Jaringan Komunikasi Informasi Harga dan Pemasaran Sayur

JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA
DAN PEMASARAN SAYUR

DESNI UTAMI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Jaringan Komunikasi
Informasi Harga dan Pemasaran Sayur adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Desni Utami
NIM I34060369

ABSTRAK
UTAMI, DESNI. 2013. Jaringan Komunikasi Informasi Harga dan Pemasaran
Sayur. Di bawah bimbingan DJUARA P. LUBIS.
Petani membutuhkan informasi yang memadai dan terpercaya untuk
meningkatkan pemasaran sayur. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya, petani
menetapkan sebuah jaringan komunikasi diantara mereka. Penelitian ini bertujuan
(1) untuk mendeskripsikan jaringan komunikasi dalam informasi harga dan
pemasaran sayur di antara petani (2) menganalisis hubungan antara karakteristik
personal petani dengan jaringan komunikasi pemasaran informasi harga dan
pemasaran sayur. Seluruh anggota Kelompok Tani Tani Jaya, 21 orang menjadi
responden dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sensus. Responden
diwawancarai menggunakan kuisioner terstruktur. Penelitian ini menghasilkan
beberapa informasi yaitu (1) jaringan komunikasi informasi harga sayur adalah
jaringan komunikasi tertutup dan jaringan komunikasi penjualan sayur adalah
jaringan komunikasi radial (2) terdapat hubungan nyata antara luas lahan dan

pekerjaan selain bertani dengan sentralitas lokal dan global jaringan komunikasi
informasi harga sayur. Terdapat pula hubungan nyata antara luas lahan dengan
sentralitas global jaringan komunikasi penjualan sayur.
Kata kunci: jaringan komunikasi, petani sayur, pemasaran sayur

ABSTRACT
UTAMI, DESNI. 2013. Communication Network in Price Information and
Vegetable Marketing. Supervised by DJUARA P. LUBIS.
Farmers need an adequate and trusted information in order to increase
vegetable marketing. For fulfilling their information requirement, farmers
establish a communication network among them. The purposes of this research
were (1) to describe the communication network in price information and
vegetable marketing among farmers (2) to analyze the relationship between
personal characteristics of farmer and the communication network in price
information and vegetable marketing. All members of Tani Jaya Farmer-Group,
21 farmers were taken as sample by using sampling intact system. This research
resulted several outputs i.e: (1) communication network about vegetable price
information was interlocking personal network and communication network about
vegetable selling was radial personal network (2) there was significant
relationship between arable land area, side job in addition to farming with local

and global centrality of communication network about vegetable price
information. There was also significant relationship between arable land area with
global centrality of communication network about vegetable selling.
Key words: communication network, vegetable farmers, vegetable marketing

RINGKASAN
UTAMI, DESNI. 2013. Jaringan Komunikasi Informasi Harga dan Pemasaran
Sayur. Di bawah bimbingan DJUARA P. LUBIS.
Perkembangan agribisnis hortikultura, khususnya sayuran saat ini
menghadapi terbukanya arus informasi yang mendorong pada makin
berkembangnya desakan produk ekspor maupun impor dan peningkatan selera
konsumen, baik domestik maupun global. Permasalahan pokok pengembangan
agribisnis sayuran adalah belum terwujudnya ragam, kualitas, kesinambungan
pasokan, dan kuantitas yang sesuai dengan dinamika permintaan pasar dan
preferensi konsumen. Permasalahan tersebut nampak nyata pada produk
hortikultura untuk tujuan pasar konsumen institusi dan ekspor. Berbeda dengan
petani yang mengelola komoditas padi dan palawija yang cenderung masih
bersifat pasif, petani sayuran cenderung bersifat proaktif dan sudah lebih
berorientasi pada pasar. Hal ini di antaranya disebabkan oleh harga komoditas
sayuran yang selalu berfluktuasi dan sifatnya yang mudah rusak. Oleh karena itu

petani sayur memerlukan informasi yang memadai dan dipercaya untuk
meningkatkan pemasarannya.
Penelitian jaringan komunikasi dalam pemasaran sayur ini mengacu pada
konsep model komunikasi konvergensi oleh Rogers dan Kincaid (1981). Model
komunikasi konvergensi mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana
partisipan-partisipan komunikasi menciptakan dan membagi informasi satu sama
lain untuk mencapai kesamaan makna. Menurut Kincaid (1979) dalam Rogers dan
Kincaid (1981) komponen utami pada model ini adalah informasi, ketidakpastian,
konvergen, pengertian bersama, persetujuan bersama, aksi kolektif dan
keterhubungan jaringan. Dalam penelitian ini, aspek kajian jaringan komunikasi
meliputi peranan individu dan indicator jaringan komunikasi. Peranan individu
ditunjukkan dengan peranannya sebagai bintang, jembatan, penghubung atau
pencilan dalam sistem sosial. Indicator jaringan yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada pengukuran menurut Freeman (1979) dalam Scott (2000) yang
terdiri dari sentralitas lokal dan sentralitas global.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jaringan komunikasi dalam
pemasaran sayur di antara petani dan menganalisis hubungan antara karakteristik
personal petani dengan jaringan komunikasi pemasaran sayur. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Lokasi
penelitian ini adalah Desa Ciaruteun Ilir, Kacematan Cibungbulang, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu
petani sayur. Responden dalam penelitian ini diambil menggunakan metode
sampling intact system yaitu seluruh anggota Kelompok Tani Tani Jaya,
berjumlah 21 orang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Agustus 2013. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis sosiometri,
analisis mengenai jaringan dengan software UCINET VI serta analisis korelasi
Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan struktur jaringan komunikasi mengenai
pengumpulan informasi harga sayur merupakan interlock personal network
(memusat) sedangkan struktur jaringan komunikasi mengenai penjualan sayur
merupakan radial personal network (menyebar). Pada jaringan komunikasi
pengumpulan harga, keterhubungan antara individu anggota kelompok masih

