Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI

SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK

KABUPATEN DELI SERDANG

SRI MULIYANDARI

145102040

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

(4)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2015

ABSTRAK

Sri Muliyandari

Latar belakang : di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui. Penurunan prevalensi ASI eksklusif di Indonesia dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Dari studi pendahuluan pada 16 karyawati yang menyusui bayi disebuah perusahaan Indonesia hanya 5 orang yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini dipengaruhi motivasi, dimana motivasi sangat berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Penelitian ini dilakukan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0.001). dan ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0,009).

Kesimpulan : dari hasil penelitian dapat dilihat motivasi memiliki pengaruh terhadap tindakan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.


(5)

NURSING MOTHERS WITH THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN VILLAGE KLUMPANG KEBUN DUSUN XVI SIDOMULYO HAMPARAN PERAK SUB DISTRICT DELI

SERDANG 2015

ABSTRACT Sri Muliyandari

Background: in developing countries, about 10 million babies dying, and about 60% of these deaths could have pressed one of them is with breastfeeding. A decrease in the prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia from 40.2% in 1997 to 39.5% and 32% in 2003 and 2007. From the preliminary study in 16 infants who are breastfeeding employee at a company Indonesia only 5 people who exclusively breastfed. It is influenced by motivation, where the motivation is very influential in exclusive breastfeeding.

Objective: to determine the relationship motivation nursing mothers with exclusive breastfeeding.

Methodology: This study uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The number of samples in this study were 47 respondents. Sampling is done by using the total population. This research was conducted in the village of Dusun XVI Sidomulyo Klumpang Kebun Hamparan Perak District of Deli Serdang regency.

Results: Statistical test results showed that no significant relationship between intrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.001). and there is a significant correlation between extrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.009).

Conclusion: The results of the study can be seen motivations have an influence on the actions of breastfeeding mothers in exclusive breastfeeding to their babies.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

“Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Tahun 2015”.

Peneliti menyadari bahwa Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini yaitu:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST. M. Keb selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal yang telah membimbing hingga Proposal ini selesai.

4. DR.dr. Juliandi, MA selaku penguji.

5. Ibu Evi Karota, SKp, MNS selaku penguji.

6. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(7)

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Uiversitas Sumatera Utara.

8. Rasa hormat dan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta bapak Edi Yusno, Ibu Sukartik yang telah membesarkan dan mendidik peneliti dengan kasih sayang.

9. Teman – teman D-IV Bidan Pendidik dan semua pihak yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan Penelitian ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat limpahan anugrah dari Allah SWT.

Medan, juli 2015


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR SKEMA... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Tempat Penelitian ... 5

2. Bagi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU... 5

3. Bagi Peneliti ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 6

1. Defenisi Motivasi ... 6

2. Jenis-jenis Motivasi... 6

3. Tujuan Motivasi…... 7

4. Fungsi Motivasi... 8

B. ASI Eksklusif... 8

1. Pengertian ASI Eksklusif... 8

2. Manfaat ASI Eksklusif... 9

3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif…... 14

4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui... 15

5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu menyusui bayinya... 16

6. Keterampilan Menyusui... 17

7. Lama Menyusui... 19

8. Tanda Bayi Cukup ASI... ... 20

9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi... 21

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 25

B. Hipotesis ... 25


(9)

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel... 27

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 28

E. Etika Penelitian ... 28

F. Alat Pengumpul Data ... 29

G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data... 31

I. Pengolahan dan Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... . 34

1. Analisis Univariat ... . 34

2. Analisa Bivariat ... . 40

B.Pembahasan ... . 41

1. Interprestasi dan diskusi hasil ... . 41

2. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan bidan ... . 44

BAB VI KESIMPULAN DAN HASIL A.Kesimpulan ... . 45

B.Saran Desain Penelitian ... . 45 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI

matur...11 Tabel 3.1 Defenisi Operasional...26 Tabel 4.1 Waktu Penelitan...28 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatn Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang tahun 2015...35 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...36 Tabel 5.2.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu

Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...37 Tabel 5.2.2Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...38 Tabel 5.2.3Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu

Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...39 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun

2015...39 Tabel 5.4.1 Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberia ASI Ekslusif...40 Tabel 5.4.2 Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 7 : Master Data Penelitian

Lampiran 8 : Hasil Output Data Penelitian


(13)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2015

ABSTRAK

Sri Muliyandari

Latar belakang : di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui. Penurunan prevalensi ASI eksklusif di Indonesia dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Dari studi pendahuluan pada 16 karyawati yang menyusui bayi disebuah perusahaan Indonesia hanya 5 orang yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini dipengaruhi motivasi, dimana motivasi sangat berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Penelitian ini dilakukan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0.001). dan ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0,009).

Kesimpulan : dari hasil penelitian dapat dilihat motivasi memiliki pengaruh terhadap tindakan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.


(14)

NURSING MOTHERS WITH THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN VILLAGE KLUMPANG KEBUN DUSUN XVI SIDOMULYO HAMPARAN PERAK SUB DISTRICT DELI

SERDANG 2015

ABSTRACT Sri Muliyandari

Background: in developing countries, about 10 million babies dying, and about 60% of these deaths could have pressed one of them is with breastfeeding. A decrease in the prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia from 40.2% in 1997 to 39.5% and 32% in 2003 and 2007. From the preliminary study in 16 infants who are breastfeeding employee at a company Indonesia only 5 people who exclusively breastfed. It is influenced by motivation, where the motivation is very influential in exclusive breastfeeding.

Objective: to determine the relationship motivation nursing mothers with exclusive breastfeeding.

Methodology: This study uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The number of samples in this study were 47 respondents. Sampling is done by using the total population. This research was conducted in the village of Dusun XVI Sidomulyo Klumpang Kebun Hamparan Perak District of Deli Serdang regency.

Results: Statistical test results showed that no significant relationship between intrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.001). and there is a significant correlation between extrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.009).

Conclusion: The results of the study can be seen motivations have an influence on the actions of breastfeeding mothers in exclusive breastfeeding to their babies.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan secara enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun ada kalanya seseorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI (Saleha 2009). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi (Utami 2005). ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzyme, zat kekebalan, dan sel darah putih (Wulandari & Handayani, 2011).

ASI adalah makanan yang bernutrisi tinggi, yang mudah untuk dicerna, ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi paling rentan, ASI Ekslusif membantu melindungi bayi dari diare, sudden infant death syndrome(SIDS)-sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI ekslusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF menyatakan bahwa pemberian ASI ekslusif diberikan mulai bayi bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI ekslusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).


(16)

Menurut WHO (2005) Di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat di tekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Found (UNICEF) dan Wor ld Health Organization (WHO) merekomendasikn agar anak sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI seharusnya di lanjutkan sampai umur dua tahun (Agam, Syam, & Citrakesumasari, 2013).

Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu ( ASI) ekslusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, dan mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu. Di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi. Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI ekslusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit dicapai bahkan tren prevalensi ASI ekslusif terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI ekslusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Walaupun defenisi ASI ekslusif yang di gunakan berbeda-beda, ada defenisi yang ketat dan ada pula yang longgar, namun cakupan ASI ekslusif yang didapatkan tidak pernah tinggi. Prevalensi ASI ekslusif menurut data SDKI hanya 32%, menurut penelitian Mercy Corp sebesar 7,4% (ASI predominan pada bayi usia 0-5 bulan) dan 28,9% (ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi usia 0-5 bulan), dan penelitian Awal Sehat Untuk Hidup Sehat sebesar


(17)

9,2%. Survey yang dilakukan oleh Helen Keller International menyebutkan bahwa rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI ekslusif selama 1,7 bulan. (Fikawati & Syafiq, 2010).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 persentase pola menyusui pada bayi umur 0 bulan adalah 39,8% menyusui ekslusif, 5,1% menyusui predominan, dan 55,1% mennyusui pasial. Persentase menyusui ekslusif semakin menurun dengan meningkatnya kelompok umur bayi. Pada bayi yang berumur 5 bulan menyusui ekslusif hanya 15,3%, menyusui predominan 1,5%, dan menyusui parsial 83,2% (Riskesdas, 2010).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2010), terhadap 92 responden diperoleh data bahwa sebanyak 81 orang (88,0%) memiliki keinginan memberikan ASI ekslusif setelah melahirkan, sedangkan responden yang ragu-ragu 6 orang (6,5%), dan yang tidak ingin memberikan ASI secara ekslusif hanya sebanyak 5 orang (5,4%).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Lestari, Trisyani, dan

Widiasih pada tanggal 30 januari 2012 dengan manajer HRD PT. Dewhirst Men’s

Wear Indonesia, bentuk dukungan bagi ibu hamil yang diberikan oleh perusahan ini berupa pemeriksaan kehamilan rutin, suplemen vitamin, pembentukan tim Pendamping Minum Vitamin (PMV), pemeriksaan USG, pemeriksan Hb, imunisasi TT, dan semua diberikan secara gratis, serta penyuluhan tentang antenatal care. Sedangkan bentuk dukungan bagi ibu menyusui yang diberikan yaitu berupa dua buah ruangan laktasi untuk memerah ASI selama ibu bekerja dan lemari es serta penyuluhan tentang menyusui. Oleh karena dukungan tersebut, perusahaan ini


(18)

mendapatkan predikat sebagai “perusahaan sayang bayi” dari Asosiasi Ibu Menyusui

Indonesia.

Meskipun dukungan yang diberikan sudah sangat besar, namun masih banyak karyawati yang tidak memanfaatkannya secara optimal hal ini di kemukan oleh manajer HRD PT. Dewhirst Men’s Wear Indonesia pada saat wawancara yang menyatakan jumlah kunjungan ke ruang laktasi hanya 6-10 orang per harinya pada bulan maret 2012, sedangkan jumlah karyawati yang memiliki bayi usia 0-6 bulan berjumlah 200 orang. Meskipun ada dukungan pemerintah dan perusahaan bagi ibu menyusui namun belum tentu dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dipengaruhi motivasi, di mana motivasi sangat berpengaruh dalam memberikan ASI eksklusif.

Dari studi pendahuluan kepada 16 karyawati menyusui hanya 5 orang yang memberikan ASI eksklusif, sisanya 11 orang memberikan ASI saja kurang dari 6 bulan, bahkan 1 orang tidak memberikan ASI eksklusif sama sekali melainkan kombinasi ASI dengan susu formula (Lestari, Trisyani, & widiasih, 2012).

Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak pada 9 orang ibu menyusui bayi usia di atas 6 bulan hanya 1 orang saja yang memberikan ASI secara eksklusif dan yang lainnya memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berusia 6 bulan.

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.


(19)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui motivasi intrinsik ibu menyusui bayi di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak.

b. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu menyusui bayi di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi kepala desa untuk merencanakan pengadaan kerja sama dengan instansi terkait (instansi kesehatan) dalam rangka mensosialisakan ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang


(20)

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi kepustakaan pada D-IV Bidan Pendidik yang berkaitan dengan ASI ekslusif.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan wawasan pengetahuan bagi peneliti. Serta meningkatkan minat dan bakat peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam bidang kesehatan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau diproses (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Woodwort tahun 1955 suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya, 2008).

Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (Satrianegara & Saleha, 2009).

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Herijulianti, Indriani dan Artini (2001), ada 2 jenis motivasi yaitu:

a. Motivasi Intrinsik (datang dari dalam diri individu)

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus


(22)

menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar.

b. Motivasi Ekstrinsik (datang dari lingkungan)

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di manifestasikan bermacam-macan sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh.

3. Tujuan Motivasi

Menurut Taufik (2007), Secara umum tujuan motivasi adalah u ntuk menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatusehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai, maki jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupa, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan di motivasi.


(23)

4. Fungsi Motivasi

Menurut Herijulianti, Indriani, dan Artini (2001), motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu :

a. Mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, jadi motivasi disini berfungsi sebagai penggerak disetiap kegiatan yang akan di kerjakannya. b. Menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.

B. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2012).

Utami (2005) mengemukakan bahwa yang di maksud dengan ASI

eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja,

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim (Suherni, Widyasih, & rahmawati, 2009).

Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif dan mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian,


(24)

ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi dan setelah 6 bulan bayi baru lahir baru mulai diperkenalkan dengan makanan padat. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).

2. Manfaat ASI Eksklusif

Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan Negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan (Prasetyono, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energy dan zat gizi lainya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapatkan makanan tambahan (Maryunani, 2012).

Menurut Utami (2005) ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzimm, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh manusia (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).

Kolostrum adalah ASI pertama yang tersedia untuk bayi dan dapat memenuhi semua kebutuhann nuutrisi, sebaik perlindungan dengan immunoglobulin dan sel-sel


(25)

hidup yang memakan bakteri. Kolostrum, seperti susu transisi atanu susu matang, merupakan pembersih payudara yang terbaik dan juga mempercepat penyembuhan karena anti-infeksinya (Henderson & jones, 2006).

Kolostrum adalah cairan yang keluar dari payudara ibu segera setelah melahirkan dan berwarna kuning. Warna kuning menandakan kandungan carotenoid,

termasuk α-carotene, β-carotene, β-crytoxanthin, lutein, dan xeaxanthin. Kolostrum akan keluarselama 4-7 hari pertama, dimana terjadi peningkatan konsentrasi lemak dan laktosa sementara konsentrasi mineral dan protein menurun (Nugroho, et al. 2014).

ASI transisi atau ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai dengan sebelum menjadi ASI yang matang. Pada ASI peralihan ini kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Volumenya akan makin meningkat (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).

Air susu matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10, dan seterusnya, komposisi relative konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu -satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuninng-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).

Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur.


(26)

Kandungan Kolostrum ASI transisi ASI matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100 ml)) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglobulin:

Ig A (gr/100 ml) 335,9 - 119,6

Ig G (gr/100 ml) 5,9 - 2,9

Ig M (gr/100 ml) 17,1 - 2,9

Lisosin (gr/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

(Nugroho, et al. 2014).

Berikut merupakan manfaat ASI eksklusif :

a. Manfaat ASI untuk Bayi

Beberapa manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat diperoleh bayi:

1) ASI sebagai nutrisi yang terbaik

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya karena ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai 6 bulan.


(27)

2) ASI meningkatkan daya tubuh.

Bayi yang baru lahir secara alamiah telah mendapat zat kekebalan alamiah melalui plasenta. Kadar zat tersebut akan cepat menurun setelah kelehiran bayi dan lambat laun akan menjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit disbanding dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Faktor penentu kecerdasan ada dua faktor yaitu faktor genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau bawaan sangat menentukan potensi genetic yang diturunkan oleh orang tua, faktor ini tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa. Faktor lingkungan merupakan faktor yang yang menentukan tercapainya faktor genetic secara optimal. Kebutuhan faktor lingkungan ini dapat dipenuhi dengan pemberian ASI yang dimulai dengan pemberian ASI secara eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan akan menjamin tercapainya pengenbangan potensi kecerdasan anak secara optimal.

4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang disusui akan merasakan kasih saying ibunya dan akan menimbulkanperasaan aman dan tentram sebagai dasar perkembangan


(28)

emosi bayi untuk membentuk pribadi yang percaya diri dan memiliki dasar spiritual yang baik (Nugroho, et al. 2014).

b. Manfaat ASI untuk Ibu

Menurut Arispurnomo (2009), di bawah ini adalah manfaat pemberian ASI bagi bayi:

1) Hisapan bayi membantu rahim mengecil atau berkontraksi, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi resiko perdarahan.

2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.

3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb.

5) ASI praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb.

6) ASI lebih murah karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannysa.

7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril.


(29)

8) Penelitian medi juga menujukan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapan manfaat fisik dan manfaat emosional.

9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI kosong, ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).

c. Manfaat ASI untuk Masyarakat dan Negara

Menurut Prasetyono (2012), ASI juga bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.

1) Menghemat devisa Negara lantaran tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya.

2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat.

3) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit.

4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian.

5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya.

6) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi.


(30)

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI member semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Maryunani, 2012).

Menurut Maryunani (2009) ada tujuh (7) langkah keberhasilan ASI Eksklusif yaitu:

a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan d. Memilih rumah sakit “saying bayi”

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif

f. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui kesulitan saat menyusui

g. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui

4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

Setiap fasilitas yang menyediakan layanan maternitas dan asuhan bayi baru lahir harus:

a. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin kepada semua staf perawatan kesehatan.


(31)

b. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh semua staf perawatan kesehatan untuk mengimplementasikan kebijakan menyusui.

c. Menginformasikan semua wanita hamil tentang manfaat dan penatalaksaan menyusui.

d. Membantu ibu untuk mulai menyusui dalam setengah jam setelah melahirkan.

e. Menujukan kepada ibu cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi bahkan jika mereka dipisahkan dari bayi mereka.

f. Hidari memberi bayi makanan aatau minuman selain ASI, kecuali jika terdapat indikasi medis.

g. Mempraktikan rawat-gabung; memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama selama 24 jam per hari.

h. Dorong pemberian ASI sesuai kebutuhan.

i. Hindari Memberi dot artificial (yang juga disebut tiruan atau penenang) kepada bayi yang disusui.

j. Bantu pembentukan kelompok pendukung menyusui dan rujuk ibu ke kelompok tersebut sekembali ibu dari rumah sakit atau klinik (Alexander, Roth, & Levy, 2007).

5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu menyusui bayinya

Seorang ibu menyusui agar mampu dan berhasil melaksanakan pemberian ASI seutuhnya. Seorang ibu memerlukan perlindungan, informasi dan bantuan yang komprehensif sekaligus menghilangkan hambatan di lingkungan antara lain :


(32)

b. Komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat untuk

menumbuhkan “budaya ASI”, misalnya penyediaan sarana ruang menyusui di

pelayanan umum.

c. Keseluruhan system pelayanan kesehatan menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui atau menerapkan saying bayi.

d. Ibu mendapat konseling menyusui terutama bila menghadapi masalah.

e. Ibu yang bekerja mendapat perlindungan, kebijakan, sarana dan bantuan untuk melaksanakan pemberian ASI yang optimal.

f. Ibu yang menderita HIV positif membutuhkan pengetahuan tentang pemberian makanan bayi.

g. Ibu mendapat informasi atau konseling tentang manfaat pemberian ASI dan cara menyusui yang benar.

h. Ibu tidak terpapar/terpengaruh oleh pemasaran PASI atau ibu harus dapat menolak pemberian PASI.

i. Bila bayi-bayi berada dalam situasi darurat dibantu untuk tetap menyusui (Lubis, 2010).

6. Keterampilan Menyusui

Menurut Roesli (2000), Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang memehami dan kurang mendapat informasi, bahkan seringkali ibu-ibu mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri, tentang bagaimana cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan dan apa yang harus


(33)

dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara eksklusif kepada bayinya (Nugroho, et al. 2014).

Sebelum nenyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih. Sebelum menyusui bayi, kedua putting susu dibersihkan dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat. Waktu menyusui bayi, sebaiknyaibu harus duduk. Bayi disuse secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu keselah kanan sampai bayi merasa kenyang. Mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, Supaya dikeluarkan dengan alat pompa susu (Proverawati & rahmawati, 2013).

Posisi saat menyusui hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan ibu. Bila ibu masih merasa badan pegal-pegal setelah melahirkan dan belum terlalu nyaman untuk duduk, maka menyusui dapat di lakukan dalam posisi berbaring. Bila ibu telah mampu duduk dengan baik dan merasa nyaman melakukannya, maka menyusui dapat dilakukan dengan duduk di kursi atau di tempat tidur (Nugroho, et al. 2014).

Menurut Suherni, Widyasih, dan Rahmawati (2009), Berikut adalah cara menyusui yang benar.

a. Mengeluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian di oleskan pada putting susu dan areola.

b. Ibu berada pada posisi rileks dan nyaman.

c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya. Empat hal yang pokok, yakni:


(34)

1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis

2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah puting susu.

3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

4) Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi sebagian belakang, disamping kepala dan bahu.

d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu sedemikian rupa sehingga mudah memasukannya ke mulut bayi.

e. Berilah rangsangan ada bayi agar membuka mulut dengan cara:menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.

f. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.

g. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan ke mulut bayi.

h. Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu bayi menyetuh payudara.

i. Perhatikanlah selama menyusui. Cici-ciri bayi menyusu dengan benar.

 Bayi tampak tenang

 Badan bayi menempel pada perut ibu.

 Dagu bayi menempel pada paydara.

 Mulut bayi terbuka cukup lebar.


(35)

 Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian bawah mulut bayi.

 Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak berbunyi.

 Putting susu tidak merasa nyeri.

 Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.

 Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.

7. Lama Menyusui

The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulanpertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan, bayi dan ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan yang lebih besar dari pada mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan produksi ASI optimal.waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui (Proverawati & Rahmawati, 2013).


(36)

8. Tanda Bayi Cukup ASI

Menurut M. Djamil (2008, dalam Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013) terdapat beberapa cara untuk menilai kecukupan ASI yang diberikan ibu terhadap bayinya sebagai berikut:

a. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tidur. b. Payudara terasa lunak dibandingkan sebelumnya.

c. Payudara dan putting tidak teasa terlalu nyeri.

d. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat ibu mencubitnya. e. Bayi lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu.

f. Kurva pertumbuhan/berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya. g. Setelah berumur beberapa hari, ibu akan perlu mengganti popoknya sekitar

6-12 kali sehari.

h. Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang air besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengantinja yang berwarna kuning atau gelap dan mulai berwana lebih cerah setelah hari kelima belas.

9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi

a. Menurut Maryuni (2009), berikut adalah masalah-masalah menyusui pada ibu yang sering terjadi antara lain:

1) Stres

Ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak seringkali merasa kurang percaya diri sehingga timbul stress. Masalah-masalah yang dihadapi ibu yang kurang percaya diri dalam menyusui ini antara lain:


(37)

 Ibu masih “takut” untuk memegang, menggendong maupun menyusui

bayinya

 Lingkungan keluarga terdekat seperti suami, orang tua, mertua atau saudara yang tinggal serumah tidak member dukungan.

2) Putting susu datar atau terbenam

Untuk mengetahui apakah putting susu datar/terbenam yaitu dengan cara menjepit areola antara ibu jari teluunjuk dibelakang putting susu. Bila putting menonjol berarti putting tersebut normal, namun bila putting tidak menonjol berarti putting susu datar/tebenam.untuk mengatasinya putting bisa ditarik keluar secara teratur hingga putting akan sedikit menonjol dan dapat diisapkan ke mulut bayi, putting akan lebih menonjol lagi.

3) Putting susu lecet/nyeri

Putting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah. Putting susu lecet ini sering terjadi saat minngu pertama setelah bayi lahir, hal ini biasanya disebabkan karena kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi hanya menyusu pada putting susu saja tidak sampai areola. Cara mengatasinya:

 Oleskan putting susu dengan ASI setiap kali hendak dan setelah menyusui.

 Pastikan teknik menyusui termasuk posisi menyusui yang baik dan benar .


(38)

Payudara bengkak dapat terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara yang terjadi karena produksi ASI yang berlebihan dan ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Cara mengatasinya antara lain yaitu:

 kompres payudara dengan air hangat .

 susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong.

 Susukan bayi lebih sering. 5) Saluran ASI tersumbat

Kelenjar Air Susu Ibu memiliki 15-10 saluran ASI. Satu atau lebih saluran ini bisa twersumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi, BH terlalu ketat, dan adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera teratasi. Cara menyatasinya:

 Susuilah bayi dengan posisi yang benar.

 Ubah-ubah posisi menyusui agar semua salurann ASI dikosongkan.

 Gunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat.

 Sebaiknya ibu lebih sering menyusui dari payudara yang tersumbat.

 Pijatlah daerah yang tersumbat kearah putting auau agar ASI bisa keluar.

6) Mastitis/radang payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Ibu bisa mengalami demam bahkan disertai menggigil. Mastitis biasanya terjadi pada masa 1-3 minnggu


(39)

setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi. Cara mengatasinya:

 Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik dan obat penghilang nyeri.

 Kompres dengan air hangat.

 Ibu cukup istirahat dan banyak minum.

 Ibu tdapat tetap menyusui bayinya. 7) Abses payudara

Abses payudara dapat terjadi akibat mastitis yang terlambat diobati. Ibu tampak kesakitan, payudara merah mengkilap dan benjolan yang teraba mengandung cairan berupa nanah. Cara mengatasinya:

 Jika susu terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu tindakan bedah.

 Rujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus/nanah.

 Pemberian antibiotic dosis tinggi dan obat analgesik/antipiretik oleh dokter.

 Ibu harus cukup istirahat. b. Masalah menyusui pada bayi

1) Bayi sering menagis

Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomunikasi antara ibu dan buah hati. Pada saat menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena kurang ASI.


(40)

Bingung putting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan ggravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.

3) Bayi dengan BBLR dan premature

Bayidengan berat badan lahir rendah, bayi premature maupun bayi kecil mempunyai masalah menyusui karena reflex menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih saying dan bila memungkinkan disusui (Nugroho, et al. 2014).


(41)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep penelian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti, (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan masalah dan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternativ (Ha) yaitu ada hubungan antara motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.

Pemberian ASI Eksklusif Motivasi :

1. Motivasi Intrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik


(42)

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi atau dorongan untuk melakukan

sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang.

Motivasi atau dorongan untuk melakukan

sesuatu yang timbul karena adanya pengaruh dari luar atau orang lain.

Kuesioner

Kuesioner

Wawancara

Wawancara

1. Tinggi : jika jumlah

jawaban benar 5-8

2. Rendah : jika jawaban benar 0-4

1. Tinggi : jika jumlah

jawaban benar 5-8

2. Rendah : jika jumlah jawabaan 0-4 Ordinal Ordinal 2.

Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan tanpa tambahan

makanan lain.

Kuesioner Wwancara 1.Dilakukan 2.Tidak

dilakukan


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kaabupaten Deli Serdang.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang menyusui bayi usia lebih dari 6 bulan yang ada di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 47 orang.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh populasi menjadi objek penelitian sebanyak 47 orang.

b. Kriteria Sampel

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah


(44)

(b) Ibu yang bersedia menjadi responden C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak dengan alasan memenuhi sampel dan mempunyai data yang memenuhi syarat data penelitian yang diperlukan sehingga lebih memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan untuk mendukung penulis dalam menyusun laporan Karya Tulis Ilmiah ini dan lokasi penelitian dapat dijangkau oleh peneliti.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015 Tabel 3.1. Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015

1 Pengajuan Judul

2 Pembuatan Proposal

3 Ujian Proposal

4 Persiapan Izin Lokasi

5 Pengurusan Surat Izin

6 Pengumpulan Data

7 Pengolahan Data

8 Analisa Data

9 Ujian Hasil

10 Perbaikan KTI

E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah: 1). Beneficience (menguntungkan responden) yaitu dengan tidak mencelakakan/ menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang


(45)

merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk responden mengisi kuesioner (freedom from exploitation); 2). Respect from human dignity(menghargai martabat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian ;3). Justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden.

F. Alat Pengumpulan data

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dan pertanyaan terbuka. Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan tertutup dan 6 pertanyaan terbuka yang akan di simpulkan menjadi satu pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Bentuk kuesioner yang digunakan yaitu dengan menggunakan skala guttman. Skala guttman merupakan skala

pengukuran yang besifat tegas dengan konsistensi jawaban berupa “Ya” dan “Tidak”, dengan inteprestasi penilaian apabila jawaban benar nilainya 1 dan


(46)

G. Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan instrument, yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrument secara benar. Uji validitas telah dilakukan secara conten validity. Daftar kuesioner yang telah disusun diajukan dan dikonsultasikan kepada ahli yaitu ibu Diah Lestari, SST, M. Keb. Setelah melakukan beberapa kali perbaikan maka kuesioner dinyakatan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur dengan CVI (content validity indeks) 0,96

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dan dilakukan pada ibu menyusui yang ada di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun pada bulan Februari 2015, dengan kriteria sampel yang sama dengan kriteria sampel yang akan dijadikan reponden penelitian. Uji reliabilitas dilakukan setelah dilakukan uji validitas dan didapatkan hasil dari pengujian validitas data. Uji reliabilitas menggunakan komputerisasi dengan program SPSS, data dikatakan reliable apabila diperoleh hasil cronbach alfa lebih dari 0,6 maka dikatakan reliabel. Dan dari hasil uji reliabilitas diperoleh cronbach alfa 0,604.


(47)

H. Prosedur Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan permohonan pelaksanaan penelitian melalui bagian Pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat izin penelitian ke Kepala Desa Klumpang Kebun. Setelah itu peneliti langsung menuju ke Bidan Desa untuk mengumpulkan data melalui data yang sudah ada pada Bidan Desa. Dengan kriteria responden yang diambil adalah ibu-ibu yang menyusui bayi usia lebih dari 6 bulan.

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang di sebarkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi bidan desa.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden denganterlebih dahulu meminta persetujuan (informed concent) apakah bersedia untuk dijadikan responden dengan menandatangani surat persetujuan penelitian 2. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

3. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan tidak terjadi kesalahan


(48)

I. Pengolahan dan Analisis data 1. Pengolahan data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi, maka peneliti melakukan analisa data dan melalui beberapa langkah (Hidayat, 2011)

a. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisi data menggunakan computer.

c. Data entry

Adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat dan bivariat. Pada statistik univariat analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan statistik bivariat analisa data dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.


(49)

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi baik dari variabel independen maupun variabel dependen. Tujuan analisa ini adalah untuk mencari distribusi frekuensi dan presentase hasil dari masing-masing varibel. Analisa dalam perhitungan ini menggunakan komputerisasi.

b. Analisis Bivariat

Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui Uji Statistik Chi Square (Sumantri, 2011).

Data ini digunakan untuk menguji hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik chi-square yakni uji statistik untuk mengukur hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif . Taraf

signifikan (α=0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: jika data probabilitas


(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai hubunganmotivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak telah dilaksanakan mulai Februari-Juni 2015

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pemberian ASI Eksklusif, motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif, dan hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak.

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini berdasarkan karakteristik responden mencakup umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan paritas.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 47 responden mayoritas responden berumur 25-27tahun yaitu sebanyak 19 orang (40.4%), mayoritas pendidikan SMA yaitu 26 orang (55,3%), mayoritas pekerjaan responden yaitu IRT sebanyak 31 orang (66%) dan mayoritas paritas multigravida yaitu 24 orang (51,1%).


(51)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan

Perak Kabupaten Deliserdang tahun 2015 (n = 47)

Karakteristik Responden f %

Umur ibu 19 - 21 tahun 22- 24 tahun 25 - 27 tahun 28 - 30 tahun 31 - 33 tahun 34 - 36 tahun 37 - 39 tahun

2 3 19 12 5 4 2 4,3 6,4 40,4 25,5 8,5 10,6 3,4

Total 47 100

Pendidikan Terakhir SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat DIII S1 3 13 26 2 3 6,4 27,7 55,3 4,3 6,4

Total 47 100

Pekerjaan IRT PNS Swasta Wiraswasta PRT 31 1 6 6 3 66,0 2,1 12,8 12,8 6,4

Total 47 100

Paritas Primigravida Multigravida 23 24 48,9 51,1


(52)

2. Motivasi

a. Motivasi Intrinsik

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 8 pertanyaan mengenai motivasi intrinsik. Data lengkap mengenai distribusi jawaban responden pada pertanyaan motivasi intrinsik dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun

2015

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1. Ibu rasa memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama bermanfaat bagi ibu

43 91 4 8,5

2 Ibu memberikan ASI Eksklusif karena ingin menghemat uang belanja

31 66 16 34

3 Ibu memberikan ASI karena tidak ingin repot menyiapkan botol susu, dot, dan sebagainya

22 46,8 25 53,2 4 Ibu berharap dapat terhidar dari resiko kanker payudara jika

memberikan ASI

15 31,9 32 68,2

5 Ibu memberikan ASI atas kemauan sendiri 42 89,4 5 10,6

6 Ibu mengalami kesulitan pada saat memberikan ASI kepada bayi 10 21,3 37 78,7 7 Ibu memberikan ASI Karena sadar ASI sangat penting bagi bayi

ibu

41 87,2 6 12,8

8 Ibu teratur dalam memberikan ASI 3 6,4 44 93,6

Berdasarkan Tabel 5.2 distribusi jawaban responden tentang motivasi intrinsik

ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif mayoritas menjawab ‘benar’ adalah

pertanyaan nomor 1 ibu rasa memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama bermanfaat bagi ibu, yaitu 43 orang (91%) sedangkan mayoritas jawaban ‘salah’


(53)

adalah pernyataan nomor 8 ibu teratur dalam memberikan ASI yaitu 44 orang (93,6%)

Berdasarkan Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (66%) mempunyai motivasi intrinsik yang rendah dengan pemberian ASI Eksklusif .

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang

Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

Kategori f %

Tinggi Rendah

16 31

34,0 66,0

Jumlah 47 100

b. Motivasi Ekstrinsik

Pada penelitian ini juga, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 8 pertanyaan mengenai motivasi ekstrinsik. Data lengkap mengenai distribusi jawaban responden pada pertanyaan motivasi ekstrinsik dapat dilihat pada Tabel 5.2.2 di bawah ini.


(54)

Tabel 5.2.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun

2015

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1. Suami memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi 16 34 31 66 2 Suami selalu mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif 3 6,4 44 93,6 3 Keluarga memberikan dorongan pada ibu agar memberikan ASI

eksklusif pada bayi

26 55,3 21 44,7 4 Anggota keluarga lain (saudara ibu) selalu mengingatkan untuk

memberikan ASI eksklusif

3 6,4 44 93,6 5 Mengetahui teman memberikan ASI eksklusif, ibu terdorong

untuk memberikan ASI eksklusif

39 83 8 17

6 Petugas kesehatan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif

29 61,7 18 38,3 7 Petugas kesehatan menjelaskan manfaat ASI eksklusif 24 51,1 23 48,9 8 Petugas kesehatan pernah memberikan penyuluhan tentang ASI

eksklusif

6 12,8 41 87,2

Berdasarkan Tabel 5.2.2 distribusi jawaban responden tentang motivasi ekstrinsik ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif mayoritas menjawab

‘benar’ adalah pertanyaan nomor 5 mengetahui teman memberikan ASI eksklusif,

ibu terdorong untuk pemberikan ASI eksklusif, yaitu 39 orang (83%) sedangkan

mayoritas jawaban ‘salah’ adalah pernyataan nomor 2 dan 4 suami selalu

mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarga lain (saudara ibu) selalu mengingatkan untuk memberikan ASI eksklusif, yaitu masing-masing 44 orang (93,6%)


(55)

Berdasarkan Tabel 5.2.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden (80,9%) mempunyai motivasi ekstrinsik yang rendah dengan pemberian ASI Eksklusif.

Tabel 5.2.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang

Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

Kategori f %

Tinggi Rendah

9 38

19,1 80,9

Jumlah 47 100

3. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (87,2%) tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden menurut Pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan

Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

Pemberian ASI Eksklusif f %

Ya Tidak

6 41

12,8 87,2


(56)

4. Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

a. Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan Tabel 5.4.1 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki motivasi intrinsik tinggi dan memberikan ASI eksklusif berjumlah 6 orang responden (37,5%) sedangkan responden memiliki motivasi intrinsik rendah yang tidak memberikan ASI Eksklusif berjumlah 31 orang responden (100%). Dengan nilai p=0,001 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsic dengan pemberian ASI eksklusif.

Tabel 5.4.1

Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Ekslusif Motivasi

Intrinsik

Menyusui Eksklusif Total % P

value

Ya Tidak

f % F % F %

0,001

Tinggi 6 37,5 10 62,5 16 100

Rendah 0 0 31 100 31 100

Jumlah 6 12,8 41 87,2 47 100

b. Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan Tabel 5.4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki motivasi ekstrinsik tinggi dan memberikan ASI eksklusif beerjumlah 4 orang responden (44,4%) sedangkan responden memiliki motivasi ekstrinsik rendah yang tidak memberikan ASI Eksklusif berjumlah 36 orang responden (94,7%). Dengan nilai p=0,009 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif.


(57)

Tabel 5.4.2

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Ekslusif

Motivasi ekstrinsik

Menyusui Eksklusif Total % P

value

Ya Tidak

f % f % f %

0,009

Tinggi 4 44,4 5 55,6 9 100

Rendah 2 5,3 36 94,7 38 100

Jumlah 6 12,8 41 87,2 47 100

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil a. Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik ibu menyusui, sebagian besar responden berumur 25-27 tahun, berpendidikan menengah atas, IRT, dan mayoritas ibu adalah multigravida.

b. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 47 respondenhanya 6 responden (12,8%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 41 responden (87,2%) tidak memberikan ASI Eksklusif.

ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lainseperti susu formula, jeruk

madu, air teh, air putih,dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim menurut Utami (2005), pemberian ASI eksklusif mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan, setelah 6 bulan bayi baru lahir baru mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Dari


(58)

defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian ASI mulai dari bayi baru lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dan hanya beberapa responden saja yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

c. Motivasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari 47 orang responden, 34,0% memiliki motivasi intinsik tinggi dan 66,0% memiliki motivasi intrinsik rendah. Dan dari 47 orang responden ini juga 19,1% memiliki motivasi ekstrinsik tinggi dan 80,9% memiliki motivasi ekstrinsik rendah.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi ibu menyusui sebagian besar dalam kategori rendah yang masih perlu ditingkatkan hingga motivasi menyusui menjadi lebih baik dalam pemberian ASI eksklusif.

Dari 8 pertanyaan tentang motivasi intrinsik, terlihat motivasi ibu memberikan ASI eksklusif karena ibu rasa memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama bermanfaat bagi ibu (91%).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar (Merijulianti, Indriani dan Artini, 2001).


(59)

Dari 8 pertanyaan tentang motivasi ekstrinsik,mengetahui teman memberikan ASI eksklusif, ibu terdorong untuk emberikan ASI eksklusif (83%). Ibu memberikan ASI eksklusif bukan kehendak sendiri, tetapi karena dorongan dari luar.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di manifestasikan bermacam-macan sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh (Merijulianti, Indriani dan Artini, 2001).

d. Hubungan Motivasi Ibu menyusui dengan Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan tabel 5.4.1 bahwa dari 47 responden ternyata persentase responden yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi intrinsik rendah (100%) daripada responden yang mempunyai motivasi intrinsik tinggi (62,5%). Serta pada tabel 5.4.2 juga dari 47 responden persentase responden yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi ekstrinsik rendah (94,7%) daripada responden yang mempunyai motivasi ekstrinsik tinggi (55,6%).

Menurut peneliti ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya adalah ibu yang memiliki motivasi yang tinggi.. dan ibu yang memiliki motivasi rendah cendrung tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Woodwort tahun 1955 dalam Sanjaya (2008) Motive adalah suatu set yang dapat membuat individu


(60)

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapau tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

2. Implikasi untuk Pelayanan Kebidanan/Pendidikan Bidan

a. Penelitian ini memberikan informasi kepada pelayanan kebidanan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui tentang pentingnya ASI eksklusif.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang menyusui dan ASI eksklusif.


(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkandari hasil penelitian yang dilakukan pada 47 orang responden dan dari penbahasan dapat disimpulkan baahwa:

1. Sebagian besar responden berumur 25-27 tahun (40,4%), pendidikan SMA (55,3%), pekerjaan responden IRT (66,0%), paritas multigravida (51,1%) 2. Hanya 12,8% ibu-ibu menyusui yang memberiakan ASI eksklusif pada

bayinya.

3. Sebagian besar ibu-ibu menyusui (66.0%) mempunyai motivasi intrinsik yang rendah dan (80,9%) mempunyai motivasi ekstrinsik yang rendah dengan pemberian ASI eksklusif.

4. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p=0,001

5. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p=0,009

B. SARAN

Saran yang dapat peneliti berikan guna membantu mensukseskan program ASI eksklusif:

1. Bagi Instansi pelayanan kesehatan

Meningkatkan pengetahuan calon ibu serta ibu menyusui mengenai manfaat ASI dan pentingnya ASI eksklusif, yaitu dengan cara memberikan


(62)

penyuluhan. Agar para ibu hamil yang belum ingin memberikan ASI Eksklusif setelah melahirkan dapat lebih terdorong untuk menjalankan program ASI eksklusif selama 6 bulan.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapakan bagi instansi pendidikan untuk menberikan bimbingan yang lebih intensif tentang ASI eksklusif kepada mahasiswa/i agar mahasiswa/i dapat menerapkan dan memberi bimbingan serta motivasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya ASI eksklusif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat meneruskan penelitian ini dari faktor-faktor yang lain.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Jo., Roth, Carolyn., & Levy, Valerie. (2007). Praktik Kebida nan Riset Dan Isu. Jakarta : EGC

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, (2010). RISKESDAS 2010.

Fikawati, Sandra., & Syafiq, Ahmad. (2010). Kajian Implementasi Dan Kebijakan AIR Susu Ibu Eksklusif Dan Kebijakan Menyusui Dini Di Indonesia. Makara, Kesehatan, 14 (1). 17-47.

Herijulianti, Elisa., Indriani, Tati Svasti., & Artini Siti. (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Azis Alimul. (2011). Metode Penelitian Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Lestari, Ade., Trisyani, Mira., & Widiasih, Restuning. (2012). Motivasi Ibu Bekerja Dalam Memberikan ASI eksklusiif di PT. Dewhirst Men’s Wear Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, Bandung.

Lubis, Nurul Sri Finna. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Ekslusif Dengan Keinginan Memberikan ASI Secara Eksklusif Setelah Mela hirkan. Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatra Utara, Medan. Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta

: CV Trans Info Medika.

Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media.


(64)

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, Taufan., Nurrezki., Warnaliza, Desi., & Wilis. (2014). Buku Aja r Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta : Nuha Medika

Nurjanah, Siti Nunung., Maemunah, Ade Siti., & Badriah, Dwi Laelatul. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung : PT Rafika Utama.

Prasetyono, Dwi Sunar. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press Proverawati, Atikah., & Rahmawati, Eni. (2013). Asi Dan Menyusui. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum Da n Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.

Satrianegara, m. Fais., & Saleha, Siti.(2009). Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Suherni., Widyasih, Hesti., & Rahmawati, Anita. (2009). Pera watan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.

Taufik, M. (2007). Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Infomedika

Wulandari, Setyo Retno., & Handayani, Sri. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen Publishing.


(1)

Frequency Table

p1in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 4 8,5 8,5 8,5

ya 43 91,5 91,5 100,0

Total 47 100,0 100,0

p2in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 16 34,0 34,0 34,0

ya 31 66,0 66,0 100,0

Total 47 100,0 100,0

p3in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 25 53,2 53,2 53,2

ya 22 46,8 46,8 100,0

Total 47 100,0 100,0

p4in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 32 68,1 68,1 68,1

ya 15 31,9 31,9 100,0

Total 47 100,0 100,0

p5in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 5 10,6 10,6 10,6

ya 42 89,4 89,4 100,0

Total 47 100,0 100,0

p6in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 37 78,7 78,7 78,7

ya 10 21,3 21,3 100,0


(2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 6 12,8 12,8 12,8

ya 41 87,2 87,2 100,0

Total 47 100,0 100,0

p8in

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 44 93,6 93,6 93,6

ya 3 6,4 6,4 100,0

Total 47 100,0 100,0

p1eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 31 66,0 66,0 66,0

ya 16 34,0 34,0 100,0

Total 47 100,0 100,0

p2eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 44 93,6 93,6 93,6

ya 3 6,4 6,4 100,0

Total 47 100,0 100,0

p3eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 21 44,7 44,7 44,7

ya 26 55,3 55,3 100,0

Total 47 100,0 100,0

p4eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 44 93,6 93,6 93,6

ya 3 6,4 6,4 100,0


(3)

p5eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 17,0 17,0 17,0

ya 39 83,0 83,0 100,0

Total 47 100,0 100,0

p6eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 18 38,3 38,3 38,3

ya 29 61,7 61,7 100,0

Total 47 100,0 100,0

p7eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 23 48,9 48,9 48,9

ya 24 51,1 51,1 100,0

Total 47 100,0 100,0

p8eks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 41 87,2 87,2 87,2

ya 6 12,8 12,8 100,0


(4)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excluded(

a) 0 ,0

Total 30 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,604 17

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

pertanyaan 1 in ,87 ,346 30

pertanyaan 2 in ,60 ,498 30

pertanyaan 3 in ,47 ,507 30

pertanyaan 4 in ,37 ,490 30

pertanyaan 5 in ,87 ,346 30

pertanyaan 6 in ,27 ,450 30

pertanyaan 7 in ,87 ,346 30

pertanyaan 8 in ,10 ,305 30

pertanyaan 1 eks ,47 ,507 30

pertanyaan 2 eks ,10 ,305 30

pertanyaan 3 eks ,63 ,490 30

pertanyaan 4 eks ,10 ,305 30

pertanyaan 5 eks ,73 ,450 30

pertanyaan 6 eks ,67 ,479 30

pertanyaan 7 eks ,53 ,507 30

pertanyaan 8 eks ,17 ,379 30


(5)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pertanyaan 1 in 14,73 14,823 ,439 ,576

pertanyaan 2 in 15,00 15,724 ,035 ,612

pertanyaan 3 in 15,13 14,740 ,286 ,583

pertanyaan 4 in 15,23 15,495 ,097 ,605

pertanyaan 5 in 14,73 15,789 ,074 ,606

pertanyaan 6 in 15,33 16,506 -,164 ,631

pertanyaan 7 in 14,73 14,685 ,493 ,571

pertanyaan 8 in 15,50 15,431 ,245 ,593

pertanyaan 1 eks 15,13 14,878 ,249 ,587

pertanyaan 2 eks 15,50 15,155 ,363 ,584

pertanyaan 3 eks 14,97 14,861 ,267 ,585

pertanyaan 4 eks 15,50 15,845 ,071 ,605

pertanyaan 5 eks 14,87 14,878 ,297 ,583

pertanyaan 6 eks 14,93 15,099 ,210 ,592

pertanyaan 7 eks 15,07 14,823 ,264 ,585

pertanyaan 8 eks 15,43 15,840 ,042 ,609

total 7,80 4,028 1,000 ,294

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Sri Muliyandari

Tempat/ tanggal lahir : Klumpang, 16 Oktober 1990

Agama

: Islam

Alamat

: Desa Wonorejo, RT:01 RW:01 Kec. Sematu Jaya Kab.

Lamandau, Kalimantan Tengah

Nomor telepon

: 081361050565

Riwayat Pendidikan : -SD Negeri 106156 Klumpang

-SMP Negeri 1 Hamparan Perak

-SMA Negeri 1 Hamparan Perak

-D-III Kebidanan Deli Husada Delitua

Data Orang Tua

Nama Ayah

: Edi Yusno

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Alamat

: Desa Wonorejo, RT:01 RW:01 Kec. Sematu Jaya Kab.

Lamandau, Kalimantan Tengah

Nama Ibu

: sukartik

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

Alamat

: Desa Wonorejo, RT:01 RW:01 Kec. Sematu Jaya Kab.

Lamandau, Kalimantan Tengah


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 1 6

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 20

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

1 1 24