Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Fungsional Berbasis Tepung Torbangun pada Ibu yang Mendapat Konseling Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi
PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
FUNGSIONAL BERBASIS TEPUNG TORBANGUN PADA IBU
YANG MENDAPAT KONSELING MENYUSUI TERHADAP
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERTUMBUHAN BAYI
TETTY HERTA DOLOKSARIBU
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Fungsional Berbasis Tepung
Torbangun pada Ibu yang Mendapat Konseling Menyusui terhadap Pemberian
ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Tetty Herta Doloksaribu
NIM I162100031
RINGKASAN
TETTY HERTA DOLOKSARIBU. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan
Fungsional Berbasis Tepung Torbangun pada Ibu yang Mendapat Konseling
Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi.
Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, M. RIZAL M. DAMANIK dan SRI
ANNA MARLIYATI.
Pemberian ASI eksklusif merupakan praktek pemenuhan gizi yang paling
ideal untuk bayi sejak lahir hingga umur 6 bulan, namun cakupan di Indonesia
berdasarkan Riskesdas tahun 2013 hanya 30.2%. Faktor ASI belum keluar atau
produksi ASI yang tidak cukup merupakan faktor penghambat yang paling umum
menyebabkan berhentinya praktek pemberian ASI eksklusif. Faktor lainnya
adalah pengetahuan ibu tentang manfaat menyusui yang tidak memadai dan
kurangnya dukungan keluarga. Di sisi lain, ibu menyusui membutuhkan zat-zat
gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui pada
golongan umur yang sama. Namun, hasil survei konsumsi makanan individu di
Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari kelompok umur
ibu menyusui dengan konsumsi energi
FUNGSIONAL BERBASIS TEPUNG TORBANGUN PADA IBU
YANG MENDAPAT KONSELING MENYUSUI TERHADAP
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERTUMBUHAN BAYI
TETTY HERTA DOLOKSARIBU
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Fungsional Berbasis Tepung
Torbangun pada Ibu yang Mendapat Konseling Menyusui terhadap Pemberian
ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Tetty Herta Doloksaribu
NIM I162100031
RINGKASAN
TETTY HERTA DOLOKSARIBU. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan
Fungsional Berbasis Tepung Torbangun pada Ibu yang Mendapat Konseling
Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi.
Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, M. RIZAL M. DAMANIK dan SRI
ANNA MARLIYATI.
Pemberian ASI eksklusif merupakan praktek pemenuhan gizi yang paling
ideal untuk bayi sejak lahir hingga umur 6 bulan, namun cakupan di Indonesia
berdasarkan Riskesdas tahun 2013 hanya 30.2%. Faktor ASI belum keluar atau
produksi ASI yang tidak cukup merupakan faktor penghambat yang paling umum
menyebabkan berhentinya praktek pemberian ASI eksklusif. Faktor lainnya
adalah pengetahuan ibu tentang manfaat menyusui yang tidak memadai dan
kurangnya dukungan keluarga. Di sisi lain, ibu menyusui membutuhkan zat-zat
gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui pada
golongan umur yang sama. Namun, hasil survei konsumsi makanan individu di
Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari kelompok umur
ibu menyusui dengan konsumsi energi