Dampak kebijakan perdagangan luar negeri terhadap kinerja sektor agroindustri Indonesia

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR

NEGERI TERHADAP KINERJA SEKTOR
AGROINDUSTRI INDONESIA

Oleh:

EDDY HERJANTO

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003

EDDY HERJANTO. 2003. Dampak Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
terhadap Kinerja Sektor Agroindustri Indonesia. (MANGARA TAM BUNAN
sebagai ketua, RUDOLF S. SINAGA, BONAR M. SINAGA, dan A T 0
SUPRAPTO se bagai anggota komisi pembimbing).

Penelitian ini bertujuan rnenganalisis dampak kebijakan perdagangan
intemasional terhadap kinerja sektor agroindustri melalui pengembangan

model ekonometrika agroindustri. Model terdiri dari 313 persamaan simultan
yang dikelompokkan dalam tiga blok. Sektor agroindustri didisagregasi
kedalam delapan komoditi ekspor dan tujuh komoditi impor, sedangkan mitra
dagang maupun eksportirhmportir dunia lainnya didisagregasi kedalam
beberapa negara.
Model digunakan untuk menganalisis dampak kebijakan perdagangan
internasional, seperti perubahan pajak ekspor, tarif impor, nilai tukar mata
uang, dan faktor ekstemal lainnya. Beberapa simulasi kebijakan dan nonkebijakan dilakukan dan hasilnya digunakan sebagai evaluasi atas
pelaksanaan kebijakan pada masa lalu maupun dugaan peramalan keadaan
rnasa akan datang.

Dan hasil simulasi historis dapat disirnpulkan bahwa kebijakan
perdagangan luar negeri agroindustri lndonesia pada periode 1983-1998,
sebelum krisis ekonomi, telah dilaksanakan cukup memadai. Meskipun masih
terdapat peluang untuk meningkatkan kineja perdagangan, yaitu melalui
penunrnan pajak ekspor dan depresiasi nilai tukar mata uang rupiah, yang saat
itu dianggap telah overvalued. Penurunan pajak ekspor dapat meningkatkan
ekspor untuk mendatangkan devisa lebih besar. Depresiasi rupiah mendorong
peningkatan volume dan nilai ekspor serta'keseimbangan neraca perdagangan
non-migas yang pada periode itu secara rata-rata masih defisit.

Hasil simulasi peramalan, yang dilakukan untuk periode 2003-2015,
menunjukkan bahwa penurunan pajak ekspor oleh lndonesia menrpakan suatu
kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan agroindustri dalam
negeri. Pada umumnya, penghapusan tarif impor cenderung rnenguntungkan
lndonesia dalam neraca perdagangan. Namun, kesepakatan penghapusan tarif
impor di lingkungan ASEAN menunrnkan surplus neraca perdagangan
lndonesia karena penurunan total nilai ekspor yang lebih besar daripada
penurunan nilai impor. Sementara, liberalisasi dini di lingkungan APEC lebih
menguntungkan lndonesia dari sisi neraca perdagangan.
Faktor ekstemal makroekonomi menjadi salah satu ha1 yang hams
dicemati. Penurunan pajak ekspor yang dila kukan oleh negara-negara pesaing
mempunyai potensi rnenurunkan pangsa pasar lndonesia di dunia. Sebaliknya,
apresiasi yang tejadi atas mata uang Jepang, berdampak positip pada kinerja
perdagangan ekspor agroindustri Indonesia.
Penelitian ini juga menganalisis posisi daya saing komoditi Indonesia
dengan indikator indeks RCA. Sebagian besar komoditi agroindustri memiliki
keunggulan komparatif yang tinggi, namun komoditi pakaian telah mengalami
penurunan indeks yang cukup signifikan dan perlu mendapat perhatian.

ABSTRACT

EDDY HERJANTO. 2003. Impact of international Trade Policy on the
lndonesian Agroindustry Sector Performance. (MANGARA TAMBUNAN as
chairman, RUDOLF S. SINAGA, BONAR M. SINAGA, and AT0 SUPRAPTO
as members of the advisory committee)

This research attempts to analyse the impact of international trade policy
on the lndonesian agroindustry sector performance by developing an
agroindustry econometric model. The model consists of 313 simultaneous
equations represented in three blocks. Agroindustry sector was disaggregated
into eight export commodities and seven import commodities, while the trade
partners were disaggregated into several economics.

The model was used to analyze the impacts of international trade policy,
such as export taxes, import tariffs, exchange rates, and other external factors.
Some policy and non-policy simulations were run, and the results were used as
evaluation on policy implementation in the past and prediction on future
conditions.
The historical simulation concluded that the foreign trade policy during
period of 1983 to 1997, before economic crisis, were conducted sufficiently
well, despite some opportunities being missed in increasing trade performance

through reducing export taxes as well as depreciating lndonesian exchange
rates that have been considered as overvalued. Decreasing export taxes may
result in increasing export values to gain more devisa. Meanwhile, rupiah
depreciation triggers to increase export volume as weli as value, and
eventually, improves non-oil trade balance, which was deficit in average during
that period.
The result of forecast simulation, with period of forecast 2003 to 2015,
showed that the reduction of export taxes tend to be the appropriate policy in
stimulating the growth of agroindustry sectors. In general, the elimination of
protection would create to more benefit to lndonesia in terms of balance of
trade. However, the agreements among ASEAN countries in eliminating import
tariff may be disadvantage for lndonesia since the decrease in export values
was greater than that of import values. Meanwhile, early voluntary liberalization
in APEC would bring to more benefit to lndonesia in terms of balance of trade.
The policy maker should pay close attention to some external factors.
The reduction of export taxes by other exporting countries potentially reduce
lndonesian market share in the world. On the other side, Japan exchange rate
appreciation might increase value of some Indonesian agroindustry export.
The research also analyzed the lndonesia trade position in terms of its
comparative advantages through the use of Revealed Comparative Advantage

(RCA) Indexes. Most of agroindustry commodities showed their high
comparative advantages. However, garment has experienced reduction in its
index significantly that should need an attention.

SURATPERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala pemyataan
dalam disertasi saya yang bejudul:
DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERl TERHAOAP

KINERJA SEKTOR AGROINDUSTRI 1 NDONESIA

merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan

pembimbingan komisi pembimbing, kewali yang dengan jelas ditunjukkan
rujukannya.

