Strength Kekuatan Weakness Kelemahan Opportunity Peluang Misi

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 44

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROPINSI RIAU

3.1. Analisa SWOT

Berdasarkan analisis atas gambaran kinerja secara keseluruhan di atas, dilakukan identifikasi terhadap faktor faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Faktor faktor tersebut adalah :

A. Strength Kekuatan

Yaitu : Berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Propinsi Riau, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperanan besar dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan di laksanakan sesuai program yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi. 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Riau sesuai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2014. 2. Perencanaan program kesehatan sudah optimal 3. Pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan program 4. Monitoring dan evaluasi program berjalan baik.

B. Weakness Kelemahan

Yaitu :Berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Propinsi Riau, yang apabila berhasil diatasi akan berperanan besar dalam memperlancar berbagai pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan. 1. Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia belum mencukupi 2. Kelayakan gedung Dinas Kesehatan belum memadai 3. Pengalokasian anggaran kesehatan belum optimal Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 45 4. Kerjasama lintas program belum optimal 5. Sistem logistik masih lemah

C. Opportunity Peluang

Yaitu : Peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Propinsi Riau, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai tujuan. 1. Adanya RPJMD Propinsi Riau ketersediaan dana APBD yang cukup besar 2. Peraturan perundang undangan mendukung program kesehatan 3. Dana APBN mendukung program kesehatan 4. Permenkes tentang jabatan struktural kesehatan 5. Komitmen Kabupaten dan Kota berjalan baik 6. Kerjasama dengan lintas sektor baik

D. Threat Ancaman

Yaitu : Kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Propinsi Riau, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. 1. Pemerataan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas masih belum sesuai dengan perkembangan wilayah dan penduduk. 2. Adanya Perubahan Trend Penyakit. 3. Tuntutan era persaingan bebas. 4. Tingginya migrasi penduduk ke Riau.

5. Kondisi geografis, bencana, berpotensi masalah kesehatan.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 46 Kekuatan Strength

1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Riau sesuai Peraturan Daerah No 2 Tahun 2014

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Riau yang baru, berdasarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja SOTK menyatakan bahwa Organisasi Dinas Kesehatan mengalami perubahan yang signifikan dimana di tambahnya Unit Pelaksana Teknis baru yaitu UPT Penanggulangan Krisis, Pengembangan SDM dan Kesehatan Olah Raga Masyarakat dan UPT Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan. Penambahan struktur organisasi tersebut makin memperkuat Dinas Kesehatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.

2. Perencanaan Program Kesehatan sudah Optimal

Perencanaan adalah salah satu fungsi administrasi dalam rangka memecahkan masalah yang didalamnya terkandung suatu proses sistematis yang mempunyai urutan logis,artinya suatu langkah dalam proses perencanaan adalah konsekuensi logis dari langkah sebelumnya. Perencanaan program kesehatan yang baik akan menentukan keberhasilan program kesehatan, dengan dukungan tim perencana yang solid dan kompeten. Keberhasilan program program yang ada pada Dinas Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Riau sangat tergantung dari perencanaan yang dibuat.

3. Pelaksanaan Kegiatan sesuai perencanaan Program

Pelaksanaan program kesehatan adalah membuat semua anggota kelompok berkeinginan mencapai dan tetap teguh pada pencapaian tujuan dengan rencana dan upaya upaya pengorganisasian. Kegiatan pelaksanaan program yang dilakukan sangat bergantung kepada pemimpin untuk membimbing, mengarahkan dan mengatur bawahan dan sangat terkait dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Dengan pelaksanaan program yang baik dan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, maka program Dinas Kesehatan Propinsi Riau dapat terlaksana secara optimal. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 47

4. Monitoring dan Evaluasi Program berjalan baik

Monitoring dan Evaluasi program kesehatan merupakan kegiatan yang secara seksama dilakukansecara rutin untuk mendapatkan informasi terhadap data program untuk proses pengambilan keputusan dan tindakan selanjutnya. Penentuan keberhasilan program kesehatan sangat ditentukan oleh monitoring dan evaluasi yang seyogyanya sudah dilakukan Dinas Kesehatan Propinsi Riau terhadap sebagian besar program kesehatan yang memerlukan proses monitoring dan evaluasi, baik di internal Dinas Kesehatan Propinsi Riau maupun ke Kabupaten dan Kota. Weakness Kelemahan 1. Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia belum mencukupi Kuantitas sumber daya manusia berarti jumlah atau kecukupan tenaga kesehatan yang berada dalam institusi Dinas Kesehatan Propinsi Riau belum mencukupi karena masih dibutuhkan banyak tenaga kesehatan untuk menempati posisi baik sebagai pejabat struktural pada pengembangan struktur organisasi yang baru dan pejabat fungsional kesehatan untuk melayani masyarakat Riau yang jumlahnya jugabertambah dari waktu ke waktu. Kualitas Sumber daya manusia berarti Dinas Kesehatan Propinsi Riau sangat membutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional di bidangnya. Diperlukan kajian dan seleksi kualitas tenaga kesehatan untuk melayani masyarakat, mempunyai kompetensi yang cukup untuk menduduki jabatan sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI. Disamping itu peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang kesehatan juga sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing yang kompetitif menuju era perdagangan bebas.