nampak jelas melalui liason dan bridge yang menghubungkan antar klik.
Sedangkan pada jaringan komunikasi penjualan individualitas anggota kelompok
sangat nyata. Terlihat dari jumlah isolate dan tidak adanya liason dan brigde pada
jaringan komunikasi penjualan sayur tersebut. Petani lebih banyak berkomunikasi
dengan individu di luar kelompok seperti pedagang dan tengkulak. Petani sayur
yang terlibat dalam jaringan komunikasi pengumpulan informasi harga dan
memiliki kemampuan menghubungi petani sayur lainnya dalam lingkungan

terdekatnya adalah orang-orang yang memiliki luas lahan tinggi dan memiliki
pekerjaan lain di luar bertani sebagai pedagang pengumpul. Dalam hal pemasaran
sayur petani anggota Kelompok Tani Tani Jaya lebih memilih memasarkan
sayurnya secara individu. Sehingga individu yang memiliki kemampuan
menghubungi petani sayur dalam lingkungan terdekat merupakan individu di luar
kelompok tani.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang

 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Institut Pertanian Bogor.
 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA
DAN PEMASARAN SAYUR


DESNI UTAMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul Skripsi: Jaringan Komunikasi lnfonnasi Harga dan Pemasaran Sayur
Nama
: Desni Utami
NIM
: 134060369


Disetujui oleh

../

. Lubis MS

. Di etahui oleh
Ketua Depart rfieli"Saips.Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Tanggal Lulus:

2 7 SEP 2r 13

Judul Skripsi : Jaringan Komunikasi Informasi Harga dan Pemasaran Sayur
Nama
: Desni Utami
NIM
: I34060369

Disetujui oleh


Dr Ir Djuara P. Lubis, MS
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
NIP. 19550630 198103 1 003

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Jaringan Komunikasi Informasi Harga dan Pemasaran Sayur”
dengan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, diantaranya:

1. Dr Ir Djuara P. Lubis, MS yang merupakan dosen pembimbing skripsi, dosen
pembimbing studi pustaka serta dosen pembimbing akademik, atas segala
bimbingan, motivasi, saran, dan kesabarannya mencurahkan waktu dan
pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr Ir Sarwititi S. Agung, MS yang telah bersedia menjadi penguji utama dan
Martua Sihaloho, SP, Msi selaku dosen penguji perwakilan departemen dalam
sidang skripsi.
3. Dosen-dosen pada Departemen Sains KPM yang telah memberikan
pengajaran kepada penulis selama perkuliahan.
4. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak M Husen, SPd, MM dan Ibu Nima
Romaita yang telah memberikan segenap kasih sayangnya, motivasi,
dukungannya sehingga penulis tidak kekurangan suatu apapun dan untaian doa
yang tidak pernah putus, serta adik-adikku Alvin Firdaus dan Mia Lestari yang
selalu memotivasi penulis untuk selalu berusaha menjadi contoh yang baik.
5. Suamiku Setyo Dwi Wilopo dan putriku tercinta Sachie Pratami Wilopo
terima kasih untuk dukungan, semangat, doa dan ridhonya.
6. Kelompok Tani Tani Jaya Desa Ciaruteun Ilir, Kelurahan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian.
7. Sahabat-sahabat tersayang dari KPM 43: Rai, Dya, Ipung, Lingga, Dina,

Wulan terima kasih semangat, dukungan moril, dan persahabatan yang penuh
warna.

8. Sahabat-sahabat KSATRIA 43 dan saudari-saudariku JELITA terima kasih
atas perhatian, kasih sayang, dan semangat yang terus diberikan sampai saat
ini. Terima kasih atas bantuan-bantuannya.
9. Trio Macan KPM, Mbak Maria, Mbak Icha dan Mba Dhiny yang sabar sekali
”mencari” penulis jika penulis ”hilang”, semuanya tenaga kependidikan pada
Departemen SKPM-FEMA, yang sangat membantu penulis terkait masalah
administrasi dan kepustakaan selama penulis menyelesaikan studi .

Bogor, September 2013

Desni Utami

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Perumusan Masalah .........................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Kegunaan Penelitian ........................................................................
PENDEKATAN KONSEPTUAL .........................................................
Tinjauan Pustaka .............................................................................
Pengertian dan Konsep Jaringan Komunikasi…………………….
Analis Jaringan Komunikasi………………………………............
Pemasaran Sayuran………………………………………………...
Karakteristik Personal Petani Sayuran…………………………….
Kerangka Pemikiran ........................................................................
METODE PENELITIAN ......................................................................
Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................
Populasi dan Sampel……. ..............................................................
Data dan Instrumentasi…………………........................................
Definisi Operasional Peubah dan Pengukuran……………….........
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……………………..
Gambaran Umum Desa Penelitian..................................................
Lokasi dan Kondisi Fisik.................................................................
Keadaan Penduduk..........................................................................
Prasarana Komunikasi dan Informasi di Desa Ciaruteun Ilir
Profil Kelompok Tani Tani Jaya......................................................
Karakteristik Anggota Kelompok Tani Tani Jaya………………
Tingkat Pendidikan........................................................................
Umur..............................................................................................
Lama Usahatani............................................................................
Jenis Mata Pencaharian Selain Bertani……………………............
Luas Lahan.......................................................................................
JARINGAN KOMUNIKASI INFORMASI HARGA DAN
PEMASARAN SAYUR…………………………..……………...
Jaringan Komunikasi dalam Informasi Harga Sayur.....................
Jaringan Komunikasi dalam Penjualan Sayuran............................
Analisis Jaringan Komunikasi di Tingkat Individu………….........
Sentralitas Lokal..............................................................................
Sentralitas Global.............................................................................
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL ANGGOTA
KELOMPOK TANI TANI JAYA DENGAN JARINGAN
KOMUNIKASI...............................................................................
Hubungan Jaringan Komunikasi Pengumpulan Informasi Harga
Sayur dengan Karakteristik Individu...............................................
Sentralitas Lokal..............................................................................
Luas Lahan.......................................................................................
Pekerjaan Selain Bertani.................................................................

