Pendapatan yang dibelanjakan lebih banyak berarti secara ekonomis kemampuan ekonominya telah meningkat. Dimana jika terdistribusi dengan baik
di antara penduduk di kawasan tersebut, maka secara otomatis terjadi pula peningkatan kemakmuran masyarakat dan pengurangan terhadap jumlah
penduduk miskin. Satu hal yang perlu diingat bahwa pengurangan kemiskinan akibat adanya pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung pada pertumbuhan
ekonomi itu sendiri dan efek dari perubahan distribusi pendapatan yang terjadi. Oleh karena itu peran pendapatan dalam mempengaruhi kemiskinan, sedikit
banyak memerlukan peranan dari sebuah distribusi yang baik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai kemiskinan telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti dengan daerah, periode waktu dan spesifikasi penelitian yang
berbeda-beda. Untuk melengkapi dukungan dari landasan teori, maka penelitian ini juga dilengkapi penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor
– faktor yang mempengaruhi kemiskinan.
1.
Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga 2005, dalam jurnal “ Dampak Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Kemiskinan di Indonesia : Pendekatan Model Computable General Equilibrium CGE, dan Foster-Greer-Thorbecke Method
“ .
Variabel yang digunakan adalah tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, investasi
pendidikan, dan investasi kesehatan. Hasil dari penelitian ini adalah investasi sumberdaya manusia berdampak langsung pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Investasi kesehatan dan pendidikan sama-sama dapat mengurangi kemiskinan, namun investasi kesehatan memiliki persentase yang lebih besar.
2.
Aprilliyah Napitupulu 2007 dengan jurnal “ Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Penurunan Jumlah
Penduduk Miskin di Sumatera Utara ”. Penelitian ini menggunakan
metode “ Ordinary LeastSquare “, sementara data yang digunakan berupa data time series dari tahun 1990 sd 2004. Model yang digunakan :
Y = a + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ u Dimana ;
Y : jumlah penduduk miskin Sumatera Utara jiwa X1: angka harapan hidup tahun
X2: angka melek huruf persen X3: konsumsi perkapita rupiah
Hasil dari penelitian Apriliyah menemukan bahwa variabel angka harapan hidup, angka melek huruf dan konsumsi perkapita berpengaruh signifikan
terhadap jumlah penduduk miskin. 3.
Penelitian Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto 2010, yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik Bruto PDB dan Indeks Pembangunan
Manusia IPM Terhadap Angka Kemiskinan di Indonesia
” . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB dan IPM seluruh provinsi
di Indonesia tahun 2006 – 2008. Untuk metode analisis, penelitian ini
menggunakan metode regresi data panel dengan model FEM dan REM. ln Y
it
= β + β
1
ln X1
it
+ β
2
ln X2
it
+ e
it
dimana Y = kemiskinan; X
1
= PDRB ; X
2
= IPM; i = daerah dan t = waktu. Hasil penelitian mendapati bahwa pengaruh IPM dalam mempengaruhi
kemiskinan jauh lebih besar dari pengaruh PDRB.Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi yang
terjadi belum pro orang miskin. 4.
Nur Tsaniyah 2010. Dalam penelitian “ Proyeksi Tingkat Kemiskinan di Indonesia Studi Kasus : 30 Provinsi
“. Metode analisis yang digunakan
penelitian ini menggunakan metode analisis regresi model Least Square Dummy Variabel LSDV. Model penelitian yang digunakan :
KMSKN
it
= a
0i
+ β
1
PDRB
it
+ β
2
AHH
it
+ U
i
Dimana; KMSKN : tingkat kemiskinan provinsi
PDRB : PDRB perkapita
AHH : angka harapan hidup
Dari hasil penelitian, variabel PDRB perkapita dan variabel angka harapan hidup berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan.
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis