Prosedur perhitungan

5.1.3 Langkah A3: Data arus dan komposisi lalu lintas

Formulir kerja untuk mencatat data lalu lintas ini pada Formulir JK-II. Data arus lalu lintas untuk tahun yang dianalisis berupa q JP dalam satuan skr/jam. Ada dua alternatif penentuan, tergantung pada data yang tersedia, yaitu:

1) jika data yang tersedia hanya LHRT, pemisahan arah, dengan atau tanpa komposisi lalu lintas, maka:

a) Gunakan Formulir JK-II, masukan LHRT (kend/hari) untuk tahun yang diamati, tetapkan Faktor-k (nilai normal k = 0,09), dan masukan proporsi pemisahan arah dalam %.

b)

Hitung arus lalu lintas jam desain per arah menggunakan persamaan 14.

..............................................................14) Hitung juga q JP total dua arah. c)

Perhitungan q JP pada di atas, agar dilakukan per jenis kendaraan. Jika tidak ada, maka dapat digunakan nilai normal komposisi jenis kendaraan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel A.16, Lampiran B.

2) Jika data yang tersedia adalah arus lalu lintas per jam eksisting atau desain per jenis per arah, maka hitung q JP dalam satuan skr/jam. Jika menggunakan Formulir JK-II, maka masukkan nilai q JP dalam satuan kend/jam untuk masing-masing jenis kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2 sampai dengan 7. Jika arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai arus pada Baris 5, dan masukkan pemisahan arah yang diberikan (%) pada Kolom 8, baris 3 dan 4. Kemudian hitung arus masing-masing tipe kendaraan pada masing-masing arah dengan mengalikan nilai arus pada baris 5 dengan pemisahan arah pada Kolom 8, dan masukkan hasilnya pada baris 3 dan 4.

Dalam perhitungan q JP , untuk penyeragaman satuan bagi jenis kendaraan selain KR, digunakan ekr. Nilai ekr untuk masing-masing tipe kendaraan diambil dari Tabel A.3. dan

B.4. dalam Lampiran B. Jika digunakan Formulir JK-II, masukan nilai ekr kedalam baris 1.1 dan 1.2 (untuk jalan tak-terbagi, ekr selalu sama untuk kedua arah, untuk jalan terbagi yang arusnya tidak sama, ekr mungkin berbeda).

Menghitung parameter arus lalu lintas yang diperlukan untuk analisis, yaitu arus jam desain (q JP ), Proporsi pemisahan arah arus (PA), dan faktor satuan kendaraan ringan (F skr ).

a) Hitung q JP dalam satuan skr/jam dengan mengalikan arus dalam satuan kend/jam dengan ekr yang sesuai. Hitung arus total dalam ekr/jam.

b) Hitung PA, dengan membagi arus total (kend/jam) arah 1 dibagi dengan arus total dua arah 1+2 dalam satuan kend./jam.

c) Hitung Fskr

5.1.4 Langkah A-4: Menetapkan kelas hambatan samping

Tetapkan KHS sesuai kondisi lingkungan jalan. Gunakan Tabel A.2. Jika data rinci hambatan samping tersedia, maka:

1) Masukkan frekuensi hambatan samping per jam per 200m dari kedua sisi segmen yang diamati (atau perkiraan jika analisis untuk tahun yang akan datang):

a) Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan.

b) Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.

c) Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan.

d) Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total (kend./jam) dari sepeda, becak, delman, pedati, traktor, dan sejenisnya.

2) Kalikan frekuensi kejadian dengan bobot relatif dari tipe kejadian (gunakan Tabel A.1.). 3)

Hitung jumlah kejadian berbobot untuk semua tipe kejadian. 4)

Tentukan kelas hambatan samping menggunakan Tabel A.2. Jika data rinci hambatan samping tidak tersedia, kelas hambatan samping dapat ditentukan

sebagai berikut: 1)

Pada Tabel A.2 , periksa uraian tentang “kondisi khusus” dan pilih salah satu yang paling tepat untuk keadaan segmen jalan yang dianalisis.

2) Amati potret pada Gambar D.1. sampai dengan E.6. yang menunjukkan kesan visual rata-rata yang khusus dari masing-masing KHS, dan pilih salah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata sesungguhnya pada lokasi untuk periode yang diamati.

3) Pilih kelas hambatan samping berdasarkan pertimbangan dari gabungan langkah 1) dan 2) di atas.

5.2 Langkah B: Analisis kecepatan arus bebas

Dalam analisis nilai kecepatan arus bebas kendaraan ringan (V BKR ) digunakan sebagai ukuran utama kinerja, sedangkan Kecepatan arus bebas dasar (V BD ) untuk tipe kendaraan yang lain, ditunjukkan pada Tabel A. 5.. Analisis penentuan V B , menggunakan Formulir JK-

III, dengan data masukan dari Langkah A (Formulir JK-I dan JK-II). Ikuti prosedur perhitungan V B seperti diuraikan berikut:

1) Tetapkan Kecepatan Arus Bebas Dasar, V BD , masukkan hasilnya pada Kolom 2 Formulir JK-III. 2)

Tetapkan Penyesuaian V B akibat perbedaan lebar jalur lalu lintas (V BL ), masukan hasilnya pada kolom 3 Formulir JK-III. 3)

Tetapkan faktor Penyesuaian V B akibat hambatan samping (FV BHS ), masukan hasilnya pada kolom 4 Formulir JK-III. 4)

Tetapkan faktor penyesuaian V B untuk ukuran kota (FV BUK ).

5) Hitung V B untuk KR dengan mengalikan faktor menggunakan persamaan 2) dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 6 Formulir JK-III.

5.3 Langkah C: Analisis kapasitas (C)

Gunakan data masukan dari Formulir JK-III dan JK-II untuk menentukan kapasitas, dengan menggunakan Formulir JK-III. Perhitungan kapasitas secara keseluruhan mengikuti ketentuan teknis seperti diuraikan dalam bab 4.2.5. Tahapan analisis adalah sebagai berikut:

1) Tentukan Kapasitas Dasar, C 0. Masukan hasilnya pada kolom 8 dari Formulir JK-III. 2)

Tetapkan Faktor Penyesuaian C akibat lebar jalur lalu lintas (FC L ), masukkan hasilnya ke dalam Formulir JK-III, Kolom 9. 3)

Tetapkan Faktor Penyesuaian C akibat pemisahan arah (FC PA ). Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian C 0 untuk pemisahan arah adalah 1,0. Masukkan hasilnya ke dalam Formulir JK-III, Kolom 10. 4)

Tetapkan Faktor Penyesuaian C akibat Hambatan Samping (FC HS ), masukkan hasilnya ke dalam Formulir JK-III, Kolom 11.

5) Tetapkan Faktor Penyesuaian C akibat Ukuran Kota (FC UK ), masukkan hasilnya ke dalam Formulir JK-III, Kolom 12.

6) Tentukan Kapasitas menggunakan persamaan 4) dan masukkan hasilnya ke dalam kolom 13.

5.4 Langkah D: Kinerja lalu lintas

Gunakan data masukan yang dicatat dalam Formulir JK-I, JK-II dan nilai V B serta C 0 yang dicatat dalam Formulir JK-III untuk menentukan derajat kejenuhan (D J ), kecepatan (V T ) dan waktu tempuh (T T ). Penetapan kinerja jalan mengikuti prosedur sebagai berikut (Gunakan Formulir JK-III):

1) Menghitung D J , dengan menggunakan persamaan 6).

2) Tetapkan V T berdasarkan Gambar A.1. untuk tipe jalan 2/2TT dan Gambar A.2. untuk tipe jalan 4/2T, sebagai fungsi dari D J .

3) Hitung T T berdasarkan nilai-nilai V T dan L. 4)

Penilaian Kinerja Lalu Lintas: Cara yang paling cepat untuk mendapatkan nilai kinerja adalah dengan melihat D J dari kondisi yang diamati (eksisting) dengan D J dari D J yang diprediksi sesuai pertumbuhan lalu lintas tahunan serta "umur" pelayanan fungsional yang diinginkan dari segmen jalan ybs. Jika D J yang diperoleh terlalu tinggi (misal >0,85), maka disarankan untuk mengubah dimensi penampang melintang jalan dan membuat perhitungan baru. Perlu diperhatikan bahwa untuk jalan terbagi, penilaian kinerja harus dikerjakan dahulu untuk setiap arah untuk kemudian secara menyeluruh.

Lampiran A (normatif):

Diagram-diagram dan tabel-tabel ketentuan teknis

Gambar A. 1. Hubungan V T dengan D J , pada tipe jalan 2/2TT

Gambar A. 2. Hubungan V T dengan D J , pada jalan 4/2T, 6/2T

Tabel A. 1. Pembobotan hambatan samping

No.

Jenis hambatan samping utama

Bobot

1 Pejalan kaki di badan jalan dan yang menyeberang 0,5

2 Kendaraan umum dan kendaraan lainnya yang berhenti 1,0

3 Kendaraan keluar/masuk sisi atau lahan samping jalan 0,7

4 Arus kendaraan lambat (kendaraan tak bermotor) 0,4

Tabel A. 2. Kriteria kelas hambatan samping

Nilai frekuensi kejadian

Kelas Hambatan

Ciri-ciri khusus Samping

(dikedua sisi) dikali

bobot

Daerah Permukiman, tersedia jalan Sangat rendah, SR

lingkungan (frontage road) Daerah Permukiman, ada beberapa

Rendah, R

angkutan umum (angkot). Daerah Industri, ada beberapa toko di

Sedang, S

sepanjang sisi jalan. Daerah Komersial, ada aktivitas sisi jalan

Tinggi, T

yang tinggi. Daerah Komersial, ada aktivitas pasar

Sangat tinggi, ST

sisi jalan.

Tabel A. 3. Ekivalen kendaraan ringan untuk tipe jalan 2/2TT

ekr Arus lalu-lintas

KB

SM

total dua arah

Tipe jalan:

Lebar jalur lalu-lintas, L Jalur

(kend/jam)

Tabel A. 4. Ekivalen kendaraan ringan untuk jalan terbagi dan satu arah

Tipe jalan:

Arus lalu-lintas per

ekr

lajur(kend/jam)

KB

SM

0,40 2/1, dan 4/2T

0,40 3/1, dan 6/2D

Tabel A. 5. Kecepatan arus bebas dasar, V BD

V B0 , km/jam

Tipe jalan

Rata-rata semua kendaraan

6/2 T atau 3/1

61 52 48 57 4/2T atau 2/1

57 50 47 55 2/2TT

Tabel A. 6. Nilai penyesuaian kecepatan arus bebas dasar akibat lebar jalur lalu lintas efektif,

V BL

Lebar jalur efektif,L

e V B,L

Tipe jalan

(m)

(km/jam)

4/2T

-4 atau

Per Lajur: 3,00

-2 Jalan Satu Arah

Per Jalur: 5,00

Tabel A. 7. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan samping, FV BHS , untuk

jalan berbahu dengan lebar efektif L BE

FV BHS

Tipe jalan

4/2T Sangat rendah

0,96 0,99 Sangat tinggi

Sangat rendah

0,99 1,00 Jalan satu-arah Sedang

0,90 0,95 Sangat tinggi

Tabel A. 8. Faktor penyesuaian arus bebas akibat hambatan samping untuk jalan berkereb

dengan jarak kereb ke penghalang terdekat L K-p

FV B,HS

L k-p (m) Tipe jalan

Sangat rendah

0,88 0,92 2/2TT atau

Sangat tinggi

0,99 1,00 Jalan satu-arah

Sangat rendah

Sangat tinggi

Tabel A. 9. Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kecepatan arus bebas

kendaraan ringan, FV UK

Ukuran kota (Juta Faktor penyesuaian untuk ukuran penduduk)

kota, FV UK

Tabel A. 10. Kapasitas dasar, C 0

Tipe jalan

C 0 Catatan

(skr/jam)

4/2Tatau

Per lajur (satu arah) Jalan satu-arah

Per Jalur (dua arah)

Tabel A. 11. Faktor penyesuaian kapasitas akibat perbedaan lebar lajur atau jalur lalu lintas,

FC LJ

Tipe jalan

Lebar jalur lalu lintas efektif (W C )

FC LJ

(m)

Lebar per lajur; 3,00

4/2T atau Jalan satu-arah

Lebar jalur 2 arah; 5,00

Tabel A. 12. Faktor penyesuaian kapasitas terkait pemisahan arah lalu lintas, FC PA

Pemisahan arah PA %-%

65-35 70-30 FC PA 2/2TT

Tabel A. 13. Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan berbahu, FC HS

FC HS

Tipe jalan

KHS

Lebar bahu efektif L Be ,m

Jalan satu

arah

ST

Tabel A. 14. Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan berkereb dengan jarak dari

kereb ke hambatan samping terdekat sejauh L KP , FC HS

FC HS

Tipe jalan

KHS

Jarak: kereb ke penghalang terdekat L KP ,m < 0,5

Jalan satu arah

Tabel A. 15. Faktor penyesuaian kapasitas terkait ukuran kota, FC UK

Ukuran kota Faktor penyesuaian untuk (Jutaan penduduk)

ukuran kota, (FC UK )

