Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
1
KEPATUHAN IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN
ASIEKSKLUSIF
PADA BAYI BARU LAHIR DI DESA SIDODADI KECAMATAN
BIRU
–
BIRU KABUPATEN DELISERDANG
TAHUN 201
DWI HANDAYANI 115102091
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Judul KTI : Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
Nama : Dwi Handayani
Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Asi eksklusif adalah pemberian Asi selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi baru lahir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu di desa Sidodadi yang menyusui bayinya dari bulan November tahun 2011 – Maret tahun 2012.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sidodadi Kecamatan Biru – Biru kabupaten Deliserdang Tahun 2012
Metodologi : Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Crossectional. Jumlah sampel peneliti adalah 32 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan responden dalam memberikan ASI Eksklusif mayoritas yang berpendidikan SMP dinyatakan patuh sebanyak 9 responden (28,1%) yang memiliki 2 anak mayoritas dinyatakan tidak patuh sebanyak 12 responden (37,5%) yang memiliki pekerjaan IRT mayoritas dinyatakan tidak patuh sebanyak 10 responden (31,25%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir”. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Christoffel L.Tobing, SpOG (k) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua, Ayah (Ramlan) dan Ibu (Aminah), kakak (Sri Rahayu), serta Adik peneleti (Anggie Martha Julianti dan Arif wibawa Damanik) yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian. 6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih
(5)
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan tanggapan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan serta memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membaca.
Medan, 2012 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat penelitian ... 4
1. Bagi Tenaga Kesehatan ... 4
2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4
4. Bagi Suami……… ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep kepatuhan ... 5
(7)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ... 6
B. ASI Eksklusif ... 8
1.Pengertian ... 8
2. Manfaat pemberian ASI bagi bayi ... 9
3.Persiapan Agar Ibu Berhasil Menyusui……… 11
4. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian ASI ... 12
5. Hal-hal yang mempengaruhi ASI……….. . 14
BAB III. KERANGKA KONSEP A. Konsep penelitian ... 15
B. Defenisi Operasional ... 15
BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 17
B. Populasi dan Sampel ... 17
1. Populasi ... 17
2. Sampel ... 17
C. Lokasi dan Waktu penelitian ... 17
D. Prosedur Penelitian ... 18
E. Alat Pengumpulan Data ... 18
F. Validitas dan Reliabilitas ... 19
G. Prosedur Pengumpulan Data... 19
H. Analisa Data ... 20
(8)
DAFTAR SKEMA
Halaman
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Content Validity
Lampiran 2 : Lembar persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Kepala Desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deliserdang
(11)
Judul KTI : Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
Nama : Dwi Handayani
Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Asi eksklusif adalah pemberian Asi selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi baru lahir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu di desa Sidodadi yang menyusui bayinya dari bulan November tahun 2011 – Maret tahun 2012.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir di Desa Sidodadi Kecamatan Biru – Biru kabupaten Deliserdang Tahun 2012
Metodologi : Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Crossectional. Jumlah sampel peneliti adalah 32 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan responden dalam memberikan ASI Eksklusif mayoritas yang berpendidikan SMP dinyatakan patuh sebanyak 9 responden (28,1%) yang memiliki 2 anak mayoritas dinyatakan tidak patuh sebanyak 12 responden (37,5%) yang memiliki pekerjaan IRT mayoritas dinyatakan tidak patuh sebanyak 10 responden (31,25%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah.Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironinya, pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan.Di kehidupan kota besar kita lebih sering melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui oleh ibunya. Sementara di pedesaan, kita melihat bayi yang baru berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI(Roesli, 2009, hal.3).
Sekitar 40 tahun silam, jumlah wanita yang memilih menyusui sendiri bayinya mulai berkurang. Jumlah terendah terjadi ditahun-tahun awal 70an ketika kurang dari 40% yang memilih ASI, dan pada minggu ke enam setelah melahirkan, kurang dari 20% memberikan ASI kepada bayinya. Sejak itu kemudian ada kecenderungan untuk kembali memberikan ASI, khususnya diantara wanita kelas menengah, dan sekarang sekitar 75% wanita mulai menyusui bayinya dan 35% masih menyusui 3 bulan kemudian(Llewellyn-Jones, 2005, hal. 292).
Asi eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim(Kristiyanasari,2009, hal.23).Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi asi saja selama 6 bulan pertama kehidupannya.Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan(Suherni, dkk, 2009, hal.39).
(13)
Akhir-akhir ini, sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran.Sementara itu, menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi(Prasetyono, 2009, hal.29).
Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan seperti yang disarankan organisasi kesehatan dunia (WHO). Sentra Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 15% ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat. Ironisnya, pada tahun 2005-2006, bayi di Amerika Serikat yang mendapatkan ASI eksklusif justru meningkat menjadi 60-70%.Saat ini, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah, yaitu kurang dari 2% jumlah total ibu melahirkan(Yuliarti, 2010, hal.1).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya.Namun, menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.Cakupan ASI eksklusif selama 6 bulan juga menurun dari 42,4% pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002. Sementara itu, penggunaan susu formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun, yakni dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002(Iswati, 2009, hal. 20).
(14)
Dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat member ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif(Roesli, 2009, hal.2).
Uraian di atas menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang bagaimana kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan Asi eksklusif pada bayi baru lahir di Desa Sidodadi Kec. Biru-biru Kab.deliserdang tahun 2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan bagaimanakah kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan Asi eksklusif pada bayi baru lahir di Desa Sidodadi kec. Biru-biru Kab.deliserdang tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir di Kec. Biru-biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan tingkat pendidikan.
b. Mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan paritas.
c. Mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan pekerjaan.
(15)
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi dalam melaksanakan asuhan kebidanan serta sebagai sumber informasi bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan asi eksklusif kepada bayinya.
2. Bagi penelitian kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya pemberian asi eksklusif terhadap bayi baru lahir dengan pedoman untuk mengembangkan wawasan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya terkait dengan kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEPATUHAN
1. Definisi Kepatuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pranoto,2007), patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Sarafino (1990) dikutip oleh (Slamet B, 2007), mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi (Degresi, 2005).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Menurut (Niven, 2008, hal.198) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif.
(17)
b. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan antenatal care adalah jarak dan waktu, biasanya ibu cenderungmalas melakukan antenatal care pada tempat yang jauh.
c. Modifikasi faktor lingkungan dan social
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan menurunkan konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada antenatal care, lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada ibu dan bayinya, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk pada proses antenatal care.
d. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan klien terlihat aktif dalam pembuatan program pengobatan (terapi). Keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care dipengaruhi oleh kesehatan saat hamil. Keluhan yang diderita ibu akan membuat ibu semakin aktif dalam kunjungan antenatal care.
e. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, semakin baik pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan antenatal care .
(18)
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula ibu melaksanakan antenatal care (Azwar, 2007).
g. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan teratur melakukan antenatal care (Notoatmodjo, 2007).
h. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya Ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy, 2006).
Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan:
(19)
1.Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan meliputi porsi, jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.
2.Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat serta kapan saatnya kontrol.
3.Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.
4.Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk datang melakukan antenatal care.
A. Asi Eksklusif
1. Pengertian
Terdapat pengertian Asi ekslusif menurut para ahli antara lain :
a. Asi eksklusif adalah pemberian Asi selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi tim. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih( Maryunani, 2009, hal.60).
b. Utami (2005) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim(Rahmawati, dkk, 2009, hal.38)
Setiap ibu mengahasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI esklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangaun SDM yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama.Selain itu, dalam proses
(20)
menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalm kehidupannya ( Sohleha,2008).
2. Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi
a. ASI Sebagai Nutrisi
ASI seorang ibu secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu, Komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari 4 atau 7 (kolostrum), berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14(ASI matang). Bahkan terdapat pula perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit.
ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuanttasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai
(21)
kadar protektif pada waktu berusia 9-12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi.
Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaianya disbanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.
c. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan 1. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak yaitu faktor genetic dan faktor lingkungan. a) Faktor genetik
Faktor genetik atau faktor bawaan menetukan potensi genetic atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua.Faktor ini tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa.
b) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan apakah faktor genetic akan dapat tercapai secara optimal.Faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak. d. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya.Ia juga akan merasa aman dan tenteram, karena masih dapat mendengar detak
(22)
jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritualis yang baik.
(Roesli, 2009, hal.7)
3.Persiapan Agar Ibu Berhasil Menyusui
a. Persiapan fisik ibu :
1) Makanan yang bergizi disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar kenaikan berat badan ibu selama hamil sekitar 11 kg.
2) Senam hamil
3) Pemeriksaan kehamilan yang teratur. 4) Cukup istirahat
b. Persiapan mental ibu
1) Meyakinkan ibu bahwa menyusui merupakan proses alamiah dan setiap ibu dapat menyusui asalkan dilaksanakan dengan baik
2) Menambahkan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menjelaskan tentang mitos seputar ASI sehingga ibu termotivasi untuk menyusui
3) Mengikutsertakan suami dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam menyusui.(Yuliarti,2010.hlm.40).
4.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian ASI :
a. Bayi sering menangis
Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi. Apabila bayi menangis terlalu lama maka ia akan menjadi lelah sehingga kemampuan mengisapnya berkurang.Selain itu ibu juga menjadi kesal sehingga dapat mengganggu proses laktasi.
(23)
b. Bayi kembar
Sebagian ibu menganggap bahwa apabila ia melahirkan bayi kembar maka ASI-nya pasti tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi kembarnya.Ibu akan memberikan makanan tambahan pada bayi kembarnya tanpa mencoba dahulu. Hal tersebut tidak benar. Produksi ASI sesuai dengan rangsangan yang diberikan sehingga bayi kembar tersebut akan merangsang lebih sering/banyak sehingga produksi ASI juga lebih banyak. Setiap bayi harus disusukan pada payudara secara bergantian.Alasannya adalah agar memberikan variasi pada bayi (tidak menetap pada satu sisi terus menerus) dan member rangsangan yang sama pada kedua puting karena kemampuan menghisap masing-masing berbeda.Menyusui bayi kembar dapat langsung bersamaan atau bergantian.Kalau menyusui begantian sebaiknya dimulai dengan yang lebih kecil dahulu.
c. Bayi premature atau berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah dalam menyusui karena refleks menghisapnya lemah.Untuk bayi dengan kondisi demikian, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperah dan diberikan pada bayi dengan menggunakan sonde lambung atau pipet.Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap, sementara ASI yang dikeluarkan dapat diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting.
d. Bayi sumbing
Bila celah hanya terdapat pada bibir atau langit-langit saja, biasanya bayi dapat disusukan dengan posisi tertentu.Cara menyusui yang dianjurkan antara lain :
i) Posisi bayi duduk
ii ) Ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah bibir bayi.Bla celahnya luas meliputi bibir, gusi, dan langit-langit keras maka perlu dibuatkan protese yang akan menutup
(24)
celah itu agar bayi dapat minum tanpa tersedak.Bayi diberikan ASI perah dengan pipet, cangkir atau sendok dengan posisi agak tegak.
e. Bayi Kuning
Ada dua situasi pada ikterus yang dihubungkan dengan pemberian ASI.Ikterus yang terjadi adalah ikterus yang timbul dini, yang disebabkan oleh faktor ASI pada hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran feses sedikit saehingga meningkatkan sirkulasi enterohepatik.Menyusui diini sangat penting agar bayi mendapat kolostrum yang bersifat purgative.Ibu disuruh menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran feses lebih lancar.Yang agak jarang adalah ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama.Ikterus ini disebabkan oleh adanya zat yang terdapat pada sebagian ibu yang dapat menghambat fungsi enzim glukoronide transferase.Walaupun belum pernah dilaporkan sebagai penyebab ikterus, namun bila bilirubin mencapai kadar yang mengkhawatirkan maka bayi perlu dirawat untuk mendapat terapi sinar dan untuk sementara pemberian ASI dihentikan.Pemberian ASI akan dilanjutkan kembali setelah kadar bilirubin menurun (biasanya paling lama 2x2 jam) sambil dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan ikterus yang lain.(Yuliarti, 2010, hal.35)
5. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan Ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kalenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari.
(25)
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.Untuk memperoleh ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
c.Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi ang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
d.Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormone progesterone dan estrogen lebih banyak lagi dan hormone oxytocin.
e.Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone terutama prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.
f. Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
g.Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.
h.Faktor obat-obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormone mempengaruhi hormone prolaktin dan oxitocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila
(26)
hormone-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.
(27)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini bersifat deskripitif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Setiadi, 2007).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka peneliti mengembangkan kerangka konsep peneliti yang berjudul “Kepatuhan Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI eksklusif di Desa Sidodadi tahun 2012”. Dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 1.1 Kerangka konsep penelitian
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasioanal adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin mengguanakan variabel yanng sama (Setiadi, 2007). Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yanng menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006).