Halaman
1
1
3
3
3
5
5
5
7
12
16
17
20
20
20
21
21
24
24
24
25
26
29
30
30
31
32
32
33
34
34
41
47
48
49
52

52
52
53
53

Sentralitas Global...........................................................................
Luas Lahan.....................................................................................
Pekerjaan Selain Bertani................................................................
Hubungan Jaringan Komunikasi Penjualan Sayur dengan
Karakteristik Individu.....................................................................
Sentralitas Lokal..............................................................................
Sentralitas Global............................................................................
Luas Lahan.......................................................................................
PENUTUP..............................................................................................
Kesimpulan......................................................................................
Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………
LAMPIRAN ..........................................................................................
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………

54
54
55
55
55
56
56
58
58
58
59
62
67

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Batas wilayah Desa Ciaruteun Ilir tahun 2012………….....
Jumlah dan persentase penduduk Desa Ciaruteun Ilir
menurut kelompok usia pada tahun 2012………………….
Jumlah dan persentase penduduk Desa Ciaruteun Ilir
berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2012………………
Jumlah dan persentase penduduk Desa Ciaruteun Ilir
menurut mata pencaharian tahun 2012…………………...
Jumlah dan persentase anggota Kelompok Tani Tani Jaya
menurut tingkat pendidikan tahun 2013…………………...
Jumlah dan persentase anggota Kelompok Tani Tani Jaya
menurut umur tahun 2013………………………………….
Jumlah dan persentase anggota Kelompok Tani Tani Jaya
menurut lama berusahatani tahun 2013……………………
Jumlah dan persentase anggota Kelompok Tani Tani Jaya
menurut jenis mata pencaharian tahun 2013…………….
Jumlah dan persentase anggota Kelompok Tani Tani Jaya
berdasarkan luas lahan yang dikelolah tahun 2013……….
Identifikasi klik dalam jaringan komunikasi petani dalam
informasi harga sayur……………………………………...
Identifikasi klik dalam jaringan komunikasi Kelompok
Tani Tani Jaya mengenai penjualan sayur…………………
Karakteristik personal peran isolate pada jaringan
komunikasi mengenai penjualan sayur……………………
Perbedaan jaringan informasi harga dan penjualan sayur
berdasarkan klik dan peran individu……………………..
Nilai rata-rata, maksimum dan minimum sentralitas lokal
dan sentralitas global petani sayur anggota Kelompok Tani
Tani Jaya berdasarkan topik jaringan komunikasi

Halaman
24
25
25
26
31
32
32
33
33
37
41
44
46
48

15

16
17
18
19

mengenai informasi harga dan penjualan………………….
Perbedaan jaringan komunikasi informasi harga dan
jaringan komunikasi penjualan sayur berdasarkan nilai
sentralitas lokal dan global………………………………
Hubungan antara karakteristik personal dengan sentralitas
lokal pengumpulan informasi harga sayur…………………
Hubungan antara karakteristik personal dengan sentralitas
global pengumpulan informasi harga sayur………………
Hubungan antara karakteristik personal dengan sentralitas
lokal penjualan…………………………………………….
Hubungan antara karakteristik personal dengan sentralitas
global penjualan sayur……………………………………..

51

52
54
56
56

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Star …………………………………………………….
Liason ………………………………………………….
Isolate ………………………………………………….
Neglectee ……………………………………………....
Struktur jaringan komunikasi …………………………
Saluran pemasaran sayuran segar ………….………….
Kerangka pemikiran………………………………...…..
Garis kekerabatan Kelompok Tani Tani Jaya
Jaringan komunikasi petani
sayur
mengenai
pengumpulan informasi harga sayur……………………
Jaringan komunikasi petani sayur mengenai penjualan
sayur……………………………………………………

Halaman
6
6
6
7
10
16
19
30
37
42

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

4

Kuesioner Penelitian……………...…………………….
Nomor responden dan nilai sentralitas lokal serta
sentralitas global………………………………………..
Hasil pengolahan data berdasarkan uji Pearson
karakteristik personal dengan jaringan komunikasi
pengumpulan informasi harga sayur…………...……….
Hasil pengolahan data berdasarkan uji Pearson
karakteristik personal dengan jaringan komunikasi
penjualan sayur………………………………...……….

Halaman
63
65
66

66

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian
Indonesia karena pertanian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
nasional. Peran strategis tersebut adalah (1) pemasok bahan makanan pokok
penduduk, (2) pemasok bahan baku industri, (3) penyedia lapangan kerja terbesar
penduduk, (4) pencipta nilai tambah atau produk domestik bruto (PDB) dan (5)
penghasil atau sumber devisa (Kusnadi 2009 dalam Cindoswari 2012).
Indraningsih et al. (2007) menyatakan baik dari aspek potensi permintaan
pasar maupun aspek potensi produksi mestinya sektor usaha komoditas sayuran
dapat dijadikan sumber akselerasi pertumbuhan sektor pertanian dan sekaligus
memecahkan dua masalah mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini
yaitu masalah pengangguran dan kemiskinan. Dari sisi permintaan, jumlah
penduduk yang besar, kenaikan pendapatan, dan berkembangnya pusat kotaindustri-wisata, serta liberalisasi perdagangan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi permintaan.
Perkembangan agribisnis hortikultura, khususnya sayuran saat ini
menghadapi terbukanya arus informasi yang mendorong pada semakin
berkembangnya desakan produk ekspor maupun impor dan peningkatan selera
konsumen, baik domestik maupun global. Pada era globalisasi ekonomi seperti
Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC),
sebagian pasar domestik Indonesia saat ini telah diisi oleh produk hortikultura
impor dengan kualitas, cara pengepakan, diversifikasi produk, dan penampilan
yang lebih baik serta harga yang bersaing dengan produk domestik (Mulyandari
2011).
Pemerintah mulai menerapkan kebijakan pembatasan impor produk
hortikultura pada bulan Mei 2012. Penerapan pembatasan impor ini dilakukan
dengan tujuan melindungi hasil hortikultura dalam negeri terutama pada masa
panen. Pembatasan impor ini membuat petani harus meningkatkan hasil

pertaniannya baik dalam segi kualitas maupun kuantitas agar terus dapat
memenuhi permintaan pasar.
Permasalahan pokok pengembangan agribisnis sayuran adalah belum
terwujudnya ragam, kualitas, kesinambungan pasokan, dan kuantitas yang sesuai
dengan dinamika permintaan pasar dan preferensi konsumen, permasalahan
tersebut nampak nyata pada produk hortikultura untuk tujuan pasar konsumen
institusi dan ekspor. Permasalahan lain adalah ketimpangan dalam penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, aset utama lahan, modal, dan akses pasar antar
pelaku agribisnis menyebabkan struktur kelembagaan kemitraan usaha pada
komoditas sayuran yang rapuh (Indraningsih et al. 2007).
Peningkatan produksi bagi petani sayuran memerlukan suplai informasiinformasi yang memadai dan dipercaya dalam mencapai tujuannya. Informasi
dirumuskan sebagai ide, fakta, karya imajinatif pikiran, data yang berpotensi
untuk pengambilan keputusan, pemecahan masalah serta jawaban atas pertanyaan
yang dapat mengurangi ketidakpastian (Kaniki 1992 dalam Ihsaniyati 2010).
Informasi akan memberikan pilihan atau alternatif untuk komponen-komponen
dari sistem. Komponen sistem akan mencari informasi untuk mengatasi kesulitan
mereka atau memecahkan masalah mereka. Masyarakat memerlukan informasi
sebagai bahan masukan untuk menghadapi ketidakpastian yang mereka hadapi
(Flor and Matulac 1994 dalam Lubis 2000).
Teori jaringan komunikasi menyatakan dalam pencarian informasi, petani
harus membangun struktur jaringan dengan tetangga dan sumber informasi
lainnya (Littlejohn 1992). Studi jaringan komunikasi merupakan salah satu dari
beberapa pendekatan penelitian yang mempelajari perilaku komunikasi dengan
pendekatan konvergen. Dikatakan demikian karena konsepsi jaringan komunikasi
menekankan bahwa komunikasi sebagai proses yang saling tukar-menukar
informasi (Setiyanto 1993). Analisis jaringan komunikasi merupakan metode
penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana
data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan
beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis (Rogers dan Kincaid
1981).

Berbeda dengan petani yang mengelola komoditas padi dan palawija yang
cenderung masih bersifat pasif, petani sayuran cenderung bersifat proaktif dan
sudah lebih berorientasi pada pasar. Hal ini di antaranya disebabkan oleh harga
komoditas sayuran yang selalu berfluktuasi dan sifatnya yang mudah rusak. Oleh
karena itu jaringan komunikasi petani sayuran pada proses pengumpulan
informasi harga dan pemasaran produk hasil pertaniannya menjadi menarik untuk
diteliti.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah jaringan komunikasi dalam informasi harga dan pemasaran
sayur yang terbentuk di antara petani?
2. Bagaimanakah hubungan karakteristik personal petani dengan jaringan
komunikasi dalam informasi harga dan pemasaran sayur kelompok tani?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan permasalah yaitu:
1. Mendeskripsikan jaringan komunikasi dalam informasi harga dan
pemasaran sayur yang terbentuk di antara petani.
2. Mengetahui hubungan antara karakteristik personal petani dengan jaringan
komunikasi dalam informasi harga dan pemasaran sayur kelompok tani.

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai jaringan
komunikasi, serta sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman ilmiah

dan juga merupakan sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah
diperoleh yaitu dengan meilhat fenomena yang terjadi di lapangan yang
kemudian dikaitkan dengan teori-teori yang sesuai.
2. Bagi masyarakat terutama petani sayuran, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman terhadap jaringan komunikasi petani sayuran.
3. Bagi penentu kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat membantu
perumus kebijakan dan pelaksana program pembangunan pertanian
hortikultura khususnya sayuran

PENDEKATAN KONSEPTUAL

Tinjauan Pustaka
Pengertian dan Konsep Jaringan Komunikasi
Secara sederhana, Beebe dan Masterson (1994) dalam Anty (2002)
mendefinisikan jaringan komunikasi sebagai “siapa berbicara dengan siapa atau
kepada siapa”. Menurut Gonzales dalam Jahi 1993 jaringan komunikasi
dinyatakan sebagai hubungan siapa dengan siapa yang dapat diilustrasikan dalam
sebuah sosiogram yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun
difusi suatu inovasi. Sedangkan menurut Hanneman dan Mc Iver (1975) dalam
Anty (2002), yang disebut dengan jaringan komunikasi adalah pertukaran
informasi secara teratur antara dua orang atau lebih. Pokok perhatian Hanneman
dan Mc Iver adalah adanya pertukaran informasi yang teratur antar individu.
Jaringan komunikasi oleh Rogers dan Kincaid (1981) diterjemahkan
sebagai suatu jaringan yang terdiri dari individu-individu yang saling
berhubungan, yang dihubungkan oleh jaringan informasi yang terpola. Pokok
perhatian Rogers dan Kincaid adalah bahwa jaringan komunikasi terdiri dari
individu-individu yang membentuk hubungan yang relatif stabil.
Berkaitan dengan terbentuknya jaringan komunikasi, Rogers (1983)
menjelaskan bahwa istilah jaringan dalam konteks komunikasi yang mengacu
pada suatu pengelompokkan sejumlah individu atau lainnya yang berinteraksi satu
sama lain menurut pola hubungan tertentu dari waktu ke waktu. Berdasarkan
beberapa definisi jaringan komunikasi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan mengenai definisi jaringan komunikasi yang terkait dengan penelitian
ini, yakni suatu rangkaian hubungan antara individu yang relatif stabil dalam
suatu sistem sosial, sebagai akibat terjadinya pertukaran informasi diantara
individu tersebut sehingga membentuk suatu pola jaringan komunikasi.
Bermacam-macam fungsi yang terdapat dalam jaringan komunikasi oleh
Setiawan 1989 digambarkan sebagai konfigurasi sosiometris, yang terdiri dari:

6

a. Star (Bintang), yaitu orang yang merupakan pemusatan jalur komunikasi
dari beberapa orang dalam jaringan. Contoh pada Gambar 1:

Gambar 1 Star

b. Liason (penghubung), yaitu orang yang menghubungkan dua kelompok
(klik) atau lebih dalam suatu sistem jaringan komunikasi. Contohnya pada
Gambar 2:

Gambar 2 Liason

Individu yang berperan sebagai liason dapat memperlancar proses
komunikasi dalam suatu sistem jaringan dan para liason berada di luar
antara kedua klik yang dihubungkannya.
c. Isolate (pemencil), yaitu orang yang berada dalam lingkungan atau sistem,
tetapi tidak menjadi anggota jaringan. Contohnya pada Gambar 3:

Gambar 3 Isolate

7

d. Neglectee, yaitu orang yang memilih tetapi tidak dipilih. Neglectee adalah
orang yang pernah membicarakan tetapi tidak pernah diajak bicara atau
dijadikan tempat bertanya oleh anggota kelompok lainnya. Contohnya pada
Gambar 4:

Gambar 4 Neglectee

e. Gate keeper, yaitu orang yang berada dalam suatu struktur jaringan
komunikasi, yang memungkinkan dia melakukan kontrol arus komunikasi.
Dalam hal ini gate keeper mempunyai kekuasaan dalam memutuskan
apakah suatu informasi penting atau tidak untuk disampaikan kepada publik.

Analisis Jaringan Komunikasi
Menurut Kincaid dan Rogers (1981) dalam mempelajari tingkah laku
manusia berdasarkan proses komunikasi yang terjadi di antara partisipan dalam
suatu sistem adalah melalui suatu pendekatan analisis jaringan komunikasi.
Analisis jaringan komunikasi merupakan suatu metode penelitian untuk
mengidentifikasikan struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana hubungan
mengenai aliran atau jaringan komunikasi dianalisis dengan menggunakaan
beberapa jenis hubungan interpersonal sebagai unit analisisnya. Kincaid dan
Rogers 1981; Rogers 1983 mengemukakan bahwa kumpulan individu yang saling
berhubungan melalui jaringan informasi yang disebut sebagai jaringan
komunikasi memiliki tingkat struktur tertentu yang sudah stabil.
Individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi memusat terdiri dari
individu-individu yang homofili, yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan

8

hubungan atau kontak sosial dengan orang-orang yang memiliki atribut sama atau
yang sedikit lebih tinggi dari posisi dirinya. Individu yang homofili ini kurang
terbuka terhadap lingkungannya.
Muhammad (1995) menyatakan bahwa untuk mengetahui jaringan
komunikasi serta peranan individu di dalamnya digunakan analisis jaringan. Dari
hasil analisis jaringan dapat diketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-orang
dalam organisasi serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan suatu kelompok
dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam
organisasi.
Ada tiga tipe analisis hubungan yang dapat digunakan untuk menganalisis
bagaimana hubungan perilaku komunikasi:
a. Pada tingkat jaringan komunikasi personal
Tingkat jaringan komunikasi personal merupakan tingkat terbawah, ciri
struktural yang penting adalah derajat dimana seseorang terintegrasi dengan
individu-individu lainnya dalam jaringan komunikasi. Intergrasi jaringan
komunikasi personal ialah derajat dimana hubungan-hubungan komunikasi
ada di antara anggota jaringan individual jaringan komunikasi. Semakin besar
jumlah hubungan ini, maka semakin besar derajat integrasi hubungan jaringan
komunikasi khususnya secara individual. Derajat integrasi pada jaringan
komunikasi ini berhubungan dengan peranan khusus komunikasi dalam suatu
sistem, misalnya liason dan topik-topik percakapan yang berbeda.
b. Pada tingkat klik
Pada tingkat klik, berbagai variabel struktural yang dapat dipertimbangkan
untuk diukur adalah: (1). Keterhubungan klik, yakni derajat para anggota
suatu klik berhubungan satu sama lainnya, melalui arus komunikasi (2).
Kedominan klik, yakni derajat dimana pola-pola hubungan komunikasi antar
klik tidak memungkinkan adanya kesamaan (3). Keterbukaan klik, yakni
derajat dimana anggota-anggota suatu klik saling bertukar infomasi dengan
klik-klik yang ada di luarnya (4). Keintegrasian klik dalam jaringan yang lebih
luas, dapat diukur dengan ada tidaknya penghubung yang menghubungkan
klik dengan jaringan yang lebih luas.

9

c. Pada tingkat sistem
Pada tingkat sistem, kita dapat melakukan beberapa analisis: (1). Keterbukaan
sistem, yakni derajat dimana klik-klik dalam suatu sistem berkaitan dengan
sistem lainnya melalui arus komunikasi (2). Kedominan sistem, yakni derajat
dimana polapola hubungan komunikasi antar klik dalam suatu sistem sosial
yang tidak memungkinkan adanya kesamaan (3). Keterbukaan sistem, yakni
derajat di mana anggota-anggota suatu klik saling bertukar infomasi dengan
lingkungannya.
Jadi pada hakekatnya, suatu jaringan komunikasi adalah hubungan-hubungan
yang bersifat homofili, yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan hubungan
dengan orang yang mempunyai atribut yang sama dengan dirinya. Namun
demikian bukan berarti suatu jaringan komunikasi hanya dapat terjadi pada orangorang yang memiliki atribut yang sama saja, karena hubungan komunikasi yang
terjadi dalam jaringan akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku orangorang yang terlibat didalamnya. Dalam penelitian mengenai jaringan komunikasi,
biasanya terdapat beberapa prosedur penelitian, yaitu:
a. Tahap pengidentifikasian klik-klik yang terdapat dalam keseluruhan sistem
b. Tahap pengidentifikasian peranan khusus yang ada dalam jaringan, seperti
star, liason, gate keeper.
c. Tahap pengukuran berbagai indeks ukuran struktur komunikasi pada individu,
klik atau sistem (Setiawan 1989).
Selanjutnya, Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau model
jaringan komunikasi ke dalam jaringan personal jari-jari (radial personal
network) dan jaringan personal saling mengunci (interlocking personal network).
Model jaringan personal saling mengunci mempunyai derajat integrasi yang
tinggi, terdiri dari individu yang homofili namun kurang terbuka terhadap
lingkungannya serta informasi bersifat memusat dan menyebar. Sedangkan
jaringan personal jari-jari mempunyai derajat integrasi yang rendah, namun
mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Krech et al. 1962 dalam
Devito 1997 menyatakan bahwa bentuk umum dari struktur jaringan komunikasi

10

yang terbentuk pada suatu sistem terdiri dari lima yaitu: lingkaran, semua saluran,
rantai, roda, dan bentuk Y. Seperti terlihat dalam Gambar 5:

Lingkaran

Semua Saluran

Roda

Rantai

Y

Gambar 5. Struktur jaringan komunikasi

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota kelompok berada
dalam posisi yang sama. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama
dengan struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya
memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Struktur
rantai sama dengan struktur lingkaran, kecuali orang yang paling ujung hanya
dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Srutuktur roda mempunyai
pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Struktur Y relatif kurang
tersentralisasi dbandingkan dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi
dibandingkan pola yang lainnya.

11

Ada tiga kerangka pemikiran Rogers dan Kincaid (1981) dalam meneliti
jaringan komunikasi dalam hubungannya dengan karakteristik dan perubahan
perilaku individu:
1. Secara langsung variabel karakteristik individu dan variabel jaringan bersamasama berpengaruh terhadap perubahan perilaku individu
2. Variabel jaringan berperan sebagai perantara antara variabel karakteristik
individu dengan perubahan perilaku, sehingga hanya variabel jaringan yang
berpengaruh terhadap perubahan perilaku individu
3. Pada beberapa kasus perubahan perilaku sebagai dependen variabel
dipengaruhi oleh jaringan, namun variabel ini dikontrol oleh variabel
karakteristik individu
Selain itu dalam jaringan komunikasi juga dikenal istilah yang
mengungkapkan hubungan antar manusia dalam berbagi informasi, yaitu (1)
tingkat keeratan (Connectedness Index) adalah derajat keeratan hubungan antara
anggota jaringan yang satu dengan yang lainnya, (2) tingkat keragaman (Diversity
Index) adalah sedikit banyaknya hubungan komunikasi yang terjadi antara
anggota jaringan komunikasi, (3) tingkat integrasi (Integration Index) adalah
keadaan anggota suatu jaringan yang dapat berhubungan dengan anggota lain
dalam jaringan yg ditunjukkan langkah-langkah hubungan komunikasi, (4) tingkat
keterbukaan (Openness Index) adalah tingkat keterbukaan hubungan anggotaanggota klik terhadap individu lain yang berada di luar klik tersebut dalam suatu
jaringan komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981).
Scott (2000) menyatakan indikator terhadap jaringan komunikasi dapat
dilihat dari beberapa derajat pengukuran yakni:
1. Keterhubungan (connectedness)
Connectedness adalah derajat dimana angota-anggota sistem berhubungan
dengan anggota-anggota lain dalam sistem. Nilai connectedness diukur
dengan membandingkan semua ikatan yang sedang terbentuk dengan
kemungkinan hubungan yang mungkin terjadi.

12

2. Keterjangkauan (reachability)
Reachability adalah jumlah hubungan yang menghubungkan seseorang
individu dengan individu lain dalam jaringan.
3. Resiprositas (reciprocity)
Adalah persetujuan dua orang tentang eksistensi hubungan mereka.
4. Kepadatan (density)
Konsep kepadatan menggambarkan level untuk keterhubungan individu dalam
sosiogram.
5. Sentralitas (centrality)
Merupakan pengukuran terhadap jaringan komunikasi yang ditemukan dalam
konsep sosiometri sebagai “star” yakni orang yang popular dalam
kelompoknya atau yang berdiri di pusat perhatian.
6. Kebersamaan (betweeness)
Freeman 1979 dikutip oleh Scott 2000 mengusulkan konsep betweeness.
Konsep ini mengukur sejauh mana individu terletak di antara individuindividu lain pada sosiogram.

Pemasaran Sayuran
Pertanian merupakan suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia (Nasoetion
2002). Sedangkan menurut Leuwis (2004) pertanian memiliki fungsi untuk
memproduksi makanan dan non makanan, tanaman atau produk-produk hewani.
Adapun produk pertanian antara lain: buah-buahan, sayuran, bunga dan makanan
olahan. Singkatnya pertanian merupakan segala kegiatan manusia, mencakup
bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Menurut Mosher 1966 dalam Tamba 2007, petani adalah orang yang
mengubah tanam-tanaman dan hewan serta sifat-sifat tubuh tanah supaya lebih
berguna baginya dan manusia lainnya. Selanjutnya, dijelaskan bahwa petani
sebagai orang yang menjalankan usahataninya, di samping sebagai juru tani
sekaligus juga pengelola (manajer). Menurut Soejitno 1968 dalam Tamba 2007,
batasan pengertian tentang petani adalah sebagai penduduk atau orang-orang yang

13

untuk sementara atau secara tetap memiliki dan atau menguasai sebidang tanah
pertanian dan mengerjakannya sendiri, baik dengan tenaganya sendiri (beserta
keluarganya) maupun dengan menggunakan tenaga orang lain atau orang upahan.
Termasuk dalam pengertian menguasai di sini adalah: menyewa, menggarap
(penyakap), mamaro (bagi hasil), sedangkan buruh tani tak bertanah tidak masuk
tidak masuk dalam kategori petani.
Petani adalah pengusaha, terlepas dari kelas mana berada, bergantung pada
skala usahanya (Cindoswari 2012). Dengan demikian, petani sayuran dapat
didefinisikan adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memelihara produk pertanian sayuran, dengan harapan untuk memperoleh
hasil dari produk pertanian sayuran tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain (Hapsari 2012).
Berbeda dengan petani yang mengelola komoditas padi dan palawija yang
cenderung masih bersifat pasif, petani sayuran cenderung bersifat proaktif dan
sudah lebih berorientasi pada pasar. Hal ini di antaranya disebabkan oleh harga
komoditas sayuran yang selalu berfluktuasi dan sifatnya yang mudah rusak.
Sistem informasi yang handal baik untuk teknologi budidaya khususnya pola
(jadwal) tanam maupun untuk pemasaran hasil komoditas sayuran sangat
diperlukan untuk dapat mendorong pada keberdayaan petani sayuran (Hapsari
2012).
Nasoetion (2002) menjelaskan bahwa jauh sebelum para petani padi di
Indonesia mengenal sarana produksi pertanian seperti pupuk dan obat
pemberantas hama dan penyakit, para petani sayuran sebenarnya sudah lebih
dahulu menggunakan sarana produksi seperti itu. Petani sayuran pada mulanya
hanya berkembang usahanya di dekat kota-kota besar yang padat penduduknya,
karena untuk pemasaran sayuran itu diperlukan pasar yang dekat. Hal itu
disebabkan sayuran tidak tahan lama. Sekarang ini pola itu mulai berubah karena
teknologi pascapanen sudah mulai berkembang sehingga cara mengemas dan cara
menyimpan bahan kemasan di dalam ruang yang disejukkan sangat membantu
para petani sayuran untuk memasarkan hasil pertaniannya ke tempat yang lebih

14

jauh. Daerah produksi sayuran di Indonesia ialah Tanah Karo untuk daerah
pemasaran Medan dan Singapura, Bukit Tinggi untuk Padang, Pengalengan untuk
Bandung, Bogor, dan Jakarta, Puncak/Sindanglaya untuk Bogor dan Jakarta, Batu
untuk Malang dan Surabaya. Salah satu kelemahan dalam peningkatan mutu hasil
pertanian sayuran ialah bahwa jenis-jenis unggul belum cepat dimanfaatkan oleh
para petani karena belum banyak pengusaha yang berani menanamkan modalnya
dalam budang penangkaran bibit unggul.
Rahardi et al. (1993) dalam Hapsari (2012) menjelaskan bahwa sayuran
dapat digolongkan pada jenis sayuran komersial dan non komersial. Komersial di
sini berarti sayuran tersebut mempunyai banyak peminat meskipun harganya
relatif rendah atau sayuran tersebut diminati kalangan tertentu dengan harga tinggi
atau mempunyai peluang bagus untuk komoditi ekspor.Idealnya seseorang
mengkonsumsi sayuran sekitar 200 gram per hari. Berarti penduduk Indonesia
yang berjumlah sekitar 170 juta jiwa memerlukan 34000 ton sayuran per hari.
Jumlah total kebutuhan sayuran merupakan potensi yang besar bagi pasar sayuran.
Hapsari (2012) menyatakan diperlukan suatu penanganan yang baik mulai
dari perencanaan tanam hingga pemasarannya ke konsumen untuk menghasilkan
sayuran komersial yang segar dan bermutu tinggi dengan harga yang layak dan
keuntungan yang memadai. Kesemuanya ini tercakup dalam manajemen sayuran
komersial yang merupakan suatu kasus manajemen yang bersifat unik. Ada tiga
aspek pokok yang penting diketahui dalam bisnis apapun termasuk bisnis sayuran.
Ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek produksi, yaitu proses kegiatan manajemen yang diterapkan dalam
sistem produksi. Manajemen produksi mencakup tentang perencanaan
produksi dan pengendalian proses produksi yang di dalamnya terdapat pula
pengambilan keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi untuk
jangka pendek menengah atau panjang. Dengan demikian diharapkan
pengusaha dapat diharapkan berproduksi secara efisien.
2. Aspek pemasaran, yaitu kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi ke
tangan konsumen dengan harga yang layak. Untuk melakukan pemasaran

15

diperlukan manajemen yang baik agar pengusaha mendapatkan keuntungan
yang diharapkan.
3. Aspek keuangan, yaitu kegiatan pengelolaan keuangan dalam suatu usaha. Di
dalamnya termasuk pula bagaimana cara mendapatkan dan mengalokasikan
dana untuk suatu rangkaian kegiatan usaha (bisnis).
Usaha sayuran komersial membutuhkan suatu manajemen yang sifatnya unik.
Keunikan ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain: produksi sayuran
komersial tidak dipengaruhi musim, komoditi sayuran komersial relatif mudah
rusak, usianya pendek (sayur musim) dan dalam pengusahaannya membutuhkan
perawatan yang relatif intensif. Dalam bisnis sayuran manajemennya dapat
didefinisikan sebagai kegiatan menghasilkan dan mendistribusikan pada
pengusaha atau langsung pada konsumen, dan memrosesnya bila mungkin.
Helmy (2008) menyatakan terdapat tiga pasar dasar dalam pemasaran
sayuran, yaitu: (1) shipping points market, (2) wholesale market, (3) dan retail
markets. Shipping point market berlokasi di dekat sentra produksi. Tujuan pasar
ini adalah mengumpulkan produk sayuran dari beberapa petani, menangani proses
pasca panen produk sayuran (termasuk di dalamnya pembersihan, pemisahan,
pengkelasan, pengemasan, dan penyimpanan), dan mengalokasikan ke pasarpasar. Terdapat beberapa bentuk perusahaan pengumpul, seperti packers
(perusahaan pengepak), shippers (perusahaan pengangkutan), agents (agen),
brokers (pedagang perantara), dan buying offices. Wholesale market atau pasar
grosiran biasanya terdapat di daerah dengan populasi penduduk yang tinggi.
Mereka melalui saluran distribusi yang panjang, yaitu dari pedagang pengumpul,
kemudian memecahnya menjadi unit yang lebih kecil (smaller lots), dan
menjualnya ke perusahaan-perusahaan retail (pasar-pasar modern). Pada akhirnya
perusahaan-perusahaan

retail

menjualnya

ke

tangan

konsumen.