2. Kelayakan gedung Dinas Kesehatan belum memadai

Gedung Dinas Kesehatan yang sekarang ada, sudah tidak mencukupi lagi menampung jumlah pegawai dan staf yang ada dengan berbagai program kesehatan yang harus dikerjakan sehingga lingkungan kerja sudah terasa kurang sehat. Penambahan ruangan makin banyak dibutuhkan karena adanya penambahan dan pemekaran struktur organisasi Dinas Kesehatan. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 48

3. Pengalokasian Anggaran Kesehatan Belum optimal

Selama ini pengalokasian dana pada Dinas Kesehatan Propinsi Riau yang berasal dari berbagai sumber cukup dipengaruhi oleh berbagai hal yang kadang-kadang belum mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan secara komprehensif.

4. Kerjasama Lintas Program belum optimal

Cukup banyak program yang ada di berbagai bidangunit di lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi Riau yang memerlukan sinkronisasi dan kerjasama lintas agar program yang dirinci menjadi kegiatan kegiatan dapat berjalan optimal dan tidak tumpang tindih.

5. Sistem Logistik masih lemah

Penanganan logistik dalam pengelolaan barang di Dinas Kesehatan Propinsi Riau selama ini masih belum memenuhi kaidah-kaidah manajemen logistik yang baik. Oportunity Peluang

1. Adanya RPJMD Propinsi Riau Ketersediaan dana APBD yang cukup

RPJMD atau rencana pembangunan jangka menengah daerah Propinsi Riau dimana didalamnya terdapat visi, misi dan isu strategi Propinsi Riau, merupakan acuan dari Dinas Kesehatan Propinsi Riau untuk merencanaan dan melaksanakan pembangunan kesehatan di Propinsi Riau untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, pemerintah Propinsi Riau mempunyai anggaran yang cukup besar untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan termasuk pembangunan bidang kesehatan.

2. Peraturan perundang undangan mendukung program kesehatan

Cukup banyak peraturan perundangan yang mendukung pembangunan bidang kesehatan baik berupa Undang Undang sampai Peraturan Daerah, bahkan visi misi gubernur dan wakil gubernur juga mencantumkan pentingnya memprioritaskan pembangunan bidang kesehatan. Hal tersebut merupakan peluang dan acuan bagi Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 49 Dinas Kesehatan untuk melaksanakan berbagai program program kesehatan melalui berbagai kebijakan bidang kesehatan.

3. Dana APBN mendukung program kesehatan

Sampai saat ini program Dinas Kesehatan tidak hanya didukung oleh sumber dana APBD, tetapi juga mendapatkan dana dari Kementerian Kesehatan RI melalui dana APBN. Adanya dana APBN yang diberikan dalam bentuk program yang sifatnya Nasional perlu dioptimalkan untuk mendukung berbagai program dan kegiatan yang merupakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan.

4. Permenkes tentang jabatan struktural kesehatan

Permenkes yang dimaksud disini adalah Permenkes no 971 tahun 2011 tentang jabatan struktural kesehatan dapat dimanfaatkan agar didapatkan personalia yang cakap dan mampu dengan kompetensi yang baik untuk menduduki jabatan struktural kesehatan. Jika perlu diperkuat dengan melaksanakan fit and proper test dalam memilih pejabat untuk menduduki jabatan tertentu sehingga akan penempatan seseorang sesuai dengan kompetensinya the right man in the right place.

5. Komitmen Kabupaten dan Kota berjalan baik

Pada umumnya kebijakan program kesehatan pada Dinas Kesehatan Propinsi tersosialisasi dengan baik kepada Dinas Kesehatan KabupatenKota sebagai perpanjangan tangan untuk pelaksanaan program dari Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Hubungan yang baik ini perlu senantiasa dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang.

6. Kerjasama dengan Lintas sektor baik

Di samping sesama institusi kesehatan, Dinas Kesehatan juga mempunyai hubungan dan kerja sama yang baik dengan instansi lain untuk mendukung keberhasilan pencapaian program kesehatan. Bahkan sektor swasta juga berperan besar dalam mendukung pembangunan bidang kesehatan di Propinsi Riau. Threat Ancaman 1. Pemerataan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas masih belum sesuai dengan perkembangan wilayah dan penduduk Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 50 Kondisi yang ada sekarang fasilitas kesehatan meliputi Rumah Sakit dan Puskesmas masih belum merata dan sangat terbatas dan belum memenuhi standar yang ada, dimana kesesuaian fasilitas kesehatan terutama di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan DTPK. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang mencukupi sampai ke pelosok negeri sangat diperlukan dalam membuat sistem rujukan berjenjang demi menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional.

2. Adanya Perubahan Trend Penyakit

Adanya fenomena triple burdon dissease atau tingginya penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan munculnya penyakit penyakit baru masih menjadi ciri khas perkembangan penyakit di era sekarang. Hal ini perlu menjadi perhatian dalam membuat program dan kegiatan bidang kesehatan. Dibalik itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan perlu mendapat perhatian.