Table 3.1 Defenisi operasional Kepatuhan ibu
Menyusui
(28)
No Variabel Penelitian
Defenisi Operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Kepatuhan
ibu dalam memberik an ASI eksklusif pada bayi baru lahir Ketaatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
Kuesioner Wawancara Jika skore 0-8 = tidak ada kepatuhan
Jika skore 9-15= ada kepatuhan
Ordin al
2 Paritas Jumlah
persalinan yang pernah dialami ibu bersalin di desa Sidodadi
Kuesioner Wawancara 1= Anak 1 2= Anak 2 3= Anak 3 4=Anak >4
Rasio
3 Pendidikan Jenjang pendidikan ibu bersalinan di desa Sidodadi dari tingkat yang rendah ke tingkat
Kuesioner Wawancara 1= SD 2= SMP 3= SMA 4= PT
(29)
yang tinggi untuk menyelesaik an suatu pendidikan
4 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu bersalin di desa Sidodadi setiap harinya untuk kehidupanna
Kuesioner wawancara 1=Ibu rumah tangga
2=Petani 3=Wiraswasta 4=PNS
(30)
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mendeskripsikan tingkat kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2009, hal. 13).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu di desa Sidodadi yang menyusui bayinya dari bulan Januari tahun 2012 – April tahun 2012.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005), besar sampel dalam penelitian adalah 32 orang. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan total sampling yaitu mengumpulkan seluruh data jumlah populasi, Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan pertanyaan kepada responden yang ada didesa yang termasuk dalam kriteria sampel.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sidodadi Kec. Delitua. Dari survei yang dilakukan oleh peneliti, desa ini memiliki jumlah ibu menyusui yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk dijadikan sampel oleh peneliti. Rata-rata jumlah ibu bersalin adalah lebih kurang 32 orang, sehingga peneliti memilih desa ini sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – April 2012.
(31)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Desa Sidodadi Kec. Delitua Kab. Deli Serdang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
E.Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir di desa Sidodadi Kec. Delitua Kab. Deli Serdang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada kepala desa Sidodadi. Peneliti melakukan total sampling yaitu pada ibu yang menyusui bayinya. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian, sekaligus meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent.
F. Validitas dan Reliabilitas
Validitas instrumen adalah ketetapan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai
(32)
kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan content validity (Syofian, 2010) Uji validitas ini telah dilakukan content validity dan didapat nilai 0,72 dengan mengujikannya kepada dr.Zulkifli Msi.
Selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrumen untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Machfoed, 2009, hal. 78-87). Uji Reliabilitas sudah dilakukan kepada sepuluh orang ibu menyusui di desa Sidorejo dengan menggunakan Cronbach Alpha pada program SPSS versi 18.0. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner Kepatuhan Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir adalah 0,7 (Reliabel).
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Desa Sidodadi. Surat izin tersebut pertama sekali diberikan kepada Bapak Kepala desa Sidodadi setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan pengumpulan data didesa tersebut serta mendatangi responden yang ada di desa tersebut dan meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden secara suka rela. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden bagaimana proses wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti nanti kepada responden. Pengisian kuesioner
(33)
dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda ceklist pada jawaban yang dianggap sesuai dengan pernyataan dan kondisi responden. Responden diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan semua pertanyaan dijawab dengan jujur oleh responden. Setelah lembar kuesioner di isi oleh peneliti, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut.
Metode penelitian ini menggunakan Skala Guttman, skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu ”ya-tidak”, ”benar-salah”, ”positif -negatif” dan lain-lain. Dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu ”setuju” atau ”tidak setuju” penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala gttman dibuat dalam bentuk check list. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol. Pernyataan dibagi menjadi dua yaitu pernyataan negatif yang terdapat pada pernyataan nomor 4,5, 6, 10, 12, 13, 15 dan pernyataan positif yang terdapat pada nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 11, 14.
Misalnya untuk jawaban ya pertanyaan positif diberi skore (1) dan tidak diberi skore (0), untuk pertanyaan negatif jawaban ya diberi skore (0) dan jawaban tidak diberi skore(1) dengan perhitungan :
n + 1 15 + 1
Kategori 2
= 8
Jika skore 0 - 8 = tidak ada kepatuhan
(34)
Keterangan :
N = jumlah soal
H. Analisis Data
Dalam pengumpulan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan diantaranya editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan, coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yaitu : kode 0 Jawaban salah, kode 1 jawaban benar, processing yaitu setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan kedalam program komputer SPSS yaitu melakukan tehnik analisis. Teknik digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti.Analisa yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi tiap variabel yang diteliti dengan cara komputerisasi. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Data yang bersifat numerik akan dicari mean, dan standar deviasinya kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.
(35)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini bersifat deskripitif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Setiadi, 2007).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka peneliti mengembangkan kerangka konsep peneliti yang berjudul “Kepatuhan Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI eksklusif di Desa Sidodadi tahun 2012”. Dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 1.1 Kerangka konsep penelitian
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasioanal adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin mengguanakan variabel yanng sama (Setiadi, 2007). Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yanng menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006).
Table 3.1 Defenisi operasional Kepatuhan ibu
Menyusui
(36)
No Variabel Penelitian
Defenisi Operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Kepatuhan
ibu dalam memberik an ASI eksklusif pada bayi baru lahir Ketaatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
Kuesioner Wawancara Jika skore 0-8 = tidak ada kepatuhan
Jika skore 9-15= ada kepatuhan
Ordin al
2 Paritas Jumlah
persalinan yang pernah dialami ibu bersalin di desa Sidodadi
Kuesioner Wawancara 1= Anak 1 2= Anak 2 3= Anak 3 4=Anak >4
Rasio
3 Pendidikan Jenjang pendidikan ibu bersalinan di desa Sidodadi dari tingkat yang rendah ke tingkat
Kuesioner Wawancara 1= SD 2= SMP 3= SMA 4= PT
(37)
yang tinggi untuk menyelesaik an suatu pendidikan
4 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu bersalin di desa Sidodadi setiap harinya untuk kehidupanna
Kuesioner wawancara 1=Ibu rumah tangga
2=Petani 3=Wiraswasta 4=PNS
(38)
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mendeskripsikan tingkat kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2009, hal. 13).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu di desa Sidodadi yang menyusui bayinya dari bulan Januari tahun 2012 – April tahun 2012.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005), besar sampel dalam penelitian adalah 32 orang. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan total sampling yaitu mengumpulkan seluruh data jumlah populasi, Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan pertanyaan kepada responden yang ada didesa yang termasuk dalam kriteria sampel.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sidodadi Kec. Delitua. Dari survei yang dilakukan oleh peneliti, desa ini memiliki jumlah ibu menyusui yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk dijadikan sampel oleh peneliti. Rata-rata jumlah ibu bersalin adalah lebih kurang 32 orang, sehingga peneliti memilih desa ini sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – April 2012.
(39)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Desa Sidodadi Kec. Delitua Kab. Deli Serdang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
E.Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir di desa Sidodadi Kec. Delitua Kab. Deli Serdang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada kepala desa Sidodadi. Peneliti melakukan total sampling yaitu pada ibu yang menyusui bayinya. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian, sekaligus meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent.
F. Validitas dan Reliabilitas
Validitas instrumen adalah ketetapan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai
(40)
kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Dalam menguji validitas instrument maka dilakukan content validity (Syofian, 2010) Uji validitas ini telah dilakukan content validity dan didapat nilai 0,72 dengan mengujikannya kepada dr.Zulkifli Msi.
Selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrumen untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Machfoed, 2009, hal. 78-87). Uji Reliabilitas sudah dilakukan kepada sepuluh orang ibu menyusui di desa Sidorejo dengan menggunakan Cronbach Alpha pada program SPSS versi 18.0. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner Kepatuhan Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir adalah 0,7 (Reliabel).
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Desa Sidodadi. Surat izin tersebut pertama sekali diberikan kepada Bapak Kepala desa Sidodadi setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan pengumpulan data didesa tersebut serta mendatangi responden yang ada di desa tersebut dan meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden secara suka rela. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden bagaimana proses wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti nanti kepada responden. Pengisian kuesioner
(41)
dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda ceklist pada jawaban yang dianggap sesuai dengan pernyataan dan kondisi responden. Responden diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan semua pertanyaan dijawab dengan jujur oleh responden. Setelah lembar kuesioner di isi oleh peneliti, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut.
Metode penelitian ini menggunakan Skala Guttman, skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu ”ya-tidak”, ”benar-salah”, ”positif -negatif” dan lain-lain. Dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu ”setuju” atau ”tidak setuju” penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala gttman dibuat dalam bentuk check list. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol. Pernyataan dibagi menjadi dua yaitu pernyataan negatif yang terdapat pada pernyataan nomor 4,5, 6, 10, 12, 13, 15 dan pernyataan positif yang terdapat pada nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 11, 14.
Misalnya untuk jawaban ya pertanyaan positif diberi skore (1) dan tidak diberi skore (0), untuk pertanyaan negatif jawaban ya diberi skore (0) dan jawaban tidak diberi skore(1) dengan perhitungan :
n + 1 15 + 1
Kategori 2
= 8
Jika skore 0 - 8 = tidak ada kepatuhan
(42)
Keterangan :
N = jumlah soal
H. Analisis Data
Dalam pengumpulan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan diantaranya editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan, coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yaitu : kode 0 Jawaban salah, kode 1 jawaban benar, processing yaitu setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan kedalam program komputer SPSS yaitu melakukan tehnik analisis. Teknik digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui frekuensi dan persentase masing-masing variabel yang akan diteliti.Analisa yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi tiap variabel yang diteliti dengan cara komputerisasi. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Data yang bersifat numerik akan dicari mean, dan standar deviasinya kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.
(43)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kepatuhan Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir di Desa Sidodadi Kecamatan Biru - biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2012. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Januari hingga April 2012 di Desa Sidodadi Kabupaten Deli serdang . Dengan jumlah responden sebanyak 32 orang responden.
Untuk mengidentifikasi kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusip pada Bayi BAru Lahir, berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden di desa Sidodadi Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deliserdang.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepatuhan Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir di Desa Sidodadi Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang 2012
Karakteristik f %
A. Umur
20- 25 tahun 14 43,8
26-30 tahun 9 28,1
31-35 tahun 7 21,9
36- 40 tahun 2 6,3
Total 32 100.0
B. Paritas
1 anak 9 28,1
2 anak 19 59,4
3 anak 3 9,4
>4 anak 1 3,1
Total 32 100.0
C. Pendidikan
SD 9 28,1SMP
13 40,6
SLMA 6 18,8
PT 4 12,5
Total 32 100,0
D. Pekerjaan
IRT 19 59,4
Petani 3 9,4
Wiraswasta 7 21,9
PNS 3 9,4
(44)
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah paritas. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa ibu yang berumur 20 - 25 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang ( 43,8%), pendidikan terbanyak sekolah menengah pertama ( SMP ) yaitu 13 orang (40,6 %), pekerjaan terbanyak IRT yaitu 19 orang ( 59,4 %), dan jumlah paritas terbanyak adalah responden yg memiliki 2 orang anak yaitu ada 19 orang ( 59,4 %).
2. Kepatuhan responden
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Positif
Kepatuhan Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI Eksklusif di Desa Sidodadi Kec. Biru – Biru Tahun 2012
No
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Ya Tidak
f % F %
1. Ibu memberikan ASI kepada bayi selama 6 bulan 18 56,3 14 43,8 2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi 19 59,4 13 40,6
3 Ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif
18 56,3 14 43,8
4 Ibu memberikan makanan tambahan selain ASI kepada bayi
14 43,8 18 56,3
5 Ibu merasa memberikan susu formula lebih praktis dan ekonomis
14 43,8 18 56,3
6 Ibu tahu bahwa susu formula tidak mempunyai manfaat seperti ASI
13 40,6 19 59,4
7 Ibu memberikan ASI ketika ibu kembali bekerja 18 56,3 14 43,8 8 Ibu tahu bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif
akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
18 56,3 14 43,8
(45)
memberikan susu formula kepada bayi
10 Ibu memeras air susu dan menyimpannya didalam botol untuk bayi nya ketika ibu tidak sempat memberikan ASI
14 43,8 18 56,3
11 Ibu memberikan susu formula pada hari pertama setelah melahirkan
19 59,4 13 40,6
12 Ibu tahu bahwa ASI EKsklusip bisa meningkatkan kecerdasan
13 40,6 19 59,4
13
Ibu beranggapan bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI melalui iklan di televisi, radio, atau surat kabar
14 43,8 18 56,3
14 Ibu tau bahwa kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI
18 56,3 14 43,8
15 Ibu memberikan ASI pada malam hari saja. 13 40,6 19 59,4
Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban kepatuhan ibu didapati bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan “ya” yaitu pada pertanyaan nomor 2 dan 11 sebanyak orang (59,4%), dan didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab “ya” yaitu pada pertanyaan nomor 6, nomor 12 dan nomor 15 sebanyak orang ( 40,6%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab “tidak” yaitu pada pertanyaan nomor 6, nomor 12 dan nomor 15 sebanyak 19 orang ( 59,4%), dan didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab “tidak” yaitu pada pertanyaan nomor 2 dan 11 sebanyak 13 orang ( 40,6%).
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Baru Lahir Didesa Sidodadi
Kec.Biru-Biru Kab.Deliserdang Tahun 2011
Kategori f (%)
Ada kepatuhan 15 46,9
Tidak ada kepatuhan 17 53,1
(46)
Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan kepatuhan responden sebagian mayoritas menunjukkan tidak patuh memberikan ASI eksklusif yaitu 17 orang (46,9 %) dan ada kepatuhan 15 orang (53,1%).s
A. Pembahasan
1. Karakteristik Ibu kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 32 ibu yang menjadi responden ditemukan mayoritas ibu berumur 20-25 tahun sebanyak 14 orang (43,8 %) dan minoritas ibu yang berumur 36 - 40 tahun sebanyak 2 orang (6,3 %). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.
Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu 13 orang (40,6 %) dan minoritas tidak tamat PT yaitu 4 orang (12,5 %). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.
Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai IRT yaitu 19 orang (59,4 %) dan minoritas ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 3 orang (9,4%)
(47)
dan petani sebanyak 3 orang (9,4%). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 19 orang (59,4 %) dan minoritas ibu berparitas >4 orang sebanyak 1 orang (3,1 %). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun bayi yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu
2. Kepatuhan Ibu menyususi dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden tidak memiliki kepatuhan dalam memberikan ASI eksklusif sebanyak 17 responden (46,9 %) dan minoritas responden memiliki kepatuhan sebanyak 15 orang (53,1 % %).
Responden masih banyak menjawab salah pada pernyataan yang seharusnya dilakukan oleh ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.Sehingga mayoritas ibu tidak memilki kepatuhan dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah yang berpendidikan SMP sebanyak 9 responden (28,1 %) yang dinyatakan patuh..Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan paritas mayoritas adalah yang memiliki 2 anak sebanyak 12 orang (37,5) dinyatakan tidak patuh.Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan pekerjaan adalah yang bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 10 orang (31,25%) dinyatakan tidak patuh.
(48)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi baru lahir diperoleh :
1. Dari segi karakteristik tentang kepatuhan ibu menyusui pada bayi baru lahir diketahui bahwa ibu yang berumur 20 - 25 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 orang
( 43,8%), pendidikan terbanyak sekolah menengah pertama ( SMP ) yaitu 13 orang (40,6 %), pekerjaan terbanyak IRT yaitu 19 orang ( 59,4 %), dan jumlah paritas terbanyak adalah responden yg memiliki 2 orang anak yaitu ada 19 orang ( 59,4 %). 2. Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan
tingkat pendidikan mayoritas adalah yang berpendidikan SMP sebanyak 9 responden (28,1 %) yang dinyatakan patuh.
3. Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan paritas mayoritas adalah yang memiliki 2 anak sebanyak 12 orang (37,5) dinyatakan tidak patuh
4. Kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan asi eksklusif pada bayi baru lahir berdasarkan pekerjaan adalah yang bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 10 orang (31,25%) dinyatakan tidak patuh.
(49)
B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini adalah :
1. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di masyarakat dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif
2. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga dapat memberikan ASI Esklusif kepada bayinya.
3. Bagi Peneliti Lanjut
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya terkait dengan kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
(50)
DAFTAR PUSTAKA
Ambrawati , R.E, Wulandari. D.(2009). Asuhan Kebidanan Nifas, Jogyakarta. Mitra Cendika.
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan,Jakarta. EGC
Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung. Alfabeta. Roesli, Utami (2002). Mengenal Asi Eksklusif,Jakarta, Trubus Agriwidya.
Maryunani, Anik (2009).Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (postpartum, Jakarta.Mitra Cendika.
Iswanti, E.(2009). Pahami Pertumbuhan Hari Demi Hari Bayi Anda, Yogyakarta. Garailmu. .
Kamus Besar Bahasa Indonesia,(2007), Jakarta, Balai Pustaka
Kristiansari, W.(2009). ASI,Menyusui & SADARI, Jogyakarta. Nuha Medika Notoadmodjo, S.(2007) Metode Penelitian, Jakarta. Rineka Cipta.
Roesli,U. (2007). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif, Jakarta. Pustaka Bunda Suherni, Widyasih, H & Rahmawati, A.(2009). Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta.
