Pengaruh Bentuk Hutan Kota Terhadap Kenyamanan Termal Di Sekitar Hutan Kota

PENGARUH BENTUK HUTAN KOTA TERHADAP
KENYAMANAN TERMAL DI SEKITAR HUTAN KOTA

RIZKI ALFIAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Pengaruh Bentuk
Hutan Kota terhadap kenyamanan Termal di Sekitar Hutan Kota adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor. Desember 2015
Rizki Alfian
NIM A451120051

RINGKASAN
RIZKI ALFIAN. Pengaruh Bentuk Hutan Kota terhadap Kenyamanan Termal Di
Sekitar Hutan Kota. Dibimbing oleh TATI BUDIARTI dan NIZAR
NASRULLAH.
Penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata kota merupakan cara
yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah penurunan kualitas lingkungan
hidup di perkotaan. Hutan kota diharapkan dapat berfungsi sebagai pengatur iklim
mikro perkotaan. RTH di kota Malang telah banyak beralih fungsi sehingga
banyak penelitian terdahulu melaporkan adanya menurunnya kualitas kenyamanan
termal di Kota Malang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi bentuk
hutan kota, sebaran suhu, kelembaban, dan kecepatan angin di sekitar hutan kota;
(2) menganalisis hubungan bentuk hutan kota dengan kenyamanan lingkungan
perkotaan; dan (3) mengevaluasi persepsi dan preferensi masyarakat terkait
kenyamanan terhadap hutan kota. Penelitian ini dilakukan di hutan kota di Kota
Malang, Jawa Timur.
Penelitian ini dilakukan dengan identifikasi diversitas vegetasi dengan

pembuatan plot pengamatan di setiap hutan kota (Malabar, Velodrome, dan Jalan
Jakarta), pengamatan suhu dan kelembaban, serta identifikasi persepsi dan
preferensi masyarakat terhadap hutan kota. Data suhu dan kelembaban dianalisis
dengan ANOVA tiga faktor (arah, waktu, dan jarak). Jika berpengaruh signifikan
maka dilakukan uji beda rata-rata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Data
suhu udara rata-rata dikorelasikan dengan dominansi, Indeks Nilai Penting (INP),
dan keragaman vegetasi. Data sosial berupa persepsi dan preferensi masyarakat
dianalisis menggunakan uji chi-square.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa rata-rata suhu dan
kelembaban yang terdapat di sekitar tiga hutan kota, suhu tertinggi adalah di
Hutan Kota Jalan Jakarta sebesar 28.9°C dan rata-rata kelembaban tertinggi
adalah Hutan Kota Malabar dengan nilai kelembaban 61.1%. Berdasarkan model
persamaan regresi didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan komposisi
vegetasi di dalam hutan kota terhadap suhu di sekitar hutan kota. Hal ini
menunjukkan bahwa komposisi hutan tidak mampu menjelaskan keragaman suhu
di hutan kota. Nilai R2 (koefisien keragaman) dominansi hanya mampu
menjelaskan keragaman suhu sebesar 90.27%, 9.62% untuk INP , dan 53.89%
untuk indeks keragaman. Kelembaban dipengaruhi oleh indeks keragaman dengan
nilai R2 sebesar 96.55%.
Hasil analisis suhu dan kelembaban di sekitar hutan kota menunjukkan

bahwa arah, waktu, dan interaksi antara arah dan waktu berpengaruh signifikan
dengan taraf kesalahan