BANGUN-BANGUN RUANG
11.1 Kubus, balok, Prisma dan Limas
Masing-masing bangun ruang ini mempunyai sifat sendiri-sendiri. Pada pasal ini akan dibahas sifat-sifat khusus itu.
11.1.1 Kubus
Bangun ruang ini mempunyai : 8 titik sudut, 12 rusuk yang sama, panjang yang tegak lurus satu sama lainnya, 6 bidang sisi yang berbentuk bujur sangkar dan tegak lurus satu sama lainnya, 4 diagonal ruang, 4 diagonal bidang yang berbentuk persegi panjang. Untuk jelasnya perhatikan kubus pada Gbr. 41.
Telah diketahui bahwa penutup mempunyai jarak tetap terhadap alas, maka kita katakan bahwa penutup kubus adalah tempat kedudukan titik yang mempunyai jarak tetap s dari bidang alas kubus. Hal ini yang dapat kita lihat pada kubus bahwa setiap garis yang terletak pada sisi-sisi alas selalu memotong atau menyilang rusuk
tegak lurus. Oleh karena itu untuk menentukan jarak titik tengah AB ke dalam CDEF harus dibuat proyeksi titik tengah AB kesebarang garis pada bidang CDEF. Perhatikan Gbr.41 pada contoh di atas. Misalkan titik tengah AB adalah K,
maka dengan bidang CDEF dan titik K dapat dibentuk diagonal bidang yang berbentuk segitiga samakaki, yaitu EKC dan DKF dengan EK = KC dan DK = FK. Alas kedua segitiga ini berpotongan di suatu titik L. Jarak KL adalah jarak titik K ke bidang diagonal CDEF.
Selanjutnya di sini dapat juga kita ketahui bahwa bidang EFCD dan bidang EKC berpotongan pada suatu garis lurus EC . Demikian juga bidang EFCD dan bidang KED berpotongan pada suatu garis lurus DH . Sedangkan kedua bidang yang melalui kedua segitiga di atas berpotongan pada suatu garis lurus KL . Karena
CDEF persegipanjang, maka garis tinggi EKC dan DKF dari K adalah garis yang melalui K dan titik tengah EC dan DF . Jika EC DF = L, maka KL
adalah jarak titik tengah AB ke diagonal bidang CDEF.
11.1.2 Balok
Pada dasarnya kubus merupakan bentuk khusus dari balok yaitu jika mempunyai rusuk yang sama panjang maka akan terjadi kubus. Oleh karena itu balok juga mempunyai 8 titik sudut,
3 pasang bidang sisi, 12 rusuk dengan 4 rusuk panjang, 4
E F rusuk lebar, 4 rusuk tinggi, 4
diagonal ruang, 4 diagonal
C bidang. Perhatikan Gbr. 42.
Titik sudutnya
adalah
B A,C,D,E,F,G, dan seterusnya.
Segmen-segmen AB , DC ,
Gbr. 42
EF , GH adalah rusuk panjang, AD , BC , EH , FG rusuk lebar, AE , DH , BF , CG , rusuk tinggi, AG , BH , CE dan DF adalah
H G diagonal ruang.
Bidang-bidang ABCD bidang
alas, AEFB,
BFGC, CGHD bidang dinding
dan EHGF bidang penutup, ADGF, DBGH,
A B BCHE
dan
Gbr. 44
CDHE adalah CDHE adalah
G K adalah titik
Misalkan
F potong
garis tinggi dari B ke
C DG dan L adalah
titik potong garis
Gbr. 43
tinggi dari B ke EG . Misalkan M adalah titik potong DL dan EK . Maka jarak MB adalah jarak titik
B ke bidang EGD. Bukti
Karena BK DG maka bidang yang melalui B, K, E tegak lurus pada bidang EDG juga karena BL EG maka bidang yang melalui B, L, D tegak lurus
pada bidang EDG. Karena itu maka garis potong bidang BKE dan bidang BLD adalah garis lurus yang tegak lurus bidang EDG. Karena garis itu melalui B dan memotong EDG di M maka jarak BM adalah jarak B ke bidang EDG.
11.1.3 Prisma
Prisma merupakan bangun ruang yang mempunyai bidang alas dan penutup sejajar dan kongruen, rusuk-rusuk tegak juga sejajar. Contoh : Perhatikan Gbr. 45. (i) Prisma dengan alas dan penutup segitiga. (ii) Prisma dengan alas dan penutup segilima.
Bangun ruang yang masih menyerupai bentuk bangun ini disebut prismoida. Ini dapat dilihat pada Gbr. 46.