(51)
KEPATUHAN IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF KEPADA BAYI BARU LAHIR DI DESA SIDODADI KECAMATAN
DELITUA KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2012
KUESIONER
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada salah satu kotak yang sesuai dengan jawaban responden
1. No Responden :
2. Umur : ………thn
3. Pekerjaan : ( ) Wiraswasta
( ) Petani
( ) PNS
( ) Ibu Rumah Tangga
4. Tingkat pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA
( ) Perguruan tinggi (PT) 5. Paritas (Jumlah anak) : ( ) 1
( ) 2
(52)
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada salah satu kotak yang sesuai dengan jawaban responden
1. Ibu akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan
Ya Tidak
2. Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya tanpa makanan tambahan lainnya seperti susu formula, air jeruk dan makanan tambahan lainnya
Ya Tidak
3. Ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif
Ya Tidak
4. Ibu memberikan makanan tambahan (madu, bubur, jus) selain ASI kepada bayi
Ya Tidak
5. Ibu memberikan ASI hanya pada malam hari saja
Ya Tidak
6. Ibu merasa memberikan susu formula lebih praktis dan ekonomis
Ya Tidak
7. Ibu tahu bahwa susu formula tidak mempunyai manfaat seperti ASI
Ya Tidak
8. Ibu memberikan ASI ketika ibu kembali bekerja Ya Tidak
(53)
9. Ibu tahu bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
Ya Tidak
10. Pada saat bayi menangis pada malam hari ibu memberikan susu formula kepada bayi
Ya Tidak
11.Ibu memeras air susu dan menyimpannya didalam botol untuk bayi nya ketika ibu tidak sempat memberikan ASI
Ya Tidak
12.Ibu memberikan susu formula pada hari pertama setelah melahirkan
Ya Tidak
13.Ibu memberikan pisang kepada bayi ketika bayi mencret
Ya Tidak
14.Ibu tau bahwa ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
Ya Tidak
15.Ibu beranggapan bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI melalui iklan di televisi, radio, atau surat kabar
(54)
(1)
B. Saran
Adapun saran pada penelitian ini adalah :
1. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di masyarakat dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif
2. Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga dapat memberikan ASI Esklusif kepada bayinya.
3. Bagi Peneliti Lanjut
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya terkait dengan kepatuhan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Ambrawati , R.E, Wulandari. D.(2009). Asuhan Kebidanan Nifas, Jogyakarta. Mitra
Cendika.
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan,Jakarta. EGC
Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung. Alfabeta.
Roesli, Utami (2002). Mengenal Asi Eksklusif,Jakarta, Trubus Agriwidya.
Maryunani, Anik (2009).Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (postpartum,
Jakarta.Mitra Cendika.
Iswanti, E.(2009). Pahami Pertumbuhan Hari Demi Hari Bayi Anda, Yogyakarta.
Garailmu. .
Kamus Besar Bahasa Indonesia,(2007), Jakarta, Balai Pustaka
Kristiansari, W.(2009). ASI,Menyusui & SADARI, Jogyakarta. Nuha Medika
Notoadmodjo, S.(2007) Metode Penelitian, Jakarta. Rineka Cipta.
Roesli,U. (2007). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif, Jakarta. Pustaka Bunda
Suherni, Widyasih, H & Rahmawati, A.(2009). Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta.
(3)
KEPATUHAN IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF KEPADA BAYI BARU LAHIR DI DESA SIDODADI KECAMATAN
DELITUA KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2012
KUESIONER
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada salah satu kotak yang sesuai dengan jawaban responden
1. No Responden :
2. Umur : ………thn
3. Pekerjaan : ( ) Wiraswasta
( ) Petani
( ) PNS
( ) Ibu Rumah Tangga
4. Tingkat pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA
( ) Perguruan tinggi (PT) 5. Paritas (Jumlah anak) : ( ) 1
( ) 2
(4)
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada salah satu kotak yang sesuai dengan jawaban responden
1. Ibu akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan
Ya Tidak
2. Ibu memberikan ASI saja kepada bayinya tanpa makanan tambahan lainnya
seperti susu formula, air jeruk dan makanan tambahan lainnya
Ya Tidak
3. Ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif
Ya Tidak
4. Ibu memberikan makanan tambahan (madu, bubur, jus) selain ASI kepada
bayi
Ya Tidak
5. Ibu memberikan ASI hanya pada malam hari saja
Ya Tidak
6. Ibu merasa memberikan susu formula lebih praktis dan ekonomis
Ya Tidak
7. Ibu tahu bahwa susu formula tidak mempunyai manfaat seperti ASI
Ya Tidak
8. Ibu memberikan ASI ketika ibu kembali bekerja
(5)
9. Ibu tahu bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
Ya Tidak
10. Pada saat bayi menangis pada malam hari ibu memberikan susu formula
kepada bayi
Ya Tidak
11.Ibu memeras air susu dan menyimpannya didalam botol untuk bayi nya ketika
ibu tidak sempat memberikan ASI
Ya Tidak
12.Ibu memberikan susu formula pada hari pertama setelah melahirkan
Ya Tidak
13.Ibu memberikan pisang kepada bayi ketika bayi mencret
Ya Tidak
14.Ibu tau bahwa ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
Ya Tidak
15.Ibu beranggapan bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI melalui iklan
di televisi, radio, atau surat kabar
(6)