Disertasi ini beium pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada
program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan inforrnasi yang


digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Juni 2003

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR

NEGERI TERHADAP KJNERJA SEKTOU
AGROINDUSTRI INDONESIA

Oieh:

EDDY HERJANTO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor

pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian


PRQGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Disertasi

: Dampak Kebijakan Perdagangan Luar Negeri terhadap
Kinej a Sektor Agroindustri Indonesia

Nama Mahasiswa : Eddy Hejanto
Nomor Pokok

: 965007

Program Studi

: llmu Ekonomi Pertanian


Menyetujui:
1. Komisi Pembimbing

Pr0f.Dr.k. Mansara Tambunan. MSc
Ketua

Pr0f.Dr.k. Rudolf Sinaaa. MSc
Anggota

Dr.lr. Bonar M. Sinasa. MA
Anggota

Dr.lr. At0 S U D ~ ~ DMS
~O,
Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian


Program Pascasarjana

Dr.lr. Bonar M. Sinaaa. MA
h.*------

Tanggal Lulus: 29 Mei 2003

a

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 10 Juni 1953 dari pasangan
R. Soeripto dan Rr. Soedarinah, sebagai anak kedua dari delapan bersaudara.

Menikah dengan Husnul Chatimah dan memiliki dua putra, Eko Seno Prianto
dan Rangga Adhianto, serta seorang putri, Deena Pratiwi.
Pendidikan sarjana strata 1 ditempuh di Jurusan Teknik, lnstitut

Teknologi Tekstil Bandung, lulus pada tahun 1981, dan Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonorni, Universitas Indonesia, lulus pada ta hun 1988. Selanjutnya,
melalui program GPT-I I OTO Bappenas, penulis mengikuti pendidikan pada

College of Engineering and Technology, Ohio University, USA, dan
memperoleh gelar Master of Science in Industrial and Systems Engineering

pada tahun 1991. Keinginan untuk mendatami masalah ekonomi dipenuhi
dengan mengikuti program Doktor pada Jurusan ltmu Ekonomi Pertanian, IPB,

dan berhasil mempertahankan disertasi pada Ujian Terbuka pada tanggal 29
Mei 2003.
Pada waktu mulai mengikuti program S3, penulis bekerja pada Pusat

Penelitian dan

Pengkajian Teknologi,

Departemen Perindustrian dan

Perdagangan di Jakarta. Tugas yang dijabat pada saat itu sebagai Kepala
Project Management Office, Industrial Technology and Human Research

Development Project. Selama pendidikan, penulis mengalami beberapa kali

perubahan tugas dan promosi, dan pada saat lulus sedang menjabat sebagai

Kepala Pusat Perurnusan Standar pada Badan Standardisasi Nasional.
Selama pendidikan, penulis juga mengajar pada beberapa perguruan tinggi
swasta program pascasarjana magister manajemen.

Beberapa pertemuan internasional di bidang kerjasama perdagangan,

antara lain WTO, ASEM, AFTA dan APEC, serta berbagai seminar, baik di
datam dan di luar negeit telah diikuti penulis. Sebuah arfikel dengan judul

"Analisis keunggulan komparatif komoditi agroindustri dan inventarisasi
ketersediaan standar nasionalnya" telah diterbitkan pada jurnal ilrniah

Standardjsasi Vo1.4 No.3 tahun 2002. Kegiatan-kegiatan tersebut sang at
relevan dengan program S3 penulis dan merupakan bagian dari penguasaan

ilmu di bidang ekonomi pertanian.

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S W atas segala
kanrniaNya sehingga disertasi ini berhasil diselesaikan. Penulis berharap karya
ilrniah ini dapat merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi kepentingan

akademis sekaiigus untuk pengembangan sektor agroindustri nasional.
Disertasi ini menyajikan hasil penelitian mengenai dampak kebijakan
perdagangan luar negeii terhadap kinerja sektor agroindustri Indonesia dalam
konteks liberaiisasi perdagangan. Oalarn disertasi ini dibangun suatu model
ekonometrika agroindustri yang digunakan untuk melakukan simulasi ex-post
maupun simulasi ex-ante terhadap berbagai perubahan variabel kebijakan
perdagangan luar negeri maupun faktor eksternal lain yang diperkirakan dapat

mempenganrhi kinerja perdagangan sektor agroindustri.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tenvujud dengan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besamya kepada: Prof. Dr.
Mangara Tambunan selaku Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Bonar M. Sinaga
selaku anggota Komisi Pembirnbing dan sekaligus Ketua Program Studi Ilmu
Ekonomi Pertanian, Prof. Dr. Rudolf S. Sinaga dan Dr. Ato Suprapto selaku

anggota Komisi Pembimbing, yang telah memberikan arahan dan dorongan
semangat sehingga tersusunnya karya ilmiah ini. Penulis ucapkan terima kasih
pula kepada Prof. Dr. Syafrida Manuwoto, Prof. Dr. Wan Usman dan Dr. Haris
Munandar, serta kepada Prof. Dr. Kooswardhono Mudikdjo dan Dr. Hermanto
Siregar, yang teiah bersedia menjadi Penguji Luar Komisi dan memberikan
masukan pada Ujian Terbuka maupun Ujian Tertutup sebelumnya.

Selanjutnya, tlcapan terimakasih penulis sampaikan kepada Pimpinan
dan staf di Badan Standardisasi Nasional, Pusat Standardisasi Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, dan Sekolah Tinggi Manajemen Labora, atas
kesempatan dan dukungan bagi penulis dalam mengikuti pendidikan S3.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para alumni dan rekanrekan seangkatan di

program S3

EPN-IPB atas

saran-saran dan

kerjasamanya, serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu
persatu yang telah membantu penulis, baik dalam pengumpulan, pengolahan

dan analisis data, maupun atas dorongan semangat yang telah diberikan
kepada penulis.
Penghargaan ta k terhingga penulis berikan kepada isteri dan anak-anak
tercinta yang selalu mendoakan keberhasilan penulis dan dengan penuh
pengertian memahami kesibukan penulis meskipun telah kehiiangan sebagian
waktu kebersamaan selama masa pendidikan penulis. Ucapan terima kasih
yang tulus penulis sampaikan kepada ibunda dan almarhum ayahanda tercinta,

serta kepada saudara-saudara penulis atas segala doa restu dan dukungan
morilnya.
Akhirnya, sebagaimana tiada gading yang tak retak, penulis rnenyadari
berbagai kekurangan dalam karya ini, untuk itu penetitian lanjutan diharapkan
dapat dilakukan untuk mengoptimatkan tercapainya tujuan penelitian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 17 Agustus 2003
Eddy Herjanto.

DAFTAR tSI
Halaman

..........................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................

xvii

DAFTAR TABEL

1.

PENDAHULUAN

2.

GAMBARAN PERDAGANGAN AGROINDUSTRI INDONESIA

ix

............................................................................ I
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1
1.2 Perurnusan Masalah .............................................................. 4
I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
7
....

9

2.1 Kinerja Sektor Agroindustn dalarn Perekonornian

.............................................................................. 9
2.1.1 Definisi Agroindustri ....................................................
9
2.1.2 Peranan Sektor Agroindustri ....................................... 11
Indonesia

2.2 Tinjauan Kebijakan Perdagangan lnternasional Indonesia ...

14

...

18

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

26

3.1 Teori Perdagangan lnternasional ........................................

26

3.1-1 Dampak Pemberlakuan Pajak Ekspor .........................

28

2.3 Gambaran Perdagangan Beberapa Komoditi Agroindustri

3.1.2 Dampak Pemberlakuan Tarif lmpor ............................ 30

3.4.3 Oampak Penrbahan Nilai Tukar ..................................

33

3.2 Analisis Daya Saing ..............................................................

34

3.3 Perkembangan Liberalisasi Perdagangan Intemasional .......

37

Kajian Penelitian Darnpak Kebijakan Perdagangan
............................................
Internasionat ......................... .
.

40

3.4

4.

MODEL ANALlSlS ........................................................................

46

4.1 Kerangka Umum Model Ekonorni ..........................................

46

4.1. 1 Blok Kornoditi Ekspor .............................................

46

4.1.2 Blok Komoditi lmpor ..................................................

52

4.1.3 Blok Neraca Perdagangan ..........................................

56

4.2
4.3

4.4
4.5
4.6

5.

..............................
Spesifikasi Model Ekonometrika ............................................
4.3. I Blok Komoditi Ekspor .................................................
4.3.2 Blok Komoditi lmpor ....................................................
4.3.3 Blok Neraca Perdagangan ..........................................
ldentifikasi Model ..................................................................
Metoda Estimasi dan Validasi Model .....................................
Skenario Simulasi ..................................................................
Komoditi yang Oipakai dalam Penelitian

KERAGAAN MODEL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
AGROINDUSTRI ............................................................................

5.1 Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model ............................
5.2 Perilaku Komoditi Ekspor ......................................................
5.3 Perilaku Komoditi lmpor ........................................................
5.4

Perilaku Variabel dalam Neraca Perdagangan ......................

5.5 Daya Prediksi Model untuk Peramalan .................................

6.

EVALUASt KlNERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI
AGROINDUSTRI ............................................................................

..........................................
Evaluasi Pengaruh Faktor Ekstemal dalam Perdagangan .....
Analisis Keunggulan Komparatif ............................................

6.1 Evaluasi Kebijakan Perdagangan
6.2
6.3

7.

RAMALAN KlNERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI
AGROIN DUSTRI .............................................................................
S kenario A1 : Penurunan Pajak Ekspor Indonesia sebesar
50% .................................... ..... ................................................
7.2 Skenario A2: Penghapusan Pajak Ekspor Indonesia ............
7.3 Skenario A3: Penghapusan Tarif lmpor oleh Negara-negara
ASEAN ..................................................................................

7.1

7.4 Skenario A4: Penghapusan Tarif lmpor untuk Negaranegara ASEAN dan APEC. kecuali untuk Beras dan Gula ....
7.5 Skenario A5: Depresiasi Rupiah terhadap US Dolar sebesar

7.6 Skenario A6: Penurunan Pajak Ekspor sebesar 50% oleh
Negara Eksportir Lain ........................
.
...............................
7.7 Analisis Keunggulan Komparatif .........................................

8.

KESIMPULANDANSARAN ........................................................
8.1

192

Kesirnputan .......................................................................... 192

8.2 lmplikasi Kebijakan ................................................................199
8.3 Saran untuk Penelitian Lanjutan .....................................
201
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 202
CAMPIRAN .....................................................................................
208

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor
1.

2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.
9.

10.
11.

12.
13.
14.

15.
16.

17.
18.
19.

Halaman

....................
Analisis Welfare terhadap Pemberlakuan Tarif lmpor ...................
Daftar Komoditi yang Dipilih sebagai Sarnpel Penelitian ...............
Posisi Perdagangan Indonesia di Ounia .......................................
Analisis Welfare Akibat Pembetlakuan Pajak Ekspor

30

32
61

62

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Udang
Menurut Negara Tujuan ..............................
...............................

88

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Udang
Menurut Negara Tujuan ...... ........... ..... .. ... .......
.
.. . ., . . ... . .

89

Hasit Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Kopi
Menurut Negara Tujuan ....................................
.
.......................

90

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Kopi
Menurut Negara Tujuan ..................... .............. .... . .. . . ...

91

. .

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Karet
Menurut Negara Tujuan ................................................................

92

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Karet
Menurut Negara Tujuan .. ....... .. .... ....... .. ........ ........ ...... .. ..... ..

93

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Minyak
Nabati Menurut Negara Tujuan ..................................... . .............

94

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Minyak
Nabati Menurut Negara Tujuan ................. ... .. .. ........ ..., ., ., .. . .

95

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Kayu
Lapis Menurut Negara Tujuan ....... .. .. ... ... ..... ......... .. .. ..... . . . .

96

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Kayu
Lapis Menurut Tujuan ..... ....... .. ........... .. . ... .... ...... . ... . .. .. .. . .

97

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume E kspor Benang
.... . ..
Tekstil Menurut Negara Tujuan ...... ........ ... .. ..... .. .. .. .. ....

98

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Benang
Tekstil Menurut Negara Tujuan ........... .. .. . ..... .. .. .... ........ .. .. . .. .

99

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Pakaian

Menurut Negara Tujuan .. .. ....... .. .... .. .. .. .. ... .. ..... .. .. .. .. .. .. .. ... .. .

