menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.” Ibrani 5:8 Oleh karena Ia telah belajar menaati Bapa-Nya di dalam segala perkara, maka Ia siap menghadapi
pencobaan yang terakhir dan terbesar, yaitu di kayu salib.
6. Yesus Bergumul di Getsemani
Di Taman Getsemani, pada saat Ia merenungkan tentang bagaimana Ia akan menanggung dosa karena kita, Tuhan Yesus berlutut dan berdoa: “Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku, ....” Ini menunjukkan bahwa penderitaan yang akan Ia tanggung sangatlah besar.
Namun demikian, Ia tetap taat kepada kehendak Bapa-Nya dan Ia berdoa: “... tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki.” Matius 26:39
7. Kematian Tuhan Yesus yang Dahsyat
Tuhan Yesus dibawa ke pengadilan di hadapan Pilatus, Gubernur Romawi. Di sana, jubah-Nya ditanggalkan dan Ia dipukuli dengan cemeti yang
pada ujungnya ada benda tajam dari besi atau tulang yang dapat merobek kulit badan. Ia diejek dan diludahi. Pada wajah-Nya terdapat bekas-bekas siksaan
dahsyat. Sebuah mahkota duri telah dikenakan di atas kepala-Nya. Kemudian, Ia disuruh memikul kayu salib ke Kalvari, tempat Ia akan disalibkan. Di Kalvari,
Setan berusaha sedapat mungkin agar Yesus melakukan sesuatu yang akan menyebabkan Ia gagal menjadi seorang Juru Selamat yang sempurna. Namun,
dalam segala hal yang dilakukan oleh Setan itu terbukti Ia tetap mengasihi dan
taat kepada Tuhan dengan segenap hati-Nya. Ia terus berserah kepada Bapa- Nya dan terus mengasihi manusia. Ia menolak menyesali diri-Nya. Ia tidak
berusaha menyelamatkan diri-Nya. Ia taat disiksa di atas kayu salib, bahkan sampai mati.
Pada akhir hidup-Nya, Manusia kedua dari Tuhan ini dapat berkata: “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan
yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Yohanes 17:4 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan dirinya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya,