Data Hasil Pengujian Pengolahan Data

Jarak Baffle mm Jumlah Baffle Re c Nu c h c Wm 2 K 40 22 712.188 6.666 360.041 44 20 709.581 6.667 360.296 49 18 707.638 6.667 360.472 55 16 704.423 6.668 360.808 63 14 701.237 6.669 361.162 73 12 699.339 6.670 361.414 Tabel 5.5. Hasil perhitungan koefisien perpindahan panas pada sisi cangkang. Jarak Baffle mm Jumlah Baffle Re h J C J L J B J μ h h,ideal Wm 2 K h h Wm 2 K 40 22 2336.418 0.936 0.757 0.658 0.998 2976.062 1372.750 44 20 2134.521 0.936 0.776 0.658 0.997 2811.449 1327.941 49 18 1924.327 0.936 0.795 0.658 0.997 2635.001 1276.115 55 16 1726.402 0.936 0.814 0.658 0.997 2460.198 1221.759 63 14 1519.332 0.936 0.835 0.658 0.996 2269.303 1158.868 73 12 1320.523 0.936 0.855 0.658 0.996 2077.717 1086.198 Tabel 5.6. Hasil perhitungan koefisien perpindahan panas menyeluruh dan efektivitas Jarak Baffle mm Jumlah Baffle U Wm 2 K ε ∆P kPa 40 22 267.050 36.956 19.318 44 20 265.459 34.058 17.945 49 18 263.423 31.884 16.670 55 16 261.217 28.261 15.984 63 14 258.419 24.638 13.238 73 12 254.755 22.464 12.458

5.3 Pembahasan

Dalam penelitian ini, koefisien perpindahan panas menyeluruh U o dan perubahan tekanan ∆P dipengaruhi oleh jarak baffle. Dengan pemasangan baffle ini, akan dibentuk pola aliran fluida yang melintas pada sisi cangkang yaitu air. Dan dengan adanya perubahan jarak baffle maka akan berubah pula pola aliran air yang melintas pada sisi cangkang. Perubahan pola aliran air yang melintas pada sisi cangkang ini yang kemudian memberikan dampak pada berubahnya nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh dan perbedaan tekanan pada sisi cangkang. Koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi menunjukkan terjadinya proses perpindahan panas yang baik. Perbedaan tekanan yang tinggi menunjukkan beban pompa yang dikenakan pada pompa untuk mengalirkan air. Dengan demikian, diharapkan koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi dan perbedaan tekanan yang rendah untuk menentukan jarak baffle optimum. Dari pengolahan data, dapat ditunjukkan hubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh pada sisi cangkang. Dari Gambar 5.1., dapat dilihat bahwa semakin besar bilangan Reynold maka semakin besar pula koefisien perpindahan panas menyeluruh alat penukar kalor. Dan dapat dilihat, koefisien perpindahan panas tertinggi terjadi pada bilangan Reynold 2336.418, yaitu pada jarak baffle 40 mm. 50 100 150 200 250 300 500 1000 1500 2000 2500 Gambar 5.1. Grafik hubungan antara bilangan Reynold, Re h , dengan perpindahan panas menyeluruh, U. Dari Gambar 5.2., dapat dilihat bahwa semakin besar jarak baffle maka semakin tinggi pula temperatur air fluida panas keluar. Padahal, temperatur air keluar yang diharapkan adalah rendah dingin. Dan dapat dilihat, temperatur air keluar yang paling rendah terjadi pada jarak baffle 40 mm. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 20 40 60 80 Gambar 5.2. Grafik jarak baffle dengan temperatur panas keluar, T ho . U Wm 2 K Re h T ho o C Jarak baffle mm Dari Gambar 5.3., dapat dilihat bahwa semakin besar jarak baffle maka semakin kecil koefisien perpindahan panas menyeluruh alat penukar kalor. Sementara, yang diharapkan adalah koefisien perpindahan panas yang tinggi. Dan dapat dilihat, koefisien perpindahan panas menyeluruh tertinggi terjadi pada jarak baffle 40 mm. 50 100 150 200 250 300 20 40 60 80 Gambar 5.3. Grafik hubungan antara jarak baffle dengan perpindahan panas menyeluruh, U. Dari Gambar 5.4., dapat dilihat bahwa semakin kecil jarak baffle maka semakin tinggi perbedaan tekanan yang terjadi pada sisi cangkang. Dan yang diharapkan adalah perbedaan tekanan yang kecil untuk meringankan beban pompa. Dan dapat dilihat, perbedaan tekanan terkecil terjadi pada jarak baffle 40 mm. 5 10 15 20 25 20 40 60 80 Gambar 5.4. Grafik hubungan antara jarak baffle dengan perubahan tekanan, ∆P. U Wm 2 K Jarak baffle mm ∆P kPa Jarak baffle mm Dari Gambar 5.5., dapat dilihat bahwa semakin besar perbedaan tekanan yang terjadi pada sisi cangkang maka semakin besar pula koefisien perpindahan panas menyeluruh alat penukar kalor. Dan dapat dilihat, koefisien perpindahan panas menyeluruh tertinggi terjadi pada perubahan tekanan 19.318 kPa, yaitu pada jarak baffle 40 mm. 50 100 150 200 250 300 5 10 15 20 25 Gambar 5.5. Grafik hubungan antara perubahan tekanan, ∆P, dengan perpindahan panas menyeluruh, U. Dari Gambar 5.6., dapat dilihat semakin besar jarak baffle maka semakin kecil efektivitas alat penukar kalor. Dan dapat dilihat, efektivitas tertinggi terjadi pada jarak baffle 40 mm. Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah inilah unjuk kerja APK paling efektif. Gambar 5.6. Grafik hubungan antara jarak baffle , dengan efektivitas, ε. Ε Jarak baffle mm U Wm 2 K ∆P kPa Dari Gambar 5.7., dapat dilihat hubungan antara jarak Baffle vs koefisien pindahan panas konveksi fluida panas. Dan koefisien pindahan panas konveksi fluida panas tertinggi dapat dilihat pada jarak baffle 40 mm. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 20 40 60 80 Gambar 5.7. Grafik hubungan antara jarak baffle, dengan koefisien pindahan panas konveksi fluida panas h h . Dari Gambar 5.8., dapat dilihat hubungan antara Baffle Cut vs koefisien pindahan panas konveksi fluida dingin. Dan koefisien pindahan panas konveksi fluida dingin tertinggi dapat dilihat pada jarak baffle 73 mm. 50 100 150 200 250 300 350 400 20 40 60 80 Gambar 5.8. Grafik hubungan antara jarak baffle, dengan koefisien pindahan panas konveksi fluida dingin h c . Jarak baffle mm h h Wm 2 K Jarak baffle mm h c Wm 2 K