100

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Pakaian
Menurut Negara Tujuan .. ..... .. .. .. .. .. .. . . . . . . .. .
..... .. .. .. . .. .. ., ... . .. .

101

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume Ekspor Sepatu
Menurut Negara Tujuan ... .. ...... .. ... .. .. .. .. . .. ..... .. .. .... .. . . . .. .. . .

102

20.

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Ekspor Sepatu
Menurut Negara Tujuan ...... ... ... ...1.. ...... ........ ....... ........ ...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume lmpor Gandum
Menurut Negara Asal ........ ......... ............ ....... ..... ......... .. .......
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga lmpor Gandum
Menurut Negara Asal .............. ............ ... ........ ............... .......
Hasil Pendugaan Parameter PersamaanVolume lmpor Beras
Menurut Negara Asal .... ...... .................. ...... .................. ..
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Impor Beras
Menurut Negara Asal .. ......... ... ............ ...... ... . .............. .. ...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume irnpor Gula
Menurut Negara Asal ....... ......... ............... .......... . . . ......

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga lmpor Gula
Menurut Negara Asal .... ... ............... ............... . ........ . ...........
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume lmpor Pakan
Ternak Menurut Negara Asal .... ............................... ........ .....

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga lmpor Pakan
Terna k Menurut Negara Asal ........ .......... ............ ..................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume lmpor Pulp
Menurut Negara Asal .................................. ............... ... ......
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga impor Pulp
Menurut Negara Asal .... .. .. .................................. .. ..............
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume lmpor Serat
Kapas Menurut Negara Asal ............... ......... ..... ..................

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga lmpor Serat
Kapas Menurut Asal ..... .. . . ...................... ............ .......... ......
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Volume lrnpor Kulit
Tersamak Menurut Negara Asal .... ....... .. .... . ..... . ....... ....... .. .. ..
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga lmpor Kulit
Tersamak Menurut Negara Asal ..... . ............. ............. .......... ..
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Ekspor dan lmpor Nonmigas selain Agroindustri ... .. ....... ...... . ........ . .... .... .. ....... .. . .......

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Nilai Tukar Rupiah ........
Ringkasan Hasil Simulasi Historis Periode 1983-1997, Komoditi
Ekspor Agroindustri .........................................................................
Ringkasan Hasil Simulasi Historis Periode 1983-1997, Komoditi
lmpor Agroindustri ...... .....................................................................
Dampak Depresiasi Mata Uang Jepang sebesar 10% terhadap
Kinerja Perdagangan, pada Simulasi Historis ... . . .... . ..... .. . .... . . . ..
lndeks RCA Kornoditi Ekspor Agroindustri, Periode 1971-1998 ... .

41 .

42 .

lndeks RCA Beberapa Negara Eksportir Dunia. Periode 1991.
1998 ...............................................................................................

146

Ringkasan Hasil Sirnulasi Peramalan Periode 2003-2015,
Kornoditi Ekspor Agroindustri .........................................................

153

43 .

Ringkasan Hasil Simulasi Peramalan Periode 2003-2015.
Komoditi lmpor Agroindustri .......................................................... 155

44 .

Hasil Simulasi Peramalan Keunggulan Komparatif

xvi

....................

182

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Nomor

.
. . . .

1.

Perdagangan Antar Dua Negara .................. .............

2.

Dampak Pemberlakuan Pajak Ekspor . .. .... .. .. ..... .. ... .. .. .. .. .. .......

3.

Dampak Pemberlakuan Tarif lmpor ................. .. ... .. ..... ..........

27
28
31

4.

Dampak Penurunan Nilai Tukar Mata Uang ............. ... ...............

34

5.

Model Ekonomi Agroindustri Indonesia

6.

Dampak Penurunan Pajak Ekspor Sebesar 50% terhadap Volume
dan Nilai Ekspor Komoditi Agroindustri, pada Simulasi Historis ...

........... .. ..... ... ..

.......

59

129

7. Darnpak Penurunan Pajak Ekspor Sebesar 50% temadap Share
Komoditi Agroindustri di Pasar Dunia, pada Simulasi Historis

. ..... .

13 1

8.

Dampak Penurunan Tarif lmpor Sebesar 50% terhadap Volume
lmpor Komoditi Agroindustri, pada Simulasi Historis ......... .... ...... 132

9.

Dampak Depresiasi Rupiah terhadap Volume Ekspor Agroindustri,
pada Simulasi Historis ...................... ....
......... ..... ... .. ..... . .

10. Dampak Depresiasi Rupiah terhadap Volume lmpor Agroindustri,
pada Simulasi Historis ..... .. ...... .. .... .. ............ ..... .. . .. .. .. ., . . . .

135
136

11. Dampak Kombinasi Kebijakan Penurunan Pajak Ekspor dan
Depresiasi Rupiah terhadap Kinej a Perdagangan, pada Simulasi
Historis . . .. ....... .. .. .. .. .. ..... ......... .. .. ... . ... . .. .. ... .. . .. .. . .. .. . ... .. I38

12. Dampak Penurunan Pajak Ekspor Negara Pesaing Sebesar 50%
terhadap Share Komoditi Ekspor Indonesia di Dunia, pada
Simulasi Historis . .. .. .... .. .. ... .. ...
.... .. .. ........ .. ... .. ... - . ..... .. .. .. 139
13. Dampak Apresiasi Mata Uang Jepang terhadap Volume Ekspor
Agroindustri Indonesia, pada Simulasi Historis ... .. ... .. ... .. .... ... ... . 143
14. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Udang, pada Periode
1991-1998

.............................................. . . - . . - .

15. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Kopi, pada Periode
1991-1 998 . .. .. ... . . . .. .... .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. . .. . . .

147

148

16. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Karet Aiam, pada Periode
1991-1998 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 148

17. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Minyak Nabati , pada Periode
1991-1998 ............................
............ .

.

. . . . . - . . . . . . . . . . 149

18. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Kayu Lapis, pada Periode
1991-1998 ....................
.
..............
. . . . . . .. . . . . . . . . . . .

150

19. Perbandingan lndeks RCA Komoditi Pakaian, pada Periode
1991-1998 . . . . . . .. .. .. .. ... .. .. .. .. ...
.. . . .. . . . .. . . . .... .. . .. . . . . . . . . .. . . . . . .. .

150

xvii

36. Dampak Skenario A2, AS, dan A6 terhadap lndeks RCA Komoditi
Karet Alam

.........................................................................185

37. Dampak Skenario A2, A5, dan A6 terhadap lndeks RCA Komoditi
Minyak Nabati .....................................................................

187

38. Dampak Skenario A2, A5, dan A6 temadap Indsks RCA Komoditi
Kayu Lapis

.....................................................................

188

39. Dampak Skenario A2, A5, dan A6 terhadap lndeks RCA Komoditi
Benang Tekstil ................................................................. 189
40.

Dampak Skenario 142,A5, dan A6 terhadap lndeks RCA Komoditi
Pakaian

41.

.............................................................................190

Dampak Skenario A2, A5, dan A6 terhadap indeks RCA Komoditi
Sepatu .............................................................................. 191

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Notasi Variabel. Klasiftkasi Komoditi. dan lndeks Negara ............ 208

2.

.......................................210
Hasil Validasi Model ..................................................................... 237
Hasil Sirnulasi Historis. Periode 1983-1 997 ................................... 244
Hasil Simulasi Peramalan. Pefiode 2003-2015 ............................... 251

3.

4.
5.

Hasil Pendugaan Nilai Parameter Model

1. PENDAHULUAN

1.I

Latar Belakang
Perturnbuhan perekonomian Indonesia sampai pertengahan tahun

1990an menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hal ini ditandai dengan

perturnbuhan produk domestik bruto (POB) pada periode 1990-1996 yang
selalu di atas 7.0% serta pertumbuhan sektor industri yang di atas 10.0%.
Dalam perdagangan Iuar negeri, nilai ekspor selalu melebihi nilai impar,

sehingga neraca perdagangan selalu positip. Selama kurun waktu 1990-1996
pertumbuhan nilai ekspor lndonesia rata-rata di atas 42.0% per tahun.

Perkembangan perekonomian lndonesia yang cukup tinggi melebihi rata-rata
pertumbuhan negara maju, tetah membawa lndonesia mendekati status
sebagai negara industri baru.

Sebagai suatu negara yang terbuka, pertumbuhan perekonomian

lndonesia tidak terlepas dad perkembangan perekonomian internasional. Pada
pertengahan tahun 1997, negara-negara di kawasan Asia mengalami krisis

moneter, yang juga melanda Indonesia. Krisis moneter ini berkepanjangan
menjadi krisis ekonomi, berdampak pada pendapatan nasional, neraca

pembayaran, kesempatan keja, dan kinerja perekonomian lainnya. Dunia

usaha yang mengandalkan bahan baku impor dan pasar dalam negeri
menghadapi masalah yang cukup berat. Keadaan itu diperparah dengan

melemahnya daya beli masyarakat dan tingginya nilai tukar mata uang asing
terhadap rupiah. Sebagai akibatnya perekonomian Indonesia mengalami

kontraksi, yang baru mulai mengalami perbaikan pada tahun 1999. Namun,
akibat kondisi sosial politik yang memanas sejak pertengahan 2000, serta

dikuranginya berbagai subsidi, antara lain bahan bakar minyak dan listrik,

sebagai bagian kesepakatan dengan IMF, perbaikan kondisi perekonomian
Indonesia masih sangat rendah.

Berdasarkan pengalaman selama masa krisis dapat diketahui bahwa
pertumbuhan yang sangat baik yang terjadi pada periode 1990-1996 bukanlah

didasari atas kekuabn fundamental struktur ekonomi tndonesia melainkan
karena imbasan dari pertumbuhan ekonomi regional yang maju dengan pesat.
Keberhasilan dalam menghadapi pasar luar negeri terutama karena dukungan
proteksi yang dilakukan pemerintah, yang tidak saja berbentuk hambatan tarif

maupun non tarif, namun juga dalam bentuk subsidi kredit (Basri, 1995).
Di sisi lain, kecendenrngan liberalisasi perdagangan internasional sudah

semakin terasa. Era liberalisasi ditandai dengan adanya penrbahan menuju
kesamaan terms of trade, dimana kebijakan yang benrpa rintangan
perdagangan seperti subsidi input, tarif impor, pajak ekspor, kuota, dan lainlainnya secara bertahap akan dihapuskan, Indonesia telah menandatangani
kesepakatan pada beberapa blok-bfok perdagangan untuk melaksanakan

liberalisasi perdagangan, yaitr AFTA (Asean Free Trade Area) yang mulai
berlaku efektif tahun 2003, dan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

pada tahun 2020. Kesepakatan dalam blok-blok perdagangan yang diikuti
memaksa

lndonesia

hams

melaksanakan

liberalisasi

perdagangan

internasional secara konsekwen. Berarti kebijakan perdagangan lndonesia
yang selama ini rnasih mengandung unsur restriksilproteksi hams secara

berangsur-angsur dihilang kan.
Dengan melihat kondisi struktur perekonomian Indonesia, dimana
terdapat berbagai sektor yang diproteksi, dampak liberalisasi terhadap kineja

perekonomian akan dapat menjadi suatu rnasalah sendiri. Apakah dengan
liberalisasi ini, industri nasionai dapat semakin berkembang, karena bagi

industri yang memiliki daya saing akan mudah baginya masuk dan bersaing di
pasar intemasional, atau sebaliknya, tejadi kemunduran atau bahkan
hancurnya industri yang kurang memiliki daya saing karena masuknya produkproduk asing yang lebih unggul dalam ha1 mutu maupun harga.
Meskipun banyak industri yang mengalami kemunduran selama masa
knsis, terdapat sekelompok industri yang mampu bertahan, antara lain sektor
agroindustri, listrik, dan gas. Sektor agroindustri (industri yang berbasis
pertanian, agro-based industry) dalam beberapa dekade terakhir telah
memberikan kontribusi yang besar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi
nasional. Hal ini ditandai dengan peran

sektor agroindustri dalam

PD8 yang

meningkat terns. Keberhasilan ini berdampak pula pada kemampuannya
mendukung ketahanan pangan nasional maupun perolehan devisa melalui
ekspor.
Pengalaman selarna krisis ekonomi menunjukkan bahwa agroindustri
merupakan industri yang tetap berperan sebagai industri andalan, dan masih

dapat ditingkatkan perannya. Meskipun dernikian, seperti banyak jenis industri
lainnya, sektor agroindustri tidak terlepas dari unsur proteksi dari pemerintah.