3. Tuntutan Era persaingan bebas

Dalam bidang kesehatan era globalisasi atau era persaingan bebas dalam pelayanan kesehatan yaitu masuknya tenaga profesional kesehatan asing ke Indonesia. Riau merupakan propinsi yang mungkin cukup diminati, pertama karena potensi pasar dan pertumbuhan ekonomi Riau yang cukup menjanjikan. Dengan potensi pasar yang ada, maka kelak tenaga kesehatan kita harus siap bersaing dengan tenaga kesehatan pihak asing. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang ada di propinsi jadi merupakan keharusan untuk era globalisasi ini.

4. Tingginya Migrasi Penduduk ke Riau

Sampai saat ini migrasi penduduk ke propinsi Riau, semakin meningkat, jumlah penduduk Riau semakin bertambah, lapangan pekerjaan semakin menjadi keharusan untuk disediakan. Hal ini bisa disebabkan karena dari segi ekonomi wilayah Riau merupakan peluang bagi penduduk diluar Riau untuk bisa berkembang. Pertambahan penduduk yang lebih tinggi dari angka rata-rata ini merupakan ancaman terhadap keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 51

5. Kondisi geografis, bencana, berpotensi masalah kesehatan

Kondisi geografis wilayah Riau yang kompleks terdiri dari kawasan daratan, lautan, perkotaan, pedesaan, kepulauan, terpencil, perbatasan, kawasan gambut dan sebagainya berpotensi terjadinya berbagai keadaan seperti banjir, longsor, erosi, kabut asap, dan lain laindengan berbagai dampaknya terhadap kesehatan. Untuk itu perlunya kesiap siagaan tenaga dan fasilitas kesehatan dalam menghadapi kemungkinan permasalahan kesehatan yang ada. Penyusunan alternatif strategi : Penyusunan alternatif strategi pelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan Propinsi Riau melalui 2 analisa yaitu : Analisa Matriks Eksternal dan Internal untuk menentukan posisi strategis Dinas Kesehatan Propinsi Riau dan Analisa matriks TOWS. Penentuan analisis dilakukan Tim melalui Foccus Group Discussion FGD dan melalui curah pendapat brain storming .

1. Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal matrix EFE dan EFI

 Penyusunan terhadap peluang dan acaman.  Pembobotan pada setiap factor dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 sangat penting.  Berikan rating 1 sampai 4 untuk tiap faktor : 1. Bila mempunyai pengaruh sangat sedikit 2. Kurang berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Mempunyai pengaruh sangat kuat.  Nilai bobot dan rating dikalikan pada setiap faktor.  Hasil perkaliannya bobot X rating dijumlahkan. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 52 Tabel : Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 53 Analisis Matriks EFI — EFE Untuk menentukan posisi organisasi berdasarkan nilai total matriks EFI dan EFE. Total nilai EFI yang diberi bobot pada sumbu x horizontal dan total nilai EFE pada sumbu y vertikal. Pada sumbu x matriks IFE : nilai 1,0 sampai 1,99 lemah 2,0 sampai 2,99 sedang 3,0 sampai 4,0 kuat Pada sumbu y matriks EFE : nilai 1,0 sampai 1,99 rendah 2,0 sampai 2,99 sedang 2,99 sampai 3,0 tinggi Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 54 Dengan posisi organisasi Dinkes prop Riau di sel I, Tumbuh dan bina Growth Build “ Adanya proses Internal yang berjalan baik dengan kondisi eksternal yang mendukung, maka Dinas Kesehatan Propinsi Riau mempunyai kesempatan besar untuk meningkatkan capaian kinerja organisasi “ Analisa Matriks TOWS Matriks yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang disesuaikan dengan kekuatan kelemahan yang dimiliki sehingga menghasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi. Analisis ini untuk penentuan SO, WO, ST, dan WT yang dikembangkan dalam organisasi.  Strategi SO : Menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal.  Strategi WO : Untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 55  Strategi ST : Merupakan kekuatan organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.  Strategi WT : Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Tujuan dari pencocokan ini matching adalah menghasilkan strategi alternatif yang layak, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang terbaik. SO – STRATEGI 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan mendukung pencapaian sasaran RPJMD Propinsi Riau dengan ketersediaan dana yang cukup besar. 2. Proses Administrasi dan Manajemen Program kegiatan berjalan dengan optimal dengan adanya Komitmen dengan Kabupaten Kota 3. Peraturan Per UU yang sesuai dengan pengembangan Program bidang Kesehatan 4. Pelaksanaan Program juga didukung tersedianya dana APBN ST – STRATEGI 1. Proses perencanaan pembangunan RS Puskesmas yang sesuai dengan perkembangan wilayah dan penduduk yang sesuai Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 56 2. Pelaksanaan program bidang kesehatan yang memprioritaskan adanya kecenderungan trend penyakit 3. Pelaksanaan dan monitoring program kesehatan menyesuaikan kondisi geografis, daerah berpotensi penyakit maupun bencana 4. Perencanaan program dengan meningkatkan SDM Kesehatan untuk menghadapi era persaingan bebas WO – STRATEGI 1. Sesuai dengan RPJMD, adanya dana untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur kesehatan sesuai standar 2. Komitmen Kabupaten Kota untuk meningkatkan pengembangan SDM Kesehatan 3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk upaya promotif 4. Kualitas dan kuantitas SDM disesuaikan permenkes tentang jabatan struktural kesehatan 5. Sistem logistik ditingkatkan dengan kerjasama lintas program dan sektor yang baik WT – STRATEGI 1. Maksimalkan SDM baik struktural dan fungsional untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna 2. Maksimalkan anggaran yang ada untuk persiapan tuntutan era globalisasi, dan perubahan trend penyakit. Analisa Isu- isu strategi Dinas Kesehatan Propinsi Riau 1. Pengembangan Infrastruktur Kesehatan 2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan 3. Peningkatan sumber daya manusia bidang Kesehatan 4. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat Riau 5. Optimalisasi pengembangan sektor kesehatan dengan program kesehatan 6. Peningkatan Pelayanan kesehatan, kualitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan 7. Pembangunan berwawasan kesehatan dan berbudaya Melayu. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 57 8. Meningkatkan peran swasta dalam pembangunan kesehatan. 9. Kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dalam daerah rawan bencana 10. Pengelolaan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan di bidang Kesehatan 11. Pengurangan kesenjangan antar wilayah di bidang Kesehatan 12. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. 13. Peningkatan daya saing global pelayanan Kesehatan