5.4. Validasi Data

Untuk melakukan validasi data, dilakukan perhitungan teoritis dengan menggunakan metode-NTU untuk mendapatkan temperatur keluar kedua fluida. Data yang diketahui adalah temperatur masuk kedua fluida, laju aliran massa kedua fluida, dan bentuk geometris APK. Gambar 5.9. Grafik Distribusi Temperatur APK. Dimisalkan temperatur rata-rata kedua fluida adalah C 33 T c ° = , untuk air laut dan K 313 C 40 T h = ° = , untuk air. Dengan demikian, dari tabel sifat-sifat air laut, diperoleh sifat-sifat fluidanya sebagai berikut: Tabel 5.7. Sifat-sifat air laut pada salinitas 29,2 gkg T °C μ kgm.s c p Jkg.K k Wm.K Pr 30 0,000849 4031,856 0,616 5,565 33 μ c = 0,00080 c pc = 4032,683 k c = 0,620 Pr c = 5,241 40 0,000698 4034,612 0,62808 4,485 Dan dari tabel sifat-sifat air, diperoleh sifat-sifat fluidanya sebagai berikut: Tabel 5.8. Sifat-sifat air T K μ kgm.s c p Jkg.K k Wm.K Pr 310 0,000695 4178 0,628 4,620 313 μ h = 0,00066 c ph = 4178,6 k h = 0,6316 Pr h = 4,344 315 0,000631 4179 0,634 4,160 Koefisien perpindahan panas konveksi pada sisi tabung dihitung dengan: Laju aliran massa air laut di tiap tabung, adalah: kgs 0,0054 37 0,2 N m m c i = = =   Maka bilangan Reynold pada tabung, adalah: 731,682 00080 , 0,0117 0054 , 4 μ πd m 4 Re c i i c = × = = π  Maka bilangan Nusselt pada tabung dapat diperoleh dengan: 6,661 0,977 0,0117 5,2412 731,682 1,86 L d Pr Re 1,86 Nu 3 1 3 1 i c c c = ⋅ ⋅ ⋅ = ⋅ ⋅ ⋅ = Sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas konveksi pada sisi tabung sebesar: K Wm 352,752 0,0117 620 , 661 , 6 d k Nu h 2 i c c c = × = = Untuk menentukan koefisien perpindahan panas konveksi yang sebenarnya pada sisi cangkang, terlebih dahulu ditentukan koefisien perpindahan panas konveksi yang ideal pada sisi cangkang dengan: Luas aliran menyilang pada sumbu bundle, 2 m m t tp eff tb, ctl bb bc m m 0,00167 S 0,0127 0,0175 0,0003 0,105 0,013 0,04 S D L L D L L S =     − + =         − + = , maka kecepatan massa: s kgm 119,617 0,00167 0,2 S m G 2 m h h = = =  , sehingga diperoleh bilangan Reynold: turbulen 2313,644 0,00066 119,617 0,0127 μ G d Re h h o h = = × = = Dari Tabel 2.2., untuk bilangan Reynold 2313,644 dan susunan tabung segitiga 30°, diperoleh a 1 = 0,321; a 2 = -0,388; a 3 = 1,45; a 4 = 0,519. Dengan demikian, 0,165 2313,644 0,14 1 1,45 0,14Re 1 a a 0,519 a h 3 4 = + = + = , maka: 016 , 2313,644 0,0127 0,0175 1,33 0,321 Re D L 1,33 a j 388 , 0,16474 a h a t tp 1 I 2 = ×     =     = − Sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas yang ideal pada sisi selongsong sebesar: K Wm 2966,118 h 4,344 119,617 4178,6 016 , Pr G c j h 2 ideal h, 3 2 3 2 h h ph I ideal h, = = = − − Kemudian ditentukan faktor-faktor koreksi berdasarkan potongan baffle J C , kebocoran baffle J L , by pass bundle J B , ketidaksamaan jarak baffle J S , aliran laminar J R , dan viskositas fluida pada temperatur dinding J μ , sebagai berikut: Faktor koreksi berdasarkan potongan baffle J C : Sudut antara baffle cut relatif terhadap sumbu alat penukar kalor, ° =               − =               − = − − 399 , 128 100 32,65 2 1 0,105 0,1317 2cos 100 B 2 1 D D 2cos θ 1 c ctl s 1 ctl , fraksi dari luas area yang dibentuk oleh jendela sekat, 232 , 2 π 399 , 128 sin 360 399 , 128 2 π sin θ 360 θ F o ctl o ctl w = ° − ° = − =