Dengan liberalisasi di bidang perdagangan, terrnasuk dihilangkannya proteksiproteksi tersebut, apakah sektor ini masih tetap bertahan, ataukah Indonesia
yang memiliki sumber daya alam berlimpah akan mengimpor produk-produk
agroindustri? Dalam ha1 ini, menjadi penting untuk mengetahui dampak
kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia dalam kaitannya dengan
perekonomian terbu ka terhadap kinerja perekonomian Indonesia, khususnya
agroindustri. Disertasi ini mengambil wacana tersebut sebagai bahan kajian
utama.

1.2

Perurnusan Masalah

Perekonomian terbuka yang menuju ke arah liberalisasi perdagangan

akan banyak merubah keadaan perekonomian suatu negara. Aliran HeckscherOhlin meyakini bahwa perdagangan bebas akan menguntungkan kedua belah

pihak (Bhagwati, 1993). Namun, aliran Myrdal menyimpulkan bahwa
perdagangan bebas memungkinkan negara kaya akan bertambah kaya dan
negara miskin bertambab miskin (Olsen, 1971 dalam Hanani, 2000).

Pengalaman Korea Selatan menunjukkan bahwa pemberlakuan
liberalisasi perdagangan mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan

nasionalnya (Holst and Melo, 1991 dalam Widjaja, 2000). Sebaliknya, pada
negara-negara Afrika penerapan liberalisasi perdagangan melalui berbagai
perubahan terms of trade mendorong peningkatan impor yang lebih tinggi
daripada e kspor sehingga menyebabkan tejadiny a neraca perdagangan yang

negatif, dibiayai dengan meningkatnya pinjaman asing (Devaragan, 1990).
Negara berkembang umumnya memiliki kelernahan dalam bidang
teknologi dibandingkan negara-negara maju. Sehingga pemasukan modal
asing dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi agar lebih
bisa bersaing di pasar global diperkirakan akan menjadi lebih tinggi. Hal ini

sejalan dengan penetitian Krugrnan (1994) bahwa dalam era perdagangan
bebas akan terjadi semakin meningkatnya FDI. Pemasukan modal asing tidak
selalu membawa manfaat yang besar bagi negara berkembang. Anggarwan
dan Agmon (1990) menyebutkan bahwa negara-negara maju yang melakukan

investasi di negara berkembang pada umumnya memperoleh manfaat yang
lebih besar bila dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh negara
berkembang itu sendiri.

Perekonomian tnternasional yang sudah mengarah kepada liberalisasi

membuka peluang meluasnya pasar bagi produk lndonesia terutarna yang
berorientasi ekspor. Namun di sisi lain, liberalisasi akan menyebabkan
meningkatnya persaingan di pasar dalam negeri karena masuknya produk
asing. Hal ini rnerupakan ancaman bagi industri dalam negeri terutama apabila
industri tersebut belum mampu berproduksi secara efisien.
lndonesia telah meratifikasi keikutsertaan dalam W O melalui UU no. 7

tahun 1994. lndonesia juga telah menandatangani kesepakatan AFTA tentang
perdagangan bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, serta deklafasi

APEC tentang sistem perdagangan bebas dan investasi. Keikutsertaan dalam
kesepakatan-kesepakatan tersebut berarti lndonesia harus secara berangsurangsur menghapus hambatan perdagangan yang seiama ini diterapkan negara

dalam memproteksi industri dalam negeri.
lndonesia telah secara konsisten menerapkan pengurangan tarif
maupun hambatan teknis. Yang menjadi pertanyaan, apakah kebijakan ini
sudah tepat mengingat sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, perekonomian

lndonesia menjadi terpuruk. lndustri dalam negeri banyak yang mati karena
tidak bisa bersaing disebabkan oleh harga produk produksi dalam negeri yang
lebih tinggi daripada harga produk-produk luar negeri. Menghadapi phenomena
perdagangan bebas yang seperti itu, lndonesia perlu mencermati agar

kebijakan perekonomian, khususnya kebijakan perdagangan yang dipilih, dapat
rnemberikan manfaat yang sebesar-besamya bagi bangsa Indonesia.

Komoditi agroindustri, meskipun merupakan kelompok yang tahan
menghadapi krisis, juga mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup berarti,
bahkan beberapa komoditi diantaranya mengalami penurunan nilai indeks
comparative advantage yang menunjukkan penurunan daya saing relatifnya.

6

yaltu:

1. Apakah kebijakan perdagangan luar negeri terhadap sektor agroindustri
pra krisis ekonomi sudah tepat atau masih dapat dioptimalkan?
2. Apakah liberalisasi perdagangan akan menjadi peluang atau ancaman bagi

sektor agroindustri?
1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pernasalahan tersebut di atas,
penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan suatu model
ekonometrika yang dapat dipakai dalam menganalisis dampa k kebijakan

perdagangan luar negeri sektor agroindustri. Kajian dilakukan dengan
pendekatan pada sekelompok komoditi dominan, baik ekspor maupun impor,
dan rnengkaji hubungannya dengan beberapa variabel makro ekonomi.

Secara spesifik analisis yang dilakukan sebagai berikut.
1. Mengevaluasi

dampak

berbagai

alternatif

perubahan

kebijakan

perdagangan seperti pajak ekspor dan tarif impor dan kebijakan
makroekonomi seperti nilai tukar mata uang terhadap sektor agroindustri
2.

Meramalkan dampak kebijakan liberalisasi perdagangan yang dicanangkan
dalam kesepakatan perdagangan internasionallregional yang diikuti oleh
Indonesia terhadap kinerja sektor agroindustri.

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi
pengambil kebijakan di bidang perekonomian.