Tabel A. 16. Nilai normal komposisi jenis kendaraan dalam arus lalu lintas

% komposisi lalu-lintas per jenis Ukuran kota

45 10 45 0,1-0,5 Juta penduduk

< 0,1 Juta penduduk

45 10 45 0,5-1,0 Juta penduduk

53 9 38 1,0-3,0 Juta penduduk

60 8 32 > 3,0 Juta penduduk

Lampiran B (informatif): Contoh-contoh perhitungan kapasitas

Contoh 1: Kapasitas Jalan Tipe 2/2TT Geometrik

: Lebar jalur lalu lintas efektif 6,0m

Lebar bahu efektif pada kedua sisi 1,0m (rata dengan jalan)

Lalu lintas

: Pemisahan arah 70-30 Lingkungan : Ukuran kota 700.000 penduduk

Banyak angkutan kota Banyak pejalan kaki Beberapa kendaraan menggunakan akses sisi jalan

Pertanyaan : 1. Berapa kapasitas segmen jalan (skr/jam)?

2. Berapa arus maksimum lalu lintas (skr/jam) yang dapat dilalui pada kecepatan 30km/jam?

Penyelesaian : Dengan menggunakan Formulir JK-1, JK-2, & JK-3 dilakukan analisis. Jawabannya adalah:

1. Kapasitas segmen adalah 1.795skr/jam

2. Arus maksimum pada kecepatan 30km/jam adalah 553skr/jam

Jawaban secara manual tanpa formulir:

1. Kapasitas segmen jalan dihitung sebagai berikut: Tabel A.10

C 0 = 2900skr/jam

Tabel A.11

FC L = 0,87

Tabel A.12

FC PA = 0,88

Tabel A.13 & A.14

FC HS = 0,86

Tabel A.15

FC UK = 0,94

C = 2900 x 0,87 x 0,88 x 0,86 x 0,94 = 1795skr/jam

2. Dari Gambar A.1, untuk V T = 30 km/jam, maka D J sudah mendekati nilai kapasitasnya, D J = 0,98 + 0,01 = 0,99 Maka, arus maksimum yang dapat dialirkan Q = 0,99 x 1795 =

1777skr/jam. Jawaban dengan menggunakan formulir dapat dilihat pada halaman berikut.

Formulir JK - 1 JALAN PERKOTAAN

HI

T anggal/Bulan/T ahun

Ditangani oleh:

HI DATA MASUKAN:

Formulir JK-1

Provinsi

Diperiksa oleh:

Kota

Ukuran kota:

0,7 Juta

No. Ruas/Nama Jalan

Segmen antara: ………………………………. dan …………………………………………………….. Kode

- DATA UMUM

T ipe daerah:

2/2-TT - DATA GEOMETRIK JALAN

Panjang segmen

T ipe jalan:

Waktu

Nomor Kasus:

CONTOH Soal 1 & 2

Denah atau gambar situasi segmen jalan

Potongan melintang jalan

Sisi A

Sisi B

Bahu

Jalur Lalin pada jalan sedang 2/2-TT berbahu

Bahu

Parameter

Sisi A

Sisi B

Total

Rata-rata

Lebar jalur lalu-lintas rata-rata

Kereb (K) atau Bahu (B)

Jarak kereb ke penghalang terdekat Lebar efektif bahu (dalam + luar) (m)

Jumlah bukaan pada median

tanpa median

Kondisi pengaturan lalu-lintas

Batas kecepatan (km/jam)

tidak ada rambu batas kecepatan, secara normatif batas kecepatan di wilayah perkotaan 40 km/jam

Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu

tidak ada

Pembatasan parkir (periode waktu)

tidak ada

Pembatasan berhenti (periode waktu)

tidak ada

Lain-lain

tidak ada

Formulir JK - 2

JALAN PERKOTAAN

Tanggal:

Ditangani

Formulir JK-2: DATA MASUKAN

No.ruas/Nama

- ARUS LALU LINTAS

Kode segmen:

Diperiksa

- HAMBATAN SAMPING

Periode waktu:

Nomor kasus

Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan LHRT

Pemisahan

Komposisi (%)

Faktor K (Kend/hari)

arus arah 1/2

Arus Lalu lintas, Q Baris Tipe kend.

Arus total Q

1.1 ekr arah 1

1.2 ekr arah 2 (lihat Tabel 5 atau 6) Arah

Kend/jam skr/jam kend/jam skr/jam kend/jam skr/jam Arah % kend/jam 2 skr/jam