IKL
Di sini bidang IKL//bid. EFGH. Selanjutnya disebut prismoida
. EFGH
11.1.4 Limas
A Limas merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bangun segi-n sebagai bi-
dang
alas
dan bidang- bidang sisi
tegak yang
berbentuk
segitiga de-
segi-n itu dan puncaknya berimpit. Beberapa bangun ruang ini tampak pada Gbr. 47. (i)
Limas dengan bidang alas segitiga
(ii)
Limas dengan bidang alas segiempat Kadang-kadang sebuah bangun ruang tertentu disebut paralel epipedum. Sebenarnya ini adalah sebutan umum dari bangun ruang yang mempunyai bidang-bidang sisi berhadapan
F sejajar. Misal
disebut para-
lel epipedum
A (i B
(ii)
Gbr. 45 Gbr. 45
11.2 Bangun-bangun Ruang Khusus
11.2.1 Bidang Empat Beraturan (tetrahedron) Bangun ini disusun dari empat buah segitigasisi, sehingga membentuk bangun ruang. Ini tampak seperti Gbr. 49.
Gbr. 48 Gbr. 49
11.2.2 Bidang Enam Beraturan (Hexahedron, Kubus) (lihat Gbr. 40)
11.2.3 Bidang Delapan beraturan (Octahedron) Bangun ini juga disusun dari delapan buah segitiga sama sisi sehingga membentuk sebuah bangun ruang . Bangun ini tampak seperti Gbr. 50.
Gbr. 50 Gbr. 51
11.2.4 Bidang Dua Belas beraturan (Dodecahedron) Bangun ini disusun dari dua belas segilima beraturan (Gbr. 51).
11.2.5 Bidang Dua Puluh Beraturan (Icosahedron) Bangun ini disusun dari dua puluh segitiga samasisi.
11.3 Melukis Bangun Ruang
Bangun ruang tidak dapat dilukis tepat sama dengan bangun ruang sesungguhnya pada
Gbr. 52 bidang. Untuk itu diperlukan syarat-syarat
tertentu agar dapat memperoleh model yang hampir menyerupai bangun yang sebenarnya. Syarat untuk melukis ini ada tiga yaitu; bidang datar, bidang frontal, perbandingan proyeksi dan syarat lain. Contoh 1
Lukis kubus ABCDEFGH dengan bidang ABCD pada bidang datar, bidang ABFE pada bidang frontal, sudut-sudut 30 0 dan perbandingan proyeksi 1:2.
Karena bidang ABFE frontal maka ABFE dilukis seperti bidang bujursangkar ABFE. Di sini AD sebenarnya tegak lurus pada AB tetapi pada lukisan hanya
dilukis 30 0 . Juga sebenarnya AD=AB tetapi hanya dilukis AD = 1/2 AB.
Contoh 2. Pada Gbr. 54 bidang 4 beraturan ABCD, bidang berat AED frontal, sudut 60 0 ,
perbandingan proyeksi 1:2
11.4 Melukis Penampang
Penampang merupakan suatu bidang yang terdapat dalam bangun ruang yang memenuhi syarat tertentu. Contoh
Bidang BCHE pada kubus Gbr. 53 adalah salah satu penampang pada kubus itu. Untuk melukis bidang penampang pada suatu bangun ruang diperlukan dua tahap yaitu :
1. Melukis garis dasar, dan
2. Menyelesaikan penampang .
11.4.1 Melukis Garis Dasar Garis ini ditentukan melalui perpotongan bidang penampang dengan bidang dasar dari suatu bangun ruang. Selanjutnya garis ini disebut sumbu afinitas atau garis kolineasi.
11.4.2 Menyelesaikan Penampang Pada tahap ini hanya kita mencari titik potong-titik potong bidang penampang dengan
bidang-
bidang sisi
bangun ru-
ang. Bila
titik ini telah dida-
pat, maka L
pekerjaan
Gbr. 54 Gbr. 54
Lukislah penampang kubus ABCDEFGH yang melalui titik P AE
1 AP=PE, titik Q BF BQ = BF dan H.
Penyelesaian. Perhatikan Gbr. 55.
Tandai perpotongan HP dan AD dengan K. Juga perpotongan AB dan PQ dengan L. Melalui K dan L dapat dibuat tepat sebuah garis KL (gars dasar). Selanjutnya
tandai perpotongan BC dan KL dengan M dan perpotongan QM dan GC dengan R. Penampang yang diminta adalah bidang yang melalui titik PQRH.