1.4

Ruang Lingkup Penelitian

Sampai saat ini penelitian mengenai agroindustri urnumnya bersifat

parsial, yaitu terhadap komoditi-komoditi tertentu. Penelitian agroindustri yang
bersifat komprehensif bisa dikatakan sangat langka, ha1 ini membuat kesulitan
yang substansial dalam mengevaluasi kinej a dan meninjau ulang kebijakan
agroindustri di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menganalisis
kebijakan sektor agroindustri secara komprehensif, terutama terhadap
kelompok produk ekspor unggulan dan produk impor dominan, dengan
penekanan pada kebijakan perdagangan internasional.
Lima belas komoditi agroindustri yang mewakili seluruh subsektor
agroindustri,

berdasarkan pengelompokan standard international trade

class~~:ation
(SITC) Revisi 3, diambil sebagai bahan penelitian. Komoditi

agroindustri yang dipilih merupakan komoditi ekspor atau impor utama
Indonesia, diukur dalam kelompok SITC 3 digit. Komponen kebijakan
perdagangan luar negeri dibatasi pada faktor-faktor restriksi perdagangan non
teknis, yang mencakup tarif impor dan pajak ekspor. Selain kebijakan
perdagangan, juga

dianalisis pengaruh perubahan moneter, maupun

penrbahan faktor ekstemal sepefti dihapuskannya restriksi perdagangan oleh

negara lain maupun perubahan mata uang negara rnitra dagang Indonesia.
Penelitian ini mencoba menggambarkan realitas perdagangan yang
terjadi dengan mendisagregasi ekspor dan impor ke dalam beberapa negara
mitra dagang (tujuan ekspor atau asal impor) dominan terbesar, dan
memasukkan faktor persaingan dengan mendisagregasi pasar dunia kedalam
negara pengekspor atau pengimpor utarna dunia, serta faktor restriksi
perdagangan dad negara mitra dagang utama Indonesia.

Negara mitra dagang maupun negara pesaing, baik untuk ekspor
maupun impor, tidak dikelompokkan berdasarkan kawasan melainkan

secara

individu negara agar sesuai dengan kecenderungan globalisasi perdagangan
intemasional yang menuju ke arah penghilangan batas antar negara atau
wilayah. Penelitian ini membatasi diri hanya pada perdagangan tidak masuk ke
aspek produksi, demikian pula variabel moneter pada umumnya diperlakukan
sebagai variabef eksogen kecuali niiai tukar rupiah.

Keberhasilan kebijakan perdagangan luar negeri ditunjukkan oleh
indikator kinej a ekonomi sebagai berikut.
1. Pertumbuhan neraca perdagangan non-migas yang positip
2.

Peningkatan pangsa pasar, yang diukur dengan meningkatnya indeks RCA

(revealed comparative advantage).
Berdasarkan perurnusan rnasalah dan tujuan penelitian yang
dikemukakan sebelumnya, penelitian ini rnemitiki hipotesis sebagai berikut.
I. Pemenuhan terhadap kesepakatan penghapusan tarif impor di lingkungan

kejasama ekonomi yang diikuti akan meningkatkan kineja ekonomi sektor
agroindustri

2. Penurunan pajak ekspor akan meningkatkan kinerja ekonomi sektor
agroindustri.

"An agroindustry is an enterprise that processes materials of plant or
animal origin. Processing involves transformation and preservation
through physical or chemical alteration, storage, packaging, and
distribution. The nature of processing and the degree of transformation
can very tremendously, ranging from the cleaning, grading, and boxing
of apples to the milling of rice to the cooking, mixing and chemical
alteration that create a textured vegetable snack food."

2. GAMBARAN PERDAGANGAN AGROlNDUSTRl INDONESIA

2.1

Kinerja Sektor Agroindustri daiam Perekonomian Indonesia

2.1 .I Definisi Agroindustri

lstilah agroindustri sering dipertukarkan dengan agribisnis. Keduanya
memang menyangkut unsur yang sama, yaitu agro, tetapi memiliki ruang

lingkup yang berbeda. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan
agroindustri maupun perbedaannya dengan agribisnis, berikut ini dikutip
beberapa definisi terkait.

Davis dan Golberg dari Harvard University, yang dikenal sebagai
pencetus istitah agribisnis, mendefinisikan agribisnis sebagai berikut (Drilon Jr,
1971; Sinaga, 1997).

"Agribusiness is the sum total of all operation involved in the
manufacture and distribution of farm supplies; production activates on
farm; and the storage, or processing and distribution of farm
commodities and items made from them".
Sedangkan, Downey dan Erickson (1987) memberikan pengertian

tentang agribisnis sebagai:

".. . agribusiness includes all those business and management activities
performed by firms that provide inputs to the farm sector, produce farm
products, andlor process, transport, finance, handle, or market farm
products."
Sementara, Austin (1992) dalarn bukunya "Agroindustrial Pro)ect

Analysis" memberikan definisi agroindustri sebagai berikut.
"An agroindustry is an enterprise that processes materials of plant or
animal origin. Processing involves transformation and preservation
through physical or chemical alteration, storage, packaging, and
distribution. The nature of processing and the degree of transformation
can very tremendously, ranging from the cleaning, grading, and boxing
of apples to the milling of r i ~ eto the cooking, mixing and chemical
alteration that create a textured vegetable snack food."

Sejalan dengan pendapat di atas, Tambunan (1992) menguraikan
sebagai berikut.

"In some countries, agribusiness refers to the more commercial trading
of agricultural raw materials with minimal processing or transformation,
while agroindustry refers to the precessing of agricultural produce. The
word agribusiness was first coined as to the interrelated operation in a
vertical commodity structure, from inputs to farm production and
downstream to the processing and distribution operations until the
transformed products reaches the final consumer. Agroindustry, on the
other hand, means that segment of the industrial sector which processes
and transforms raw agricultural products (food and fiber) into
intermediate and finished consumer productsm.
Hubungan antara sektor pertanian dengan sektor industri dalam
agribisnis dijelaskan lebih lanjut oteh Sinaga 11997) sebagai berikut.

"...

agribisnis mencakup seluruh kegiatan di sektor pertanian dan
sebagian dari sektor industri. Subsektor industri ini menghasilkan sarana
produksi pertanian dan mengolah hasil-hasil pertanian dan dikenal
sebagai agroindustri".

Dari beberapa definisi di atas jelas bahwa agroindustri mempunyai
ruang lingkup yang lebih kecil dibandingkan agribisnis. Agroindustri terbatas
pada kegiatan pengolahan produk yang berbasiskan pertanian, sedangkan

agribisnis

men= kup

membudidayakan,

sernua

mengolah,

kegiatan
menyediakan

seja k

dana,

menyediakan
memasarkan,

input,
dan

mendistribusikan produk-produk berbasiskan pertanian.
Agroindustri dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu agroindustri hulu
(upstream agrobusiness) yaitu subsektor industri y ang menghasilkan sarana
produksi pertanian, dan agroindustri hilir (downstream agrobusiness) yaitu
subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (Sinaga, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini komoditi agroindustri
yang dipilih berada dalam kategori agroindustri hilir. Komoditi agroindustri yang
dimaksud tidak dibatasi pada proses pengolahan atau transformasi bahan baku

pada tahun 1998 menjadi US$ 1.96 rnilyar (turun -17.8%). Meskipun demikian,

kontribusi sektor agroindustri terhadap perekomrnian masih tetap tinggi. Pada
tahun 1998, saat

pertumbuhan ekonomi negatip, sektor agroindustri

menyumbang Rp 39.87 trilyun pada PDB ekonomi atau sebesar 17.56% dari
kontribusi sektor industri pengolahan non-migas.
Pada tahun 2000 sumbangan sektor agroindustri terhadap PDB
ekonomi mencapai Rp 51.5 tn'lyun. Kelompok industri berbasis hasil prtanian

(skala menengah besar) berjurnlah 2 190 unit usaha dengan nilai investasi

sebesar Rp 27 tfilyun. Nilai produksi mencapai Rp 39.1 trilyun dan total ekspor
mencapai US$ 3 milyar. Sedangkan untuk skala kecil menengah berjurnlah
lebih dari 545 000 unit usaha dengan nilai produksi rnencapai Rp 12.5 trilyun
dan nilai investasi sebesar Rp 2.97 trilyun, serta total ekspor sebesar US$
112.5 juta.
2.2

Tinjauan Kebijakan Perdagangan lntemasional Indonesia
Indonesia telah secara konsisten melakukan reformasi kebijakan

perdagangan internasional dalam rangka meningkatkan kemampuan kornpetisi

barang dan jasa, baik di pasar domestik maupun di pasar intemasional.
Beberapa bentuk kebijakan perdagangan tersebut antara lain sebagai
berikut.

1. Tarif

Penurunan tarif oteh pemerintah lndonesia telah dilakukan secara cukup
agresif. Pada tahun 1994, rata-rata tarif sekitar 19%, diturunkan rnenjadi 8.7%
pada tahun 1999. Penurunan tersebut sebagai bagian action plan Rencana

Jangka Panjang l ndonesia dalam rangka APEC, yang dicanangkan pertarna
kali pada tahun 1995. Sebagian besar dari pengurangan tarif dilakukan secara
unilateral oleh pemerintah Indonesia.

2.

Restriksi iisensi impor

Jumlah restriksi lisensi impor juga telah mengalami penunrnan yang
signifikan, dari 3.2% dari seluruh pos tarif pada 1994 menjadi 7 -69'0pada 1999.

Sebagian besar dari pembatasan lisensi impor berhubungan dengan minuman
beralkohof, dan komoditi yang perdagangannya dihambat bedasarkan atas

kesepakatan lingkungan intemasional
3. Hambatan ekspor

Sebagai bagian dari komitmen dengan badan International Monetary
Fund (fMF), sejak akhir 1997 Indonesia telah secara dramatis menurunkan
pajak ekspor terhadap pmduk kehutanan, termasuk pupuk urea. Indonesiajuga

secara konsisten melakukan pengurangan bea masuk impor sesuai dengan
kesepakatan dalarn blok perdagangan ASEAN yang tertuang dalam common
effective p~ferentialtaMs (CEPT)-AFTA.
4.

Pengurangan peran BULOG
Pada tahun 1998, Pemerintah telah melakukan liberalisasi sepenuhnya

atas perdagangan dan distribusi berbagai komoditi yang sebelumnya ditangani

oleh BULOG. Pada September 1998, BULOG telah melepaskan kontrol atas
gula, gandum, dan kacang impor. Satu-satunya komoditi yang masih berada
dalam pengawasan BULOG hanyalah bems, yang rnerupakan kornoditi yang
sangat sensitif bagi perekonomian Indonesia.

5. Transparansi kebijakan perdagangan
Sejak 1995, sejumlah pos tarif telah diturunkan menjadi 20%, dan tidak
terdapat carnpuran atau pajak khusus yang dapat mernbingungkan kode tarif.

Ini merupakan salah satu kelebihan Indonesia dibandingkan beberapa negara

mitra dagang lainnya (Ramelan, 1999)

Penjelasan lebih lanjut berbagai r e f m a s i dalam kebijakan tarif bea
masuk yang dilakukan Indonesia sebagai betikut. Pada tahun 1995, melalui
Paket Deregulasi Mei 1995 (Pakmei 19951, Pemerintah melalui Keputusan

Menteri Keuangan No. 22 11KMK.0111995 telah menetapkan jadwal penurunan
tarif bea masuk secara bertahap sampai dengan tahun 2003, yang dibagi
dalam dua kelornpok, yaitu (1) komoditi yang tarif bea masuknya 5 20%
sebelum Pakmei 1995, secara bertahap tarifnya menjadi setinggi-tingginya 5%

pada tahun 2000, dan (2) komoditi yang tarif bea masuknya > 20% sebelum

Pakmei 1995, secara bertahap tarifnya menjadi setinggi-tingginya 10% pada
tahun 2002, dengan sasaran antara setinggi-tingginya 20% pada tahun 1998.
Dikecualikan dari penjadwajan penunrnan tarif bea masuk tersebut
adalah: (1) penurunan tarif atas beberapa produk pertanian tertentu karena

diatur tersendiri sesuai dengan komitmen G A l T M O , (2) penurunan tarif atas
beberapa produk otomotif, kimia, barang plastik dan logam karena diatur
tersendiri, dan (3) tarif produk alokohol sulingan dan minuman yang
mengandung atkohol yang tidak mengalami penurunan.
Kebijaksanaan tersebut ditempuh dengan maksud untuk lebih

meningkatkan efisiensi dan daya saing lndustri nasional dalam menghadapi
pasar intemasional, setain itu juga dimaksudkan untuk memberikan suatu
kepastian bagi dunia usaha dalam perencanaan usahanya,

Pelaksanaan pentahapan penjadualan penurunan tarif bea masuk telah
dilakukan baik dalam bentuk Paket Kebijaksanaan maupun secara tersendiri,
yaitu:
1. Pada tahun 1996, Pemerintah telah melakukan penunrnan tarif bea masuk

sebanyak 1 577 pos tarif (dikenal dengan istilah Paket Juni 1996).

2. Pada