Pada

kenyataannya, mekanisme saluran distribusi sayuran tidak hanya terpatok pada
sistem yang sudah dijelaskan di atas, penjualan langsung dari petani ke konsumen
tetap mungkin terjadi. Untuk lebih lengkapnya, saluran pemasaran produk sayuran
menurut Kohls dan Uhl (2002) dalam Helmy (2008) dapat dilihat pada Gambar 6.

16

Konsumen

Toko-toko Makanan:
Retail, supermarket,
pasar-pasar sayuran

Perusahaan Jasa
makanan: Restoran

Perusahaan Pengumpul:
Koperasi, petani-perusahaan
pengepak, assamblers, agen dan
pedagang perantara, kantor-kantor
pembelian

Gambar 6. Saluran pemasaran sayuran segar

Karakteristik Personal Petani Sayuran
Karakteristik personal atau yang disebut juga dengan karakteristik
individual (individual characteristic) merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan
lingkungannya (Cindoswari 2012). Kotler dalam Zahid (1997) mengemukakan
bahwa karakteristik individu dapat diklasifikasikan ke dalam karakteristik
demografik dan karakteristik psikografik. Karakteristik demografik mencakup
umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur kehidupan keluarga, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, ras, kebangsaan dan tingkat sosial. Sedangkan karakteristik
psikografik meliputi gaya hidup dan kepribadian.

17

Menurut Lionberger (1960), karakteristik individu merupakan aspek
personal seseorang yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologisnya.
Petani kecil menurut Soekartawi et al. (1986) yang dikutip oleh Soekartawi
(2005) memiliki karakteristik diantaranya (1) pendapatan rendah yakni kurang
dari 240 kg beras per kapita per tahun, (2) berlahan sempit yakni kurang dari 0.25
ha sawah di Jawa atau 0.5 ha di luar Jawa, (3) kekurangan modal dan memiliki
tabungan terbatas dan (4) berpengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Aziz (2000) mengemukakan bahwa beberapa penelitian menyatakan
bahwa profil petani yakni umur, pendapatan, luas lahan yang dimiliki, jumlah
tanggungan keluarga, partisipasi dalam kelompok dan jarak ke sumber informasi
berhubungan dengan upaya memperoleh informasi melalui saluran komunikasi
interpersonal maupun media massa. Sedangkan Shiddeqy (2001) menyimpulkan
bahwa karakteristik individu seperti umur, pendidikan formal, pendidikan non
formal, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendapatan dan luas lahan garapan
berhubungan nyata dengan perilaku komunikasinya.

Kerangka Pemikiran
Salah satu permasalahan pertanian Indonesia adalah tingkat kesejahteraan
petani. Padahal petani sebagai aktor penting dalam menggerakkan pembangunan
pertanian pada kenyataannya masih belum dapat memaksimalkan perannya
sebagai produsen pangan. Hal ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang
dialami petani, mulai dari sulitnya mengakses bibit hingga sulitnya mengakses
pasar. Berbagai hambatan sebagian besar dapat di atasi dengan tersedianya sistem
informasi yang terpadu serta sumber-sumber informasi yang kredibel. Hal ini
akan membantu petani dalam memberikan pilihan pengambilan keputusan yang
berguna untuk mengantisipasi kerugian bagi usahataninya.
Petani sayur memiliki keunikan tersendiri dibanding petani lainnya.
Dikarenakan sifat sayur yang mudah rusak dan harganya yang fluktuatif maka
pemasaran sayur harus bersifat proaktif. Sayangnya informasi pemasaran sayur
seringkali dimonopoli oleh satu pihak yang menyebabkan kerugian bagi petani
sayur.

Oleh

karena

itu,

dalam

meningkatkan

kesejahteraannya

petani

18

membutuhkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya. Informasi yang
dibutuhkan dalam konteks ini adalah informasi mengenai harga sayur dan
permintaan pasar yang berimplikasi pada pemasaran sayur yang tepat bagi petani.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan individu petani
sayur dalam mengakses individu lain dan sumber informasi dalam sebuah
jaringan. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar individu yang
berkomunikasi. Penelitian ini akan melihat hubungan antara karakteristik individu
petani sayuran dengan jaringan komunikasi yang terbangun antar petani tersebut.
Penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran yang diajukan Rogers dan
Kincaid (1981), dimana karakteristik individu diduga berhubungan dengan
variable jaringan komunikasi. Hubungan antara petani sayuran berbeda-beda,
tergantung pada karakteristik individu. Variabel karakteristik individu diukur
melalui umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pengalaman berusahatani, dan
pekerjaan sampingan di luar bertani.
Aspek kajian jaringan komunikasi meliputi peranan individu dan indikator
jaringan komunikasi. Peranan individu ditunjukkan dengan peranannya sebagai
bintang, jembatan, penghubun atau pencilan dalam sistem sosial. Indikator
jaringan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengukuran menurut
Freeman 1979 dalam Scott 2000 yang terdiri dari sentralitas lokal dan sentralitas
global. Sentralitas lokal dipilih karena dapat memberikan gambaran tentang
kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan individu lain dalam
sistem sosial di lingkungan sekitar dirinya sendiri. Dipilihnya sentralitas global
karena dapat menggambarkan kemampuan seseorang dalam mengakses semua
individu anggota sistem secara keseluruhan. Diduga semakin tinggi tingkat
kemampuan petani dalam menghubungi individu lain atau sumber informasi
lainn