Preferensi Masyarakat terhadap Hutan Kota (Studi kasus: Rencana Pengembangan Hutan Kota Di Kotamadya Bogor).

IRWAN SAPUTRA. Preferensi Masyarakat Terhadap Hutan Kota (Studi kasus:
Rencana Pengembangan Hutan Kota Di Kotamadya Bogor). (Di bawah bimbingan
Andi Gunawan dan Endes N. Dahlan).
Pesatnya kegiatan pembangunan fisik bangunan di perkotaan tanpa
memperhitungkan rasio lahan terbangun dengan ruang terbuka yang harus ada
telah menjadi polemik yang cukup sulit untuk dipecahkan akar permasalahannya.
Selain itu aktivitas manusia dan teknologi yang dimilikinya semakin memperburuk
kondisi lingkungan perkotaan. Sebagai alternatif pemecahan masalah ini adalah
dengan adanya hutan kota.
Hutan kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) merupakan kornponen
ekosistem kota yang dapat rnenjadikan lingkungan kota menjadi lebih sejuk, indah,
serasi dan seimbang dengan sumber daya alam.

Kenyamanan lingkungan

perkotaan dapat ditingkatkan kembali dengan adanya hutan kota (Dahlan, 1992).
Studi perilaku individu dapat digunakan oleh ahli lingkungan dan para
perencana untuk menilai keinginan user terhadap suatu objek yang akan
direncanakan. Preferensi masyarakat dapat memberikan masukan sebagai bentuk
partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan (Porteous, 1971; Gunawan dan
Yoshida, 1994).

Penelitian ini bertujuan mempelajari preferensi masyarakat terhadap hutan
kota dengan studi kasus mengenai rencana pengembangan hutan kota di
Kotamadya Bogor. Diharapkan hasil peneliltian ini dapat menjadi masukan dan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan hutan kota di Kotamadya
Bogor.

Penelitian ini dilakukan di wilayah adrninistrasi Kotarnadya Bogor. Kegiatan
penelitian ini dirnulai pada bulan Maret 1999 dan berlangsung efektif selarna 8 bulan.
Penelitian menggunakan rnetode survey berupa penggunaan foto udara
berdasarkan penelitian Gunawan dan Yoshida (1994 dan 1995).

Respoden

dikelornpokkan rnenjadi tiga yaitu: kelornpok ahli, kelornpok rnahasiswa dan
kelornpok rnasyarakat urnurn. Penentuan responden rnasyarakat urnurn dilakukan
dengan feknik purposive random sampling pada tiga titik kerarnaian di Kotarnadya
Bogor, yaitu: Plaza Jarnbu Dua, Pasar Bogor dan Supermarket Hero Pajajaran.
Keseluruhan responden berjurnlah 280 orang masing-masing 15 orang ahli, 40
rnahasiswa dan 225 orang rnasyarkat urnurn.
Data kuesioner diolah dengan rnenggunakan program spreed sheet dan

selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan persentase (YO) yang diperoleh.
Preferensi responden terhadap lokasi pengernbangan hutan kota dihitung
frekuensinya untuk setiap grid yang dipilih. Grid yang sering kali dipilih rnenunjukkan
preferensi responden yang tinggi untuk rnernilih lokasi tersebut sebagai area
pengernbangan hutan kota di Kotarnadya Bogor. Tingkat preferensi di kelompokkan
dalarn 3 kategori yaitu: 1) rendah, frekuensi pernilihan grid 1-2 kali, 2) sedang,
frekuensi pernilihan grid 3-5 kali, 3) tinggi, frekuensi pernilihan grid >5 kali.
Responden dapat rnerasakan 5 kornponen utarna rnengenai lingkungan
Kotamadya Bogor, yaitu: 1) suhu udara terasa sernakin panas, 2) pencemaran
udara akibat asap kendaraan berrnotor, 3) kebisingan akibat kendaraan berrnotor, 4)
pemukiman sangat padat pada pusat kota dan 5) kernacetan pada jalan raya utarna.
Sebagai upaya untuk rnengatasi permasalahan lingkungan Kotamadya Bogor
adalah:

1) rnenarnbah ruang terbuka hijau (RTH) dalam bentuk hutan kota, 2)

mengurangi kendaraan angkutan kota, 3) adanya kebijakan dari pernerintah untuk

mewajibkan developer perumahan untuk membangun RTH dalam bentuk hutan kota
pada area perumahan yang dikembangkannya. Mahasiswa dan para ahli memberi

perhatian yang lebih terhadap upaya-upaya tersebut dibandingkan dengan
masyarakat pada umurnnya
Preferensi

keseluruhan

responden

dapat

menggambarkan

keinginan

masyarakat terhadap pengembangan hutan kota di Kotamadya Bogor. Area yang
dipilih menunjukkan arah yang sesuai dengan arah pengembangan Kotamadya
Bogor, yaitu ke arah luar dari pusat Kotamadya Bogor. Area yang dipilih dengan
tingkat preferensi tinggi adalah pusat bisnis dan perdagangan serta pemukiman
padat. Area dengan preferensi pemilihan sedang adalah area sempadan sungai.
Sedangkan area dengan preferensi pemilihan rendah cenderung merupakan area

yang memiliki kondisi lingkungan yang lebih baik dimana pada area tersebut masih
banyak vegetasinya.
Tipe hutan kota yang diinginkan masyarakat Kodya Bogor adalah hutan kota
untuk perlindungan dan pelestarian sumber daya alam dan hutan kota pada area
pemukiman.

Fungsi hutan kota yang diharapkan adalah hutan kota sebagai

penyerap debu pencemar udara, untuk rekreasi dan wisata dan hutan kota untuk
perlindungan dan pelestarian surnber daya alam.
Hasil penelitian ini perlu ditindak lanjuti untuk mengetahui potensi fisik dan
perrnasalahannya di kawasan- kawasan yang terpilih untuk dikembangkan menjadi
hutan kota

PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP HUTAN KOTA
(STUD1 KASUS : RENCANA PENGEMBANGAN HUTAN KOTA
Dl KOTAMADYA BOGOR)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian IPB

Oleh:
IRWAN SAPUTRA
NRP A.310847

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000