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil kepala daerah terpilih

Visi Riau : “ Terwujudnya Propinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta pemantapan aparatur “ No Misi dan Program Kepala daerah Permasalahan dan pelayanan Dinas Kesehatan Propinsi Riau Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Meningkatkan Pembangunan Infra struktur Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana Puskesmas pustu dan jaringannya 1.Kelayakan gedung Dinas Kesehatan belum cukup memadai 2.Pemerataan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas masih belum sesuai dengan perkembangan wilayah dan Penduduk Pengalokasian anggaran belum sesuai Dana tersedia Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana Rumah sakit RS Paru RS Mata s.da Pengalokasian anggaran belum sesuai Dana tersedia Program pemeliharaan sarana dan prasarana RS UmumRS JiwaRS Paru RS Mata s.da Pengalokasian anggaran belum sesuai Dana tersedia 2 Meningkatkan Pelayanan pendidikan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 58 Program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya kesehatan 1.Kuantitas dan Kualitas tenaga kesehatan belum mencukupi 2.distribusi tenaga kesehatan tidak merata Kualitas tenaga kesehatan tempatan rendah Diklat teknis kesehatan Program Diklat dan Penelitian Kesehatan 1.Kuantitas diklat teknis kesehatan dari dana APBD sangat terbatas 2. penelitian sangat kurang dilakukan dari dana APBD 3.kurangnya tenaga pelatih Widyaiswara kesehatan Kurangnya dukungan dan dana 1.Tersedianya tenaga widyaiswara dan peneliti, kurikulum pelatihan teknis kesehatan 2.Dukungan diklat dan penelitian dari pusat 3 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Program peningkatan keselamatan Ibu melahirkan 1.Kompetensi petugas KIA penolong persalinan kurang memadai 2.Komitmen petugas kurang Sarana pelayanan KIA kurang 3.sistem rujukan kasus tidak optimal 1.Dukungan peran serta lintas sektor 2. Era MDGs Adanya dana pusat dan daerah Program perbaikan gizi Masyarakat Masih ditemukan kasus gizi buruk 1.Dukungan peran serta lintas sektor 2. Era MDGs Adanya dana pusat dan daerah Program Obat dan perbekalan kesehatan Kemampuan dana kabupaten kota belum bisa mendukung penyediaan obat paten Dana dan sistem JKN Kebijakan Gubri Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1.Kompetensi tenaga kesehatan kurang memadai 2.Komitmen tenaga kesehatan kurang 3.sistem rujukan kasus tidak optimal 1.Dukungan peran serta lintas sektor 2. Era MDGs Adanya dana pusat dan daerah Program Promosi dan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1.Tidak ada penempatan jabatan fungsional promosi kesehatan 2.kebijakan publik berwawasan kesehatan masih sedikit 1.Kurangnya dukungan 2.Pola hidup masyarakat Peran media cetak dan elektronik Permenkes Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 1.Masih tingginya angka penyakit 2. Penetapan status KLB masih blum optimal Kualitas tenaga kesehatan Mutasi pegawai penjab KLB Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 59 Program standarisasi pelayanan kesehatan 1.Belum semua fasilitas kesehatan terakreditasi dan BLUD Tenaga yang kurang dalam melaksanakan Adanya mapping area Program pelayanan instalasi farmasi dan logistik kesehatan Distribusi dan sistem logistik belum optimal Kualitas tenaga kesehatan Adanya UPT baru ttg instalasi farmasi dan logistik kesehatan Program Pengendalian Penyakit Tidak menular 1.Masih tingginya angka penyakit 2. Penetapan status KLB masih blum optimal Kualitas tenaga kesehatan Mutasi pegawai penjab KLB Program Penanggulangan Krisis Kesehatan 1.Rutinnya kasus bencana asap 2.Meningkatnya KLB setiap tahun Kualitas tenaga kesehatan 1.Mutasi pegawai penjab KLB 2.Dukungan pihak swasta Program Pembiayaan Kesehatan Pengalokasian anggaran kesehatan belum tepat sasaran Kompetensi tenaga kesehatan kurang Perencanaan yang benar 4 Menurunkan Kemiskinan 5 Mewujudkan pemerintahan yang handal dan terpercaya Program Manajemen dan Informasi Kesehatan 1. SIMPUS dan SIM RS belum jadi landasan untuk perencanaan 2. data kesehatan dari kabupaten kota kurang optimal Kompetensi tenaga kesehatan kurang 6 Pembangunan Masyarakat yang berbudaya Melayu, beriman, dan bertaqwa, serta pemantapan kehidupan berpolitik Program 7 Memperkuat pembangunan pertanian dan perkebunan 8 Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta pariwisata Program Program pengembangan lingkungan sehat 1.Perubahan iklim yang selalu berubah ubah 2.Perilaku masyarakat yang belum berwawasan lingkungan sehat 1.Deteksi lamban oleh petugas 1.Dukungan pemerintah 2. Per UU Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 60 9 Meningkatkan peran swasta dalam pembangunan Program Pembiayaan Kesehatan Belum Semua fasilitas kesehatan lanjutan terakreditasi dan BLUD 1. SDM yang sesuai kompetensi di faskes tk I dan lanjutan masih kurang secara distribusi juga tidak merata 2. Sarana dan prasarana di fasyankes pertama dan lanjutan belum sesuai standard 3. Anggaran dana dari APBN dan APBD Munculnya fasilitas kesehatan tingkat petama FKTP dan lanjutan FKTL akan meningkatkan daya saing fasilitas kesehatan pemerintah 3. 3. Telaahan Renstra KL dan Renstra KabKota 3.3.1. Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 021MenkesSKI2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –

2014, visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”.

Untuk mencapai visi tersebut, ditempuh melalui misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 61 Pernyataan visi dan misi Kementerian Kesehatan RI memberikan arahan bagi seluruh daerah Provinsi dan KabupatenKota di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesehatan. Beberapa hal menjadi pertimbangan dalam Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau, diantaranya: 1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Kebijakan pembangunan kesehatan untuk 5 lima tahun yang akan datang diarahkan padaakses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap, dengan penitik beratan pada upaya promotif dan preventif. 2. Penatalaksanaan Program Kesehatan 3. Penetapan Standar Pelayanan Kesehatan.

3.3.2. Telaahan Renstra KabupatenKota se-Provinsi Riau .

Melihat hasil telaahan Renstra Kabupaten Kota di Provinsi Riau dapat kita simpulkan beberapa isu-isu strategis pembangunan kesehatan di Kabupaten Kota Provinsi Riau: 1. Derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah dilihat dari masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi, masih tingginya angka kesakitan beberapa penyakit menular seperti Malaria, TB Paru, ISPA, Diare dan HIV – AIDS 2. Dalam pelayanan kesehatan rujukan masih belum optimal di mana belum terpenuhi standar dan pedoman pelaksanaan pelayanan medis, belum berjalannya sistem Jaminan Mutu, SDM yang terbatas dari segi jumlah, jenis dan kualitas. 3. Masih terbatasnya kuantitas dan kualitas kinerja tenaga kesehatan yang dimiliki. 4. Masih terbatasnya kualitas pelayanan kesehatan dan pemerataan serta keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. 5. Masih kurangnya peran serta masyarakat termasuk sektor swasta untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung pelaksanaan program kesehatan. 6. Belum optimalnya ketersediaan obat dan penyelenggaraan pelayanan farmasi yang berkualitas.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 62 1. Alih fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah Provinsi Riau. Pembukaan hutan untuk fungsi lainnya yang beragam berlangsung secara berangsur-angsur dan tercatat seluas ± 2,04 juta Ha sampai dengan tahun 2009. Pembukaan hutan sekunder untuk keperluan lahan pertanian dan kebun penduduk telah menyebabkan terbentuknya lahan-lahan kritis. 2. Kebakaran hutan dan lahan. Pada tahun 2005 seluas 42.200 Ha dan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 14.600 Ha. Jumlah hotspot kebakaran hutan pada tahun 2008 sebanyak 2946, pada tahun 2009 meningkat sebanyak 4286 dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 1703. Hal ini memberikan indikasi bahwasanya hutan dan lahan yang terbakar menjadi semakin luas.Walaupun belum terdapat perhitungan yang pasti tentang kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut, namun dapat dipastikan telah mengganggu aktivitas ekonomi, penerbangan, pelayaran, kesehatan masyarakat, aktivitas sosial lainnya, keanekaragaman hayati, dan bahkan telah mengganggu hubungan antar negara. 3. Pencemaran sungai. Provinsi Riau juga menghadapi permasalahan pencemaran badan sungai dan pesisir oleh kegiatan industri dan permukiman yang berada di sepanjang badan sungai dan pantai Timur. Kegiatan industri hulu yang mengolah sumber daya hutan, perkebunan, dan pertambangan, seperti industri plywood, pulp dan kertas, pengolahan kelapa sawit PKS, crumb rubber, permukiman penduduk, kegiatan komersial dan jasa, dan lainnya yang membuang limbahnya ke badan sungai telah menurunkan kualitas air sungai dan pesisir. Kerusakan fisik badan sungai yang ditandai oleh tingginya sedimentasi dan konsentrasi TSS dan TDS oleh abrasi dan longsoran tebing sungai. 4. Bencana alam. Potensi terjadinya banjir, genangan, longsor dan erosi disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah tengah, hulu, dan di sepanjang DAS; surplus neraca air pada bulan-bulan basah; pertemuan beberapa anak sungai di bagian hulu; pengaruh pasang-surut; keberadaan rawa gambut di wilayah tengah dan hilir yang menjadi kendala aliran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 63 permukaan; alih fungsi lahan hutan pada Daerah Aliran Sungai DAS dan sub-DAS; pemanfaatan tepi sungai untuk kegiatan bongkar-muat yang menyebabkan abrasi dan pengikisan tebing sungai; serta tumbuhnya gulma air pada badan air sungai yang menghambat aliran sungai. 5. Lahan kritis. Keberadaan lahan terlantar telah menciptakan lahan kritis di beberapa bagian wilayah Provinsi Riau.Pembukaan hutan sekunder untuk keperluan lahan pertanian dan kebun penduduk telah menyebabkan terbentuknya lahan-lahan kritis oleh karena lahan garapan tersebut tidak dipelihara dengan baik dan ditinggalkan untuk berpindah ke lokasi lainnya.Lahan yang ditinggalkan berubah menjadi semak belukar dan alang-alang, sehingga tidak mampu menahan air lebih lama untuk diresapkan ke dalam tanah.Lahan kritis yang luasnya mencapai ratusan ribu hektar perlu dipulihkan dan difungsikan secara lestari. 6. Konflik pemanfaatan ruang; Permasalahan konflik pemanfaatan ruang tercatat di sebagian besar wilayah Provinsi Riau terutama berkaitan dengan tumpang tindih fungsi ruang, perbedaan kepentingan atas bidang lahan, dan pemanfaatan lahan secara liar.Pemanfaatan ruang darat dan laut berfungsi lindung oleh kegiatan budidaya memberikan dampak berupa kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan. Pada masa mendatang pemanfaatan ruang perlu diselaraskan dengan ketetapan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Riau, terutama dalam upaya mempertahankan, menjaga, dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung, baik suaka alam, perlindungan daerah bawahan, perlindungan setempat, kawasan rawan bencana alam, kawasan bergambut dan berhutan mangrove, dan kawasan terumbu karang dan padang lamun.

3.4. Penentuan Isu-isu Strategis

Dalam menentukan isu strategis, beberapa acuan penting yang dijadikan bahan pertimbangan adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Kesehatan RPJMN-K Tahap II 2015-2019, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Riau 2014-2019, Standar Pelayanan Minimal SPM bidang kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, rancangan Agenda Pembangunan Pasca MDGs serta isu Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 64 strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.Terdapat 8 delapan isu strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu: 1. Status kesehatan ibu,balita, remaja dan lansia 2. Perbaikan status gizi masyarakat 3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan 4. Ketersediaan farmasi, alat kesehatan, alat kesehatan dan pengawasan obat dan makanan 5. Jaminan Kesehatan Nasional 6. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 7. Manajemen dan pembiayaan kesehatan 8. Keterbatasan sumberdaya kesehatan. Berdasarkan identifikasi permasalahan internal dan eksternal, analisa terhadap peluang dan tantangan pembangunan kesehatan, komitmen global, komitmen nasionalserta telaahan beberapa dokumen perencanaan tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan Provinsi Riau menetapkan isu-isu strategis pembangunan kesehatan tahun 2014-2019 sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan

Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat Riau yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan agar mendapatkan kesempatan yag sama dalam pelayanan kesehatan, mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat fisik, mental dan sosial serta mengurangi angka kesakitan; melalui upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasilguna.

2. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Mendorong kerjasama antar masyarakat ataupun antar kelompok, dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan; memantapkan peranserta masyarakat termasuk swasta sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku berbasis masyarakat; menerpakan promosi kesehatan yang efektif serta memobilisasi sektor lain untuk sektor kesehatan. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 65

3. Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan

Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti dengan penyehatan lingkungan. Mengembangkan sistem peringatan dan kewaspadaan dini terjadinya wabahKLB, meningkatkan kemandirian masyarakat masyarakat dalam sistem peringatan dini, penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana serta terjadinya wabahKLB .

4. Obat dan Kefarmasian

Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas serta pemberian dukungan dan mantapkan kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dalam pengawasan terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan dan makanan untuk menjamin keamanan, khasiatkemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

5. Sumber Daya Kesehatan

Pemenuhan sumberdaya kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara efektif sesuai sengan kepentingan masyarakat secara adil; mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya kesehatan yang berkualitas dan berdayasaing dengan lebih memantapkan sistem mutu upaya pengawasan, standarisasi dan sertifikasi; serta mempermudah akses sumberdaya kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan; dan pengawasan sumberdaya kesehatan.

6. Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di bawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti Posyandu, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan secara efektif sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita. Mengurangi prevalensi gizi buruk balita dengan memperkuat institusi yang ada seperti puskesmas dan Posyandu. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014 - 2019 66

7. Jaminan Kesehatan Masyarakat

Memantapkan penataan sistem pembiayaan dukungan kesehatan ke arah kesiapan konsep, kelembagaandan dukungan terhadap penerapan jaminan kesehatan sosial menuju universal coverage dan sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran, menghimpun sumber-sumber dana baik dari pemerintah, juga meningkatkan peran masyarakat, termasuk swasta untuk menjamin ketersediaan pembiayaan kesehatan. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 67

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU

4.1 Visi dan Misi A.Visi

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2014-2019 telah dirumuskan selaras denganperencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah daerah, potensi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis, sebagai berikut: “Dinas Kesehatan sebagai institusi profesional dalam mewujudkan kesehatan yang berkualitas sebagai upaya peningkatan usia harapan hidup masyarakat Riau ” Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut: Profesional : mampu melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan berdasarkan norma dan etika yang berlaku untuk mencapai hasil yang bermutu dan berkualitas. Berkualitas : Kesempurnaan dari sesuatu yang dikerjakan atau sesuatu yang menjamin tercapai suatu harapantujuan Usia Harapan Hidup : umur maksimal yang diperkirakan dari individu sebagai indikator tingkat kesehatan di provinsi riau Dengan demikian pembangunan kesehatan yang diselenggarakan diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku sehat dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Visi Dinas Kesehatan Provinsi Riau yang telah ditetapkan hendaknya diketahui oleh setiap individu kesehatan serta instansi terkait dan dijadikan arah dari upaya pembangunan kesehatan yang akan dilakukan.

B. Misi

Misi pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Riau bidang kesehatan tahun 2014-2019 adalah Meningkatkan Pelayanan Kesehatan. Sehubungan hal tersebut, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 68 Dinas Kesehatan Provinsi Riau perlu menetapkan misi yang merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan . Dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan kedepan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 10 sepuluh Misi Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014–2019 sebagai berikut: 1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan profesional, terjangkau, terpadu, bermitra, dan berkesinambungan; 2. Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat; 3. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak; 4. Meningkatkan status gizi masyarakat; 5. Mengendalikan penyakit menular dan tidak menular secara komprehensif dengan pendekatan lingkungan sehat berbasis masyarakat; 6. Mengembangan sumber daya kesehatan yang bermutu dan berkualitas; 7. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keamanan obat dan logistik kesehatan serta menjamin keamanan produksi dan distribusi makananminuman; 8. Mengembangkan system manajemen dan Informasi kesehatan yang profesional transparan, berdayaguna dan berhasilguna; 9. Mengembangkan Sistem Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat; 10. Mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas kesehatan sebagai regulator dan pembinaan bidang kesehatan di Provinsi Riau. Penjelasan masing-masing misi: 1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan profesional, terjangkau, terpadu, bermitra, dan berkesinambungan. Merupakan upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan secara profesional yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan dengan melibatkan unsur swasta dan lainnya; memfokuskan pada upaya percepatan pembangunan kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan DTPK agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah; mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat fisik, mental dan sosial. 2. Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 69 Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, sehingga terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan advocacy, bina suasana social support dan pemberdayaan masyarakat empowerment sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

3. Meningkatkan Akses dan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di bawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti Posyandu, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan juga peningkatan akses kapasitas dan kapabilitas sumberdaya kesehatan terkait kesehatan ibu dan anak secara efektif sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita.

4. Meningkatkan status gizimasyarakat

Upaya penanggulangan masalah gizi baik gizi buruk, kurang maupun gizi lebih pada bayi, balita, remaja, ibu hamil, dan kelompok usia produktif yang dilakukan dengan lebih seksama, secara komprehensif dan memperhatikan semua faktor yang terkait serta didukung oleh adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah, mengakomodir partisipasi sektor terkait dan peran aktif masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat LSM dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat untuk meningkatkan status gizi. 5. Mengendalikan penyakit menular dan tidak menular secara komprehensif dengan pendekatan lingkungan sehat berbasis masyarakat Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui pengendalian penyakit menular dan tidak menular secara komprehensif baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative dengan meningkatkan kapasitas tenaga professional dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, serta Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemeliharaan kesehatan mandiri Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 70 masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, dengan upaya imunisasi, surveilans, penanggulangan KLBwabah, ancaman epidemi dan bencana kesehatandan PD3I dengan memperhatikan kesehatan lingkungan yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pemecahan masalah yang dihadapi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan lingkungannya dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit.

6. Mengembangkan sumberdayakesehatan yang bermutu dan berkualitas

Upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya kesehatan yang meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana kesehatan melalui penyebaran dan pendayagunaan sumber daya kesehatan yang kompeten dan terstandar secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, dengan memperhatikan kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal, nasional, maupun global dan memantapkan keterkaitan unsur lain dengan maksud meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

7. Menjamin ketersediaan, pemerataan, keamanan obat, makanminuman dan logistik

kesehatan, menjamin keamanan produksi dan distribusi makananminuman. Upaya menjamin keamanan, kemanfaatan dan keterjangkauan obat, makanminuman dan logistik kesehatan melalui ketersediaan, pemerataan, keamanan obat, makanminuman dan logistik kesehatan melalui proses pengadaan, pembinaan produksi dan distribusi obat termasuk obat tradisional, makanminuman dan logistik kesehatan yang dimiliki atau potensial dimanfaatkan secara efektif dan efisien termasuk penggunaan obat trasional dan pengawasan Napza. 8. Mengembangkan kebijakan, manajemen dan sistem Informasi kesehatan yang profesional transparan, berdayaguna dan berhasilguna. Upaya untuk meningkatkan kebijakan manajemen dan sistem informasi kesehatan dengan fokus pada pembenahan perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir; penerapan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat; memantapkan penyelenggaraan SKN; melaksanakan desentralisasi yang efektif di bidang kesehatan termasuk menata dan memberi dukungan bagi pengembangan organisasi yang efektif dan kepemimpinan di Pusat dan daerah; mengurangi disparitas status kesehatan secara menyeluruh; melaksanakan reformasi birokrasi dan good Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 71 governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien.

9. Mengembangkan Sistem Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Upaya pengembangan Sistem Pembiayaan dan Jaminan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib mandatory berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dengan tujuan semua penduduk Riau terlindungi dalam system asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. 10. Mengoptimalkanperan dan fungsi Dinaskesehatan sebagai regulator dan pembinaan bidang kesehatan di Provinsi Riau Dalam melindungi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas dan dilakukan secara profesional maka Dinas Kesehatan Provinsi Riau berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah menjadi Undang-undang No.2 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang No.23 tahun 2014 dan Undang-undang No.30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, berwenang menyusun berbagai regulasi dan melaukan pembinaan-pembinaan dibidang kesehatan. Regulasi disusun dalam bentuk Peraturan Daerah Perda, Peraturan Gubernur Pergub dan peraturan lain yang mengikat dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas. Pembinaan dilakukan dalam bentuk monitoring evaluasi, memberikan pelatihan, pemberian izin, reward dan punishman serta pelaporan semua kegiatan kesehatan di KabupatenKota termasuk swasta.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah A. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan sebagaimana diuraikan diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi akan memberikan arahan untuk pelaksanaan setiap programkegiatan pembangunan kesehatan yang tertuang didalam Rencana Strategis Renstra dan Rencana Kerja Renja Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 72 Tujuan pembangunan Dinas Kesehatan Provinsi Riau merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dan menangani isu-isu strategis yang dihadapi yang kemudian diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Dengan demikian tujuan pembangunan Dinas Kesehatan Provinsi Riau adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan profesional, terjangkau, terpadu, bermitra, dan berkesinambungan. a Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan terjangkau, bermutu, berkeadilan, dengan pengutamaan upaya promotif dan preventif b Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam rangka pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional JKN 2. Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat. a Meningkatkan pengetahuan dan peransertaaktif masyarakat di bidang kesehatan b Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan advokasi kemitraan dan peningkatan sumber daya pendukung untuk pengembangan sarana dan prasarana dalam mendukung Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat UKBM 3. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak a Meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak 4. Meningkatkan status gizi masyarakat a Menurunkan prevalensi gizi buruk dan kurang pada masyarakat 5. Mengendalikan penyakit menular dan tidak menular secara komprehensif dengan pendekatan lingkungan sehat berbasis masyarakat a Meningkatkan peranserta masyarakat dalam kesehatan lingkungan b Meningkatkan system peringatan dini, penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana serta terjadinya wabahKLB c Meningkatkan penanggulangan krisis kesehatan 6. Mengembangan sumber daya kesehatan yang bermutu dan berkualitas a Meningkatkan upaya promotif dan preventif pada sarana pelayanan kesehatan RS, Puskesmas b Meningkatkan kuantitas dan mutu sumber daya kesehatan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2014-2019 | 73 c Meningkatkan efektifitas perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan sumber daya kesehatan d Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya kesehatan olahraga masyarakat e Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, serta sikap dan kepribadian tenaga kesehatan berbasis kompetensi 7. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keamanan obat dan logistik kesehatan a Meningkatkan ketersediaan obat vaksin, pengawasan keamanan mutu dan manfaat sediaan Farmasi, Makanan Minuman dan alat kesehatan yang beredar di masyarakat 8. Mengembangkan system manajemen dan Informasi kesehatan yang profesional transparan, berdayaguna dan berhasilguna a Meningkatkan pelayanan administrasi kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna 9. Mengembangkan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat a Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan mandiri b Meningkatkan manajemen pembiayaan kesehatan baik dari segi kualitas pelayanan maupun penataan administrasi yang transparan dan bersih c Meningkatkan jumlah penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu dalam mewujudkan Universal Coverage 10. Mengoptimalkan peran dan fungsi Dinas kesehatan sebagai regulator dan pembinaan bidang kesehatan di Provinsi Riau a Penyusunan Norma Standar Prosedur dan Kebijakan NSPK bidang kesehatan di Provinsi Riau b Koordinasi, monitoring dan evaluasi dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit KabKota.

B. Sasaran