sebagai bapak penyuluhan. Pada tahun 1 87 1 , Stuart
rnengusulkan pada Universi tas Cambridge agar peny uluhan dijadikan mata kuliah. Pada

tahun 1 873 Cambridge secara resmi menerapkan sistem penyuluhan, di i kuti oleh
Universitas London (1876) dan Universitas Oxford (1878). Menjelang tahun 1880

kegiatan ini telah menjadi gerakan peny ul uhan tempat perguruan tinggi melebarkan
sayapnya ke luar kampus (van den Ban dan Hawkins, 1988).
Pada pertengahan abad ke- 1 9, di Serman di kenal initerun~ (cuuhers yang
menyampaikan pcngetahuan kepada pctani dari desa yang satu ke desa yang lain.

Tuj uan awal nya tidak men!-ampai kan pengctahuan baru tetapi mcnyam paikan
wngctahuan-pengetahuarl yang &pat ciiterirr~aoleh para petani (f3auc.r, ffnf'tinan, dan
Kel lcr, 1998). SqaL aiial ahad LC-20 istilah peilyuluhan pcrtariian rnutai digunakan
sccara utrlurn dl /lnit.r~huSer~liat untuk nicnunjukkan hat~\va sasaran p c n ~ a j a r a ndl
unikcrsitax t ~d;rl, ti;lri\

p~haiiyanc

;i

rcrt~ata5dl Iin& irrig;in kalnpus tcrapi dipcrluas hingga scmua

l l ~ c l J
r I~ t~lngL
~ L I I I ~ ; I T I Irinii;iplln

t'c;i\~ul uhan daiatn pcngurtiatl

i t ~ td~paudang

sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa yang menugaskan staf universitas

(dosen) sebagai staf pengajar (penyuluh). Bertahun-tahun ha1 ini rnenjadi kegiatan

utarna akaderni pertanian yang rnernpekerjakan penyuluh daerah di setiap negara

bagian. Karena menumnnya jumlah petani, dinas penyuluhan kemudian berupaya
melayani semua warp dengan memberikan informasi yang tersedia dari berbagai

sumber di universitas (van den Ban dan Hawkins, 1988).
Saat ini, hampir semua negara di dunia mempunyai jasa penyuluhan pertanian
yang bersifat formal. Di negara-negara yang sedang berkembang, seki tar separoh dari

jasa pelayanan penyuluhan yang ada dibentuk pada tahun 1970-an dan f 980-an. Semua
jasa penyuluhan pertanian tersebut dijalankan oleh pemerintah n e w yang
bersangkutan (Bauer, Hoffman, dan Keller, 1998). Tujuan utama dari penyuluhan di

negara-negara berkembang bekas jajahan ini adalah berusaha mentransfer pengetahuan
baru atau pengetahuan yang sudah ada kepada petani untuk rnencapai suatu negara yang
lebih rnakmur. Penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di negara-negara tersebut
merupakan potret klasik dari konsep penyuluhan yang bersi fat tc~p-Jown.
Di Indonesia, penyuluhan pertanian dimulai pada tahun 1905. Pada saat itu
semua aktivitas pemerintahan termasuk penyuluhan prtanian yang ada di bawah
pengelolaan Departemen Pertanian dituj ukan untuk membantu program-progarn

pemerintah kolonial Belanda. Pelaksana penyuluhan pertanian adalah para pangrch
praja yang melaksanakan penyul uhan pertanian dengan dasar peri n tah kepada petani.

Pada tahur, 1908, Dcpartemen Pertanian telah memiliki pcgawai penasehat pertanian
yang bertug